LOMBA
PUISI BM 25
Selalu Saja Aku Jatuh Cinta Pada-Mu ---1
Aku
telah memanggil-Mu dalam keheningan
Aku
menangis
Kubawa
ceritaku kehadapan-Mu
Dan
Engkau memelukku erat
Malam
itu, aku terlelap di pangkuan-Mu
(Venice
Rahayu), 27 Mei 2022
Aku terpukau oleh goresan pena --- 2
Anganku
melayang inginkan sama
Merenda
kata menjadi sebuah makna
Melaju
menyatukan diri dalam sebuah komunitas
Untuk
mencari sebuah identitas
Sudahkah
aku pantas
Meraih
gelar penulis ?
Meski
tertatih, tak buatku lelah
Apalagi
pasrah
Bersama
sahabat dalam satu wadah
Torehkan
karya agar kelak menjadi sejarah
Dikenang
sepanjang jaman tak lekang dalam kisah
Abadi
dan terlukis dalam goresan pena sejarah
Mutmainah,
Lebak 27 Mei 2022
Menoreh malam sayu diterpa angin ---3
Sejak
siang aku asyik dengan bidadari kecilku
Bias
bias secercah harapan pertemuan di majlis ilmu
Gairah
menulis puisi menggugah nafsuku
Menjelma
merangkai kata mengukir asaku
Purnama di renggut paksa oleh pagi… 4
Terpecah
dan tiap lengkungannya runtuh.
Pagi
menyulut dengan rona angkuh.
Memuntahkan
cahaya hingga purnama pucat pasih.
Mendekap
mendekap dan terus mendekap.
Hingga
purnama terhangati dalam pelukan pagi.
Berbalut
ketidak warasan.
Di
sanggul oleh kemunafikan.
Purnama
menjelma menjadi sepasang kekasih.
Mesra
meneguk tiap tegukan kopi yang tersaji di setiap pagi.
Kini
purnama terus menyatu.
Menyisakan
luka sayatan tanpa ada obat penawar.
Mata
yang terus menunggu di sudut malam.
Melihat
ke elokan cahayanya hanya bisa terisak tanpa air mata.
Mengalir
hanya ke dalam sukma.
Aku
bungkam rindu, menua lah dalam luka ku
yang belum kunjung sembuh..
Sudut
sendu,
Yandri
Novita sari, 27 Mei 2022
Malam penuh gairah ….5
Mendengar
Suara merdu
Siapakah
gerangan..?
Membuatku
enggan beranjak
Menikmati
lirik dan sajak
LORONG LORONG KEHIDUPAN …. 6
Pojok pasar legi
Toko toko masih tertutup rapi
Jalanan
lengah sepi
Suara
kendaraan tak berbunyi
Orang
orang kaya masih dalam mimpi,
Berselimut kain tebal penghangat diri
Kulangkahkan
kaki menuju pasar pagi
Bermodalkan
semangat dan harga diri
Menunggu
pelanggan yang sudi memakai jasa diri ini
Memanggul
barang seorang diri
Rupiah demi rupiah kukumpulkan untuk menyambung hidup ini
Ketika
sang fajar menanpakan diri,
Badanku
sudah bermandikan keringat membanjiri
Walaupun
yang kudapat tak sebanding dengan tenagaku.
Ini
yang kubisa lakukan demi kehidupanku
Ketrampilan
tak kumiliki, apalagi ijazah perguruan tinggi.
Semua
kujalani tanpa menyesali pemberi kehidupan ini
Siswa ku …. 7
Di
pagi yang cerah
Sambil
berlari kecil
Ku
sambut kedatangan mu
Di
madrasah idola kita
Ilmu
pengetahuan kau jemput dengan suka cita
Wajah
ceria selalu ada
Semangat
belajar ada di dada
Menjemput
jemput keberhasilan
Indaryati
FATAMORGANA … 8
Kataku itu luar biasa
Namun
katamu tu Biasa
Milikku
itu istimewa
Milikmu
juga istimewa
Bahagia
itu apa sesungguhnya
Apakah
banyaknya harta
Ataukah
kecukupan dengan yang ada
Setiap
orang punya arti berbeda
Bahaga
itu bagaimana
Apakah
terwujudnya semua asa
Ataukah
kesyukuran atas apa yang diterima
Sekali
lagi setiap kita punya makna yang berbeda
Aku dan dia … 9
Aku
tak kenal dirimu
Tapi
engkau mengenalku
Aku
tak tahu apa yang harus kuperbuat padamu
Tapi
mungkin kan itu terjadi
Semuanya
ku serahkan pada sang pencipta
Ham🙏🙏
Rimiati, MAN Kota Palangka Raya
Sang Maha Pengatur ------- 10
Senja
mulai merambah
Sang
surya mulai rendah
Burung
mengepak sayap
tuk pulang
bersandar di parebahan
Waktu
sudah teratur
Bagi
makhluk yang bersyukur
Sutradara
kehidupan maha pengatur
Jangan
mengelak untuk bersyukur
Semburat merah warna senja itu …. 11
Matahari
siap terbenam tak tampak
Awan
pun enggan bergerak
Hingga
langit tampak bersih
Prahara
senja terjadi bikin perih
Emosi
bocah meluap ke jalanan
Tatkala
kejailan bersama teman
Kucoba
menunggu keraguan itu
harapku
tak akan terjadi kala itu
Namun
yang kuinginkan tak kunjung ada
belaian
kasih sayang itu sirna
nasehat
bijak hanya dalam asa
kata-kata
bujukan indah sekedar mimpi belaka
Tiada
tampak olehku wajah muram lagi dingin
mulut
bungkam tak terucapkan
diam
membisu bagai gerigi gusi dikunci
tatapan
mata kosong tiada arti
sedih
kumelihat cakrawala
Apakah
tanda cinta di angkasa ?
apakah
tanda sayang di alam semesta ?
aku
sungguh takut pada diri juga dunia
keraguanku
terjadi
Hati
tetap harus kuat menjalani
Kupasrahkan
semua pada Illahi
Semoga
slalu dilindungi
Hatiku tak sedang bergairah ---- 12
Tulang-tulangku
terasa patah
Badanku
merasa lelah
Karena
hariku menghadapi beberapa masalah
Tuhan,
bantu aku
Topik
pertemuan malam ini kesukaanku
Tetapi
mengapa
Nyaliku
untuk fokus entah di mana
Semoga
galau ini tak berlanjut
Kuambil
minuman penghangat perut
Sesekali
kakiku kuurut
Berharap
jiwa dan raga jadi penurut
Puisi Rinduku ---- 13
Oleh
Arofiah Afifi
Banyak
kata yang tak sanggup diuraikan
lisan , Berjuta rasa tak sanggup
terungkap dalam ucapan,
Merajut
kisah penuh kasih asmara
Menembus awan menggoncang samudra keabadian
RASA …. 14
Aku takut sepi
Aku sesak dipeluk
sepi.
Sepi melelahkan ragaku
Ku harap rasa ini berlalu
Putri kecilku ---- 15
Kau
ingatkan daku
Kau
buat diri terharu
Kala
aku sakit
Kau
selalu bangkit
Tingkahmu
yang lucu
Padamkan
amarahku
Kaulah
secercah harapan
Remukkan
sebuah penderitaan
Galauku Bukan Mauku ---- 16
Hatiku
tak sedang bergairah
Tulang-tulangku
terasa patah
Badanku
merasa lelah
Karena
hariku menghadapi beberapa masalah
Tuhan,
bantu aku
Topik
pertemuan malam ini kesukaanku
Tetapi
mengapa
Nyaliku
untuk fokus entah di mana
Semoga
galau ini tak berlanjut
Kuambil
minuman penghangat perut
Sesekali
kakiku kuurut
Berharap
jiwa dan raga jadi penurut
Elen
Pakpahan,Kab. Bogor, 27 Mei 2022
Rindu --- 17
Rasa ini entah mengapa datang menggebu-gebu
Oktavia
Hadianingsih, Palangka Raya, 27 Mei 2022
JANGAN MENGHINDAR …. 18
Mengagumimu
sang mentari
yang
memberi kehangatan namun mengapa kita menghindarinya dengan bertopi?
Kita
menantikan turunnya hujan yang menyuburkan dan menyegarkan
namun
mengapa kita berlindung darinya dengan berpayung?
Kita
mengharapkan hembusan angin yang membawa kesejukan namun mengapa kita justru
bersembunyi di balik jaket yang tebal?
Rahmat
Allah tercurah bagi kita seperti air hujan yang menyuburkan, seperti sinar
mentari yang menghangatkan dan seperti hembusan angin yang meneduhkan hati.
Namun
kita sering lari menghindar dan bersembunyi dariNya.
Bukan
Tuhan yang tidak sayang dan memerhatikan hidup kita,
bukan
Tuhan TIDAK mendengarkan doa kita, bukan Tuhan yg TIDAK memberkati kita,
tetapi
kita sendiri yang sering menghindar dariN…
IBU ----- 18
Ibu, Engka
u wanita yang agung nan mulia
Sungguh
hebat engkau bagi ananda
Lapang
dada sifatmu tanpa jeda
Tanpa
pamrih membesarkan hingga dewasa
Pengorbananmu
tak akan terbayarkan
Demi
anakmu tersayang kau rela berkorban
Tangismu
sedihku saling merasakan
Senyummu
semangatku sepanjang zaman
Ridomu
keberhasilanku
Restumu
kedamaianku
Kaum
hawa yang mulia
Jasamu
terukir indah dalam jiwaku
Kasihmu
kasihku
Sayangmu
sayangku
Kebahagianmu
kebahagianku
Tanpamu
aku tak akan punya makna dalam hidupku
Terpaku pada masa lalu ….. 19
Tepaku
diriku ingat masa lalu
Enak
dirasa kasih beribu
Sekarang
masa sudah berlalu
Relung
kalbu semakin terngungu.
Ah,
kemana aku akan mengadu
Mengharap
kasihan pada pilu
Hanya
terpikir pada Yang Satu
Ampunan
dan rahmat-Mu Selalu ku tunggu
Biarkan
aku terngungu
Dihadapan
yang maha Syahdu
Kalbuku
berharap hanya pada- Mu
Ya
rabb, engkaulah yang mahatahu.
RAUT SENJA DI BUMI RIAU ---- 20
Karya
: Ai Sumarni
Andai
matahari merapat ke haribaannya
Indahnya
alam menyapa dunia
Menepis
sanubari pilu luruhkan luka
Lembayung
menghalau gundah gulana
Raut
senja tersenyum bahagia
Menghiasi
Bumi Riau mempesona
Andai
bulan tenggelam di lautan bintang
Cahayanya
memudar seakan bilang
Tak
peduli jika ada yang hilang
Kami
kan selalu terus berjuang
Pesona
Riau nan indah dipandang
Dalam
genggaman masa gemilang
Andai
mentari pagi tiba berseri
kan
kuukir sebuah prestasi
Emban
tugas untuk mengabdi
Balas jasa pada tuan negeri
Tak
kenal lelah kurajut janji
Bangun
persada Riau kekal lestari
Andai
matahari mengukir hari
seberkas
cahaya menyinari sanubari
Menerangi
hamparan bumi bestari
Bumi
lancang kuning tempatku berdiri
Kan
kuraih mimpi …
Deburan Ombak ---- 21
Tatkala
senyapnya malam
Deburan
ombak terdengar jelas
walau
jarak pantai nan jauh
Miris
hati ini mendengarnya
Nyali
menjadi ciut
Merasakan
diri sangat kecil
Tak
mampu segalanya
Tanpa
kuasa Sang Ilahi
Tetes-tetes
air mata
Kian
lama semakin menderas
Sesalkan
semua yang telah berlalu
Kini tobat yang harus dilakukan
Berjanji
untuk berjalan lurus
Seperti
ajaran dan perintahNya
UANG ---- 22
Semua
butuh uang, tapi bukan uang yg mencipta dan mengatur manusia.
Manusialah
yg mencipta dan seharusnya mengatur uang.
Dengan
uang kamu dapat menyenangkan banyak orang namun tidak dapat membeli cinta
mereka.
Dengan
uang kamu dapat membangun tempat ibadah, namun bukan ibadah dan imanmu.
Uang
memang penting tapi bukan segalanya…
Berharap pada Yang Satu ---23
Karya:
Misdawati
Terpaku
pada masa lalu
Enak
dirasa kasih beribu
Sekarang
masa sudah berlalu
Relung
kalbu semakin terngungu.
Ah,
kemana ku kan mengadu
Mengharap
kasihan pada pilu
Hanya
terpikir pada Yang Satu
Ampunan
dan rahmat-Mu
Selalu
ku tunggu
Biarkan
aku terngungu
Dihadapan
yang maha Syahdu
Kalbuku
berharap hanya pada- Mu
Ya
rabb, engkaulah yang mahatahu.
Ini
puisi ke 19 Ya bun....
Lupa
kasih judul dan nama🙏🙏
Pahlawanku --- 24
Oleh
: Agus Winarno
Wahai
pahlawan, Kau sangat berjasa bagi negeri ini
Panas
hujan badai kau lalui
Tiada
henti memperjuangkan negeri ini
Untuk
sebuah kemerdekaan
Wahai
pahlawan, Dengen berani dan gigih
Kau
berjuang demi negeri ini, berkorban demi negeri ini
Tak
peduli apapun yang terjadi
Walau
pilihan antara hidup dan mati
Kau
taruhkan nyawa demi negeri
Kau
rela mati demi negeri
Perjuangan
negeri ini
Akan
selalu melekat di hati kami
Oh
pahlawanku
Kau
sekarang telah tiada
Hanya
dari foto yang bisa kami liat
Tapi
ingat, Perjuanganmu akan selalu kami kenang
SATU HAL SAJA
---- 25
Satu
hal saja, dapat mengubah hidup kita dan orang lain.
Satu
cinta mampu menghasilkan pohon perdamaian.
Satu
tindakan saja, dapat mengubah dunia.
Walau hanya satu hal, namun pikirkan dahulu satu hal yang akan engkau berikan dari hidup…
SATU HAL SAJA
---26
Satu
hal saja, dapat mengubah hidup kita dan orang lain.
Satu
cinta mampu menghasilkan pohon perdamaian.
Satu
tindakan saja, dapat mengubah dunia.
Melupakanmu ----- 27
Berat
rasanya meninggalkanmu dan mustahil
bagiku untuk dapat melupakanmu.
laksana
embun pagi yang harus rela menyingkir karena hadirnya mentari pagi.
Maafkan
diriku, semua ini kulakukan demi cinta dan cita-cita.
Rosweni
Tolitoli 27 Mei 2022
Kawan --- 28
Karya
Nurkhotijah
Tiada
kira,tiada rasa terakhir kita berjumpa
Kemarin
kita bersua,berkata,bercanda
Kini
kau telah tiada untuk selamanya
Kembali
kepada pemik semesta
Rasa
perih di dada
Rasa
tak percaya
Rasa
tak kuasa
Semua
menyatu dalam jiwa
Hanya
untaian doa
Hilangkan
kesedihan didada
Ikhlaskan
jiwa, bertemu di Syurga-Nya
Semoga
doaku dikabulkan sang Maha segala-Nya
TAK ADA YANG KEBETULAN
--- 29
🌿Pernahkah...
Saat
kau duduk santai dan menikmati harimu dan tiba-tiba kamu terpikirkan ingin
berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?
Itu
adalah Tuhan.
Yang
sedang berbicara denganmu & mengetuk hatimu.
🌿Pernahkah..
Saat
kau sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan
tempat curhat?
Itulah
saatnya dimana Tuhan ingin agar kamu berbicara padaNYA.
🌿Pernahkah...
Kamu
tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba
orang tersebut muncul atau kamu bertemu dengannya atau menerima telepon
darinya?
Itu
adalah Kuasa Tuhan yang sedang menghiburmu. Tidak ada yang namanya kebetulan...
🌿Pernahkah...
kamu
mengharapkan sesuatu yang tidak terduga yang selama ini kamu inginkan tapi …
Melepasmu dalam Kenang Terindah ---- 30
Anganku
melayang
Terbawa
lamunan nan jauh ke sukma
Menebar
harum dalam setiap makna.
Berawal
dari goresan kata, mengalir menjadi bait bait rasa
Dari
sebuah titik menjelma garis yang berlalu lalang
Sebuah
jumpa menjadi kebersamaan
Lebih
tepatnya menjelma keakraban.
Kini
terucap salam perpisahan
Lajur
kehidupan ditakdirkan berputar
Lintasan
ada dan tiada, timbul dan tenggelam
Begitu
pula alur cerita ini perjumpaan dan perpisahan.
Saat-saat
langkah terayun menjauh
Jarak
kitapun semakin membentang
Akankah
semuanya tinggal kenangan
Atau
hanyut terbawa gelombang
Bahkan
sirna terkubur oleh waktu.
Kini,
hatiku tergores kesedihan
Ketika
terucap salam perpisahan
Mungkin
airmata ini tak jatuh berlinang
…
Ibuku --- 31
Ibu...engkau
adalah lenteraku
Disetiap
saat engkau selalu ada untuk ku
Dari
kecil engkau selalu memanjakan ku
Tapi
kini engkau telah pergi
Serasa
bumi terasa hampa
Gairah
hidup pun makin mereda
Karena
engkau sudah tiada
Yang
ku pandang kini hanya pusara
Elmi,
Riau 27 Mei 2022
Takzim Rindu buat Ayah --- 32
(Venice
Rahayu)
Seorang
anak perempuan berceloteh tentang rindu dan harapan
Aku
menemukannya dan mencatatnya dengan segala debar
Hujan
menggiring narasi malam itu
"Warisan
terbesar seorang Ayah membuat anak-anak bahagia dan berharga."
Aku
menunduk dan mengemasnya dalam-dalam
Ayah
memancangkan tiang-tiang asa agar langkah itu sampai pada bianglala
Aku hanya dapat melihat dalam diam --- 33
Bukanlah
pelaku sejarah masa kini
Bukanlah
yang beraksi
Namun
tak dapat pula bersaksi
Menatap
dengan bulir mata tanpa ekspresi
Tak
kuasa tuk terbuka dan menengadah
Dalam
tuas yang semakin melemah
Ku
melangkah tak tentu arah
Mencoba
terus melangkah dan terus melangkah
Entah
apa lagi yang dirasa
Segalanya
tak lagi dapat diurai kata
Pandangan
terasa gelap mencekam sukma
Resah
dihantui bayang-bayang yang tak nyata
Aku
masih melihat dalam diam
Masih
berusaha mengais-ngais harapan agar tak kelam
Masih
adakah ruang di sana untukku dalam kegum?
Aku
hanya bisa berdoa pada Allah yang Sang
maha Kuantum
GADIS KERUDUNG
BIRU --- 34
Karya
: Syafrina
Rintik
hujan membasahi dedaunan
Matahari
seakan malu menampakkan diri
Burung
pipit dengan riangnya bersenandung
Untaian
tali tiada berarti
Menyelinap
diantara untaian arai
Di
gubug berdinding alam hijau
Beratap
ilalang bersuluh matahari
Ku
menatap nun jauh di sana
Idaman
hati membawa kelana dalam jiwa
Dia
Gadis desa berkerudung biru
Membuat
hati berasa membaur rindu
Cantik
tanpa polesan gincu
Mengugah hasrat ingin memiliki
Dia
Si gadis ayu
Kan
dipersunting menjadi milikku
Mengurai
bahtera cinta
Menggapai
mahligai bahagia
Ku
tersentak dalam hayal
Gadis
kerudung biru sudah berada di sampingku
Senyum
manis menggoyah iman
Meluluh
lantah hasrat dalam kalbu
Namun
semua telah berlalu…
Untukmu pahlawanku
---35
Agus
Winarno, Pangkalan Bun, Kalteng
Demi
negeri
Kau
korbankan waktumu
Demi
negeri
Kau
korbankan nyawamu
Wahai
pahlawanku
Kau
korbankan api semangat juangmu
Semangatmu
yang membara
Akan
selalu mengalir dijiwa kami
Dengan
gagah berani engkau berdiri
Tak
peduli hidup atau mati
Demi
negeri tercinta ini
Namun
kini kau sudah tak nampak lagi
Di
dinding kau hanyalah sebuah gambar
Di
atas tanah kau hanyalah sebuah patung
Dan
dibawah tanah kau hanyalah tulang belulang
Wahai
pahlawanku
Semangatmu
bergelora di jiwa kami
Bambu
runcingmu kini berubah menjadi teknologi
Bersama
kami jaga bumi pertiwi
Yogyakarta ---
36
Bermalam
di Yogyakarta
Membuat
hatiku lega
Kotanya
para mantan
Yang
ada di hadapan
BALUTAN PENA ---- 37
Oleh: Aam Nurhasanah
Malam
ini aku terpana
Ribuan
diksi terlontar begitu saja
Para
serdadu yang giat berlomba
Mengurai
diksi menjadi bermakna
Serdadu
berjalan di garda terdepan
Membawa
ribu keping harapan
Merajut
mimpi jadi penulis sejati
Menenun
kata pucuk aksara
Bagaimana
rasa ini tidaklah nyata
Serdadu
bergema, menjerit!!!
Berlari
tiada henti
Menepis
keraguan dalam sukma
Mari
menari dalam balutan pena.
Lebak,
27 Mei 2022
PILIHANKU -- 38
Aku
tentukan pilihanku
Aku
baktikan kehidupanku
Aku
abaikan keegoisanku
Kaulah
pilihan hidupku
Alloh
hadirkan dalam ruang hidupku
Tuk
luahkan rasa dalam sanubari ku
Ku
bersyukur ke hadzirat-Mu
Taqdirkan
aku dengan piihan-Mu
Bahagiakan
aku dengan keridhoan -Mu
GELORA JIWA YANG MEMBARA ----39
Karya: Syafrina
Hamparan
permadani sejukkan mata
Kerinduan
membuncah di relung jiwa
Menggapai
harapan terhadap sang empunya raga
Yang
siap menanti arjuna si pencari cinta
Gemuruh
jiwa kalahkan wibawa
Malu
hilang ditelan rasa yang menggila
Bagai
di awan tempat ternyaman
Seolah
tiada penghuni selain insan dimabuk asmara
Impian
terindah menjadi nyata
Debaran
jantung bersahutan tanpa diminta
Gelora
jiwa yang membara
Membakar
birahi kala sepi
Samurai
cinta menghujam sukma
Di
antara bukit dan dedaunan terukir aksara jiwa
Melanglang
buana ke negeri impian
Semillir
angin penyejuk bangkitkan birahi
Kancah
pertarungan di atas cakrawala
Pepohonan
mendesah mesra
Bangkitkan
hasrat yang menggila
Pilinan
kasih menapaki setiap jengkal…
DOA UNTUK AYAH --- 40
Karya
: Syafrina
Di
keheningan malam ku terbangun
Bermunajat
kehadirat-Nya Deraian air mata mengiringi basuhan wudlu
Untaian
doa di hati yang menggebu.
Ayah
sungguh aku merindukan mu
Di
sudut belantara kita ukir cerita
Di
sebuah gubuk kita berbagi suka
Di
panurunan indah merajut asa
Di
hamparan sajadah ku menyembah
Dalam
tahajud kubersujud.
Memohon
doa pada Ilahi Rabbi
Doa
yang tiada putus Terus-menerus.
Damailah
ayah di sana
Kuberharap keridhoan-Nya
Untuk
ayah selalu terkirim doa
Semoga
ayah masuk syurga.
Ya
Allah
Haramkanlah
neraka menyentuh ayahku tempatkanlah beliau di Firdaus-Mu yang hakiki.
Allahumma
firlahu warhamhu wa 'at ini wa fuanhu
Labuah
Panjang Solok, 14 Oktober 2021
Malam Berbalut Ilusi
---41
*
Malam
menyapa riak kemelut
Mata
meradang kian memerah
Ketika
ragu senyam mendekap
Terpana
dalam embusan semilir
*
Rangkaian
memori terkesan manis
Hati
penuh tanya tanpa jawaban
Lirik
kerinduan mengalun merdu
Mengetuk
dinding gelora ‘tuk bangkit
*
Adakah
bayangmu mengorek bejana sukma?
Adakah
makna angan tersirat tentang hadirmu?
Adakah
mimpi indah melabuhkan harapan ?
Akankah
tirai hatimu tersibak untaian doa?
*
Sejenak
angan berkelana ke sudut langit
Terperangah
menatap senyum rembulan
Di
balik etalase logika terdengar suara lembut
Menggiring
kaki menuju ruang penuh ilusi
*
Jakarta,
27 Mei 2022 21.00
Tiga Bintang
Tinggi menjulang
Rendah membumi
Terang menyinari
Indah menyejukkan
Mulia qolbu
Terpuji Akhlaq
Atas tuntutan
Robbul Izzati
Indriwahyuni, Bandung, 27-5-2022
Kala Senja
Senja mulai merambah
Sang surya mulai
rendah
Burung mengepak sayap
tuk pulang bersandar di parebahan
Waktu sudah teratur
Bagi makhluk yang
bersyukur
Sutradara kehidupan
maha pengatur
Jangan mengelak untuk
bersyukur
Semilir sang bayu
menggulir
Membelai jiwa yang
mulai rapuh
Harap sandaran yang
mesra
Belaikasih sang
Mahakarya
Bersimpuh mendamba
Uluran tangan
menggapai mesra
Di akhir hayat yang
sempurna
Menuju Allah sang
pencipta jagat raya
Rimiati, MAN Kota Palangka Raya, 27 Mei 2022