Selasa, 31 Mei 2022

1 JUNI LIBUR HARLAH PANCASILA


 

1 JUNI LIBUR HARLAH PANCASIL

 

Pancasila dasar negara Indonesia

Mengenalnya sejak kita masih T.K.

17 Agustus diperdengarkan lagu Garuda Pancasila

Rakyat gempita menyanyikannya dengan rasa bangga

 

Meski baru pada era Jokowi diresmikan

Namun itu sudah menjadi ketetapan

Siapa pun menikmati ini sebagai liburan

Bisa rehat bareng keluarga sekedar segarkan pikiran

 

Jadi era baru bangsa kita untuk kemajuan

Infra struktur pun dikejar dan dimeratakan

Jalan tol merata ke pelosok tanpa Batasan

Harapan pemerataan pembangunan jadi kenyataan

 

Jokowi Presiden kita ketujuh mari kita doakan

Banyak kontroversi dalam kebijakan sekaligus keberhasilan

Manusia tak sempurna demikian pula dengan baginda Presiden

Mari rawat persatuan dan kesatuan demi keutuhan

 

Dalam demokrasi, kita meski bernafaskan pluralisme

Jangan kedepankan keakuana atau egoisme

Akan ada selalu perbedaan dan itu jadi indah dalam ide

Yang semakin terasa indah jika dilaksanakan dalam pragmatisme

 

Dail Yasalam, 1 Juni 2022

Senin, 30 Mei 2022

JANGAN SIMPAN DI SAMPINGMU ...!!!

 



TUNGGU PAK SOPIR…, TUNGGU .. !!!

Oleh : Dail Ma’ruf

 

Pak Damar yang punya anak di kelas 6 SD swasta di Kota Serang, siang itu menjemput anaknya ke Sekolah. Hari ini pulang lebih awal karena agendanya hanya ujian Juz 30 dan sudah beres sejak pukul 10.25 WIB. Karena hujan lebat, jemputnya pakai payung dan motornya disimpan di kantor.  Anak Pak Damar yang bernama Bagas lulus masuk MTsN1 Kota Serang dan  hari ini jadwalnya untuk penyerahan berkas dan pengukuran Seragam.

Karena hujan deras, maka Pak Damar memesan Maxim Car. Selang 5 menit pesanan tiba dan keduanya masuk. Pak Damar memegang payung dan masuk di depan samping pak Sopir, dan Bagas masuk ke bagian tengah sambil ditipkan pegang map persyaratan yang ada uang untuk bayar sergam.  Asyik mengobrol dalam perjanan dengan Pak Lombok orang Medan, Pak Damar langsung turun saat tiba di tujuan, demikian pula Bagas anaknya. Mobil yang dicarter sudah melaju, Pak Damar menanyakan Map yang dititipkan kepada Bagas.

Bagas bilang ketinggalan yah di Mobil. Segera Pak  Damar mengejar dan berlari sekuatnya, sambil berteriak… Pak berhenti, Map saya ketinggalan. Namun apadaya, laju mobil tak bisa dkejar oleh pak Damar dengan lari. Meski laju mobil tampak pelan, tetap  tak bisa dikejar dengan lari sekencang apapun. Blass… bablas… putus sudah harapan untuk dapat mengambil Map di mobil yang dicarter. Dengan gontai, Pak Damar terus mengejar mobil Ertiga putih sambil teriak … Map saya di Ertiga putih, ada pengendara motor yang paham. Dia langsung tancap gas dan berhasil menyalip dan menghadang … mobil pun menepi sambil bertanya ada apa?. Sang Hero menjawab “itu ada penumpang Bapak ketinggalan barangnya di mobil.

Pak damar pun tiba dan segera minta ijin membuka pintu mobil dan mengambil Map berkas Bagas untuk daftar ulang. Dengan santainya Pak Lombok menyapa : “ kenapa Bapak tak telepon saja. Tanpa jawab Pak Damar meninggalkan mobil Ertiga putih yang hampir  membuatnya berhenti bernafas karena lari sambil teriak teriak berharap sopir melihat ke spion dan faham ternyata kandas. Dalam hati tak banyak berprasangka, mungkin karena Pak Lombok sibuk dengan orderan berkutnya.

  

            Kesal rasanya diri Pak Damar pada anaknya Bagas, namun ia sadar yang salah bukan Bagas, karena namanya lupa, mau dikata apa?. Lupa tak kenal usia bisa terjadi pada orang tua, muda bahkan anak-anak. Dia tetap bersyukur ada pertolongan Allah melalui pengendara motor yang menghadang Ertiga putih yang disewanya.

            Pelajaran berharga hari ini bagi Pak Damar dan pembaca kisah ini adalah “Janganlah menyimpan barang pribadi di samping”. Karena saat turun, kita akan buru-buru dan pasti akan lupa tak membawanya. Upayakan barang pribadi tetap dipegang atau masukan ke dalam tas jika memungkinkan sehingga tidak tercecer. Waspada saat dalam perjalanan dan yakinkan bahwa barang tak ada yuang tertinggal bila turun dari kendaraan. Wassalam. 

Jumat, 27 Mei 2022

LOMBA CIPTA PUISI GELOMBANG 25

 



LOMBA PUISI BM 25

 


Selalu Saja Aku Jatuh Cinta Pada-Mu ---1

Aku telah memanggil-Mu dalam keheningan

Aku menangis

Kubawa ceritaku kehadapan-Mu

Dan Engkau memelukku erat

Malam itu, aku terlelap di pangkuan-Mu

(Venice Rahayu), 27 Mei 2022

 

 

 

Aku terpukau oleh goresan pena --- 2

Anganku melayang inginkan sama

Merenda kata menjadi sebuah makna

Melaju menyatukan diri dalam sebuah komunitas

Untuk mencari sebuah identitas

 

Sudahkah aku pantas

Meraih gelar penulis  ?

Meski tertatih, tak buatku lelah

Apalagi pasrah

 

Bersama sahabat dalam satu wadah

Torehkan karya agar kelak menjadi sejarah

Dikenang sepanjang jaman tak lekang dalam kisah

Abadi dan terlukis dalam goresan pena sejarah

Mutmainah, Lebak 27 Mei 2022

 

 

Menoreh malam sayu diterpa angin ---3

Sejak siang aku asyik dengan bidadari kecilku

Bias bias secercah harapan pertemuan di majlis ilmu

Gairah menulis puisi menggugah nafsuku

Menjelma merangkai kata mengukir asaku


 

Purnama di renggut paksa oleh pagi… 4

Terpecah dan tiap lengkungannya runtuh.

Pagi menyulut dengan rona angkuh.

Memuntahkan cahaya hingga purnama pucat pasih.

Mendekap mendekap dan terus mendekap.

Hingga purnama terhangati dalam pelukan pagi.

Berbalut ketidak warasan.

Di sanggul oleh kemunafikan.

Purnama menjelma menjadi sepasang kekasih.

Mesra meneguk tiap tegukan kopi yang tersaji di setiap pagi.

Kini purnama terus menyatu.

Menyisakan luka sayatan tanpa ada obat penawar.

Mata yang terus menunggu di sudut malam.

Melihat ke elokan cahayanya hanya bisa terisak tanpa air mata.

Mengalir hanya ke dalam sukma.

Aku bungkam rindu,  menua lah dalam luka ku yang belum kunjung sembuh..

Sudut sendu, 

Yandri Novita sari, 27 Mei 2022

 

 

Malam penuh gairah ….5

Mendengar Suara merdu

Siapakah gerangan..?

Membuatku enggan beranjak

Menikmati lirik dan sajak

 

LORONG LORONG KEHIDUPAN …. 6

      Pojok pasar legi

 

 Toko toko masih tertutup rapi

Jalanan lengah  sepi

Suara kendaraan tak berbunyi

Orang orang kaya masih dalam mimpi,

 

Berselimut  kain tebal penghangat diri

Kulangkahkan kaki menuju pasar pagi

Bermodalkan semangat dan harga diri

Menunggu pelanggan yang sudi memakai jasa diri ini

 

Memanggul  barang seorang diri

Rupiah  demi rupiah kukumpulkan untuk  menyambung hidup ini

Ketika sang fajar menanpakan diri,

Badanku sudah bermandikan keringat membanjiri

 

Walaupun yang kudapat tak sebanding dengan tenagaku.

Ini yang  kubisa lakukan demi kehidupanku

Ketrampilan tak kumiliki, apalagi ijazah perguruan tinggi.

Semua kujalani tanpa menyesali pemberi kehidupan ini

 

 

Siswa ku …. 7

 

Di pagi yang cerah

Sambil berlari kecil

Ku sambut kedatangan mu

Di madrasah idola kita

 

Ilmu pengetahuan kau jemput dengan suka cita

Wajah ceria selalu ada

Semangat belajar ada di dada

Menjemput jemput keberhasilan

Indaryati

 

FATAMORGANA … 8

 Kataku itu luar biasa

Namun katamu tu Biasa

Milikku itu istimewa

Milikmu juga istimewa

 

Bahagia itu apa sesungguhnya

Apakah banyaknya harta

Ataukah kecukupan dengan yang ada

Setiap orang punya arti berbeda

 

Bahaga itu bagaimana

Apakah terwujudnya semua asa

Ataukah kesyukuran atas apa yang diterima

Sekali lagi setiap kita punya makna yang berbeda


Aku dan dia … 9

 

Aku tak kenal dirimu

Tapi engkau mengenalku

Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat padamu

 Hati ini terpanah olehmu

Tapi mungkin kan itu terjadi

Semuanya ku serahkan pada sang pencipta

Ham🙏🙏

Rimiati,  MAN Kota Palangka Raya

 

Sang Maha Pengatur ------- 10

Senja mulai merambah

Sang surya mulai rendah

Burung mengepak sayap

 tuk pulang

 bersandar di parebahan

 

Waktu sudah teratur

Bagi makhluk yang bersyukur

Sutradara kehidupan maha pengatur

Jangan mengelak untuk bersyukur

 

 

Semburat merah warna senja itu …. 11

Matahari siap terbenam tak tampak

Awan pun enggan bergerak

Hingga langit tampak bersih

Prahara senja terjadi bikin perih

 

Emosi bocah meluap ke jalanan

Tatkala kejailan bersama teman

Kucoba menunggu keraguan itu

harapku tak akan terjadi kala itu

 

Namun yang kuinginkan tak kunjung ada

belaian kasih sayang itu sirna

nasehat bijak hanya dalam asa

kata-kata bujukan indah sekedar mimpi belaka

 

Tiada tampak olehku wajah muram lagi dingin

mulut bungkam tak terucapkan

diam membisu bagai gerigi gusi dikunci

tatapan mata kosong tiada arti

 

sedih kumelihat cakrawala

Apakah tanda cinta di angkasa ?

apakah tanda sayang di alam semesta ?

aku sungguh takut pada diri juga dunia

 

keraguanku terjadi

Hati tetap harus kuat menjalani

Kupasrahkan semua pada Illahi

Semoga slalu dilindungi

Hatiku tak sedang bergairah ---- 12

Tulang-tulangku terasa patah

Badanku merasa lelah

Karena hariku menghadapi beberapa masalah

 

Tuhan, bantu aku

Topik pertemuan malam ini kesukaanku

Tetapi mengapa

Nyaliku untuk fokus entah di mana

 

Semoga galau ini tak berlanjut

Kuambil minuman penghangat perut

Sesekali kakiku kuurut

Berharap jiwa dan raga  jadi penurut

 

Puisi Rinduku ---- 13

Oleh Arofiah Afifi

 

Banyak kata yang tak sanggup  diuraikan lisan  , Berjuta rasa tak sanggup terungkap dalam ucapan,

 Selaksa rindu dan sendu berpadu, menyatu pada aksara, tanpa jeda.

 Aku ingin menggapai berjuta asa, teriakkan menggema dalam dada.

 Mencipta cita menuju cinta.

 

Merajut kisah penuh  kasih asmara

 Ribuan asa bermuara

 Pada cahaya  yang jauh di sana

 Kasih, ku nanti dirimu pada ujung senja, merona jingga.


 Cinta. Ku ukir namamu pada batu karang yang tak goyah diterjang gelombang.

 Rindu. Ku sebut namamu dalam untaian doa. Menuju Arasy NYA.

 Wahai cahayaku, bilakah tiba masa kita bersua ?

 Ribuan abjad tanpa jeda, ku toreh  pada selaksa  embun pagi.


 Ungkapan jiwa dan isi hati

 Wahai cakrawlaaku, 

 Ribuan bintang bercengkrama ..

Menembus awan menggoncang samudra keabadian

 

 

 

 

RASA …. 14

 

Aku takut sepi

 Aku takut sunyi

 Aku takut senyap

 Aku takut gelap

 

 Sepi selalu memelukku

 Sunyi selalu mendekapku

 Senyap selalu menghampiriku

 Gelap selalu menemaniku

 

 Aku sesak dipeluk sepi.

 Aku gerah didekap sunyi

 Aku jenuh bertemu senyap

 Aku enggan ditemani gelap

 

Sepi melelahkan ragaku

 Sunyi mencekam jiwaku

 Senyap meretas gairahku

 Gelap menghadang impianku

 

Ku harap rasa ini berlalu

Biarlah keceriaan memelukku

 Kegembiraan mendekapku

 Keramaian menjumpaiku

 Cahaya terang selalu bersamaku

 

 

 

 

 

 

Putri kecilku ---- 15

Kau ingatkan daku

Kau buat diri terharu

Kala aku sakit

Kau selalu bangkit

 

Tingkahmu yang lucu

Padamkan amarahku

Kaulah secercah harapan

Remukkan sebuah penderitaan

 

 

Galauku Bukan Mauku ---- 16

Hatiku tak sedang bergairah

Tulang-tulangku terasa patah

Badanku merasa lelah

Karena hariku menghadapi beberapa masalah

 

Tuhan, bantu aku

Topik pertemuan malam ini kesukaanku

Tetapi mengapa

Nyaliku untuk fokus entah di mana

 

Semoga galau ini tak berlanjut

Kuambil minuman penghangat perut

Sesekali kakiku kuurut

Berharap jiwa dan raga  jadi penurut

 

Elen Pakpahan,Kab. Bogor, 27 Mei 2022



Rindu --- 17

 Rasa ini entah mengapa datang menggebu-gebu

 Ingin hati memelukmu nan sedang pilu

 Namun apa daya jarak dan waktu membelenggu

 Doaku dari jauh memeluk hatimu

 Untukmu anakku yang selalu kurindu

 

Oktavia Hadianingsih, Palangka Raya, 27 Mei 2022

 

 

JANGAN MENGHINDAR …. 18

Mengagumimu sang mentari

yang memberi kehangatan namun mengapa kita menghindarinya dengan bertopi?

Kita menantikan turunnya hujan yang menyuburkan dan menyegarkan

namun mengapa kita berlindung darinya dengan berpayung?

 

Kita mengharapkan hembusan angin yang membawa kesejukan namun mengapa kita justru bersembunyi di balik jaket yang tebal?

Rahmat Allah tercurah bagi kita seperti air hujan yang menyuburkan, seperti sinar mentari yang menghangatkan dan seperti hembusan angin yang meneduhkan hati.

Namun kita sering lari menghindar dan bersembunyi dariNya.

 

Bukan Tuhan yang tidak sayang dan memerhatikan hidup kita,

bukan Tuhan TIDAK mendengarkan doa kita, bukan Tuhan yg TIDAK  memberkati kita,

tetapi kita sendiri yang sering menghindar dariN…

IBU ----- 18

Ibu, Engka

u wanita yang agung nan mulia

Sungguh hebat engkau bagi ananda

Lapang dada sifatmu tanpa jeda

Tanpa pamrih membesarkan hingga dewasa

 

Pengorbananmu tak akan terbayarkan

Demi anakmu tersayang kau rela berkorban

Tangismu sedihku saling merasakan

Senyummu semangatku sepanjang zaman

 

Ridomu keberhasilanku

Restumu kedamaianku

Kaum hawa yang mulia

Jasamu terukir indah dalam jiwaku

 

Kasihmu kasihku

Sayangmu sayangku

Kebahagianmu kebahagianku

Tanpamu aku tak akan punya makna dalam hidupku

 

Terpaku pada masa lalu ….. 19

Tepaku diriku ingat masa lalu

Enak dirasa kasih beribu

Sekarang masa sudah berlalu

Relung kalbu semakin terngungu.

 

Ah, kemana aku akan mengadu

Mengharap kasihan pada pilu

Hanya terpikir pada Yang Satu

Ampunan dan rahmat-Mu Selalu ku tunggu

 

Biarkan aku terngungu

Dihadapan yang maha Syahdu

Kalbuku berharap hanya pada- Mu

Ya rabb, engkaulah yang mahatahu.

 


RAUT SENJA DI BUMI RIAU ---- 20

Karya : Ai Sumarni

 

Andai matahari merapat ke haribaannya

Indahnya alam menyapa dunia

Menepis sanubari pilu luruhkan luka

Lembayung menghalau gundah gulana

 

Raut senja tersenyum bahagia

Menghiasi Bumi Riau mempesona

Andai bulan tenggelam di lautan bintang

Cahayanya memudar seakan bilang

 

Tak peduli jika ada yang hilang

Kami kan selalu terus berjuang

Pesona Riau nan indah dipandang

Dalam genggaman masa gemilang

 

 

 

Andai mentari pagi tiba berseri

kan kuukir sebuah prestasi

Emban tugas untuk mengabdi

Balas  jasa pada tuan negeri

 

Tak kenal lelah kurajut janji

Bangun persada Riau kekal lestari

Andai matahari mengukir hari

seberkas cahaya menyinari sanubari

 

Menerangi hamparan bumi bestari

Bumi lancang kuning tempatku berdiri

Kan kuraih mimpi …

 

Deburan Ombak ---- 21

 

Tatkala senyapnya malam

Deburan ombak terdengar jelas

walau jarak pantai nan jauh

Miris hati ini mendengarnya

 

Nyali menjadi ciut

Merasakan diri sangat kecil

Tak mampu segalanya

Tanpa kuasa Sang Ilahi

 

 

 

Tetes-tetes air mata

Kian lama semakin menderas

Sesalkan semua yang telah berlalu

Kini  tobat yang harus dilakukan

Berjanji untuk berjalan lurus

Seperti ajaran dan perintahNya

 Sri Endang P, Yogya Selatan, 27 Mei 2022

 

 

UANG  ----  22

 

Semua butuh uang, tapi bukan uang yg mencipta dan mengatur manusia.

Manusialah yg mencipta dan seharusnya mengatur uang.

 Dengan uang kamu dapat membeli buku tetapi tidak dapat membeli pengetahuan.

 Dengan uang kamu dapat membeli darah dan berobat namun tidak dapat membeli kehidupan.

 Dengan uang kamu dapat membeli jabatan atau kekuasaan namun tdk dapat membeli kehormatan.

 

Dengan uang kamu dapat menyenangkan banyak orang namun tidak dapat membeli cinta mereka.

 Dengan uang kamu dapat membangun rumah tangga, namun tidak akan dapat menjamin kebahagiaanmu dan keluargamu.

 Dengan uang kamu dapat membeli banyak jam, tapi tidak dapat membeli waktu dalam hidupmu.

Dengan uang kamu dapat membangun tempat ibadah, namun bukan ibadah dan imanmu.

Uang memang penting tapi bukan segalanya…

 

Berharap pada Yang Satu ---23

Karya: Misdawati

 

Terpaku pada masa lalu

Enak dirasa kasih beribu

Sekarang masa sudah berlalu

Relung kalbu semakin terngungu.

 

Ah, kemana ku kan mengadu

Mengharap kasihan pada pilu

Hanya terpikir pada Yang Satu

Ampunan dan rahmat-Mu

Selalu ku tunggu

 

Biarkan aku terngungu

Dihadapan yang maha Syahdu

Kalbuku berharap hanya pada- Mu

Ya rabb, engkaulah yang mahatahu.

 

Ini puisi ke 19  Ya bun....  

Lupa kasih judul dan nama🙏🙏

 

 

Pahlawanku --- 24

Oleh : Agus Winarno

 

Wahai pahlawan, Kau sangat berjasa bagi negeri ini

Panas hujan badai kau lalui

Tiada henti memperjuangkan negeri ini

Untuk sebuah kemerdekaan

 

Wahai pahlawan, Dengen berani dan gigih

Kau berjuang demi negeri ini, berkorban demi negeri ini

Tak peduli apapun yang terjadi

Walau pilihan antara hidup dan mati

 

Kau taruhkan nyawa demi negeri

Kau rela mati demi negeri

Perjuangan negeri ini

Akan selalu melekat di hati kami

 

Oh pahlawanku

Kau sekarang telah tiada

Hanya dari foto yang bisa kami liat

Tapi ingat, Perjuanganmu akan selalu kami kenang

 

 SATU HAL SAJA ---- 25

 

Satu hal saja, dapat mengubah hidup kita dan orang lain.

 Satu senyum mampu meluluhkan permusuhan.

 Satu kebencian mampu meracuni diri seumur hidup.

 Satu dusta dapat menghancurkan kepercayaan.

 

Satu cinta mampu menghasilkan pohon perdamaian.

 Satu doa mampu menjadi mukjizat dalam hidup.

 Satu saja kata maaf, mampu memadamkan api amarah.

 Satu saja benci dalam hati, akan menggerogoti kebahagiaanmu.

 

Satu tindakan saja, dapat mengubah dunia.

 Satu keputusasaan cukup untuk mematikan semua harapan dan semangat.

 Satu sahabat baik yang kau miliki, cukup untuk memenuhi kekosongan hidupmu.

 Cukup satu keputusan, untuk mengubah hidup bahkan menghancurkannya.

Walau hanya satu hal, namun pikirkan dahulu satu hal yang akan engkau berikan dari hidup…

 

SATU HAL SAJA  ---26

 

Satu hal saja, dapat mengubah hidup kita dan orang lain.

 Satu senyum mampu meluluhkan permusuhan.

 Satu kebencian mampu meracuni diri seumur hidup.

 Satu dusta dapat menghancurkan kepercayaan.

 

Satu cinta mampu menghasilkan pohon perdamaian.

 Satu doa mampu menjadi mukjizat dalam hidup.

 Satu saja kata maaf, mampu memadamkan api amarah.

 Satu saja benci dalam hati, akan menggerogoti kebahagiaanmu.

 

Satu tindakan saja, dapat mengubah dunia.

 Satu keputusasaan cukup untuk mematikan semua harapan dan semangat.

 Satu sahabat baik yang kau miliki, cukup untuk memenuhi kekosongan hidupmu.

 Cukup satu keputusan, untuk mengubah hidup bahkan menghancurkannya.

 Walau hanya satu hal, namun pikirkan dahulu satu hal yang akan engkau berikan dari hidup…

 

Melupakanmu ----- 27

 

Berat rasanya  meninggalkanmu dan mustahil bagiku untuk dapat melupakanmu.

laksana embun pagi yang harus rela menyingkir karena hadirnya mentari pagi.                             

Maafkan diriku, semua ini kulakukan demi cinta dan cita-cita.                   

Rosweni Tolitoli 27 Mei 2022

 

Kawan  --- 28

Karya Nurkhotijah

Tiada kira,tiada rasa terakhir kita berjumpa

Kemarin kita bersua,berkata,bercanda

Kini kau telah tiada untuk selamanya

Kembali kepada pemik semesta

 

Rasa perih di dada

Rasa tak percaya

Rasa tak kuasa

Semua menyatu dalam jiwa

 

Hanya untaian doa

Hilangkan kesedihan didada

Ikhlaskan jiwa, bertemu di Syurga-Nya

Semoga doaku dikabulkan sang Maha segala-Nya

 

 

TAK ADA YANG KEBETULAN  --- 29

 

🌿Pernahkah...

Saat kau duduk santai dan menikmati harimu dan tiba-tiba kamu terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?

Itu adalah Tuhan.

Yang sedang berbicara denganmu & mengetuk hatimu.

 

🌿Pernahkah..

Saat kau sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curhat?

Itulah saatnya dimana Tuhan ingin agar kamu berbicara padaNYA.

 

🌿Pernahkah...

Kamu tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kamu bertemu dengannya atau menerima telepon darinya?

Itu adalah Kuasa Tuhan yang sedang menghiburmu. Tidak ada yang namanya kebetulan...

 

🌿Pernahkah...

kamu mengharapkan sesuatu yang tidak terduga yang selama ini kamu inginkan tapi …

 

 

 

 

Melepasmu dalam Kenang Terindah ---- 30

Anganku melayang

Terbawa lamunan nan jauh ke sukma

Menebar harum dalam setiap makna.

 

Berawal dari goresan kata, mengalir menjadi bait bait rasa

Dari sebuah titik menjelma garis yang berlalu lalang

Sebuah jumpa menjadi kebersamaan

Lebih tepatnya menjelma keakraban.

 

Kini terucap salam perpisahan

Lajur kehidupan ditakdirkan berputar

Lintasan ada dan tiada, timbul dan tenggelam

Begitu pula alur cerita ini perjumpaan dan perpisahan.

 

Saat-saat langkah terayun menjauh

Jarak kitapun semakin membentang

Akankah semuanya tinggal kenangan

Atau hanyut terbawa gelombang

Bahkan sirna terkubur oleh waktu.

 

Kini, hatiku tergores kesedihan

Ketika terucap salam perpisahan

Mungkin airmata ini tak jatuh berlinang

 

 

Ibuku --- 31

Ibu...engkau adalah lenteraku

Disetiap saat engkau selalu ada untuk ku

Dari kecil engkau selalu memanjakan ku

Tapi kini engkau telah pergi

 

Serasa bumi terasa hampa

Gairah hidup pun makin mereda

Karena engkau sudah tiada

Yang ku pandang kini hanya pusara

 

Elmi, Riau 27 Mei 2022

 

Takzim Rindu buat Ayah --- 32

(Venice Rahayu)

 

Seorang anak perempuan berceloteh tentang rindu dan harapan

Aku menemukannya dan mencatatnya dengan segala debar

Hujan menggiring narasi malam itu

"Warisan terbesar seorang Ayah membuat anak-anak bahagia dan berharga."

Aku menunduk dan mengemasnya dalam-dalam

Ayah memancangkan tiang-tiang asa agar langkah itu sampai pada bianglala

 

Aku hanya dapat melihat dalam diam --- 33

Bukanlah pelaku sejarah masa kini

Bukanlah yang beraksi

Namun tak dapat pula bersaksi

Menatap dengan bulir mata  tanpa ekspresi

 

Tak kuasa tuk terbuka dan menengadah

Dalam tuas yang semakin melemah

Ku melangkah tak tentu arah

Mencoba terus melangkah dan terus melangkah

 

Entah apa lagi yang dirasa

Segalanya tak lagi dapat diurai kata

Pandangan terasa gelap mencekam sukma

Resah dihantui bayang-bayang yang tak nyata

 

Aku masih melihat dalam diam

Masih berusaha mengais-ngais harapan agar tak kelam

Masih adakah ruang di sana untukku dalam kegum?

Aku hanya bisa  berdoa pada Allah yang Sang maha Kuantum

 

 

GADIS  KERUDUNG BIRU --- 34

Karya :  Syafrina

 

Rintik hujan membasahi dedaunan

Matahari seakan malu menampakkan diri

Burung pipit dengan riangnya bersenandung

Untaian tali tiada berarti

Menyelinap diantara untaian arai

 

Di gubug berdinding alam hijau

Beratap ilalang bersuluh matahari

Ku menatap nun jauh di sana

Idaman hati membawa kelana dalam jiwa

 

Dia  Gadis desa berkerudung biru

Membuat hati berasa membaur rindu

Cantik tanpa polesan gincu

 Mengugah hasrat ingin memiliki

 

Dia Si gadis ayu

Kan dipersunting menjadi milikku

Mengurai bahtera cinta

Menggapai mahligai bahagia

 

Ku tersentak dalam hayal

Gadis kerudung biru sudah berada di sampingku

Senyum manis menggoyah iman

Meluluh lantah hasrat dalam kalbu

Namun semua telah berlalu…

 

Untukmu pahlawanku   ---35

Agus Winarno, Pangkalan Bun, Kalteng

 

Demi negeri

Kau korbankan waktumu

Demi negeri

Kau korbankan nyawamu

 

Wahai pahlawanku

Kau korbankan api semangat juangmu

Semangatmu yang membara

Akan selalu mengalir dijiwa kami

 

 

Dengan gagah berani engkau berdiri

Tak peduli hidup atau mati

Demi negeri tercinta ini

 

Namun kini kau sudah tak nampak lagi

Di dinding kau hanyalah sebuah gambar

Di atas tanah kau hanyalah sebuah patung

Dan dibawah tanah kau hanyalah tulang belulang

 

Wahai pahlawanku

Semangatmu bergelora di jiwa kami

Bambu runcingmu kini berubah menjadi teknologi

Bersama kami jaga bumi pertiwi

 


Yogyakarta  --- 36

 

Bermalam di Yogyakarta

Membuat hatiku lega

Kotanya para mantan

Yang ada di hadapan

 

BALUTAN PENA  ---- 37

 Oleh: Aam Nurhasanah

 

Malam ini aku terpana

Ribuan diksi terlontar begitu saja

Para serdadu yang giat berlomba

Mengurai diksi menjadi bermakna

 

Serdadu berjalan di garda terdepan

Membawa ribu keping harapan

Merajut mimpi jadi penulis sejati

Menenun kata pucuk aksara

 

Bagaimana rasa ini tidaklah nyata

Serdadu bergema, menjerit!!!

Berlari tiada henti

Menepis keraguan dalam sukma

Mari menari dalam balutan pena.

 

Lebak, 27 Mei 2022

 

 

PILIHANKU -- 38

Aku tentukan pilihanku

Aku baktikan kehidupanku

Aku abaikan keegoisanku

 

Kaulah pilihan hidupku

Alloh hadirkan dalam ruang hidupku

Tuk luahkan rasa dalam sanubari ku

 

Ku bersyukur ke hadzirat-Mu

Taqdirkan aku dengan piihan-Mu

Bahagiakan aku dengan keridhoan -Mu

 

 

 

GELORA JIWA YANG MEMBARA ----39

Karya:  Syafrina

 

Hamparan permadani sejukkan mata

Kerinduan membuncah di relung jiwa

Menggapai harapan terhadap sang empunya raga

Yang siap menanti arjuna  si pencari cinta

 

Gemuruh jiwa kalahkan wibawa

Malu hilang ditelan rasa yang menggila     

Bagai di awan tempat ternyaman

Seolah tiada penghuni selain insan dimabuk asmara

 

Impian terindah menjadi nyata

Debaran jantung bersahutan tanpa diminta

Gelora jiwa yang membara

Membakar birahi kala sepi

 

Samurai cinta menghujam sukma

Di antara bukit dan dedaunan terukir aksara jiwa

Melanglang buana ke negeri impian

Semillir angin penyejuk bangkitkan birahi

Kancah pertarungan di atas cakrawala

 

Pepohonan mendesah mesra

Bangkitkan hasrat yang menggila

Pilinan kasih menapaki setiap jengkal…

 

 

 

DOA UNTUK AYAH --- 40

Karya : Syafrina

 

Di keheningan malam ku terbangun

Bermunajat kehadirat-Nya Deraian air mata mengiringi basuhan wudlu

Untaian doa di hati yang menggebu.

 

Ayah sungguh aku merindukan mu

Di sudut belantara kita ukir cerita

Di sebuah gubuk kita berbagi suka

Di panurunan indah merajut asa

 

Di hamparan sajadah ku menyembah

Dalam tahajud kubersujud.

Memohon doa pada Ilahi Rabbi

Doa yang tiada putus Terus-menerus.

 

Damailah ayah di sana

 Kuberharap keridhoan-Nya

Untuk ayah selalu terkirim doa

Semoga ayah masuk syurga.

 

Ya Allah

Haramkanlah neraka menyentuh ayahku tempatkanlah beliau di Firdaus-Mu yang hakiki.

Allahumma firlahu warhamhu wa 'at ini wa fuanhu

Labuah Panjang Solok, 14 Oktober 2021

 

 

 

Malam Berbalut Ilusi  ---41

*

Malam menyapa riak kemelut

Mata meradang kian memerah

Ketika ragu senyam mendekap

Terpana dalam embusan semilir

*

Rangkaian memori terkesan manis

Hati penuh tanya tanpa jawaban

Lirik kerinduan mengalun merdu

Mengetuk dinding gelora ‘tuk bangkit

*

Adakah bayangmu mengorek bejana sukma?

Adakah makna angan tersirat tentang hadirmu?

Adakah mimpi indah melabuhkan harapan ?

Akankah tirai hatimu tersibak untaian doa?

*

Sejenak angan berkelana ke sudut langit

Terperangah menatap senyum rembulan

Di balik etalase logika terdengar suara lembut

Menggiring kaki menuju ruang penuh ilusi

*

Jakarta, 27 Mei 2022  21.00



Tiga Bintang


Tinggi menjulang

Rendah membumi

Terang menyinari

Indah menyejukkan

Mulia qolbu

Terpuji Akhlaq

Atas tuntutan

Robbul Izzati


Indriwahyuni, Bandung, 27-5-2022




 Kala Senja

 

Senja mulai merambah

Sang surya mulai rendah

Burung mengepak sayap

tuk pulang  bersandar di parebahan

 

Waktu sudah teratur

Bagi makhluk yang bersyukur

Sutradara kehidupan maha pengatur

Jangan mengelak untuk bersyukur

 

Semilir sang bayu menggulir

Membelai jiwa yang mulai rapuh

Harap sandaran yang mesra

Belaikasih sang Mahakarya

 

Bersimpuh mendamba

Uluran tangan menggapai mesra

Di akhir hayat yang sempurna

Menuju Allah sang pencipta jagat raya

 

Rimiati,  MAN Kota Palangka Raya, 27 Mei 2022

 

 

 

 

 

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts