A. GEGER DI WUHAN MENCEKAM DI SEKOLAHAN
Berita korona
sudah kudengar sejak akhir 2019, ada
beberapa kiriman video pendek yang isinya menggambarkan betapa menyeramkannya
virus covid-19 ini bila sudah menghinggapi seseorang. Dan lebih menyeramkan
lagi, konon bisa menyebar dari media benda padat, cair, dan gas. Apa saja yang
dipegang atau disentuh orang yang terpapar korona, maka barang tersebut bila
disentuh orang lain, maka orang yang menyentunya akan langsung terpapar pula.
Terus terang
saja, aku pun merasa was was,cemas, dan khawatir dengan adanya berita korona
yang baru tersebar terbatas dari satu grup WA ke grup WA lainnya, isi video
pendek korona tersebut cukup kuat pengruhnya di otak dan pikiran siapa saja
orang yang menontonnya menyampaikan pesan betapa ganasnya virus korona, ia bisa
membunuh siapa saja dengan cepat dan tanpa memilih siapa yang akan dimangsanya.
Semester 2 tahun pembelajaran 2009-2000 ada field trip ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur, ketika itu aku mengampu pelajaran IPA di kelas IV SD Islam Al Azhar 10 Serang, dan ditugaskan menjadi ketua pelaksana, dengan adanya isu korona kami khawatir kalau kami tidak bisa berkujung, namun karena waktu itu berita korona masih belum begitu besar dan menyebar, maka jadwal kunjungan kami ke TMII pun di awal januari 2020 bisa dilaksanakan.
Ada rasa heran
dalam hatiku, mengapa ada beberapa anak muridku
pakai masker, Cindy, Falisha, Bagas, dan Barra memakainya, bahkan aku
pun diberi oleh mereka dan diminta untuk memakainya. Pak pakai ya, untuk jaga
kesehatan !, dalam hatiku kesehatan apa dengan masker?, yang ada juga menjadi susah bernafas dan malah
tidak sehat. Masker pun aku pakai untuk menghargai mereka, namun kutarik
kebawah dagu menutupi jenggotku. Ada murid yang melihatku dan komentar, pak
masker untuk nutup hidung dan mulut bukan jenggot. Aku timpali, iya tadi sudah
dan ini jenggot Pak guru juga mau maskeran. Hehehe.
Selama di
TMII, aku melihat beberapa kelompok murid dari berbagai sekolah yang ketemu di
lokasi PP-IPTEK sebagian dari mereka ada yang pakai masker juga, namun waktu
itu belum begitu banyak. Kami menghabiskan waktu belajar hari ini di TMII,
selain PP-IPTEK, kami mengunjungi wahana teater Keong Mas, Musium Al Quran di
Masjid At-Thiin, dan musium air tawar, serta area sewa sepeda. Kami pulang
setelah ashar, dan tiba di kota Serang jelang adzan Isya. Di perjalan pulang
aku duduk di bangku belakang bus Armada Jaya Perksa yang kami sewa, kebetulan
rombongn anak laki-laki yang duduk bersamaku, mereka syik bercanda dan
bernyanyi sepanjang jalan perjalanan pulang.
Februari 2020
yang masuk sekolah tatap muka mulai berkurang, beberapa orang tua mulai
khawatir jika anaknya masuk sekolah tatap muka dan ngejapri aku untuk ijin
anaknya tidak masuk ke sekolah dan minta supaya diinfokan tugasnya saja. Mau
belajar mandiri dari rumah, ada Fio dan Keyko, putri Kapolres kabupaten Serang
dan Korlantas Polda Banten, mereka berdua sebulan Februari tidak masuk sekolah
dan hanya sesekali datang untuk mengumpulkan buku paket menyerahkan tugas atau
PR padaku dan guru pelajaran lainnya.
Barulah
pada Maret 2020 gelombang berita tentang
wabah korona di China tepatnya di kota Wuhan meledak dan membanjiri semua media
baik Televisi, sosial media maupun media cetak lainnya. Kabar korona ditayangkan
24 jam di semua media bahkan berita
lainnya nyaris tak diberitakan, dalam berita korona tersebut terselip pesan betapa
mengerikannya virus covid-19 ini karena hanya dalam waktu singkat, dalam
sepekan saja sudah menewakan ratusan bahkan hampir ribuan nyawa manusia.
Video Awal Corona Wuhan China :
Jagat raya
dibuatnya panik, dan ketakutan. Manusia banyak yang menjadi paranoid
seakan-akan kalau keluar rumah akan kena korona. Demikian pula denganku yang
mau tidak mau terpengaruh pemberitaan yang aku tonton, dan aku baca. Hingga
saat mau buka pintu masjid pun, aku membukanya dengan siku, jika pakai telapak
tangan dan aku lupa mengusap wajahku dengannya, bisa jadi telapak tanganku yang
penyentuh pegangan pintu itu kemudian menebarkan korona tersebut melalui mata,
hidung, atau mulutku, demikian keyakinanku waktu itu.
Dari berita di
media Televisi dan media sosial lainnya, jelas sekali pesannya bahwa kita
jangan sampai mengucek wajah dengan tangan setelah tangan tersebut menyentuh
benda apasaja, kawatir benda tersebut bekas disentuh orang yang terpapar
korona, dan bila kita menyentuhnya maka kita akan ketularan virus korona juga.
Sungguh benar benar membuat rasa takut luar biasa berita korona saat itu, dan
kuat tertanam keyakinan di masyarakat bahwa cara untuk mencegah korona tidak
masuk ke tubuh yaitu dengan selalu
memakai masker dimanapun kita berada.
Dengan adanya kebijakan pemerintah
yang membuat Satgas Covid 19 secara nasional, dan dilanjutkan di tiap Propinsi,
dan Kabupaten /Kota, maka semua berita lokal dan Nasional bahkan internasional
semuanya dipenuhi berita korona mulai dari angka terpapar, yang dapat
disembuhkan dan yang wafat akibat korona. Rasa takut yang berawal
korona di Wuhan China pada akhir 2019 dan meledak Maret 2020, kini
membuat dunia terguncang, Sekolahan pun menjadi mencekam.
SEMOGA SAJA KORONA SEGERA SIRNA DAN KEHIDUPAN KEMBALI SEPERTI SEDIAKALA. AAMIIN.
mengisi waktu luang saja
BalasHapus