Kamis, 14 April 2022

DERAP LANGKAHKU DI ASRAMA YAPI JILID -1

 




Dail Ma’ruf, M.Pd & Muhamad Najib, M.Pd.I

 



 

DERAP LANGKAHKU DI ASRAMA YAPI

YAYASAN PELAJAR ISLAM

JILID II


 

 

( Antologi aktifis Mahasiswa Islam warga Asrama Sunan Gunung Jati,

Asrama Sunan Giri, Asrama Wali Songo, dan Asrama Putri )

 

April 2022

 

SINOPSIS

 

  

 

 

 

PERSEMBAHAN

 

Kami  Persembahkan Buku DERAP LANGKAHKU DI ASRAMA YAYASAN PELAJAR ISLAM karya para mahasiswa di Asrama Sunan Gunung Jati, Asrama Sunan Giri,

Asrama Wali Songo, dan Asrama Putri ini kepada :

Ketua YAPI beserta para pengurus YAPI

Direktur Asrama YAPI

Ketua IKAYAPI beserta para pengurus IKAYAPI

Orang tua dari para penulis naskah

Dosen dan Guru dari para penulis

Warga Asrama YAPI ( ASGJ, ASG, AWS dan ASPURI)

Serta para aktifis Mahasiswa Islam calon Pemimpin ummat masa depan

Semoga naskah ini menginspirasi dan bermanfaat.

 

 

PRA KATA

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

 

DAFTAR ISI

 

1.      Achmad  Sampurna Jayamurna_Berproses Ikhlas, Siap Menjadi Kader Asrama Berkualitas

2.      Aisyah__ awal kisah ku di asrama putri YAPI

3.      Amien Mahendra_Derap Langkah Amin di Asrama YAPI

4.      Andra Pahigayudo _Menghindari Godaan kawan di kampung

5.      Ardiansyah Putra_ Nyasar  Sebuah Perjalanan hidup

6.      Arip_Perjalanan Singkat Seorang Arip di Asrama Sunan Giri

7.      Fajar _ asramaku laksana Ibu kandungku

8.      Iqdam Alfatih_Asrama Wali Songo Kawah Candra di Muka _OK

9.      Irul Saputra_ Awal Mula Masuk Kampus STPI dan Asrama YAPI

10.  Janabi _ Ranjau di  Rantau

11.  Jizdan Faliq_ Berproses di Jakarta

12.  Khoirul Anam Fathoni_ KIsahku Masuk Asrama  Walisongo_

13.  M. Fikri Maulana Alrasyid_Perjalanku di Asrama YAPI

14.  M. Toha_Derap Langkahku di Asrama Wali Songo

15.  M.Afiq Alghozali_Derap Langkahku di AMI-ASG

16.  Mahlil_Derap langkahku di Asrama YAPI

17.  Muhamad Febriansyah Calon Yurist itu dari AWS

18.  Muhamad Juliansyah Proses Kehidupan Hingga Bisa Kuliah

19.  Muhammad Ikhsan Nur Hidayat-Sebuah Petualangan Menuju AWS

20.  Muhammad Richard _ RICHARD MENUJU ASRAMA SUNAN GIRI

21.  Nizar Hazizi_Hidup adalah Pilihan

22.  Okky Alfarez - Dari Asrama Siap Berkiprah

23.  Rofhik Azhar_Si Kecil yang Sedang Berjuang Menjadi Besar

24.  Ropik _ Urgensi Fundamental Asrama Pembentuk Karakter Pemimpin

25.  Saefurrahman Lubis_Belajar Arti dari Keberagaman dari Asrama Walisongo

26.  Tanjung Winardi_Kisah Inspirasiku di Asrama YAPI

 

 

 

Berproses Ikhlas, Siap Menjadi Kader Asrama Berkualitas

 

Oleh Achmad Sampurna Jayamurna

 

Mahasiswa merupakan pelajar yang terdaftar di perguruan tinggi untuk mencari ilmu pengetahuan pada bidangnya masing-masing. Adapun menurut Knopfemacher dalam Suwono, 1978 mengatakan, Mahasiswa merupakan insan-insan calon sarjana yang terlibat dalam suatu instansi perguruan tinggi, dididik serta diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa juga merupakan aktivis dalam suatu lapisan masyarakat yang selalu ikut andil dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada pemerintah.

Jakarta adalah sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kotanya para pejuang, kotanya para pemenang. Berbondong-bondong masyarakat daerah datang ke Jakarta salah satunya adalah pemuda yang memiliki sebutan sebagai mahasiswa. Menjalankan aktivitas sebagai mahasiswa, tentunya harus mempunyai tempat tinggal untuk bersinggah dan beristirahat setelah melakukan aktivitas, banyak sekali tempat tinggal di Jakarta, ada yang memilih untuk tinggal di asrama, pesantren, kosan, kontrakan dan lain sebagainya. Salah satu tempat tinggal yang cocok untuk mahasiswa adalah Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI). YAPI memiliki asrama lebih dari satu yang tersebar diberbagai daerah Jakarta. Asrama pertama yang didirikan oleh YAPI adalah Asrama Sunan Gunung Jati, kemudian mendirikan asrama kedua Asrama kedua yaitu Asrama Sunan Giri bertempat di Jl. Sunan Giri No. 1 Rawamangun Jaktim, dan membuka kembali asrama ketiga yakni Asrama Wali Songo, dan pada tahun 2020 YAPI membuat inovasi dengan membuka Asrama Putri yakni Asrama Darul Qur’an Fatahillah berbasis Al-Qur’an.

Berbagi ilmu merupakan kewajiban bagi umat manusia, Rosullullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang berusaha mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya, maka Allah akan menunjukkan apa yang belum diketahuinya.” (Ibnu Abbas RA). Dari hadist ini kita diperintahkan untuk saling berbagi ilmu, mengajarkan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari bisa menjadi lebih bisa, nikmatnya hidup kebersamaan, saling membantu dan menolong untuk menyelesaikan tugas agar menjadi lebih mudah. Bermacam-macam suku bahasa diantaranya bahasa sunda, jawa, betawi dan lain sebagainya, tetapi dalam kehidupan berasrama kita mampu menyatukan bahasa tersebut menjadi bahasa yang baik, yaitu bahasa indonesia. Semua itu menjadi bagian dari misi Asrama Sunan Giri "menyatukan segenap komponen di lingkungan ASG melalui koordinasi dan konsolidasi, Mengadakan pelatihan pelatihan untuk warga dan masyarakat serta melakukan kegiatan kegiatan keislaman dan kemahasiswaan".

 

Pada tahun 2021 YAPI sudah memiliki empat asrama, pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas satu asrama, yaitu Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri yang selanjutnya akan disebut ASG. ASG merupakan tempat tinggal yang saya pilih dari berbagai macam tempat tinggal yang ada di Jakarta. Menurut Anggaran Dasar Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri berfungsi sebagai tempat tinggal bagi aktivis mahasiswa Islam yang berasal dari luar Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu dan merupakan wadah pengembangan serta pergerakan mahasiswa Islam ke arah perluasan wawasan dan peningkatan intelektualitas serta integritas kepribadian mahasiswa selaku generasi insan muslim mutakamil.

Menurut pendapat saya, ASG adalah tempat tinggal yang tepat untuk mahasiswa dalam membentuk karakter diri. Melanjutkan kehidupan di ASG, mahasiswa akan mendapatkan pelajar sebelum mahasiswa lain dapatkan di kampusnya masing-masing. Artinya, mahasiswa yang tinggal di ASG akan unggul satu poin dari teman-teman yang tidak tinggal di ASG. Saya akan memberikan salah satu contohnya: sebelum resmi menjadi Warga percobaan ASG, mahasiswa akan mengikuti Orientasi Warga Percobaan (ORGAN), dalam kegiatan ini mahasiswa akan mendapatkan materi untuk persiapan menghadapi kehidupan di kampus, seperti keorganisasian, kepemimpinan, wawasan keislaman dan masih banyak materi lainnya. Tentunya dengan bekal awal ini akan membuat mahasiswa aktif di kehidupan kampus, entah di dalam kelas, organisasi dan lain sebagainya.

Status kewargaan ASG terdiri dari tiga tingkatan, mulai dari warga percobaan, warga pengurus dan warga senior, untuk mencapai status warga pengurus tentunya harus menyelesaikan pengkaderan terlebih dahulu yang ada di ASG. Salah satu pengkaderan yang harus diselesaikan oleh warga percobaan adalah membuat karya ilmiah. Menurut pandangan saya, pembuatan karya ilmiah di ASG adalah semi skripsi, karena dalam prosesnya, penulisan tersebut harus benar-benar melakukan penelitian yang akan dibahas, penulis harus menyajikan data-data yang jelas dan dibuktikan saat presentasi di depan penilai dan audiens, tentunya disini akan menguji mental warga asrama sebelum melakukan sidang skripsi di kampusnya masing-masing. Pembuatan karya ilmiah ini juga merupakan salah satu poin + yang didapatkan mahasiswa yang tinggal di ASG, tentunya setelah paham bagaimana cara melakukan penelitian akan memudahkan ketika akan melakukan skripsi nanti.

ASG bisa dibilang sebagai miniatur negara, sudah banyak alumninya yang ikut serta dalam kepemerintahan, beberapa alumni ASG yang cukup dikenal dikalangan masyarakat diantaranya Arsul Sani, S.H, M.Si. (Anggota DPR RI), Abdullah Azwar Annas, S.Pd, S.S, M.Si (Bupati Bayuwangi 2010-2015 & 2015-2020), dan masih banyak alumni yang lainnya. ASG memang mewajibkan warganya untuk aktif di organisasi internal/ekternal kampus dengan bekal yang sudah diberikan ASG untuk dikembangkan masing-masing, tidak lain dengan mewajibkan aktif di organisasi adalah untuk persiapan warga ASG ketika sudah terjun di masyarakat,dengan harapan setelah menjadi Alumni Asrama YAPI, warga asrama bisa menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing.

Mengawali kisah saya sebagai warga asrama YAPI, suatu keberuntungan bisa menemukan tempat tinggal seperti Asrama Sunan Giri, ketika saya berangkat ke Jakarta banyak sekali dinamika yang saya dapatkan, terlebih saya adalah warga desa yang belum tau kehidupan di kota dan tidak tau jalan yang ada di jakarta, setelah menyelesai urusan administrasi perkuliahan, saya hanya mengikuti langkah kaki saya yang entah tau kemana berjalan untuk mencari tempat tinggal, wallahu’alam saya dibawa kaki saya menuju Jl. Sunan Giri yang ternyata ada tempat tinggal untuk mahasiswa, tanpa berlama-lama saya langsung masuk ke dalam asrama dan mendaftar sebagai calon warga asrama.

Saya adalah warga yang berstatus minoritas Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri (ASG), karena dalam dua tahun terakhir sejak 2018-2019 saya merupakan warga ASG yang berasal dari satu-satunya Universitas yang berbeda dari warga lainya yang mayoritas dari Universitas Negeri Jakarta. Saya memilih kampus Universitas Islam Jakarta untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya. Mahasiswa yang tinggal di ASG saya akui adalah mahasiswa yang beruntung, karena mendapatkan fasilitas guna mengembangkan kemampuannya masing-masing. Berstatus minoritas, tidak mengurangi semangat dalam menyelesaikan pengkaderan, justru menjadi tantangan bagi saya, apakah saya bisa bersaing dengan warga asrama lain yang mayoritas berasal dari Universitas Negeri? Dengan menjalankan proses pengkaderan yang ikhlas jawabannya adalah saya bisa menyelesai pengkaderan lebih cepat dari teman angkatan saya yang harusnya angkatan saya mendapatkan rode generasi sebagai pengurus pada tahun 2021, tetapi saya dan beberapa teman angkatan saya diangkat menjadi warga pengurus pada tahun 2020 karena telah selesai menjalankan pengkaderan di ASG.

Tahun 2022 merupakan tahun istimewa bagi saya, karena warga asrama mempercayai saya sebagai ketua ASG, tentunya suatu kebanggaan tersendiri bisa memimpin mahasiswa yang ada di ASG apalagi dengan latar belakang yang saya miliki. Tidak hanya itu, pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan di ASG bisa saya implementasikan di kampus, pada tahun 2022 juga saya diamanahkan sebagai Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Islam Jakarta Periode 2022.

Intisari dari penulisan ini, ASG merupakan asrama kedua yang didirikan oleh YAPI, ASG memiliki ciri khas yang berbeda dari asrama YAPI lainnya dalam mengkader warganya, yang diharapakan warga ASG aktif dan menjadi pemimpin disetiap organisasinyanya. ASG akan memberikan bekal yang cukup untuk warganya dalam menjalankan kehidupan di kampus. Tentukan bekal yang didapat di ASG dan organisasi di kampus untuk menjadi bekal ketika sudah menjadi alumni dan siap menjadi pemimpin di daerah masing-masing.

Pesan Penutup dari saya untuk pembaca tulisan ini, “Berproseslah dengan ikhlas dan jadilah orang pertama sebelum orang lain melakukan.

Kita tidak tau hari esok, bulan esok bahkan tahun esok kita akan menjadi seperti apa, tetapi dengan kita memiliki bekal yang cukup, maka kita yakin mampu bersaing dengan siapapun. @Sampurna_29. Mahasiswa Universitas Islam Jakarta & Warga Asrama Mahasiswa Islam Sunan GiriJakarta, 10 April 2022 / 9 Ramadhan 1443H.

.


RIWAYAT HIDUP PENULIS



Achmad Sampurna Jayamurna adalah seorang pemuda yang berumur 22 tahun, berasal dari pulau jawa kelahiran Bekasi, 20 September 2000. Sampurna merupakan putra pertama dari empat bersaudara, dari pasangan suami istri N Nawawi S dan Husnaini. Riwayat pendidikan yang telah diselesai Sampurna mulai dari SDN Sukadaya 01 lulus pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke tingkat kedua di MTsN Sukatani lulus pada tahun 2015. Setelah mendapatkan beberapa prestasi, Sampurna melanjutkan pendidikan ke salah satu SMA ISLAM populer di daerah Bekasi, yakni SMAI Yaspia. Sampurna  juga  merupakan  salah  satu  santri  di  Pondok

Pesantren Al-Qur’an Al-Mushhafiyyah, lulus SMAI dan Pondok Pesantren pada tahun 2018. Sekarang Sampurna sedang menempuh pendidikan Sarjana Strata 1 (S1) di Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Jakarta.

Sampurna aktif mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) di Universitas Islam Jakarta. Adapun UKM yang di ikutinya adalah Resimen Mahasiswa (MENWA), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum. Sampurna sekarang sedang memikul dua tanggungjawab sekaligus sebagai ketua Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dan Komadan Satuan Resimen Mahasiswa Satuan Universitas Islam Jakarta periode 2022.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

AWAL KISAHKU DI ASRAMA PUTRI (ASPURI)

Oleh : Aisyah

Malam temaram, sunyi menyelimuti suasana hati yang sedari tadi diiringi semburat tanda tanya. Aku masih terpaku dalam lamunan . Kali ini, aku tak berniat melakukan apapun. Hanya ingin asyik berselancar di sosial mediaku. Dalam sekilas gambar yang aku lihat , nampak iklan yang tiba-tiba saja mengalihkan perhatianku. Kubaca dengan hati yang penuh tanya , Fikirku mulai menerka dengan baik , aku pun mencari tahu,  yaps rupanya informasi perkuliahan swasta yang menawarkan beasiswa dengan serangkaian persyaratannya. Ku coba memahami dengan baik sebelum kusimpulkan. Rupanya ini adalah perkuliahan yang menawarkan beasiswa dengan syarat memiliki hafalan minimal 1 juz dan wajib berasrama. Timbul secercah harapan baru di hidupku . Perlahan kesunyian malamku pun sirna , kusimpulkan senyum terkulum bahagia. Aku kuatkan hati dan juga tekadku untuk segera mendaftarkan diri , hanya saja aku masih bimbang dengan salah satu persyaratannya yang mewajibkan asrama. Malam ini lamunku teralihkan oleh berita iklan yang membuat hatiku yang sunyi menjadi bergemuruh ria.

Keesokan harinya aku mulai mempersiapkan diri untuk mendaftar , alangkah senangnya hati ini, perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan ribuan kata, sebab aku bersyukur terhadap segala karunia yang telah Allah berikan kepadaku. Tepat tanggal 6 September aku mulai mendaftarkan diri untuk menjadi calon mahasiswi di kampus tersebut. Aku berharap semua proses yang akan kujalani bisa berjalan dengan baik dan semoga Allah mempermudah segalanya. Alhamdulillah dengan segala proses pendaftaran dan juga pengetesan yang telah aku lalui, kini tiba pengumuman yang akan diberitakan melalui pesan di social media. Aku melihat dengan seksama semua nama yang ada di pengumuman, dan ternyata ada namaku di sana. Alangkah gembira hatiku saat itu , tak lupa kuberyukur kepada zat yang maha kuasa dan tiada tanding terhadap segala apapun yang dapat menandinginya.

Ternyata benar persyaratan itu salah satunya adalah mewajibkan mahasiswi yang memilih program tahfidz untuk berasrama. Dikarenakan persyaratan tersebut, aku kini bisa berada di Asrama YAPI , tepatnya awal aku masuk Asrama pada tanggal  31 Oktober 2021

SETELAH MASUK ASRAMA YAPI

Tepatnya di hari Minggu, Aku memasuki Asrama YAPI, di sinilah semuanya kumulai, kutanamkan niat untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik agar kelak bisa membahagiakan kedua orang tuaSendu malam tiada berhujan, sunyi bunyi alam di luar , kami para warga asrama terkhususnya anak baru yang mulai meniti kehidupan baru di asrama segera berkumpul merapat dengan para pengurus di suatu ruang yang tak luas namun tak menghalangi niat untuk bisa berbagi dan mengisi, di situlah diterangkan berbagai ragam peraturan tata tertib yang akan berlaku di asrama  YAPI.

Dengan harapan yang termunajatkan  di kalbu dan asa yang akan kurajut, tak membatasi apa saja yang kelak akan menjadi peraturan , mudah-mudahan peraturan membuatku patuh dalam ketaatan, maka kubuat catatan dalam lembar kehidupanku yang akan kujalankan di asrama, sejenak beradulah fikiran dalam kekuatan yang bertujuan menggapai impian. Semoga impian menjadi kenyataan dan kelak dapat kuwujudkan.

 

IMPIAN SETELAH BERANJAK DARI ASRAMA YAPI

Kelak aku akan membuat semua impian yang kuuntai dalam kata-kata dalam sebuah catatan harian , akan menjadi kenyataan , harapanku setelah ke luar dari asrama,  aku ingin menjadi insan yang bermanfaat bagi masyarakat . Karena di dalam pepatah arab mengatakan "sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain"Bagiku bermanfaat bagi orang lain adalah sebuah hal yang sangat memiliki nilai yang istimewa . Karena dengan bermanfaat kita bisa menjadi manusia yang berguna dan memiliki nilai 

Seperti menjadi Guru atau memiliki usaha sendiri dan memiliki brand sendiri yang aku inginkan, sebab bermanfaat rasanya jika mendirikan lapangan pekerjaan kepada banyak orang di luar sana.  Tak lupa kuucapkan banyak terimakasih kepada YAPI yang telah memberikan fasilitas serta sarana dan prasarana yang sangat mendukung , semoga YAPI ke depannya lebih maju dan sukses untuk seterusnya. Aamiin .

 

 

 

 

 

 

 

TENTANG PENULIS


              

Namaku Aisyah , seorang anak perempuan yang terlahir dari 4 bersaudara yang terdiri dari 3 laki-laki dan satu perempuan,  aku adalah si anak perempuan satu satunya di keluarga ,bertempat tinggal di sebuah kabupaten tangerang perumahan bumi asri namanya ,aku di besarkan oleh ke dua orang tua ku yang berkerja sebagai pegawai negri sipil ,masa kecil yang penuh di manja ,aku tak memiliki banyak keahlian karna aku tak memiliki ketertarikan khusus pada satu hal ,terlebih menekuninya pun aku tak pernah,aku memilih dengan apa yang hanya aku suka saja

Alhamdulillah pengalaman ku dulu di pondok pesantren sewaktu itu pernah menjuarai karya tulis yaps itu pun hanya satu kali saja...selebihnya aku pernah menjuarai strory telling dan speech pada masa itu saja ..semoga dengan menulis aku bisa menghasilkan karya karya terbaik yang bisa menebarkan manfaat

   

 

 

 

Asrama Wali Songo Rumah Keduaku

Oleh : Amien Rahman Mahendra

 

Derap Langkah di Asram YAPI

Asrama Yayasan Asrama Pelajar Islam baca YAPI  membrei saya harapan ketika pertama kali datang ke Jakarta untuk menimba ilmu di Universitas Indonesia. Saya diterima di departemen Antropologi Sosial UI tahun 2018. Namun, saya baru mendaftar dan diterima di Asrama YAPI  tepatnya Asrama Wali Songo pada awal tahun 2019. Hal tersebut tidak lain karena saran dari orang tua saya untuk setikdanya selama 6 bulan awal perkuliahan tinggal di Asrama Universitas Indonesia. Awal saya diterima di Asrama Wali Songo baca AWS  tanpa ekspektasi yang macam-macam, saya hanya ingin mendapat tempat tinggal yang layak dimana saya tetap bisa menjaga nilai-nilai kepesantrenan yang selama SMP dan SMA saya pelajari.

Perjalanan di Asrama YAPI bagi saya terhitung sejak Maret tahun 2019, sejak saat itu petualangan baru hidup di Asrama menjadi cerita sehari-hari saya. Hidup di asrama AWS tidak membuat saya berhenti dan diam hanya bergantung pada asrama dalam berkegiatan, meskipun tidak terlalu sibuk jika dibandingkan teman-teman lain yang bisa berpartisipasi dalam tiga hingga lima organisasi dalam satu tahun. Setidaknya saya aktif di satu organisasi intra dan ekstra kampus, tetapi tidak lupa saya juga menjabat sebagai Biro keislaman dan Biro PSDM masing-masing selama 1 tahun sebagai kewajiban balas jasa kepada asrama dan Yayasan. Aktualisasi diri dalam berorganisasi memang merupakan satu hal yang bisa dikatakan keunggulan YAPI. Hampir seluruh warga asrama dan kader YAPI dari masa ke masa selalu aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Para senior yang telah lebih dulu tinggal dan lulus dari asrama hingga saat ini masih menjadi teladan dan role model dalam pembentukan karakter kader Asrama YAPI yang berjiwa kepemimpinan, intelektulitas, dan spiritualitas.

Aspek akademik tidak dianaktirikan dibandingkan aspek kepemimpinan, selayaknya mahasiswa yang disiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan, maka aspek atau bidang akademik tidak bisa disepelekan. Aspek intelektual dalam hal ini tidak hanya terbatas pada nilai Indeks Prestasi persemester yang didapat mahasiswa tiap akhir semester, tetapi lebih daripada itu intelektualitas yang dimaksud adalah kepekaan sosial-ekonomi-politik, dan  kemasyarakatan sehingga mampu untuk memahami apa problema yang dihadapi masyarakat. Para Bapak pendiri YAPI  juga bukan merupakan sekumpulan orang yang skeptis  terhadap lingkungan sosialnya, beliau-beliau adalah orang yang mau untuk mengabdikan diri untuk masyarakat sehingga sampai pada derajat penghormatan yang tinggi dan disebut sebagai Tokoh Masyarakat.

Secara pribadi saya merasakan perkembangan yang sangat signifikan secara intelektual, perspektif yang dapat saya gunakan tidak terpatok pada paradigma antropologi atau ilmu sosial karena diskusi-diskusi dengan teman seasrama yang memiliki perspektif berbeda dari latar belakang keilmuan masing-masing.

 

 

 

Biodata Penulis

 


Nama Lengkap : Amien Rahman Mahendra

Panggilan : Mahend

Alamat : Bojonegoro – Jawa Timur

Email : mahendra22datta@gmail.com

Hobby : Menulis puisi

Cita-cita : Pendakwah

Pengalaman Organisasi : Ketua Asrama Wali Songo 2021

Harapan pada YAPI :  Semoga selalu memberikan yang terbaik bagi para calon

pemimpin ummat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menghindari Godaan Kawan di Kampung

Oleh: Andra Pahigayudo

 

 

Berawal setelah saya lulus dari SMA swasta di daerahku yang bernama SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Lampung Utara tahun 2018. Pada saat itu ketika aku lulus banyak sekali keresahan yang aku rasakan,  salah satunya keresahan adalah aku benar-benar bingung ingin ke mana, aku ingin berlabuh ketika lulus.  Sampai- sampai setelah masuk jam istirahat, aku langsung pergi ke mushola untuk menjalankan ibadah sholat  Ashar,  setelah melaksanakan ibadah ketika itu aku termenung di sebuah teras Mushola , lagi-lagi yang aku pikirkan adalah mau ke mana diriku setelah lulus nanti ?.  Akan kerjakah atau kuliah atau jadi pengangguran?.  Tiba –tiba ketika aku termenung pundak sebelah kananku dipukul oleh seseorangg, aku kira siapa?. Tiba- tiba yang memukul pundakku adalah Guruku sekaligus Pembina Rohis SMA Kemala Bhayangkari. Lalu ia bertanya kepadaku kamu kenapa sepertinya sedang galau, seperti ada yang kamu pikirkan ?.

Aku menjawab : “emm.. tidak Pak,  Andra tidak apa apa.  Lalu ia bertanya lagi : “seriusan kamu tidak apa – apa?.  Iya pak Andra tidak apa – apa.  Ya sudahlah kalau begitu, Andra segera ke kelas ya !. Sebentar lagi akan masuk kelas ujarnya, akupun menjawab baik pak. Akhirnya aku masuk kelas bersama sahabat sebangkuku untuk melanjutkan belajar bersama teman- teman. Ketika aku sampai di kelas dan masuk ruangan aku melihat teman-temanku sedang tertawa terbahak bahak sambil bermain ludo, melihat tingkah laku teman –temanku aku bertanya kepada temanku yang bernam Adam, dam- dam sini geh, ada apa ndra?. Mereka seperti tidak ada beban ya?.

Padahal sebentar lagi kita akan lulus dari sekolah SMA Kemala Bhayangkari, Adam pun menjawab aku juga bingung ndra, heheheeh. Sudahlah ndra biarkan saja yang terpenting  kita fokus belajar dulu. Seiring berjalannya waktu tidak lama pengumuman kelulusan SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi akan muncul, ketika itu pikiranku bertambah galau, yang semula mau ngapain setelah lulus kerja, kuliah, atau pengangguran,  tiba- tiba aku berpikir gimana kalau aku tidak lulus sekolah, hatiku berkata bagaimana nasibku nanti?.   Ya Allah, sekitar tiga hari lagi pengumuman, aku mengikuti sebuah kegiatan motivator yang diisi oleh Syafi’i  Effendi beliau pria kelahiran Medan, 04 Agustus 1991 ini adalah seorang motivator yang telah menginspirasi dan berbicara di hadapan sekira 1 juta audiens di seluruh Indonesia dengan rekor 28 kali seminar dalam 1 bulan untuk peserta 500-4000 orang. Nah dari sinilah aku termotivasi dan aku harus mengambil keputusan secepat mungkin apakah aku mau kulia atau kerja.

Akhirnya waktu yang aku tunggu- tunggu tiba,  yakni pengumuman kelulusan. Akupun segera berangkat ke sekolah dan berpamitan dengan kedua orangtua, sesampainya di sekolah akupun berpapasan di pintu gerbang dengan temanku yang bernama Aji, dan aku bertanya :

“ Loh ko balik lagi Ji kenapa?.  Orang udah lulus , ya pulanglah ujarnya. Lalu aku bertanya lagi memang pengumumannya dimana Ji, itu ndra di tempel di mading. Ketika itu juga aku lari dan menuju ke mading untuk melihat hasil pengumuman, sesampainya di mading akupun melihat namaku dinyatakan lulus dari SMA Kemala Bhayangkari  Kotabumi Lampung Utara.

Akupun bersyukur bisa lulus . Setelah aku dinyatakan lulus dari SMA Kemala Bhayangkari akupun sudah menentukan harus kemana aku akan berlabuh. Aku memutuskan untuk kuliah, walaupun masih bingung mau kuliah di mana, setelah lulus sekitar 1 bulan aku dirumah dan sama sekali tidak pernah lagi ke sekolah disebabkan sudah lulus. Waktu satu bulan itu aku manfaatkan untuk leha-leha, makan tidur, makan tidur layaknya orang pengangguran, dan bermain dengan teman teman di kampung, waktu bermainku dengan teman- teman dikampung selama 1 bulan menjadi bertambah, pada saat itu ada akupun menjalin silaturahmi dengan teman teman SD yang bernama Riki, Koko, dan Rio di kediaman rumah Riki, di situpun kami ngobrol dan bertukar pikiran, dan akupun diucapkan selamat oleh ketiga sahab kecilku:  “selamat ya ndra udah lulus ujarnya akupun menjawab iya – iya terimakasih, tak lama dari itu si Riki bertanya kepdaku, setelah lulus mau kemana ndra?.

Akupun menjawab aku ingin merantau kuliah. Riki pun bertanya kembali : “seriusan kamu mau merantau dan kuliah, kuliah belum tentu sukses loh banyak contohnya di sini yang kuliah ujung-ujungnya pengangguran. Akupun menjawab ini sudah pilihanku Rik, emm begitu ujarnya Riki.  Lalu si Rio bertanya lagi kepadaku ; “kamu rela ndra ninggalin kita bertiga?’.  Akupun bingung mau jawab apa, akhirnya aku jawab tenang ko aku pasti nanti akan kembali lagi ke kampung halaman, setelah pulang dari rumah Riki keesokannypun aku mendaftar kuliah di Universitas Negeri Jakarta, dan alhamdulillahnya aku diterimah di Universitas Negeri Jakarta.

Setelah aku dinyatakan diterima di Universitas Negeri Jakarta, lagi-lagi Aku menjadi bingung, ketika aku kuliah nanti.,  aku tinggal dimana ya ?. emmm sambil termenung, akhirnya dengan tekat yang kuat akupun keesokanya langsung berangkat ke  Jakarta untuk daftar ulang. Sesampainya  di Jakarta akupun turun di PGC Jakarta timur, di situ aku duduk sambil kebingungan mau tinggal dimana, tanpa sengaja akupun langsung membuat setatus di facebook . “allhamdulillah sampai juga dijakarta “ tak lama kemudian ada yang komen ternyata sahabat kecilku ketika SD, lalu ia bertanya kamu di Jakarta ndra ?.

Akupun menjawab : “iya nih”.  Temanku bertanya lagi : “mau tinggal dimana kamu ndra? . Akupun menjawab belum tau, akupun masih bingung, lalu ia menawarkan untuk tinggal di kosannya dan akhirnya aku sementara tinggal di kosan selama seminggu bersama temanku untuk melakukan daftar ulang di UNJ, tak lama kemudian di grup WA- SBMPTN ada sebuah informasi yakni informasi terkait tempat tinggal, tempat tinggal tersebut adalah Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri.

 

 

Tidak sampai seminggu akupun izin kepada temanku untuk mendaftar di asrama mahasiswa Islam Sunan Giri , di hari Senin aku berangkat dan langsung berkunjung di ASG untuk melakukan pendaftaran, tak lama kemudian berkas –berkas pendaftaranpun aku kumpulkan dan keesok harinya aku melaksanakan tes wawancara dan tes fisik ASG, stelah melakukan rangkain tes akupun dinyartakan lulus dan bisa tinggal diasrama ASG hingga sekarang. Kisah Perjalananku setelah Lulus SMA hingga masuk Asrama YAPI.


Tentang Penulis

 

 

Andra Pahigayudo Lahir di margorejo, 25 juli 2000. Anak ketiga dari pasangan mirsal dan elya. Saya menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 margorejo, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 5 Kotabumi,.

Menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMA Bhayangkaridan saat ini saya sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu olahraga , Program Studi Kepelatihan Kecabangan Olahraga angkatan 2018.

 

 

 

 

 

 

NYASAR, SEBUAH PERJALAN HIDUP

Oleh: Ardiansyah Putra

 

Awalnya sebelum ke Jakarta, saya kuliah Plus mondok. Setelah genap sebulan berada di pesantren, ternyata tubuh tidak bisa dipaksakan, sudah mulai merasakan kesakitan, asam lambung saya yang selalu kambuh karena makan tidak pernah tepat pada waktunya. Pada suatu hari saya bersama teman-teman saya dari Aceh tapi beda Kabupaten kami berbincang bincang, ternyata mereka juga merasakan hal yang sama dan ingin pindah dari pesantren tapi kami bingung mau kemana, karena tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mencari informasi terkait perkuliahan.

Maka salah satu teman sayapun mempunyai ide dan mengatakan dua orang pergi ke Warnet untuk mencari informasi dan yang lainnya di sini mengikuti kegiatan agar tidak banyak yang ijin kegiatan pesantren.  Kami pun sepakat ke Warnet dan sesampainya di sana, alhamdulillah dengan izin Allah saya dapat berkomunikasi dengan sepupu saya yang saat itu kursus di Lemka Bogor, sayapun menceritakan ke dia bahwa saya ingin meminta dicarikan tempat kuliah yang beasiswa, setelah itu ternyata dia mempunyai teman namanya Kak cut yang juga ternyata Mahasiswa STEBANK Islam Mr Sjafruddin Prawiranegara.

Maka kamipun bersepakat untuk merantau ke Jakarta dan segera memesan tiket yang penting tujuannya ke Jakarta. Waktu demi waktupun berjalan, banyak rintangan dilalui di perjalanan mulai dari rasa lapar karna mengingat keuangan sisa 300 Ribu maka semuanya ditahankan demi keuangan nantinya di Jakarta. Alhamdulillah pagi setelah Subuh kamipun sampai di Jakarta tepatnya di pasar Senen, rasa capek mulai hilang karna orang kampung telah sampai ke Jakarta, rasa bahagia karena bisa melihat gedung gedung tinggi, hehe.

Di Pasar Senen kami pun bingung ke mana langkah kami selanjutnya, kami hanya bisa pasrah dan berjalan kemana kaki akan melangkah dengan berkat pertolongan Allah, alhamdulillah kami dipertemukan dengan Kampus STEBANK dimana banyak Mahasiswa Mahasiswi yang juga dari luar luar daerah. Singkat cerita kamipun dimasukan ke dalam asrama YAPI .

Selama tinggal di asrama YAPI, banyak ilmu dan pengalaman berharga yang saya dapatkan baik berupa tempaan kepemimpinan atau leader ship. Kami dibiasakan untuk mengadakan kegiatan. Terima akasih banyak kami sampaikan kepada semua pengurus YAPI semoga sehat dan berkah selalu.

 

 



TENTANG PENULIS

 

Ardiansyah Putra. Laki Laki kelahiran 16 apri1 2000 ini biasa di panggil Ardian . Pertama kali belajar menulis artikel dan menjadi urutan pertama di Militan.co Pentingnya menuntut ilmu tahun 2018. Penulis adalah alumn, SDN 04 Subulussalam , Mts hidayatullah dan SMas hidayatullah yang terletak di kota kelahiran nya yaitu Aceh Subulussalam.

Sempat tinggal di Johar sentiong hingga akhirnya sekarang tinggal di Asrama sunan gunung jati matraman yang terletak di ibu kota Jakarta tepatnya Jakarta Timur. Selain itu juga masih menjadi Mahasiswa STEBANK Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara.

Untuk kenal penulis lebih jauh, bisa menghubungi:

WhatsApp: 085893917477

Instagram: Daiyen10

Facebook: Ardian

 

 

 

 

 

 

Perjalanan Singkat Seorang Arip di Asrama Sunan Giri

Oleh : Arip.

 

Arip lahir di Kuningan Jawabarat dengan latar belakang keluarga yang sederhana arip selalu menampilkan yang terbaik untuk dirinya. Mulai dari dia menempuh Pendidikan SD, SMP, SMA dan Sekarang sedang menjalani Pendidikan S1 nya di Universitas Negeri Jakarta dengan program studi Pendidikan Jasmani. Semasa SMP Arip sudah aktif dalam Organisasi di Sekolah, mulai dari pengurus Osis, Paskibra, Pramuka, PMR, serta olahraga Futsal. Memasuki masa SMA arip sudah agak jenuh dengan organisasi maka dari itu Arip memutuskan hanya aktif di ekstrakurikuler yaitu Pencak Silat, Sepak Bola, dan Futsal.

Semasa SMA Arip meraih prestasi dalam pencak silat yaitu juara 3 kelas J Junior tingkat Jabar-Banten. Kemudian di cabang olahraga Futsal rekor terbesarnya adalah menjadi juara 1, 4 kali berturut turut Turnamen Futsal yang diselenggarakan di kabupaten Kuningan. Dibalik kesibukannya di cabang olahraga yang digeluti arip juga memiliki prestasi akademik yang cukup bagus serta hubungan dengan teman teman, guru, pedagang kantin serta pegawai sekolah.

Ketika akan memasuki ujian nasional Arip sudah mulai bimbang antara melanjutkan kuliah atau bekerja dikarenakan jika kuliah orang tua arip yang tersisa ibu sudah tidak sanggup untuk membiayai jika Arip melanjutkan kuliah. Tetapi dengan keyakinan Arip akhirnya memberanikan diri untuk melanjutkan kuliah serta mendaftar beasiswa. Dimasa banyak seleksai masuk arip mengikuti semua seleksi masuk perguruan tinggi dengan mengandalkan nilai rapot dan sertifikat yang dimiliki.

Seleksi pertama yang diikuti adalah SNMPTN yaitu seleksi masuk perguruan yinggi negeri dengan nilai rapot arip dan di waktu pengumuman Arip berhasil lolos masuk dan lolos diterima di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Pendidikan Jasmani serta berhasil juga mendapatkan beasiswa. Duahari kemudian harus langsung melakukan verifikasi data ke Universitas Negeri Jakarta, Arip kemudian bingung kembali karena tidak memiliki ongkos untuk menuju ke Jakarta serta belum pernah ke Jakarta. Tetapi dengan izin Allah, Arip bisa berangkat ke Jakarta dengan bantuan biaya dari guru guru serta sekolah yang memberikan bantuan serta Arip coba mencari alumni sekolah yang memang berada di Jakarta dan akhirnya menemukan ka windi maelani Angkatan 2016 yang memang sedang studi juga di Universitas Negeri Jakarta dan akhirnya Arip meminta bantuan kepada ka Windi selama di Jakarta.

Setelah verifikasi dilakukan di sekolah ada kembali seleksi masuk politeknik negeri dimana Arip juga mengikuti seleksi tersebut dengan mempertaruhkan nilai raport nya dan alhamdulillah diterima juga di D4 Teknik Informatika Politeknik Negeri Indramayu. Tetapi disini ada error system yang mengakibatkan beasiswa tidak bisa didapatkan dari awal, maka arip ragu untuk mengambil politeknnik ini. Berikutnya adalah Arip juga mengikuti seleksi SPAN- PTKIN yaitu Perguruan tinggi UIN/IAIN/STAIN atau PTN dengan program studi keagamaan. Hasil yang di daptkan adalah Alhamdulillah Arip juga diterima di S1 Ilmu Tasawuf dan Psikotrapi di UIN Bandung, dengan mendapatkan informasi jika di UIN Bandung Beasiswa baru bisa didapat di semester 3 maka dari itu ini menjadi ragu pula bagi Arip untuk memilihnya. Akhirnya Arip tetap dengan pilihan pertama yaitu Pendidikan Jasmani Universitas Negeri Jakarta yang sudah pasti mendapatkan Beasiswa.

Masa sebelum Arip harus berangkat ke Jakarta untuk memulai proses perkuliahan, Arip selama bulan suci Ramadhan berusaha kerja untuk mendapatkan bekal di Jakarta nanti dan Alhamdulillah bisa bekerja di FAJAR Toserba Jalaksana sehingga Arip memiliki bekal awal untuk tinggal di Jakarta. Kemudian dimasa menunggu keberangkatan ke Jakarta pun Arip mencari informasi tempat tinggal nanti dengan bantuan ka Windi Akhirnya dikenalkanlah Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dan diberikan narahubung bang Bakhtiar pada saat itu.

Setelah diberikan kontak bang Bakhtiar, Arip langsung menghubungi dan bertanya tanya serta diarahkan untuk mendaftar secara online. Dikarenakan kegiatan kampus sudah akan mulai Ketika 14 Agustus maka Arip berangkat pada tanggal 11 Agustus serta sampai di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri pada tanggal 11 Agustus 2018. Pertamakali melihat Asrama ini seperti seram karena dengan kondisi kosong dan sedang banyak dedaunan gugur, saya kira salah tempat ternyata memang seperti ini dan akhirnya saya bertemu dengan salah satu warga asrama dan diarahkan untuk masuk ke kamar AB.

Setelah masuk Arip mulai beradaptasi dengan warga dan lingkungan di Asrama Sunan Giri serta dalam prosesnya banyak rintangan dan membuat diri Arip ingin keluar dari Asrama. Tetapi dengan terus berfikir mengenai keadaan Arip harus bertahan di Asrama Sunan Giri dikarenakan di Asrama SUnan Giri ini sudah sangat banyk nikmat yang ada dan bisa mendukung Arip selama menempuh studi di Jakarta ini. Dengan bertahan di Asrama Sunan Giri Arip melewati tahapan pengaderan yang ada di Asrama Sunan Giri mulai dari Orientasi Warga Binaan, dikegiatan ini kami warga baru dibekali banyak materi mengenai softskill dan hardskill. Salahsatu yang berkesan adalah Ketika kamu diuji mental dengan harus mendapatkan tandatangan orang yang tidak kami kenal dengan car akita harus berpidato atau menunjukan bakat yang kita miliki di Monumen Nasional tidak hanya warga local tetapi turis pun kami di haruskan berkomunikasi dan mendapatkan tandatangan serta biodata turis yang ada di Monumen Nasional.

Setelah melewati proses Orientasi Warga Binaan berikutnya adalah masa masa perkenalan, kami warga baru diharuskan berkenalan mulai dari seluruh warga asrama, pengurus Yayasan, Karyawan Yayasan, Alumni, serta warga sekitar kami harus berkenalan dan akhirnya dengan waktu kurang lebih 1 – 2 bulan proses perkenalan diselesaikan selanjutnya dalah Arip mempresentasikan diri di forum seluruh warga asrama. Setelah tahapan perkenalan sudah selesai berikutnya adalah tahapan Mandataris.

Mandataris yang didapatkan Arip adalah sebagai mandataris Ramadhan dan Idul Adha, dimana kegiatan di bulan Ramadhan sangat banyak mulai dari Shalat Tarawih, Tadarus, Sahur On The Road, Ifthar On the Road, Diskusi Ngabuburit, Nuzulul Quran, kegiatan terbesarnya adalah melakukan Santunan Anak Yatim dan Dhuafa, menerima dan menyalurkan Zakat Fitrah, serta diakhiri dengan shalat idul fitri. Kegiatan inti di Ramadhan ini adalah Santunan Anak Yatim dan Dhuafa, Alhamdulillah terjalan sukses dengan proses yang dilalui mulai dari perencanaan, pencarian dana hingga puncak kegiatan dengan dan yang didapatkan Arip dan tim yaitu sebanyak 66 juta dapat mengundang penceramah yaitu juara 1 AKSI Indosiar 2015 yaitu Ustadz Mumuy dari Lampung serta dapat menyantuni anak yatim dan dhuafa lebih dari 300 anak yatim. Setelah mandataris idul fitri selesai berikutnya adalah mandataris idul adha yaitu mengadakan penyembelihan hewan qurban serta menyalurkan daging hewan qurban disini alhamdulillah sukses pula dilaksanakan dengan memperoleh 2 Sapi dan 13 kambing untuk di sembelih saat hari raya idul adha. Proses mandataris sudah dilalui berikutnya adalah proses Laporan Pertanggung Jawaban Mandataris dan alhamdulillah dengan 1 kali presentasi Laporan Pertanggungjawaban Mandataris langsung diterima dan lulus. Dengan lulus nya arip dalam proses mandataris Arip memberikan kenang kenangan dari proses mandataris yaitu sebuah baju muslim untuk seluruh panitia serta Spiker Portable untuk kegiatan Asrama. Pengaderan berikutnya adalah membuat makalah ilmiah.

Proses pembuatan makalah ilmiah Arip selesaikan di bulan April prosesnya Arip tidak terlalu mendapatkan kesulitan hanya perbedaan pendapat dari pembimbing 1 dan 2 dan akhirnya dapat diselesaikan dengan judul makalah ilmiah “SURVEI KAPASITAS VO2MAX ANGGOTA KLUB OLAHRAGA  PRESTASI PENCAK SILAT (KOPPENSI) MELALUI METODE BLEEP TEST” dengan pembimbing 1 Adi Sumardi dan pembimbing 2 Reza Ardiansyah Putra. Tahapan pengaderan berikutnya adalah Fit And Profer Test.

Tahapan Fit And Proper Test ini tertunda cukup lama dikarenakan menunggu senior yang belum beres dalam tahapan ini jika melangkahi ada perasaan tidak enak hati. Sehingga tahapan Fit And Proper Test ini arip selesaikan pada bulan Agustus dan dengan diselesaikan penugasan Fit And Proper Test ini Arip tersisa menunggu waktu pelantikan dimana pelantikan ini menunggu beberapa teman agar disatukan pelantikan nya dan dilaksanakan pelantikan menjadi pengurus pada bulan Oktober 2020 serta Arip diberikan Amanah menjadi pengurus dengan bidang keislaman pada kepengurusan tahun 2020.

Tahun 2021 Arip diamanahkan menjadi Sekretaris dalam periode kepengurusan 2021, dan dengan perjuangan selama menjadi sekretaris Arip bisa meninggalkan jejak yaitu dapat mengadakan computer, keyboard, webcam, peralatan kebersihan secretariat serta barang barang lainnya dari usaha sekretaris yaitu Go- Print. Berakhirnya kepengurusan di 2021 Arip melanjutkan menjadi pengurus di Asrama Sunan Giri menjadi biro pengadaeran hingga saat ini. Sampai saat ini Arip sangat bersyukur dapat tinggal di Asrama Sunan Giri karena dengan adanya Asrama Sunan giri sangat banyak membantu proses Arip diperkuliahan dan memudahkan perekonomian Arip. Cukup sekian cerita singkat perjalanan seorang Arip di Asrama Sunan Giri semoga dapat bermanfaat. Terimakasih.

 

 

 

Tentang Penulis


Arip, merupakan pemuda yang lahir pada tangga 09 Juli 2000 di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Buah cinta dari sepasang kekasih yang bernama Jalil(Alm) dan Juhati ini kini berusia 21 Tahun. Penulis merupakan buah hati ke 3 dari 3 bersaudara. Adapun riwayat pendidikan penulis lulus di SDN Cikubangsari tahun 2012 kemudian melanjutkan di SMPN 1 Kramatmulya dan lulus tahun 2015. Selanjutnya menempuh pendidikan di SMAN 1 Jalaksana dan lulus pada tahun 2018 dan sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta.

Aktivitas yang sekarang dilakoni pemuda yang kerap dipanggil Arip ini adalah kuliah dan organisasi. Adapun organisasi yang diikuti diantaranya Klub Olahraga Prestasi Pencak Silat (KOPPENSI), Kerohanian Islam Mahasiswa Olahraga (KARISMA), Tim Peneliti Sosiologi Olahraga, dan yang paling keren adalah Organisasi Penggerak Olahraga. Penulis sekarang tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri sebagai pengurus Biro Pengaderan dan Pengembangan Kreativitas Diri serta sekarang sedang melaksanakan proses Skripsi di Kuliahnya.

 

 

 

 

 

Asramaku Laksana Ibu Kandungku

Oleh: Fajar

 

Ada kasih sayang yang tak pernah luput oleh waktu juga ada dekapan yang rasa nyamannya tak pernah pudar pula oleh waktu, kasih sayangnya selalu membuat siapapun Rasanya tak bisa jauh dari dirinya, sosok yang di mana pernah kita berada di kandungannya dilahirkan dibesarkan di didik dibimbing sampai kita tahu dan bisa tentang segalanya sosok ibu kandung yang keberadaannya selalu Sigap untuk kita sosok yang dia bila kita dalam keadaan sakit Iya bilang “Kenapa tidak aku saja yang sakit “ tak ada orang yang rasa sayangnya melebihi seorang ibu kandung, sungguh keberadaannya begitu berarti bagi kita membuat siapa pun tak ingin jauh jauh darinya,  Namun tidak selamanya seorang anak itu menjadi anak kecil, ketika tiba saatnya ia dewasa maka ia berhak mendapatkan atau melalui kehidupan Mandiri menelusuri jalan karirnya sosok anak yang sudah dewasa rasanya sudah harus bisa belajar merasakan kehidupan Mandiri yang sesungguhnya laksana seekor burung yang telah dewasa yang sudah siap terbang tinggi mencari jati dirinya di luar sana selepas ia membantu mengemas barang-barang tibalah saat pertamakali beranjak jauh darinya pesan-pesan Dan nasihat-nasihat tak henti-hentinya terlontar dari mulutnya bersama dengan air mata keharuan Karena kini yang ia timang-timang dan yang ia sayang sayang telah siap telah sampai saatnya Pada perjalanan hidup barunya di perantauan sana,

Dipeluknya diciumnya kemudian Melambaikan tangan dengan wajah haru bercampur senyum melepas perjalanan anaknya ke perantauan tanah untuk mengayuh kawah Candradimuka di perantauan sana, menambah suasana haru perpisahan jarak itu. Sesampainya di gemerlapnya suasana ibu kota sendiri berteman yakin Sesampainya di kawah Candradimuka tempatnya nanti menuntut ilmu diinjakkan lah kaki untuk pertama kalinya di tempat itu ya nanti akan ia lalui segala rintangan segala tantangan dan berbagai macam pengalaman yang akan ia lewati disitu hanya sebuah kos kecil untuk berteduh sepanjang hari ia dapatkan dari tetangga ia dapatkan dari salah satu orang di kota itu dan tibanya di sebuah ruangan kecil yang disebut kosan kini saatnya merasakan hari-hari yang sulit di mana tidak akan ada lagi yang membangunkan kita di pagi hari tidak ada lagi yang menghidangkan makanan untuk kita setiap waktu sungguh keberadaannya sangat

Kian dan kuat terasa saat jauh darinya hari-hari dilewati selama menempuh ilmu menjadi begitu berat dan seakan hampa rasanya ingin kembali ke gubuk emak di kampung tapi rasanya tak mungkin bisa dengan mudah menyerah melawan kehampaan yang dirasakan di sebuah kamar kecil di hiruk-pikuk kemerlap nya Ibukota yang disebut kosan tak sengaja selembar kertas brosur di tangan yang didapat dari teman kuliah setelah dibaca dan dicermati ternyata Ia adalah sebuah asrama mahasiswa Islam Sunan Giri sebuah nama yang asing namun informasi yang digambarkan Rasanya tak mungkin di lewatkan kesempatan berharga untuk bisa tinggal di sana daripada di kosan yang sempit dan hampa.

Barang-barang pun diangkut setelah diterima sebagai warga baru asrama mahasiswa Islam Sunan Giri yang disebut ASG nuansa bangunan seperti pada tahun 90-an dan para warga yang ramah dan kekeluargaan yang begitu kuat terasa di sana setelah di penghujung semester Akhir Kuliah di situlah dirasa bahwa ASG laksana Ibu kandungku di perantauan Bagaimana tidak setiap hari dibangunkan pagi untuk menjalankan ibadah shalat subuh hingga terbiasa bangun subuh dan membangunkan yang lain setiap saat sudah tersaji bekal untuk menuntut ilmu kita di kuliah di perkuliahan persis seperti sosok ibu kandung belum lagi pembelajaran dan pembinaan yang ada di ASG yang tak didapatkan di kosan umum ibu kota.

               Sebagai Wadah untuk melatih, dan mengasah diri, Asrama mahasiswa islam sunan giri hadir sebagai wadah Pencetak Generasi Kawah Candradimuka dari dahulu hingga di era 4.0 (sekarang).  Tempat tinggal bagi mahasiswa Islam luar jakarta yg berlokasi di Rawamangun-Jaktim dibawah naungan Yayasan Asrama Pelajar Islam, Asrama mahasiswa islam sunan giri tak hanya sekedar tempat tinggal, namun didalamnya terdapat sebuah sistem pengaderan yang telah dibangun sejak dahulu. Sistem tersebut  yang nanti akan membentuk kesiapan kader untuk dapat menjadi insan yang berguna bagi agama, dan bangsa. Dengan sistem tersebut lah kader akan digembleng, diuji, dan dibina menjadi kader mahasiswa sebagai kawah candradimuka, yaitu mahasiswa yang memiliki karkater pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas. Serta dapat mengembangkan diri untuk mewujud pendidikan di Indonesia menuju arah yang lebih baik lagi, wajah kita pada saat ini merupakan dampak dan warisan dari masa lalu, dan wajah kita di masa yang akan datang adalah dampak dari bagaimana wajah pemudanya pada masa kini.

Sungguh tak hentinya rasa syukur dapat tinggal di sebuah asrama yang juga laksana ibu kandung, Hari demi hari dilalui hingga tak terasa di penghujung semester ini sudah dekat pula saatnya berpisah dengan ibu kandung di perantauan yakni sebuah rumah pengaderan bagi para penuntut ilmu di perantauan ibukota dengan rasa syukur tak henti-hentinya dirasakan bisa menikmati indahnya mencari ilmu dengan tempat tinggal di asg ilmu-ilmu dan pembelajaran pembelajaran yang diajarkan akan membuat siapapun siap menyongsong masa depannya dan kini burung itu sudah siap untuk terbang lebih tinggi dan melihat betapa luasnya dunia ini dan menjelajahi betapa luasnya dunia ini.

 

Warga Asrama YAPI

 

 

  

 

Biografi  Penulis


Penulis bernama lengkap Fajar, tempat lahir Indramayu 4 maret 1999, ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. ia alumni SMK NU Bongas Indramayu Jurusan Teknik infoematika Program studi Multimedia. dan sekarang sedang menempuh S1 Perbankan syariah di STEBANK Islam Jakarta, salah satu warga Asrama YAPI Angkatan Abu Nawas 2019.

Selain mengajar Pendidikan nonformal agama ia juga aktif di bidang organisasi terutama dalam bidang administrasi organisasi internal dan eksternal kampus. Saat ini ia sedang mengikuti Pelatihan Menulis YAPI, dan lni adalah salah satu karya tulisnya, tentang perjalanan singkatnya dibawah naungan asrama YAPI.  semoga bermanfaat.

 

 

Asrama Wali Songo Kawah Candra di Muka

Olah Iqdam Alfatih

 

 

Perjalanku di Asrama Wali Songo dimulai pada bulan oktober tahun 2020. Mengapa akhirnya saya memutuskan masuk asrama? Karena menurut saya, itu adalah hal yang tepat. Sudah jelas dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya , dapat membentuk diri saya menjadi manusia yang sepenuhnya, mengenal jati diri dan tahu tujuan hidupnya. Di kelilingi teman-teman yang sportif dan kompetitif membuat diri saya terpacu untuk terus growth menjadi lebih dan lebih lagi. Selain alasan tersebut ada alasan lain yang lebih fundamental yaitu tempat tinggal yang sangat murah. Dengan segala fasilitas yang asrama sediakan untuk menunjang kegiatan warga asrama, it’s so cool!!

Sebelum itu perkenalkan saya Iqdam Alfatih. Saya lahir di Indramayu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus tahun 2000. Tanggal yang indah untuk menjadi awal perjalanan hidup. Saya besar dan tumbuh di daerah ujung Barat dari Kabupaten Indramayu, yaitu Desa Baleraja. Tidak terlalu jauh dengan pusat keramaian kota, cukup 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor. Sekarang saya sedang menempuh perkuliahan di semester 6 jurusan teknik komputer di universitas terkenal di Depok. Ya sudah jelas, namanya Universitas Gunadarma. Enam semester kuliah di prodi ini cukup membuat jam tidurku sangat tidak beraturan, karena begadang maraton nonton one piece hahaha. Oh ya,  fyi series terfavorit saya Money Heist dan Picky Blinders. Salah satu hobi yang masih rutin saya lakukan di sini itu olahraga. Beberapa olahraga yang rutin saya lakukan seperti basket, mini soccer, lari, gowes, dan futsal. Menurutku tetap mengerjakan hobi di tengah kesibukan, membuat diri tetap fresh, kata lainnya healing.

Ada beberapa hal yang sangat menarik saat pertama kali masuk asrama YAPI. Pertama, Ramah. Terbukti ketika saya pertama kali sampai di asrama, beberapa teman menyambut dan membantu saya merapihkan kamar yang akan saya tempati. Kedua, tempat yang asri. Begitu saya pertama kali melihat tempat ini, hal pertama yang ada di fikiran saya itu luas dan asri. Begitu sangat luas halaman dan rindangnya pepohonan membuat tempat ini begitu terlihat begitu asri.

Kawan sekamarku bernama Firman. Di kalangan warga asrama ia sangat terkenal, pertama karena wawasannya tentang YAPI, yang kedua karena begitu kontroversial. Karena point yang pertama Firman yaitu terkadang menjadi penghubung antara kepentingan asrama atau program asrama dengan Yayasan. Dan berkat kemampuannya itu, keberadaan Firman cukup penting di asrama. Seperti pada manusia semestinya, ada kekurangan dan kelebihannya. Ada beberapa kontroversial di asrama yang dibuat oleh firman, salah satunya ketika pemilihan ketua asrama tahun 2021, dia secara tiba-tiba mengundurkan diri dari pencalonan ketua asrama. Pertanyaannya, kenapa kemarin mencalonkan kalau pada akhirnya mengundurkan? Atau semua ini sudah direncana kan?.

Di tahun pertama Aku tinggal di asrama ini, saya dimandatkan untuk menjadi pengurus di divisi humas dan publikasi. Salah satu jobdesk utamaku yaitu menengamen sosial media. Jadi di divisi ini bertanggung jawab dengan perkontenan di sosial media dan memonitize-nya. Ini menjadi hal baru untuk saya, karena sebelumnya tidak pernah terjun di dunia design sama sekali.

Tiga bulan berjalan belajar design dan buat konten, ternyata design menyenangkan hahaha. Dari yang awalnya asal buat yang penting jadi, sekarang harus jadi dengan hasil yang bagus. Terbukti 4 bulan di asrama sudah dapat skill baru.

Berbekal pengalaman mentoring di asrama dan bertemu beberapa orang hebat, itu sangat memotivasi saya untuk mencoba belajar menjadi seorang leader dengan cara mencalonkan diri menjadi calon ketua di organisasi himpunan kampus. Ada kutipan yang sangat melekat  di kepala saya, “Sebaik baiknya manusia, adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. Menurut saya dengan menjadi ketua itu membuka peluang lebih banyak kesempatan untuk berbuat baik ke masyarakat luas. Dengan membuat kebijakan/program yang bermanfaat bagi mahasiswa yang bertujuan untuk bermanfaat bagi masyarakat. Mungkin sekian dulu yaa guys cerita part ini, secercah kisah perjalan diri di asrama wali songo. Have fun semuanya!

 

  

 Biodata Penulis


Nama             : Iqdam Alfatih

Panggilan     : Iqdam

Alamat          : Blok Pilang Bubusan, Desa Baleraja, Kec. Gantar, Indramayu-Jawa Barat

Email             : Alfatihiqdam17@gmail.com

Hobi               : Sport (Basket, Soccer, Music, Advanture)

Cita-cita        : Buat Start Up

Pengalaman Organisasi : Himatekkom (Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer)

Harapan pada YAPI       : Semoga bisa selalu istiqomah melahirkan generasi yang berdampak bagi umat

 

 

 

 

Awal Mula Masuk Kampus Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia

Oleh : Irul saputra

 

          Awal pertama kali saya berkuliah di Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia ( STPI ) Jakarta yang lokasinya ada di Matraman sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran saya akan berkuliah di universitas tersebut.  Seiring berjalannya waktu saya sebelumnya pernah mencoba ke beberapa kampus terdekat seperti STPPI Insan Pembangunan, dan lain-lain.

Akhirnya saya pun berhenti dan menjalani aktivitas di rumah dan mencobanya lagi tahun depan. Setelah vakum setahun, tahun berikutnya saya mencoba lagi untuk mengikuti tes ke berbagai kampus.  Saya pun melanjutkan niat saya kembali dalam mencari kampus untuk membantu mengsukseskan cita-cita menjadi orang sukses dan mewujudkan keinginan orang tua saya yang berpersan agar tidak pernah bermalas-malasan dalam belajar dan selalu berdoa agar dilancarkan perkuliahannya

        Selang setahunakhirnya saya mendapati kampus dengan kriteria saya, dimana salah satunya adalah  Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia ( STPI ) ini yang berdasarkan hasil survei saya salah satu pelajaran yang ada di Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia adalah menghitung dan sedikit Basic Pajak yang saya kuasai adalah menghitung, menghitung dalam waktu singkat atau tidak itu menjadi kesenjangan bagi saya dalam melakukan penghitungan karena menemukan kesulitan dan berkompetisi dalam mendapatkan nilai yang terbaik dari semester ke semester. Semoga proses perkuliahan saya di STPI dapat berjalan lancer dan bisa lulus kuliah tepat waktu dengan nilai memuaskan.

      Lambat laun saya pun akhirnya berhasil mendapatkan nilai yang bisa di bilang sedikit membuahkan hasil atau mendapatkan nilai rata-rata. Selama perkuliahan ini saya tinggal di Asrama  Yayasan Pelajar Islam ( YAPI). Di asrama ini ada banyak kegiatan positif  yang berguna bagi saya seperti kegiatan kajian keislaman dan aktivitas organisasi yang bertujuan membentuk karakter calon pemimpin masa depan.

               Ada beberapa mata kuliah yang sangat sulit untuk dipahami karena dosen menjelaskan dengan ringkas dan kurang jelas terkait mata kuliah yang dibawakan dan berakhir kesulitan dalam pembelajaran. Inilah tantangan perkuliahan yang saya alami di STPI.

               Saya bersyukur dapat tinggal di asrama YAPI sehingga bisa bertanya kepada kawan atau senior dan dapat menghemat pengeluaran keuangan. Terima kasih saya sampaikan kepada pengurus YAPI, semoga terus Berjaya. Aamiin.

Profil Penulis


 

Nama : Irul saputra

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 31 Oktober 1997

Alamat : Desa Sukamulnya Jln.Padat karya Rt 004/002 Kel. Sukamulya Kab. Tangerang

Moto Hidup : “Jangan pernah hiraukan perkataan orang lain yang negatif teruslah belajar

Hobby : Bermain Futsal Karena Futsal adalah In My Life, my Hoby, My Passion.

 

       

 

 

 

Ranjau di Rantau

Oleh Janabi

 

 

Masa SMA merupakan masa yang menurutku paling berkesan. Detik demi detik aku lewati bersama teman-temanku. Yang sampai saat ini masih tersirat dalam pikiranku adalah dimana aku mampu menjuarai festival tingkat Provinsi  Jawa Barat dari sekolahku. Penghargaan tersebut merupakan sebuah hadiah untuk SMA-ku tercinta. Tak terasa 3 tahun telah kulalui di SMA, kini tiba saatnya untuk memikirkan kemana arah dan tujuanku yang selama ini aku impikan. Antara melanjutkan pendidikan di bangku kuliah atau memberanikan diri untuk beradu nasib di dunia kerja.

Di hari itu aku berpikir sejenak mau ke arah mana aku berjalan. Hingga saatnya akupun memutuskan perjalanan hidupku untuk melanjutkan di bangku kuliah. Karena aku sangat menyukai dunia Seni khususnya seni musik. Akupun mulai mencari perguruan tinggi yang ada jurusan Musik. Pada saat itu ada salah seorang guru di SMA-ku yang merekomendasikan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta karena beliau merupakan alumni dari kampus tersebut. Aku pun mulai penasaran dengan kampus tersebut hingga aku meyakinkan diri untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta dan ternyata kampus tersebut dekat dengan tempat dimana bapaku bekerja.

Kini tiba saatnya di penghujung masa SMA-ku akupun mencoba untuk mengikuti program SNMPTN namun pada saat itu aku tidak lolos seleksi. Tapi aku masih berambisi untuk mengejarnya karena ada beberapa teman-temanku yang lolos dalam seleksi SNMPTN. Dan aku sangat optimis pada kesempatan kedua yaitu SBMPTN. Singkat cerita, aku pun mengikuti ujian tulis di Bogor dengan nilai yang cukup memuaskan pada saat itu. Hingga saatnya di hari pengumuman tiba, tapi apalah daya, tuhan berkehendak lain. aku tidak lolos untuk yang kedua kalinya seleksi PTN, Aku pun mulai bertanya pada diriku sendiri, apakah aku mampu untuk bersaing dengan orang-orang di luar sana?. Pada saat itu akupun mulai gelisah menentukan arah dan tujuanku. Tapi dengan mendapat dukungnan dari kedua orangtua, keluarga, teman, bahkan guruku akupun mencoba kesempatan yang terakhir yaitu jalur UMPTN.


Aku pun mengikuti UMPTN di SMP yang berada di daerah Jakarta. Pada saat itu aku sangat takut mengerjakan soal-soal ujian tersebut, karena aku ingat dengan hasil yang menurutku memuaskan saja aku tidak lolos. Keesokan harinya aku kembali mengikuti ujian keterampilan karena jurusan yang aku pilih adalah musik yang memerlukan uji keterampilan. Setelah aku sampai di tempat ujian keterampilan tersebut aku sangat terkesima dengan apa yang ada di sekelilingku karena aku berada di kampus yang selama ini aku impikan yaitu Universitas Negeri Jakarta. Semakin semangat aku mengikuti ujian tersebut karena ini adalah kesempatan yang menentukan perjalanan hidupku di masa depan.

Pada hari itu, hari dimana pengumuman UMPTN keluar. Akupun langsung bergegas membukanya dengan diiringi doa. Dan itu merupapakan hari yang sampai saat ini aku ingat karena di dalam surat tersebut menyatakan kalau aku telah diterima di Universitas Negeri Jakarta. Lantas aku langsung memberi kabar bahagia ini kepada kedua orang tuaku, kelurga, bahkan teman-temanku karena terlalu bersemangat di hari itu.

Kini tibalah saatnya hari pertama aku merantau ke Ibu Kota dengan sangat bersemangat, aku pun langsung berpamitan dengan ibu dan keluargaku. Aku berangkat sendirian karena Bapak sedang bekerja sehingga tidak bisa mendampingiku dengan bermodalkan nekat dan tekad akupun meninggalkan tempat dimana aku dilahirkan. Karena Bapak pun menunggu kedatanganku dan akan menjemputku setelah tiba di Jakarta. Sesampainya di Jakarta aku mendapat kabar bahwa ternyata Bapak tidak bisa menjemputku karena mendadak mendapatkan tugas dari atasanya. Bapakku langsung mengarahkan aku ke tempat yang nantinya akan aku singgahi selama aku menempuh pendidikan di Jakarta yaitu Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri. Karena Bapakku bekerja sebagai karyawan di YAPI.

Aku pun mencari angkutan umum akan tetapi di tengah langkahku ada seseorang yang menghampiriku dengan berniat mengarahkanku ke pangkalan angkutan umum dengan berjalan, akupun mengikutinya dari belakang. Setelah sampai di pangkalan, orang tersebut meminta bayaran karena telah mengantarkan walaupun hanya berjalan kaki. Tapi aku sangat kaget karena dia meminta uang yang tidak sedikit untuk membayarnya aku pun mengatakan bahwa sisa uangku tidak


cukup untuk membayarnya, akan tetapi dia tidak percaya dengan apa yang aku katakan dan mencoba membuka isi dompetku, Aku pun menurutinya agar secepatnya aku merasa aman, dia langsung mengambil semua sisa uang yang ada di dompetku. Akan tetapi sebenarnya aku telah mempersiapkan untuk menghindari kejadian seperti itu dengan tidak menempatkan uang yang ku punya di satu tempat, dan benar saja cara itu berhasil bahkan di hari pertama aku merantau. Sesampainya di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri, aku pun langsung bertemu dengan teman- teman baruku yang pada saat itu kita belum mengenali satu sama lain.

Di hari Orientasi Warga binaan atau disebut ORGAN yang merupakan bagian dari pengkaderan, akupun mulai mencoba untuk mengenali bagaimana kehidupan di Asrama dengan latar belakang warganya yang berbeda-beda. Perbedaan baik dari suku, budaya, watak dan lainnya. Hingga saatnya aku dan teman-temanku mendapatkan mandat di Asrama Sunan Giri ini, aku pun diberi mandat dalam bidang Pengembangan kreativitas.

Untuk memenuhi kebutuhanku di Jakarta aku pun mulai mencari pekerjaan. karena pada saat awal aku melangkahkan kaki untuk meranntau, aku bertekad dan berjanji pada diri sendiri minimal aku bisa membiayai hidupku sendiri. Dan aku sangat bersyukur karena aku tidak lagi meminta ke orang tua. Menurutku itu mempunyai kebanggaan tersendiri yang saat ini aku rasakan.

Kembali ke kehidupan kuliahku, aku sangat senang berada di lingkungan yang menurutku se-frekuensi denganku. Dengan teman-teman yang setiap harinya selalu membuatku tertawa, di tambah alunan melodi yang tak pernah redup menghiasi keseharianku di kampus.

Aku merasa berada di zona nyaman, dan seketika aku pun mulai terlena dalam keadaan tersebut yang secara tiba-tiba menurutku ada di titik terendah selama perjalanan hidupku hingga saat ini. Aku kembali berfikir mau kemana arah dan tujuan hidupku. Aku bingung ingin memulai dari mana agar aku tetap bisa berjalan di tengah kerasnya Ibu Kota. Teman-teman angkatanku secara perlahan keluar dari asrama. Aku pun merasa terpukul dengan keadaan ini dan sempat berfikir ingin ke luar asrama. Aku mulai gelisah antara ingin bertahan atau bertahap (dalam arti mengikuti teman-temanku yang keluar). Tapi di sisi lain aku enggan untuk meninggalkan keluargaku yang tersisa di asrama.


Setelah bermuhasabah diri aku memutuskan untuk tetap tinggal di Asrama. Satu persatu masalah kucoba selesaikan atas dasar kemauan dan melawan semua rasa malasku, aku kembali mencoba berdiri dari keterpurukan itu. Banyak hal yang belum aku temui selama aku sekolah dulu. Karena aku yakin ini semua merupakan bagian dari perjalanan hidupku. Memang berat, tapi kita pun harus bertanggungjawab terhadap apa yang telah kita mulai.

Asrama telah mengajariku banyak hal. Mungkin dengan tetap tinggal di asrama ini aku bisa berkontribusi untuk ikut menjaga asrama. Dan saat ini aku sedang membuat Mars Asrama Sunan Giri sebagai bentuk terimakasihku selama aku tinggal dan salah satu untuk membangkitkan semangat warganya agar menumbuhkan rasa cinta terhadap Asrama Sunan Giri ini.

 

 

 

Biiografi Penulis.


 

Janabi, pemuda yang akrab dipanggil Abi ini adalah anak sulung dari 3 bersaudara pasangan Wardidi dan Tarinah. Dia lahir di Losari, Cirebon, Jawa Barat. Abi menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Barisan dari 2007 sampai 2013, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Losari dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun itu juga, Abi melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Losari dan tamat pada tahun 2019. Saat ini Abi sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas

Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Musik.

Abi saat ini juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FBS UNJ, Jakarta Ethnic Musik, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Prodi Pendidikan Musik. Saat ini Abi bertempat tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri untuk mengembangkan potensi diri.

 

 

 

Berproses di Jakarta

Oleh Jizdan Faliq

 

 

Duduk di bangku SMK merupakan masa yang menurutku berkesan. Cerita demi cerita aku rangkai bersama dengan teman-temanku. Yang paling berkesan adalah diriku mampu memberi piala tingkat Provinsi Jawa Barat ke sekolah. Dimana penghargaan tersebut adalah sebuah tujuan akhir di SMK sebagai kenang-kenangan untuk SMK dari diriku. Tak terasa 3 tahun sudah diriku di SMK, kini waktunya untuk memikirkan harus ke mana diriku setelah lulus SMK. Apakah harus bekerja? Apa harus kuliah?

Banyak dari teman SMK ku yang mencoba mendaftar perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN atau jalur undangan dengan seleksi raport. Melihat banyaknya teman yang antusias mencoba mendaftarkan dirinya ke perguruan tinggi, akhirnya aku pun mencoba untuk daftar dengan modal nekat tanpa ada perencanaan. Setelah SMK aku berencana untuk bekerja karena mengingat kondisi ekonomi keluarga yang memburuk tapi Allah memberi kesempatan kepadaku dengan menyatakan bahwa aku lulus SNMPTN di Universitas Negeri Jakarta. Dengan mempertimbangkan saran dan masukan dari para guru akhirnya saya pun memutuskan untuk lanjut ke perguruan tinggi.

Jarak antara pengumuman SNMPTN dengan mulai kuliah di kampus terbilang cukup lama kurang lebih 2 bulan lebih. Saat itu aku mencoba untuk mencari penghasilan dengan berdagang di kampung dan juga sebagai modal berangkatku ke Jakarta, karena pada saat itu aku belum mempunyai rencana atau pilihan mau tinggal dimana. Secara kebetulan, ada teman di grup SNMPTN membuat grup yang isinya calon mahasiswa dari Bogor. Tidak lama ada temanku yang mengirimkan info bahwa ada tempat tinggal di ASRAMA SUNAN GIRI. Langsung terlintas di pikiranku hanya dengan mendengar kata ‘asrama’ aku berpikir bahwa tempat tinggal tersebut mirip dengan pesantren.

Aku dengan temanku mulai survei ke lokasi asrama sunan giri. Saat menginjak lingkungan asrama, aku merasakan hawa yang nyaman, adem, dan terlihat layaknya tempat keluarga dari berbagai daerah berkumpul di asrama. Dengan genggaman berkas pendaftaran aku pun masuk untuk melakukan pendaftaran. Saat itu hanya ada satu mahasiswa yang melayani saya dan sempat saya melihat-lihat sekitar asrama dan bertanya kepada diri sendiri ‘kok sepi?’. Dengan positif thinking aku pun berpikir bahwa mungkin mahasiswa yang tinggal di asrama sedang kuliah di kampus. Setelah menyerahkan berkas pendaftaran aku pun kembali ke bogor karena pada saat itu aku belum mempunyai alasan untuk tetap berada di Jakarta karena kuliah belum aktif.

Tak hanya di asrama, sebetulnya aku dan temanku pun sempat mencari kontrakan/kostan di sekitar Universitas Negeri Jakarta. Memang bisa dibilang harganya lumayan tinggi untuk diriku yang ekonominya menengah ke bawah. Di bandingkan dengan asrama yang murah dan letak lokasinya pun strategis aku memutuskan untuk tinggal di Asrama Sunan Giri. Ketika aku sedang di rumah dan membantu keluarga yang sedang mengadakan resepsi pernikahan, aku dihubungi oleh pengurus asrama bahwa aku sudah boleh tinggal di asrama. Aku pun berdiskusi dengan keluarga untuk melakukan fiksasi aku berangkat kapan ke Jakarta untuk kuliah. Akhirnya aku pun berangkat ke Jakarta seorang diri. Ketika aku masuk ke kamar ternyata di kamar sudah banyak mahasiswa baru yang berasal dari Fakultas Ilmu Keolahragaan di UNJ. Mungkin karena mereka sibuk menyiapkan untuk ke kampus sampai-sampai kamar sangat berantakan dan membuatku pusing.

Aku memiliki sifat yang pendiam dan tidak mudah bersosialisasi dengan orang lain, tapi aku berpikir di Jakarta aku tidak boleh seperti itu dan mulai mengubah cara hidupku agar mudah bersosialisasi dengan orang lain.

 

Tak lama aku pun berkenalan dan berteman dengan teman sekamarku. Waktu demi waktu berjalan aku pun akrab dan menganggap semua angkatanku sebagai keluarga di Jakarta. Tidak lama pun aku diterima secara resmi menjadi warga percobaan di asrama sunan giri. Aku menjalani kegiatan yang bermacam-macam dan tentunya bermanfaat. Aku bisa mengajar ngaji anak-anak di asrama, mengikuti pelatihan desain, pelatihan public speaking, dan kegiatan lainnya yang mengembangkan softskill untuk menunjang kegiatanku di kampus.

Waku demi waktu, angkatan aku perlahan satu persatu keluar di asrama. Aku sedih dan aku pun sempat ingin keluar. Tapi aku tidak bisa meninggalkan keluargaku yang tersisa di asrama dan aku memutuskan untuk tetap tinggal di asrama. Untuk menunjang kebutuhanku di Jakarta aku pun mencari kerja sampingan. Selain itu, aku pun aktif berorganisasi di kampus. Hingga akhirnya masa pengaderanku di asrama selesai dan kini aku menjadi pengurus asrama.

Dengan bekal skill yang diberikan asrama untukku, kini aku mampu berorganisasi, belajar, serta mencari uang di Jakarta. Memang tidak mudah, tetapi jika kita menjalaninya dengan sabar dan yakin bahwa kegiatan yang kita lakukan ada manfaatnya maka semua itu tidak sia-sia.

 

 

 

 

Biografi Penulias

 

 

Jizdan Faliq Lahir di Bogor, 7 November 2000. Pemuda kelahiran Bogor ini akrab disapa Jizdan merupakan anak pertama dari pasangan Joko Priyono dan Yani Andriyani. Jizdan menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 01 Cianten, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Leuwiliang Bogor, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMKN 1 Cibinong, dan saat ini Jizdan sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, Program Studi Pendidikan Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2019.

Pengalaman Organisasi yang pernah di ikuti oleh Jizdan yaitu diantaranya menjabat sebagai berikut; Ketua BURT Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik tahun 2020, Sekretaris Umum Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta tahun 2022, dan menjadi Biro Etika dan Rohani Keislaman di Asrama Sunan Giri tahun 2022.

 

 

 

 

Cerita Saya Masuk Asrama Mahasiswa Islam Walisongo

Oleh : Khoirul Anam Fathoni

 

 

Sejujurnya, menjadi warga asrama bukan keinginan penuh saya. Hanya karena fasilitas yang diberikan oleh pihak  Yayasan yang sangat lah luar biasa. Mulai dari subsidi tempat tinggal, makan, hingga fasilitas lainnya yang menunjang perkuliahan daring (online) ini. Tetapi ada berbagai hal yang lebih dan sangat berkesan menurut saya, apa saja sih? .

Mari simak kisah saya  menjadi warga Asrama Mahasiswa Islam yang namanya Asrama Wali Songo atau AWS. Pada akhir tahun 2021, tepatnya pada awal bulan Desember, saya mengikuti Open Recruitment Asrama Mahasiswa Islam walisongo. Saya mengetahui informasi mengenai adanya asrama ini dari teman satu kelas saya yang bernama Rofhik.

Pada saat itu ia juga mengikuti Open Recruitment ini bersama teman satu kelas yang bernama Catur. Setelah  itu saya dan kedua teman saya dinyatakan LULUS sebagai warga percobaan, dengan mengucap syukur alhamdulillah kami pun gabung di AWS. Setelah dinyatakan diterima saya bersama rekan-rekan peserta lain yang dinyatakan diterima, langsung diinstruksikan oleh panitia Open Recruitment untuk datang dan menempati langsung kamar yang disediakan.

Saya datang lebih awal dibanding kedua teman satu kelas. Untuk pertama kalinya saya masuk asrama merasa biasa saja dan belum mengenal banyak teman di sekitar asrama. Setelah kedua teman saya datang, saya hanya berbaur kepada mereka saja. Karena, kedua teman saya ini sangat introvert dan perlu waktu untuk menyesuaikan suasana dengan beberapa orang baru. Akan tetapi saya sendiri mencoba “sok asik” saja kepada siapa pun yang ada di asrama supaya dekat dengan teman-teman di asrama.

Teman-teman di asrama sangatlah beragam dari berbagai daerah dan berbagai karakteristik yang unik. Pertama kali saya berbaur dengan para warga tetap, saya mengira mereka tidak suka dengan saya dan sombong. Ternyata, tidak seperti yang saya bayangkan, mereka sangat ramah dan baik. Bahkan kami para warga baru disambut dengan ceria dan ramah oleh mereka bahkan hingga di traktir sebuah makanan oleh para warga tetap. First impression saya terhadap mereka seketika berubah, dan bahkan seperti saya merasa sudah dekat sekali dengan mereka. Asik sekali berkumpul pertama kali dengan para senior di hari pertama saya masuk asrama.

Di hari kedua saya di asrama tepatnya pada waktu subuh, saya dibangunkan oleh salah satu tetangga kamar, saya terbangun dan bergegas untuk turun dan mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh berjamaah. Setelah melaksanakan sholat subuh, ada agenda berupa kultum subuh, yang menurut saya sangat menarik materinya. Lalu dilanjutkan dengan evaluasi dan pembekalan bersama Direktur asrama yaitu Bapak Ustadz Sidik. Kami para warga baru disambut dengan begitu ramah oleh beliau dan menjelaskan program-program  hingga peraturan yang ada di asrama. Awalnya saya begitu kaget dengan berbagai program yang ditetapkan, dan bertanya-tanya kepada diri saya “apakah saya sanggup memanajemen diri saya untuk membagi antara kuliah dengan asrama?” Namun, seketika terjawab oleh para senior untuk kami para warga baru untuk tidak perlu khawatir mengenai terhambatnya waktu perkuliahan, karena mereka menjelaskan bahwa “kuliah dulu yang paling utama” itu seketika bisa menenangkan saya dan saya juga sadar bahwa sebagai harus memiliki feedback dan lagipula ini untuk meningkatkan kualitas diri.

Sebagai seorang mahasiswa, walaupun saya mahasiswa baru, saya cukup disibukkan dengan berbagai kegiatan seperti perkuliahan, praktikkum, organisasi, dan event-evemt yang sedang saya jalani. Tetapi saya tetap berusaha mengimbangi dengan kegiatan yang ada diasrama selagi itu baik dan positif menurut saya. Meski begitu saya tetap memprioritaskan perkuliahan saya dan pihak asrama juga jelas memakluminya.

Hari-hari sehari-harinya saya menjalankan program diasrama saya masih agak kaget, akan tetapi saya mencoba untuk menyesuaikan untuk tetap menjalankan.  Merambat satu bulan saya di asrama saya sudah mulai terbiasa dengan program-program yang ada diasrama. Hingga datanglah pelantikan pengurus baru dan kebetulan saya mengemban amanah menempati divisi rumah tangga. Awalnya saya masih belum paham mengenai tugas-tugas yang harus dijalani oleh divisi ini, namun saya mulai mengerti ketika ketua asrama memberikan arahan-arahan dan mengajari bagaimana prosedur rumah tangga yang baik dan benar. Lalu saya mulai belajar membuat SOP, proposal rumah tangga, jadwal-jadwal, dan lain-lain. Dan alhamdulilah saya sudah mulai mengerti dengan prosedur divisi ini.

Selain disibukkan dengan berbagai kegiatan baik di perkuliahan maupun di asrama, saya selalu menyempatkan untuk berbaur dan bersosialisasi dengan teman-teman asrama untuk menghilangkan rasa lelah dengan berbagai kegiatan. Dengan berbagai topik obrolan yang random, membuat seru dan asik. Terlebih lagi banyak dari teman-teman asrama yang dari berbagai jurusan, jadi semakin banyak yang dibahas dan didiskusikan bersama teman-teman asrama, dengan begitu semakin banyak referensi dan informasi yang menarik dan mengesankan untuk di bahas dan didiskusikan bersama.

Itulah sehari-harinya saya selama di asrama hingga saat ini, sangat mengesankan bukan? Tidak perlu takut untuk masuk asrama mahasiswa, terutama asrama YAPI karena selain dibina dan dibekali, tentu banyak sekali menemukan teman-teman yang sangat beragam, Lingkungan sekitar yang nyaman dan pasti mendapatkan pengalaman-pengalaman lain yang sangat mengesankan.

 

 

 

Tentang Penulis

 

Khoirul Anam Fathoni lahir Di Sekincau, Lampung Barat, pada tanggal 30 November 2003, anak ketiga dari 4 bersaudara, pasangan dari alm. Agung Satriono dan Lisda Lusiana. Menyelesaikan pendidikan dasar hingga pendidikan sekolah menengah atas dii Yayasan Pendidikan Nurul Iman Sekincau, Lampung Barat.

Hingga saat ini sedang melanjutkan pendidikan strata 1 (S1) Di Universitas Gunadarma, Program Studi Agroteknologi Fakultas Teknologi Industri, saat ini menjalankan Perkuliahan di semester 2. Semoga bisa lulus tepat waktu dan menjadi wisudawan terbaik.

Saya memiliki beberapa pengalaman organisasi sebelum melanjutkan perkuliahan diantaranya, Staff Departemen Media Kreatif dan Informasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Tahun 2019-2020, Kepala Departemen Media Kreatif dan Informasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pencak Silat Pagar Nusa Tahun 2020-2021. Dan saat ini sedang menjalankan Organisasi sebagai Staff Departemen Keilmiahan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGRO) 2022-2023.

 

 

 

 

 

PERJALANANKU SEMASA DI ASRAMA YAPI

Oleh : M. Fikri Maulana Alrasyid

 

Saya adalah seorang  mahasiswa aktif di kampus STEBank Mr. Sjafruddin Prawiranegara.  Di kampus tersebut saya terdaftar sebagai mahasiswa tahfidz. Karena saya terdaftar sebagai  mahasiswa tahfidz saya diharuskan  tinggal di asrama. Apa itu Asrama ? Asrama merupakan sebuah bangunan yang memiliki kamar-kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni. Misalnya mahasiswa, anak sekolah, bahkan anak pesantren. Saya kebetulan ditempatkan di Asrama khusus Mahasiswa Islam yaitu Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ),

Ketika saya tinggal di asrama tentunya ada plus minusnya.  Hebatnya kita bisa belajar mandiri dan kita juga bisa melatih diri untuk menjadi lebih baik. Kurang enaknya,  kita jauh dari orang tua. Di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ) ini, saya bertemu banyak penghuni asrama. Di asrama saya punya banyak teman. Mulai dari daerah Grobogan (daerah saya sendiri) hingga dari luar pulau.

Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ) kapasitasnya hanya 16 orang dan memiliki ruangan yang cukup lengkap ada ruang perpustakaan, aula, mushola untuk sholat dan mengaji, dapur, ruang makan, kamar mandi, dan tentunya kamar yang di lengkapi kasur, lemari dan meja belajar. Di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ) selain asramanya yang lengkap tentunya gratis bahkan kita disuplai beras dan perbulannya diberi beasiswa.

Sebagai warga asrama tentunya sangat bersyukur bisa tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ). Di asrama ini selain gratis tentunya kita menjadi kader yang ditempa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Banyak kegiatan yang bermanfaat contohnya dalam keagamaan,  kita diharuskan sholat berjamaah, mengaji setelah subuh dan bahkan ASGJ memiliki program yang sangat besar yaitu Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) biasanya seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Selain kegiatan keagamaannya,  di ASGJ juga memiliki kegiatan lain, contohnya seperti kajian – kajian, diskusi umum, bahkan sampai belajar Bahasa asing misalnya Inggris, Korea, dan Arab.

Hari demi hari telah saya jalani hidup di asrama.  Banyak kegiatan yang kami lakukan bersama. Mulai dari joging pagi, pengajian, masak bareng, belajar bareng, jalan bareng, antri mandi, antri masak, antri nyuci, antri jemuran dan banyak lagi. ada banyak canda tawa yang keluar ketika kami berkumpul bersama. Dan ada juga kemarahan atau kesalah pahaman yang tidak sedikit kami rasakan.

Semoga apa yang saya dapatkan di ASGJ menjadi bekal untuk kelak bermasyarakat dan memasuki dunia kerja. Karena memang bersosialisasi itu penting, kita tak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Dengan pengalaman berinteraksi dengan berbagai macam teman daerah dengan keragaman adat dan karakter yang berbeda, saya merakan manfaat bisa saling memahami satu dan lainnya, dan memandang wajar saja.  Jayalah terus asrama Jl.  Bunga No. 21 semoga tetap bisa mencetak kader pemimpin masa depan. Aamiin.

 


Tentang Penulis

 


Nama : M. Fikri Maulana Alrasyid

Nama Pena : Hockney L Dazai
Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 25 Juni 1999
Alamat Rumah : Selojari, Klambu, Grobogan, Jawa Tengah.
No yang Dapat dihubungi : 082135236425

 

 

 

 

Toha Si Anak Kampung Kuliah Di UI Masuk Asrama YAPI

Oleh: M. Toha

 

Cerita ini bermula ketika aku bingung harus ke mana mencari tempat tinggal ketika nanti berkuliah secara luring di Universitas Indonesia (UI). Waktu itu bulan November 2021, semester 1 akan berakhir. Kabar-kabar berseliweran bahwa UI akan mengadakan pertemuan kuliah tatap muka terbatas. Saat itulah aku sudah mulai bingung mau bagaimana nantinya kehidupan kuliah di Jakarta. Aku terus berdo’a supaya nantinya dimudahkan dan diberikan jalan oleh Allah SWT.

Benar saja, ketika aku iseng-iseng meng-scroll instagram, melihat story, kemudian aku melihat story yang mungkin tidak aku bayangkan dampaknya hingga saat ini. Yakni, teman satu paguyubanku, namanya Ikhsan. Entah kenapa aku lihat di story-nya bahwa dia sudah berada di dalam pesawat untuk terbang ke Jakarta. Aku bingung, lalu aku mengomentari postingannya, “eh kawan, mau kemana, kok udah naik pesawat aja?”, seperti itulah kira-kira pertanyaanku pada Ikhsan. “Iya kawan, gue udah mau ke Jakarta buat ngekos” dia menjawab pertanyaanku. Sontak aku langsung bingung, bingung kenapa dia sudah berangkat ke jakarta saja. Ternyata, setelah  ditanya lebih lanjut, jawabannya bahwa dia rupanya akan tinggal di asrama. Namanya adalah Asrama Wali Songo.

Asrama Wali Songo (AWS) merupakan sebuah asrama yang bertujuan mencetak mereka yang berani berpikir besar, bertindak besar, dan berproses menjadi besar. Sebelum masuk asrama ini, aku harus melalui berbagai tahapan, diantaranya seleksi berkas, tes tulis, tes wawancara, dan akhirnya diterima di AWS. Dan orang yang masuk ke sini, haruslah melek dengan kondisi politik bangsa saat ini. Orang yang masuk ke sini juga haruslah mempunyai masa depan yang jelas dan mempunyai planning 5 tahun kedepan.

               First impression saat aku sampai di AWS, AWS ini sungguh luas dan asri. Sudah luas, nyaman juga. Aku sangat bersyukur karena AWS sangat bersih, asri, dan dingin. Alhamdulillah, aku memulai tinggal di asrama dengan kesan yang baik. Di asrama ini, aku sekamar dengan temanku yang bernama Fadhil. Dia orang yang baik, kalem, dan rendah hati. Kemudian di AWS, aku juga mempunyai banyak teman, baik dari Universitas Indonesia, maupun dari Universitas Gunadarma. Semuanya baik dan bersahabat. Aku juga dibimbing oleh Direktur asrama, namanya Pak Sidik. Selain menjadi Direktur AWS, dia juga menjadi direktur hubungan alumni asrama YAPI.

 

 

               Selama aku di AWS, aku hidup sebagai anak asrama yang memiliki keseharian yang bisa dikatakan sangat Islami. Setiap harinya, aku harus sholat 5 waktu di mushola.  Walaupun sebenarnya sudah biasa sholat berjamaah saat di kampung-, harus bangun subuh untuk sholat tahajud dan sholat Subuh, mengikuti kultum subuh, Tahsin, Tadarus, Tahfizh, dan kajian-kajian Islami. Tadarus setiap Rabu, tahsin setiap Kamis, tahfizh setiap Jumat, kajian Pak Sidik setiap Sabtu, dan kajian Ahad Pagi YAPI setiap Minggu.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, sampai di bulan April 2022 ini, sudah banyak hal yang aku lalui dan rasakan di Asrama Wali Songo. Aku mendapat teman baru, relasi baru, ilmu baru, dan kemampuan baru. Semua itu sangat bermanfaat bagi pengembangan diriku kedepannya, baik dari segi keislaman, akademik, kepemimpinan, dan kewirausahaan. By the way, disini aku juga dikasih beasiswa makan per bulan alias tidak bayar, dan tempat tinggal gratis. Nikmat mana lagi kah yang kau dustakan? Begitulah kira-kira refleksi yang aku rasakan saat menulis karya ini. Overall, fasilitasnya bagus dan nyaman, ada wifi, dan akses keluar juga mudah. Intinya aku sangat bahagia tinggal disini dan harapannya juga bahagia kedepannya.

Untuk kedepannya, aku ingin lebih aktif di asrama, baik itu dari sholatnya, ngajinya, kultumnya, kajiannya, puasanya, dan ingin aktif di kampus juga. Aku ingin ikut kepanitiaan, organisasi, magang, dan lain-lain. Tebakanku, setelah tamat, aku akan menjadi seorang sarjana yang tidak hanya ahli di bidang ekonomi, namun juga ahli di bidang keagamaan. Aku harap hal itu benar-benar bisa mendekatkanku pada kesuksesan di dunia dan di akhirat. Aaamiin ya Robbal ‘Alamin.

Begitulah derap langkahku di Asrama Wali Songo YAPI, sangat berimbang bukan antara keagamaan dan akademiknya? Semoga aku sebagai penulis dan kalian sebagai pembaca, selalu didekatkan dengan kesuksesan dunia dan akhirat ya! Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

 

 

 

Tentang Penulis


M. Toha lahir di Pintir Kayu, Kabupaten Padang Pariaman, pada tanggal 17 Juli 2002, anak kelima dari 7 bersaudara, pasangan dari Joni Gusti dan Amy Lovismay. Toha menyelesaikan pendidikan di SDN 09 Nan Sabaris Kab. Padang Pariaman, SMPN 2 Nan Sabaris Kab. Padang Pariaman, dan SMAN 3 Kota Pariaman. Saat ini, Toha sedang berkuliah di Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Toha memiliki banyak prestasi selama SMA hingga berkuliah, diantaranya Juara 1 MTQ Universitas Indonesia cabang Hifzil Qur’an (2021), Juara 2 MTQ Universitas Indonesia cabang Tilawah Qur’an (2020), dan Tulisan/artikel sejarah tentang Randang: Sejarah yang Penuh Kisah dan Filosofi yang dimuat dalam media Secara yang bekerja sama dengan Studi Klub Sejarah UI. Artikel ini membahas mengenai awal mula rendang serta interaksi masyarakat minang terhadap masyarakat luar yang memengaruhi rendang itu sendiri.

Kemudian, Toha juga pernah meraih Juara 1 Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat SMA se-Kota Pariaman (2019), Juara 2 Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat SMA se-Provinsi Sumatra Barat (2019), Peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI) 2018 tingkat Nasional (2018), Juara 2 Lomba MTQ tingkat Kota Pariaman cabang Tartil Menengah (2018), dan Juara umum 3 tahun berturut-turut ketika SMP (2014-2017).

Toha juga sudah memiliki berbagai pengalaman organisasi, kepanitiaan, dan pekerjaan, diantaranya Staf Divisi Try Out Pariaman Campus Expo (2021), Bendahara 1 Organisasi Siswa Intra Sekolah SMAN 3 Pariaman (2018-2019), Bendahara 2 Organisasi Siswa Intra Sekolah SMAN 3 Pariaman (2017-2018), Anggota Kaderisasi Rohani Islam SMAN 3 Pariaman (2018-2019), Ketua Umum Organisasi Siswa Intra Sekolah SMPN 2 Nan Sabaris (2015-2016), dan Anggota Pramuka SMPN 2 Nan Sabaris Anggota (2015-2017). Saat ini, Toha sedang menjalankan tugas organisasi sebagai Staf Departemen Quran Learning Center Forum Studi Islam FEB UI (2022-2023).

 

 

Perjalananku Pasca SMA Hingga Masuk Asrama YAPI

Oleh:Muhamad Afiq Alghozali

 

Lika-liku masuk perguruan tinggi

Ijinkan saya untuk menceritakan lika-liku perjuangan untuk kuliah. Kenapa saya bilang lika-liku ?. Karena itu memang rumit. Banyak hal yang saya lalui, mulai dari bingung mau kuliah di mana, mau masuk jurusan apa, suka berubah pikiran tentang pemilihan jurusan, suka minder dan merasa putus asa karena mimpi yang ketinggian tidak sebanding dengan kemampuan yang dimiliki, dan lain-lain. Bagi yang sudah baca postingan saya yang pertama tentang perkenalan, pasti kalian tau kalo saya bakal kuliah di mana. Tapi di balik itu semua, ada cerita rumit dan berliku-liku dalam memulainya. Ini dia kisah saya !

Sejak SMA, saya berkeinginan untuk kuliah di PTN walaupun saya belum tahu mau masuk jurusan apa. Waktu itu ketika ada acara kumpul keluarga, Om (adik ayahku)   bertanya kepada saya “Afiq kamu setelah lulus SMA nanti mau melanjutkan kuliah engga?.  Kalau mau kuliah ngambil jurusan apa?”tanya om kepada saya. Kemudian saya menjawab “Emm,,,masih bingung om , heheee” . Kemudian om saya bertanya kembali : “lah, kamu kepengennya jika besar nanti mau jadi apa, mau kerja apa?.

Kemudian saya menjawabnya kembali : “saya sebenernya kepengen kerja di kantor om, saya lihat di televisi-televisi kalau kerja di kantor enak Om berpakaian rapi, berdasi, tempatnya bersih, enak aja gitu om”. Kemudian dari percakapan itu Om saya banyak memberikan arahan-arahan dan motivasi kepada saya. Saya diarahkan step bye step masuk perguruan tinggi. Di samping Om saya memberikan motivasi, om juga memfasilitasi saya selama saya SMA. Mulai dari sepatu, tas, buku dan peralatan belajar atau sekolah lainnya.  Alhamdulillah saya sangat bersyukur mempunyai keluarga yang benar-benar mensuport saya, terutama om saya. Om saya memang dekat dengan saya, sangat dekat,sampai-sampai saya diperlakukan seperti anaknya.

Kemudian ketika saya kelas dua belas SMA saya ditanya kembali mengenai hal yang sama dengan pertanyaan sebelumnya dan jawaban saya masih sama.  Memang saya sulit sekali dalam menentukan apa passion saya sebenernya. Kemudian Om saya bercerita semasa perkuliahannya dulu. Nah disini awal mula saya kenal Asrama Sunan Giri. Saya bercerita sedikit mengenai Om saya. Ternyata Om saya dulunya masuk Asrama Sunan Giri. Dia dulunya merupakan mahasiswa Fakultas MIPA IKIP Jakarta, kalau sekarang namanya Universitas Negeri Jakarta. Selama kuliah di Jakarta dia  tinggal di Asrama Sunan Giri. Dari sini saya tahu Asrama Sunan Giri. Dia banyak cerita mengenai Asrama Sunan Giri dan kampus Universitas Negeri Jakarta. Dia banyak cerita mengenai kegiatan asrama dan jurusan-jurusan di UNJ. Di situ saya mulai tertarik dengan Asrama Sunan Giri dan salah satu jurusan di UNJ.

Kegagalanku mendapatkan PTN

Perasaan tidak sabar untuk segera lulus dari SMA menjadi suatu pikiran dan perasaan yang dibayangkan sejak menginjak kelas 12. Ternyata bayang-bayang tersebut tidak sejalan dengan kenyataan, bingung dan bingung adalah suatu hal yang sering terjadi dalam menentukan langkah selanjutnya.

 

Kondisi seperti bimbang dan bingung adalah hal yang wajar karena memang setiap tahun kelulusan sudah menjadi dilema bagi anak-anak yang akan tamat SMA, bingung memilih akan melanjutkan kuliah atau memilih untuk bekerja, atau bahkan memilih untuk menikah di usia muda. Situasi dan kondisi seperti inilah yang menjadikan anak SMA yang akan tamat dipaksa untuk memprioritaskan sesuatu yang mungkin akan dipilihnya, hal ini menantang mereka untuk menghadapinya dengan lebih dewasa. Karena hidup adalah pilihan, dan harus berani dan mampu menentukan pilihan bagi hidup sendiri. Walaupun pada kenyataannya ternyata dalam situasi seperti itu siswa SMA terbagi dua. Ada yang sudah mampu menentukan pilihannya untuk menentukan nasibnya ke depan tetapi persentase yang seperti ini tidak begitu banyak, malah sebaliknya yang bingung mau melih apa dan jurusan apa yang prosentasinya lebih banyak .

Pendaftaran masuk perguruan tinggi sudah dibuka. Mulai dari jalur SNMPTN, SBMTN dan Jalur Mandiri. Walaupun belum semua kampus membuka di jalur itu semua saya mulai mencari informasi terkait pendaftaran jalur tersebut mulai dari pembuatan akun, persyaratan, dan tanggal ujian di setiap jalurnya. Di situ saya mulai merancang beberapa planing ketika gagal di setiap jalur pendaftaran. Di jalur SNPTN saya tidak bisa mengikuti karena nilai raport saya di SMA yang kurang dan tidak masuk prosentase yang diajukan oleh setiap sekolah. Di situ saya masuk planing kedua, saya mendaftar SBMPTN. Tetapi mungkin Allah belum mengabulkan doa-doa saya. Di SBMPTN pertama saya gagal masuk PTN. Saya sempat hampir putus asa untuk kuliah di PTN. Saya sempat sudah mendaftarkan di PTS. Tetapi karena niat awal saya ingin kuliah di PTN dan saya memutuskan untuk gap year atau mencoba pendaftaran di tahun berikutnya. Satu tahun saya mempersiapkan diri untuk SBMPTN tahun berikutnya.
              
Mungkin Allah belum memberikan jalan di PTN. Ketika saya mengikuti pendaftaran di tahun berikutnya, saya masih gagal dan ditahun kedua benar benar membuat hati saya sedih dan putus asa. Saya mengikuti SBMPTN dan jalur mandiri di beberapa kampus negeri, tetap belum mendapatkan kampus yang saya inginkan. Sempet tidak ingin kuliah waktu itu, tapi berkat dorongan dari keluarga,  saya ingin melanjutkan kuliah dan mengambil plan terkhir yaitu di Perguruan Tinggi Swasta.

Waktu itu saya mendaftarkan di beberapa PTS, kurang lebih 2 sampai 3 PTS, menggunakan kartu KIP kuliah saya. tetapi dari ketiga PTS tersebut satu yang lolos menggunakan jalur beasiwa KIP tetapi di jurusan D3. Sementara keinginan saya di S1. Kemudian saya mencari jalur beasiswa lagi. Ketika iseng-iseng saya liat Instagram, saya menemukan jalur beasiswa lain untuk S1 di kampus yang sama dengan yang saya daftarkan sebelumnya. Alhamdulillah saya lolos mulai dari tes tulis dan wawancara. Alhamdulilah saya lolos di STMA Trisakti prodi S1 aktuaria saya sangat senang karena saya bisa kuliah dengan mendapatkan beasiswa. Di samping itu saya juga sangat senang karena lokasi kampus saya tidak begitu jauh dengan Asrama yang Om saya rekomendasikan sebelumnya.

Perjalanan masuk Asrama

Kenalkan nama saya Muhamad Afiq Alghozali  masuk kampus yang tidak begitu jauh dengan Asrama Sunan Giri. Mungkin memamng sudah jalan yang Allah berikan kepada saya untuk tinggal di asrama mahasiswa islam sunan giri. Dimana di asrama ini benar-benar banyak sekali fasilitas-fasilitas yang diberikan. Mulai dari bebas uang makan, wifi gratis, air gratis, listrik gratis dan masih banyak fasilitas-fasilitas lainnya.

 

Waktu itu saya mencari informasi terkait pendaftaran masuk asrama, tetapi ketika saya menghubungi salah satu kontak pihak asrama, termyata pada gelombang tersebut sudah ditutup pendaftarannya.Tetapi Om saya yang dulunya alumni asrama bilang tidak apa-apa masuk asrama dulu dan menjadi warga tamu. Saya kurang lebih 3 bulan jadi warga tamu di asrama.

Dan setelah itu saya di Orientasi Warga Binaan oleh para panitia Orientasi Warga Binaan di asrma. Banyak sekali pelajaran-pelajaran ketika saya di Orientasi Warga Binaan di asrama, mulai dari kita dididik untuk berfikir kritis, kemudian dididik mentalnya dan masih banyak lagi pembelajaran yang lainya. Sekarang saya menjadi warga percobaan di asrama, semoga saya bisa belajar banyak di asrama dan semoga saya diberi kelancaran dan kesehatan di asrama.  Amiin.

 

 


 

 

 

 

Tentang Penulis


Muhamad Afiq Alghozali Lahir di Purworejo, 22 Mei 2002. Pemuda kelahiran Purworejo ini akrab disapa Afiq merupakan anak kedua dari pasangan Bapak M.Toha Turmudi dan Ibu Widati. Afiq menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Girigondo, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 40 Purworejo, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMAN 1 Purwanegara Bajarnegara, dan saat ini Afiq sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di indonesia, yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti ,  Program Studi S1 Aktuaria angkatan 2021.

Pengalaman Organisasi yang pernah di ikuti oleh Robby yaitu diantaranya menjabat sebagai berikut; Seksi Bidang Keagamaan OSIS SMAN 1 Purwanegara periode 2018-2019, Ketua ROHIS SMAN 1 Purwanegara periode 2019, Pramuka Dewan Ambalan SMAN 1 Purwanegara periode 2018-2019, saat ini menjalankan amanah sebagai Divisi Hubungan Ekternal Luar Kampus Badan Perwakilan Mahasiswa STMA Trisakti, Anggota LDK AL-HAKIM STMA Triskti , dan menjadi warga percobaan Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri.

 

 

 

 

 

 

Mental Baja Atau Mental Kerupuk

Oleh Mahlil

 

Perjalanan dari Aceh sampai ke Ibu Kota

Tepatnya pada tahun 2018 tibalah pengumuman kelulusan sidang munaqashah beberapa hari lagi akan dirayakan dengan wisuda angkatan(alumni) 49. Dengan rasa penuh bangga perjuangan bertahun tahun di pesantren Darul Mutaallimin pun telah selesai, seorang anak desa dari pelosok akhirnya diwisuda. Alhamdulillah saya mendapatkan nilai terbaik dan menjadi wisudawan terbaik, mungkin pada masa itu tidak ada pikiran selain bagaimana agar anak desa ini menjadi permata di pesantren, prestasi itupun saya persembahkan kepada kedua orang tua.

Singkat cerita tibalah di akhir acara pamitan kepada Guru-guru di pesantren dan ucapan terima kasih karna telah mendidik kami semua dari kelas Tsanawiyah sampai di titik akhir yaitu Aliyah. Pesantren saya sangat berbeda dengan pesantren biasanya. Di pesantren itu hanya fokus kepada mengaji dan mengkaji kitab kuning, pagi, siang sampai malam semuanya fokus ngaji kitab kuning mungkin inilah yang menyebabkan kami tidak tertarik dengan perkuliahan pada umumnya. Setelah pamitan, pimpinan pesantren menyampaikan pesan, beliau berharap agar saya tetap di pesantren untuk membantu mengajar dan mendidik santri-santri yang ada di pesantren tersebut, tapi berhubung saya ingin agar ilmu yang saya pelajari di pesantren semakin bertambah maka saya menolak ajakan dari Abi(PIMPINAN) tersebut.

Setelah sampai di rumah, saya pun dipanggil oleh salah satu pimpinan pesantren yang ada di kecamatan saya dan kami pun berbincang-bincang panjang, rupanya beliau menawarkan agar saya mengajar di pesantren tersebut atau beliau ingin saya megambil pendidikan di Timur Tengah dan nantinya setelah selesai, kembali lagi ke pesantren tersebut dan menjadi pimpinan. Saya sangat senang atas tawaran tersebut karena saya sangat ingin untuk berkuliah di Maroko khususnya seperti Ustadz Abdul Shomad, saya bilang ke pimpinan tersebut saya bersedia tapi harus dengan izin dari kedua orang tua saya. Beliapun menyetujui dan akan segera membicarakan langsung kepada kedua orang tua saya.

Setelah beberapa hari beliaupun datang ke rumah menemui kedua orang tua saya dan berbicara panjang lebar . Salah satu isi pembicaraannya adalah bahwa anak Bapak dan Ibu akan saya kuliahkan di Timur tengah dan akan saya biayai 100% tapi, alhasil orang tua saya tidak menyetujui karena berdasarkan beberapa alasan salah satunya faktor jauh dan faktor perang yang sering terjadi di Timur tengah. Sebagai anak , saya hanya  bisa pasrah apa yang menurut orang tua saya terbaik maka akan saya ikuti. Karena tidak di restui maka pimpinan itu menawarkan kepada saya agar berkuliah di LIPIA Banda Aceh, kampus ini adalah cabang dari Mesir dan hanya menempuh pendidikan selama dua tahun dan setelah itu bisa melanjutkan pendidikan ke Jakarta untuk menyelesaikan S1 nya,dan saya pun menerima tawaran tersebut.

Dua minggu kemudian saya pun berangkat ke Banda Aceh untuk melaksanakan tes penerimaan mahasiswa baru dan alhamdulillah dari 300 calon mahasiswa baru yang di terima cuman 30an  yang lulus dan saya termasuk salah satunya dengan izin Allah dan berkat doa dari orang tua. Saya pun mengikuti perkuliahan dan mulai merasakan bagaimana menjadi seorang mahasiswa yang mungkin sangat asing bagi saya yang di pesantren biasanya memakai sarung tapi kali ini memakai celana, perasaan bosan pun mulai datang dan di saat itu juga saya mulai terpengaruh dengan suasana pertemanan, setelah menjalani perkuliahan selama dua minggu maka tibalah waktu libur lebaran karena di saat saya mendaftar dan diterima di kampus itu adalah masih bulan Ramadhan.

Sesampainya di rumah saya mulai berpikir dan besar keinginan saya agar bisa berkuliah di luar pulau Sumatra agar ilmu saya semakin luas, akhirnya saya dapat telephone dari salah satu Guru saya di pesantren Darul Mutaallimin dan beliau menawarkan kepada saya untuk berkuliah sambil mondok di Jawa timur melalui jalur MPD di kabupaten Subulussalam, Aceh. Karna sudah saran dari Guru saya maka sayapun menerima dan dengan alasan karena beasiswa dan saya juga keluar dari kampus LIPIA Banda Aceh. Alasan yang paling kuat bagi saya untuk menerima saran tersebut adalah beasiswa karena orang tua saya tidak mampu membiayai maka saya harus mencari perkuliahan yang ada beasiswanya.

Singkat cerita sampailah ke Jawa Timur tepatnya di Mojokerto, dimana kota ini sangat dingin bagi saya yang biasanya di kampung saya cuaca panas karena daerah pesisir, setelah itu dimulailah pembekalan kepada Mahasantri baru dan disampaikan langsung oleh pengurus pesantren tersebut, nama pesantrennya “Riyadul Jannah” setelah di beri pembekalan denga kagetnya saya karena ternyata di Ospeknya satu tahun.  Jadi satu tahun itu kita mengikuti perkuliahan tetapi tidak menjadi Mahasiswa sepenuhnya, kegiatanpun mulai berjalan, rasa capek dengan semua yang telah dijalani hanya bisa dipendam, sepenuhnya pesantren ini hanya fokus kepada Khidmah. Kegiatan berjalan dari mulai dibangunkan jam 02:00 semua santri harus sudah bangun dan sholat sunnah sebanyak banyaknya dan juga membaca sholawat sebanyak banyaknya sampai menunggu masuk waktu sholat shubuh,

Setelah sholat shubuh selesai dilanjutkan dengan mengaji bersama Abuya semua santri dan Mahasantrinya tidak boleh ada yang mengantuk dan wajib mengikuti kajian ini, izin diperbolehkan kalau sakit Ginjal, Kanker dan sebagainya.  Setelah mengaji dengan Abi maka dilanjut ngaji dengan Umi, maju secara bergantian dan kalau masih ada bacaan yang salah dalam pelafalan maka akan di jewer oleh Umi tersebut. Kegiatan mengaji Al Quranpun selesai maka semua santri dan Mahasantri sholat dhuha bersama.  Setelah itu bagi Mahasantri langsung bersiap siap mengganti pakaian kotor dan Apel bersama, sedangkan bagi santri mereka sekolah seperti biasanya, dengan kagetnya saya setelah apel bersama ternyata dilanjutkan dengan kerja seperti mengangkat batu, berkebun, membuat kolam ikan begitu seterusnya, setelah selesai bekerja semuanya kembali ke Pesantren di kasih waktu 10 menit makan dan siap siap kembali untuk mengaji bersama Abuya.

Bagi saya makan dengan nampan secara bersama itu hal yang sangat jarang dilakukan di Aceh tapi apa boleh buat dari pada tidak makan sama sekali, mengeluhpun saya buang jauh jauh demi orang tua saya dan demi masa depan saya. Bagi siapa yang telat nantinya akan di cambuk, ya begitulah seterusnya kehidupan saya di pesantren penuh liku liku dan rintangan yang sangat sedih namun tidak bisa saya ungkapkan hanya melalui tulisan saja. Saya selalu berdoa kepada Allah “jika di sini adalah tempat yang engkau ridhoi maka berikan ketetapan kepada hati saya agar tetap istiqamah dalam menjalani kegiatan kegiatan di pesantren ini tapi jika tempat ini bukan tempat yang engkau ridhoi tunjukanlah kepada saya ”.

Rintangan demi rintangan pun mulai banyak saya rasakan di Pesantren ini, namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur, mau pindah lagi juga rasanya malu kepada masyarakat di desa saya dan mau tak mau saya harus bertahan sampai selesai pendidikan di sini. Saya menjalani kegiatan demi kegiatan dengan penuh bersyukur hidup di gubuk yang sangat menyiksa bagi saya karena mau tidur saja harus mencari tempat dulu, melihat tempatnya yang tidak muat lagi untuk ditempati. Hari haripun berjalan,  hati sangat berat,rasa rindu kepada Ayah dan Ibu, ingin hati mengatakan" Mak anakmu sudah tidak kuat berada disini".

Tepatnya di hari Jum'at bagi Mahasantri yang ingin berkomunikasi kepada kedua orang tuanya maka diperbolehkan dengan waktu satu jam kurang lebih, maka saya pun dengan sangat cepat segera mengabarkan kepada Ibu saya bahwa saya di pesantren saya sangat bahagia dan tidak pernah saya ceritakan pengalaman pengalaman pahit saya selama di pesantren karena saya takut orang tua saya sedih tetapi, insting orang tua selalu kuat walaupun saya selalu bilang bahagia orang tua saya selalu mengkhawatirkan keadaan saya dikarenakan juga saya mempunyai penyakit asam lambung makanya Ibu saya sangat khawatir dan selalu bertanya apakah saya sudah makan, dan masih banyak pertanyaan yang tidak bisa saya sebutkan.

Setelah genap kurang lebih sebulan berada di pesantren itu, ternyata tubuh tidak bisa dipaksakan, sudah mulai merasakan kesakitan, asam lambung saya yang selalu kambuh karna makan tidak pernah tepat pada waktunya. Pada suatu hari saya bersama teman-teman saya dari Aceh tapi beda Kabupaten, perlu diketahui kami berangkat dari rombongan Aceh melalui jalur MPD itu ada 23 orang dan banyak teman teman saya yang sudah mengundurkan diri ada yang merantau ke Jogja, Medan, Malang dan juga ada yang pulang kembali ke Aceh. Kami pun berbincang-bincang, ternyata mereka juga merasakan hal yang sama dan ingin pindah dari pesantren ini tapi kami bingung mau kemana, karena tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mencari informasi terkait perkuliahan. Maka salah satu teman sayapun mempunyai ide dan mengatakan dua orang pergi ke Warnet untuk mencari informasi dan yang lainnya disini mengikuti kegiatan agar tidak banyak yang tidak mengikuti kegiatan,sebagai anak santri melarikan diri adalah hal yang sangat kami  geluti,hehe

Maka kamipun bersepakat untuk merantau ke Jakarta dan segera memesan tiket yang penting tujuannya ke Jakarta. Waktu demi waktupun berjalan,banyak rintangan dilalui di perjalanan mulai dari rasa lapar karna mengingat keuangan sisa 300 Ribu maka semuanya dipendam demi keuangan nantinya di Jakarta. Alhamdulillah pagi setelah Shubuh kamipun sampai di Jakarta tepatnya di pasar Senen,rasa capek mulai hilang karna orang kampung telah sampai ke Jakarta,rasa bahagia karna bisa melihat gedung gedung tinggi,hehe. Di Pasar Senen kami pun bingung kemana langkah kami selanjutnya,kami hanya bisa pasrah dan berjalan kemana kaki akan melangkah dengan berkat pertolongan Allah.

 Alhamdulillah kami di pertemukan dengan Kampus STEBANK dimana di dalam kampus ini ternyata banyak Mahasiswa Mahasiswi yang juga dari luar luar daerah. Dari jauh saya melihat kebanggaan yang tidak bisa saya ungkapkan bisa menjadi bagian dari kampus ini, setelah masuk ke dalam kami di jamu oleh Ketua BEM STEBANK dan juga ternyata beliau adalah orang Aceh (Gayo),bagi anak rantau saya Provinsi adalah saudaranya,sangat bahagia karna mendengar banyak anak rantau di kampus ini. Tibalah masanya Mahasiswa dan Mahasiswi baru dikumpulkan semua di panggil oleh Dr. M. Nasih yang biasa di panggil Mahasiswanya dengan sebutan "Abah".

Sikap tegas beliau banyak membuat teman teman saya kena mental karna pertanyaan seorang Dr. membuat kami bingung untuk menjawabnya,dan beliaupun menjelaskan profil dari stebank bahwasanya syarat untuk mendapatkan beasiswa harus mau menghafalkan Al Quran dengan program sepuluh bulan dan bagi yang tidak mau maka akan di kenakan biaya SPP, dengan berat hati karna takut saya tidak mampu karna ini adalah awal pertama kalinya saya menghafalkan Alquran tapi saya yakin akan ada pertolongan Allah untuk membantu hambanya yang mau mempelajari Alquran maka saya menerima perjanjian itu,dalam pikiran saya yang terpenting saya dapat biasiswa pendidikan. Menghafalpun mulai saya jalankan berat memang berat dan kemudahan dalam menghafalpun Allah berikan dalam waktu Sembilan hari saya mampu menghafal satu juz yaitu juz Sembilan dengan mutqin.

Dan seiring berjalannya waktu keuangan kami pun menipis uang yang saya pegang juga telah habis begitu juga dengan teman teman saya maka tepatnya di 17 Agustusan kami sehari semalam itu tidak ada asupan sama sekali yang masuk ke dalam perut sehingga Jurus santri harus dikeluarkan yaitu kami mencari perlombaan disekitar dan bertepatan juga di Stebank ada banyak perlombaan salah satunya yaitu pidato maka saya dan teman sayapun memberanikan diri untuk mengikuti cabang lomba Pidato dan nanti hadiahnya akan diberikan Makan(sedih banget emang) dan Alhamdulillah tampil dengan maksimal saya mendapatkan juara 1 dan hadiahnya pun berupa cemilan cemilan dan kami nikmati secara bersama sama demi melangsungkan kehidupan esok.

Begitulah seterusnya kehidupan kami,sedih,duka,senang,banyak kami lalui dan kami tidak pernah menceritakan kepahitan itu kepada orang tua kami,cukup kisah kami ini akan kami ceritakan untuk anak anak kami kelak. Senior senior Stebank sering memberikan uang tambahan kepada kami untuk uang makan dan juga kami sering mengikuti seminar agar nantinya uangnya akan kami pergunakan untuk makan. Setelah sekian lama saya sudah mulai banyak menghafalkan Al-Qur'an dan Abah Nasihpun mulai kenal dengan saya maka saya dan mahasiswa Stebank lainnya sekitar empat orang termasuk saya di ajak untuk ikut bersama beliau ke Rumah MPR(Zulkifli Hasan) dan disana kami disuruh membantu beliau untuk mengajari keluarga Pak Zulkifli membaca Alquran sesuai dengan Kaidah Tajwid. setelah selesai mengajar maka Pak Zulkifli pun memberikan bisyarah,akan saya pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

MungkIn bagi saya disinilah awal mulai kejayaan seorang anak rantau yang mulai sering di perkenalkan oleh Abah Nasih kepada pengusaha pengusaha, pejabat pejabat lainnya seperti Pak Bahlil,Pak Sandi,dan Pak Zulkifli Hasan. Abah Nasih selalu bilang ke saya kalau kamu menganggap saya orang tuamu maka ikuti saya dan harus komitmen untuk menghafalkan Alquran dan saya juga sangat senang dipertemukan dengan beliau yang banyak sekali mengubah pola pikir saya dan beliau selalu mengatakan kalau tidak ada duit maka minta ke beliau tapi saya tidak pernah meminta karna takut merepotkan. dan sayapun sembari mencoba untuk membuka usaha seperti jualan Bakso,Seblak,bersama teman saya dari Indramayu yang juga Mahasiswa STEBANK.tetapi usaha ini tidak berjalan lancar dikarenakan Yayasan dan kampus STEBANK ada permasalahan sehingga anak Mahasiswa yang putra dipindahkan ke Asrama 2 yaitu tepatnya di Rawasari,saya berpikir rintangan itu terus datang dan tidak ada habisnya tetapi kita sebagai hambanya hanya bisa pasrah atas apa yang telah terjadi. Tepat pada tahun ke 2 saya di Jakarta di semester 3 maka kampus STEBANK dipindahkan ke Asrama Yapi karna sudah pindah Yayasan dan disinilah awal mula saya masuk Asrama Yapi.

Awal Mula masuk Asrama YAPI

Setelah kampus pindah maka semua mahasiswa stebank yang putra harus masuk ke Asrama Yapi dan di iming imingi bagi siapa yang tidak ber Asrama maka beasiswa putus, boleh masuk ke Asrama mana saja yang penting masih di Asrama Yapi maka saya bersama teman saya yang berjumlah enam orang pun masuk di Asrama Sunan Giri da nada juga mahasiswa stebank yang di Asrama Sunan Gunung Jati,dan ternyata senior senior saya tidak ada yang mau masuk di Asrama Yapi mereka siap untuk membayar spp sehingga beasiswapun di cabut. Sebenarnya saya sangat berat hati masuk Asrama Yapi dikarnakan saya trauma dengan kultur dipesantren karna yang saya tau Asrama Sunan Giri sama seperti pesantren dan hukuman hukuman bagi yang tidak tertib pasti ada. Saya selalu menghiraukan orang orang di Asrama itu dan saya sering melanggar peraturan dan tidak mau menerima hukuman ternyata sifat Sumatra saya pada masa itu masih kental yang tidak mau di atur, Singkatnya bagi kami yang penghafal Al quran pasti sangat susah untuk beradaftasi di Asrama ini karna mempunyai kurikulum yang berbeda, disisi lain kami ada kewajiban dari kampu stebank yang mewajibkan kami harus menghafal dan disisi lain juga Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri adalah Asrama Pengaderan atau kita sebut Asrama anak anak Organisasi tentunya sangat sulit jika di gabung Alquran dan kegiatan kegiatan lainnya yang membuat hafalan kami semakin kacau. Mungkin kalau bukan karna beasiswa saya tidak akan masuk di Asrama ini begitulah yang selalu dalam pikiran saya, saya selalu menjalani kegiatan dengan sangat tidak ikhlas karna saya merasa tempat ini bukan tempat saya dan bahkan bukan saya saja ternyata teman teman saya yang lain juga memendam perasaan yang sama karna takut beasiswa akan di cabut.

Alhamdulillah di Asrama ini juga saya bertemu dengan orang hebat yang juga adalah Direktur saya Yaitu Dr. Syamsi Setiadi, beliau selalu memberikan motivasi arahan kepada kami agar tetap menghafalkan Al quran dan juga mengikuti kegiatan kegiatan di Asrama, maka jika saya lagi bingung saya selalu konsultasi dengan beliau satu hal yang membuat saya kagum dengan beliau adalah hatinya lembut dan juga selalu mengajarkan kepada warga Asrama untuk selalu berhusnudzon kepada manusia. Tetapi hati saya tidak bisa dipaksa maka saya bersikeras agar saya dan bersama teman teman saya yang sisa empat orang karena dua diantaranya telah mengundurkan diri dari asrama kami berniat untuk pindah asrama, dan barang barang sayapun telah saya pindah ke Asrama Sunan Gung Jati dan tinggal minta tanda tangan persetujuan dari Direktur agar kami bisa di pindahkan dari Asrama Sunan Giri ke Sunan Gunung Jati tetapi ya mungkin Allah tidak meridhoi saya juga tidak tau pemindahan itu batal,

Direktur bilang pengaderan Warga Tahfidzh nantinya akan kita pisahkan dengan Warga Non Tahfidzh sehingga pengaderan kalian berbeda dengan mereka nanti akan disahkan waktu RTW (Rapat Tahunan Warga), seiring berjalannya waktu kegiatan demi kegiatanpun saya jalani dan saya mulai merasakan betah dan nyaman di Asrama ini, mungkin kalau bukan karna berkat direktur saya atas izin Allah saya bukan lagi bagian dari Asrama YAPI. Alhamdulillah saya banyak mendapatkan pengalaman pengalaman berorganisasi di Asrama ini sampai sekarang saya masih menjadi pengurus Asrama dan tak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman teman di Asrama sunan Giri dan Khususnya Direktur yang telah selalu bersedia direpotkan dan selalu mendengarkan keluhan saya tentang Asrama sehingga saya bisa sampai sejauh ini bertahan di Asrama Sunan Giri.

Di asrama aku belajar banyak mengenai bagaimana cara mengatur waktu yang cukup padat antara kegiatan asrama, kampus, organisasi, dan lainnya. Tentu aku tidak menyesal atas lelahnya di asrama, tetapi semua itu adalah amanah dari Allah Swt bahwa aku pasti bisa melakukannya, aku berpikir bahwa amanah tidak akan salah orang. Semuanya pasti Allah Swt berikan kepadaku, karena aku pasti mampu menghadapi dan melewatinya. Lagi-lagi aku yakin bahwa di dalam kesulitan pasti ada kemudahan yang dijanjikan Allah Swt. Ini tertuang dalam surat Al Insyirah ayat 5 yang artinya, “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Semua itu aku jalani hingga aku menjadi pengurus di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri, aku sudah pernah menjabat sebagai Biro Keislaman di Asrama, dan tahun ini aku menjabat sebagai Biro Tahfidzh dan Bahasa di asrama. Alhamdulillah semuanya aku jalani dengan sepenuh hati, aku yakin pasti akan ada hikmah dibalik semua ini. Jadi, aku mempelajari bahwa dalam hidup kita harus memilih dan siap akan proses yang dijalani untuk menggapai pilihan itu serta setelahnya kita harus siap akan amanah yang diberikan Allah Swt atas pilihan tersebut. buanglah rasa takut, buanglah keraguan dalam diri kita, karena semua itu akan menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesannya, namun bukan berarti yakin sepenuhnya tanpa rencana yang matang, tentunya persiapan yang matang itu penting. Maka dengan keyakinan, persiapan, tak lupa disertai do’a dan ikhtiar, Insyaa Allah Swt akan Allah Swt berikan hasil yang terbaik.

Inilah kisahku yang sebenarnya masih banyak liku liku ketika perjalanan dari Aceh sampai ibu kota ini dan mungkin kisahku di Asrama Sunan Giri tidak terlalu pahit karna di Asrama ini Yapi selalu berusaha untuk memberikan Fasilitas yang nyaman kepada Warga Asrama Yapi. aku ucapkan terima kasih kepada kepada kedua orang tuaku dan terima kasih juga kepada semua yang telah mendukungku hingga sampai saat ini. Semoga pengalamanku dapat memotivasi pembaca, khususnya yang sedang bingung atas pilihannya tentang melanjutkan kuliah atau kerja. kemudian mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisanku, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt, dan manusia adalah tempatnya salah dan lupa.

 

 

 

 

Tentang Penulis


Mahlil Lahir di Aceh, 01 Juli 2000. Anak kelima dari Tujuh bersaudara. Saya menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Butar, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPS Darul Mutaallimin, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di MA Salafiyah Darul Mutaallimin, dan saat ini saya sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia, yaitu Stebank Islam Jurusan Perbankan Syariah, 2018 dan juga saya mengambil pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2020

 

Pengalaman Organisasi

       Wakil Ketua BEM Stebank Islam

       Kadep Soshum BEM Stebank

       Kadep P3 HMI Stebank

       Pengurus Asrama Sunan Giri

       Anggota Badan Legislasi(DPMP PBA UNJ)

       Kadep Kaderisasi KAMMI

       Ketua Umum Pesantren Darul Mutaallimin

 

 

 

 

 

PROSES KEHIDUPAN BISA KULIAH

Oleh Muhamad Juliansyah

 

Pada akhir tahun 2012 saya lulus SD di SDN 08 Putri Hijau Bengkulu Utara. Pada saat itu saya binggung untuk meneruskan sekolah atau atau saya membantu orang tua yang berpropesi sebagai petani sawit di Bengkulu. Pada saat itu saya dinasehati oleh saudara-saudara saya untuk tetap melanjutkan ke bangku sekolah yang lebih tinggi. Pada saat liburan lebaran semua saudara saya yang jauh dari orangtua semua pulang kampung, pada saat kumpul semua saudara-saudara saya, abang saya yang bernama Dian Rahmad dia ingin sekali saya melanjutkan bangku ke sekolah yang lebih tinggi, pada akhirnya saya diajak untuk ikut dengan abang saya ke Banten untuk menyekolahkan saya sampai lulus. Akhirnya saya pun mau ikut untuk tinggal bersama abang saya di Banten. Pada saat ada pembukaan penerimaan siswa baru SMP saya mencoba untuk mendaftar di SMPN 01 Rangkasbitung kebetulan sekolah itu adalah sekolahan favorite saya ikut tes dan tidak lulus dikarenakan saya pada saat itu belum baca tulis al-quraan kemudian saya mencoba tes lagi di SMP yang lain yaitu di SMPN06 Rangkasbitung dan akhirnya saya keterima di SMPN06 Rangkasbitung tersebut kemudian pada tahun 2015 saya lulus di SMPN06 Rangkasbitung .

Pada saat saya SMP saya hobinya yaitu olahraga pada saat saya kelas 7 SMP saya mengikuti ekstra kurikuler olahraga Atletik saya mengambil nomer 100m atau di sebut sprinter tapi saat itu saya kurang berprestasi saya mengikuti atletik tersebut  sampai dengan kelas 2 semester 2, pada saat itu saya ditawarin olah guru saya guru olahrag,  ibu Suratmi beliau adalah guru PJOK saya di SMPN06 Rangkasbitung. Beliau menawarkan saya untuk menjadi atlit Tinju dan akhirnya saya mau sekingkat cerita saya pada saat saya sudah latihan selama 2 bulan saya dipilih untuk mewakili kabupaten Lebak Banten dalam rangka kejuaraan daerah taingkat Provensi Banten, kejuaran tersebut diselengarakan di kota Cilegon pada saat itu saya mendapatkan juara 3 tingkat Provensi Banten pada tahun 2013, kemudian di tahun 2013 akhir ada kejuaraan Kembali, kejuaraan tingkat pelajar atau di singkat POPDA pada saat itu yang menyelengaraan adalah kabupaten Lebak yaitu di tempat tinggal saya sendiri saya terus berlatih dan berlatih sudah H-2 Hari saya mengalami patah tangan di karenakan saya terjatuh pada saat saya latihan, akhirnya selama 6 bulan saya  saya tidak pernah mengikuti latihan kembali, setelah saya 6 bulan saya pulih dari patah tangan saya latihan kembali karena ada kejuaraan kembali tinkat Nasional pada tahun  2015. Ada 2 kejuaran Tingkat Nasional yang pertama kejurnas di Ternate dan yang kedua POPNAS di Bandung akhirnya saya berlatih terus dan mengikuti seleksi untuk mengikuti kejuaraan tersebut saya alhamdulillahnya lolos untuk mewakili  Provinsi Banten.

Pada saat saya lulus sekolah SMP 2015 saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMK Setia Budhi Rangkasbitung mengambil jurusan Otomotif Kendaraan Ringan atau Mobil mengapa saya memilih untuk melanjutkan di SMK tidak SMA karena saya memilih setelah lulus dari SMK saya ingin langsung kerja. Pada tahun 2015 ada seleksi untuk menjadi PELATDA Banten yaitu Pusat Pendidikan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) sebelum mengikuti kejurnas di Tenate dan POPNAS di Bandung setelah tes ternyata saya lolos di seleksi PPLP Banten, setelah saya diterima di SMK Setia Budhi saya jarang sekali masuk sekolah dikaranakan harus berlatih dan berlatih untuk mempersiapkan kejuaraan-juaran berikutnya.

Singakat cerita saya selama mengikuti PPLP tersebut saya memperolah pestasi  yang pertama Kejurnas di Ternate jura 3 nasional, juara 2 kejurnas di Medan, juara 1 kejurnas di Kalimantan, juara 2 Nasional di Kupang, juara 2 Nasional di Ambon, nah itulah pestasi saya selama masih duduk di bangku SMK, setelah saya lulus di SMK Setia Budhi tahun 2018 saya berpikir untuk mencoba tes TNI AD tetapi saya belum melengkapi data-data yang harus disiapkan, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di UNJ jurusan olahraga.

Pada saat saya mau ikut tes UNJ melalui SNPTN ternyata sekolahan saya belum terdaftar di UNJ akhirnya saya memutuskan tes melalui SBPTN ternyata saya ketinggalan pada saat saya memasukan data saya ke UNJ ternya sudah tutup akhirnya saya mencoba ikut tes lewat jalur mandiri akhirnya saya keterima di Prodi Pendidkan Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Pada saat saya sudah keterima di UNJ saya berpikir selama saya kuliah saya akan bertempat tinggal bersama bibi saya yang ada di Duren  Sawit Jakarta Timur, kebetulan saat saya tes mandiri ada teman saya dari daerah yang sama yaitu dari kabupaten Lebak dia mengajak saya untuk mencari tempat tinggal atau mencari kosan akhirnya saya menemukan suatu tempat yang mana bayaranya murah dan semua pasilitas ada semua yaitu di Asrama Masiswa Islam Sunan Giri walaupun di Asrama tersebut bayak sekali aturan-aturan dan alhamdulillah saya banyak  mendapatkan ilmu yang berguna untuk menjalani kehidupan di kampus dan di masyarakat setelah saya lulus dan masuk masa berkeluarga dan bermasyarakat.

ASG yang merupakan asrama YAPI banyak membantu mahasiswa dari daerah untuk  mendapatkan tempat tinggal aman dan nyaman dengan harga murah. Adapun aturan atau kegiatan yang harus dilaksanakan warga ASG semuanya baik untuk menjadikan mereka menjadi kader pemimpin masa depan yang siap menmajukan ummat dan bangsa. Jayalah negeriku, dan terus bermanfaat asramaku ASG.

 

 


TENTANG  PENULIS

 

 Muhamad Juliansyah pemuda yang lahir pada tanggl 01 Juli 1999 di Muara Enim Sumatra Selatan. Merupakan Anak keempat dari empat bersaudara dan Merupakan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Prodi Pendidikan Jasmani Fakultas Imu Keolahragaan Angkatan 2018.

Singakat cerita saya selama mengikuti PPLP tersebut saya memperolah pestasi  yang pertama Kejurnas di Ternate jura 3 nasional, juara 2 kejurnas di Medan, juara 1 kejurnas di Kalimantan, juara 2 Nasional di Kupang, juara 2 Nasional di Ambon, nah itulah pestasi saya selama masih duduk di bangku SMK, setelah saya lulus di SMK Setia Budhi tahun 2018 saya berpikir untuk mencoba tes TNI AD tetapi saya belum melengkapi data-data yang harus disiapkan, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di UNJ jurusan olahraga.

 

 

 

 

Pembela keadilan dan Kebenaran dari AWS

Oleh Muhamad Febriansyah FHUI 2019

 

Perkenalkan nama saya Muhamad Febriansyah, saya lahir di Bandung 22 tahun yang lalu. Saya mempunyai kedua orang tua dan kedua adik yang telah hidup bertahun tahun di Bandung, Ibukota Jawa Barat. Bertahun-tahun besar di Bandung, hidup di keluarga sederhan membuat mental dan batin saya bergerak untuk mencapai mobilitas sosial ke taraf sosial yang lebih baik. Hidup dan tumbuh dalam keadaan banyak kekuranga sangat menyusahkan, akses terhadap banyak hal tidak dapat kami raih seperti akses pendidikan yang baik, kami tidak bisa mendapatkan persamaan hak pendidikan yang baik seperti bimbingan belajar, sehingga kami harus belajar mandiri untuk menggapai kampus impian yaitu Universitas Indonesia khususnya Fakultas Hukum UI yang terbaik dalam mencetak ahli hukum ( dipanggil “Yurist ).

Banyak sekali alasan kami memilih Jurusan Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) terutama pengalaman masa lalu ayah kami yang dagangngannya diambil paksa oleh aparat tanpa adanya surat perintah, hak atas propertinya yang masuk dalam hak asasi manusianya direnggut paksa oleh aparat yang sampai saat ini pun belum ada keadilan atasnya. Kami yakin dengan menjadi mahasiswa yang kelak menjadi Yurist dari FHUI kelak bisa menolong ketidak yang diterima rakyat kecil seperti ayah saya. Belajar dan berusaha terus dilakukan dan kami pun mendapatkan hasilnya lulus menjadi mahasiswa FHUI.  Menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi kami dan keluarga. Kami pun mendapatkan beasiswa sampai lulus dari FHUI melepaskan banyak beban biaya, kami tinggal belajar dengan giat dan lulus tepat waktu dan tidak perlu memikirkan biaya biaya UKT yang sangat besar.

Mendapatkan beasiswa di kampus hukum terbaik di Indonesia tentunya harus dibayar dengan pencapaian akademik dan organisasi yang baik. di FHUI. Kami isi dengan berbagai kegiatan selain kegiatan akademik. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) khusus Komisariat FHUI menjadi tempat berproses kami yang pertama. Kami teringat saat ikut pertama kali Latihan Kader 1 HMI Komisariat FHUI, kepedulian kami tentang isu umat mulai muncul pada saat itu tentang ketidak adilan sistemik yang dirasakan umat Islam, ketimpangan ekonomi dan berbagai masalah lainnya. Mulailah kami ikut dalam partisipasi pergerakan umat Islam ini.

Di HMI FHUI saya mengetaui bahwa banyak kader dari HMI FHUI ini menjadi Yurist yang selalu berjuang bagi agama dan bangsanya seperti Prof. Jimly Ash-Shidqie(Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang pertama sekaligus Guru Besar FH UI, Dewan Pertimbangan Presiden RI / Alumni Asrama Sunan Giri Tahun 1977), Prof Yusril Ihza Mahendra(alumni HMI FHUI/menteri Kehakiman zaman Gus Dur dan sempat jadi Mensesneg), Arsul Sani (Wakil Ketua MPR-RI Alumni FHUI, dan masih banyak lagi, mereka adalah para Yurist yang membela keadilan dan kebenaran bagi agama dan negara.

Tahun-tahun selanjutnya terasa mudah apalagi menjadi aktivis HMI. Di tahun 2020 kami diangkat menjadi Wasekjen HMI UI. Kemudian datanglah covid 19 yang membuat kami harus pulang ke kampung halaman dan belajar dari sana. Di tahun selanjutnya kami naik pangkat menjadi Wasekjen HMI Depok, kami pun harus bisa kembali ke Depok lagi untuk memulai perkuliahan hybird di semester 6, tentu masalah biaya kost adalah biaya yang besar. Kami mulai mencari dan riset tentang beasiswa yang menyediakan asrama,tentu kami mencari asrama yang bisa mendukung kegiatan akademik ,magang dan organisasi kami yang tentu inklusif dan bisa membina insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam.

Kami Mendapatkan Info dari Senior kami bahwa sedang ada pembukaan beasiswa asrama Walisongo , kemudian kami riset apa asrama walisongo? Siapa pendirinya?, siapa Alumninya? .

Ternyata Asrama ini bagian dari Yayasan Asrama Pelajar Islam yang menghasilkan berbagai alumni hebat dari berbagai Partai seperti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dari PDIP, mantan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dari PKS , dan Wakil Ketua MPR Arsul Sani dari PPP . Melihat keberagaman output politik dari YAPI , kami yakin bahwa Asrama Walisongo ini sesuai dengan nilai Islam yang inklusif dan politik HMI yang masuk ke semua partai demi kejayaan Islam. Oleh karena itu, kami memilih Asrama ini sebagai pijakan kami untuk tinggal di sisa semester kami. Sudah 5 bulan lamanya Kami tinggal di sini , sebagai mahasiswa hukum kehadiran kami menjadi pelita didalam gelap, Asrama YAPI khususnya Asrama Walisongo kekeringan Mahasiswa hukum. Beberapa sumbangan materi tentang hukum untuk awam telah kami sampaikan pada warga asrama Walisongo tentu ini menjadi ikhtiar saya sebagai Calon Yurist untuk mencerdaskan Pengetahuan masyarakat tentang hukum dan bertanggung Jawab pada terciptanya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Sekaligus menjadi latihan saya kelak mencerdaskan pengetahuan hukum sebagai Lawyer di Masyarakat.

Sebagai Insan Akademi yang mencipta mengabdi , kami mempunyai otokritik terhadap AWS tentu bukan pada kelembagaannya maupun pengurus tapi pada undangan ceramahnya . Beberapa waktu lalu AWS mengundang Penceramah yang hebat di bidangnya tentu saya mengikuti dengan seksama dan setuju terhadap semua ceramahnya yang memang di bidangnya. Akan tetapi, saat mengetahui kami Sebagai Mahasiswa Hukum , Penceramah tersebut menyindir bahwa seolah olah kerja di ranah hukum adalah pekerjaan yang tercela , menjadi Lawyer /Pengacara kerjanya Membela penjahat/mengubah kejahatan jadi kebenaran bahkan seolah olah memberi kesaksian temannya yang belum tentu benar dan terkonfirmasi bahwa temannya dari FHUI menjadi pilot karena mengetahui bahwa kerja di ranah hukum itu sangat kotor.

Tentu saya kritis dalam benak saya, saya ingin menjawab bahwa dalam asas hukum terdapat asas “ praduga tak  bersalah” yang menekankan bahwa seseorang yang menjalani proses pemidanaan tetap tidak bersalah sehingga harus dihormati hak-haknya sebagai warga negara sampai ada putusan pengadilan negeri yang menyatakan kesalahannya. Jelas bahwa yang dibela adalah hak hak asasi terdakwa yang mana dalam hukum Islam dan Hukum Negara dilindungi bukan aksi kejahatannya namun hak asasinya. Apakah dia pikir kami dan para lawyer yang membela rakyat miskin dan lemah yang diperdaya dan dikriminalisasi oleh para tuan kaya sebagai pembelaan terhadap kejahatan? , tentu kita harus ingat bahwa ada kalam ulama yang menyatakan bahwa kita berbicara sesuai kemampuan (kapasitasnya) apakah ia tak ingat?.

Lagipula tidak mungkin ada lulusan fakultas hukum manapun yang akan menyatakan seperti apa yang ia nyatakan karena pasti lulusan fakultas hukum mengetahui bahwa yang mereka bela bukan uang atau kejahatan tetapi kebenaran dan keadilan . Jelas sindiran itu tak beralasan dan mungkin sindiran itu didasarkan pada kedengkian , kami pun tak tahu. Semoga ia cepat dapat hidayah dan moga otokritik ini sebagai awal perbaikan TOR bagi penceramah Yang akan datang. Kembali lagi ke AWS , setelah masuk AWS banyak sekali perubahan dalam hidup terutama diterimanya kami diberbagai magang seperti magang di Lembaga Bantuan Hukum dan BUMN ini berkah tersendiri dari masuknya kami ke AWS. Semoga tulisan ini ikut menjadi inspirasi dan kami berterima kasih kepada YAPI yang sudah menampung kami itu beberapa waktu ini dan waktu kedepannya

 

Tentang Penulis

 

Muhamad Febriansyah Lahir pada 1 Februari 2000 di Bandung dari Pasangan Suami Istri Bapak Ali dan Ibu Yuniarti. Anak Pertama dari tiga bersaudara . Tumbuh dan berkembang di Bandung .dari SD sampai SMA ditempuh di Bandung dan dilanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Di Kampus Ikut Berbagai Organisasi terutama di HMI Komisariat FHUI sebagai BPH dilanjut di HMI UI sebagai Wasekjen dan Terakhir menjadi Wasekjen HMI Cabang Depok

 

 

 

SEBUAH PETUALANGAN MENUJU ASRAMA WALI SONGO

Oleh : Muhammad Ikhsan Nur Hidayat

 

Langkahku dimulai saat keinginan merantau sangat tinggi setelah hampir 1,5 tahun pandemi melanda bumi Indonesia. Di kota Padang, tempat asalku dibesarkan hingga berumur 19 tahun lamanya kuucapkan keinginan kepada orang tua untuk merantau ke daerah Jakarta dengan berbagai alasan klasik, salah satunya adalah untuk menunjang pendidikan saya berkuliah di Universitas Indonesia. Awalnya tidak ada kepikiran sama sekali untuk tinggal di asrama apalagi pada saat SMA sudah merasakan tinggal di asrama selama 3 tahun lamanya sehingga membuatku bertekad untuk tidak berasrama lagi pada saat kuliah dan lebih memilih tinggal di kos. Akan tetapi, takdir Allah swt berkata lain. Yang menurut kita baik belum tentu baik di mata Allah swt, ada hikmah di setiap kejadian sekalipun itu musibah, begitulah kata para ulama.

               Setelah sekian lama aku mensurvei kos-kosan ke sana ke mari, bertanya dari satu orang ke orang lain ternyata pilihan ku jatuh kepada Asrama Wali Songo dimana telingaku belum pernah mendengar sama sekali terkait asrama ini. Awalnya, saya mendapat info tentang asrama ini dari salah satu kakak tingkat saya dari paguyuban IMAMI UI (Ikatan Mahasiswa Minang Universitas Indonesia) bernama Okky Alfarez. Saya kaget tiba-tiba saja mendapat info tersebut di saat saya masih bingung mencari kosan. Saya begitu tertarik dengan asrama ini dikarenakan program yang ditawarkan serta fasilitas yang didapatkan sehingga mendorong orang tua saya untuk mengizinkan ikut seleksi beasiswa AWS.

Orang tuaku pada awalnya tidak mempercayai sepenuhnya tentang asrama ini sehingga menjadi halangan buat saya untuk ikut mendaftar sebagai calon warga Asrama Wali Songo karena saya mmepunyai keyakinan apabila kita mendapat ridho dari orang tua, maka Insya Allah setiap yang kita lakukan bernilai berkah di sisi Allah swt dan akan mendatangkan kebaikan dan sebaliknya. Orang tuaku takut kalau masuk asrama ini saya akan dipengaruhi dengan ideologi tertentu dimana saat ini memang banyak ideologi-ideologi sesat yang disebar melalui asrama atau pesantren. Tetapi, saya terus berusaha untuk menggali info sebanyak-banyaknya kepada kontak person yang terletak di brosur namanya bang Iqdam. Saya bertanya sedalam-dalamnya hingga bertanya mengenai apakah ideologi tertentu yang diajarkan dan beliau menjawab tidak. Akhirnya, saya berhasil menaklukkan semua keraguan orang tua saya dan berhasil melewati seleksi administrasi.

               Beberapa hari kemudian, tibalah masanya saya akan diinterview. Ternyata tidak hanya saya sendiri yang mengikuti interview terdapat beberapa orang yang menunggu giliran dan pastinya jantung berdegup kencang seperti yang saya alami. Namun, dengan adanya modal persiapan yang telah saya tanyakan kepada kakak tingkat saya, Okky Alfarez membuat saya lebih percaya diri dan yakin pasti berhasil melewati tes interview ini. Saat tiba giliran saya, ternyata benar semua pertanyaan di interview sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kakak tingkat saya. Hal ini membuat semakin lebih percaya diri tapi tetap bermohon kepada Allah swt agar benar-benar bisa diluluskan di seleksi beasiswa AWS.

               Beberapa hari setelah interview, aku terpaku terhadap notifikasi yang muncul dari “Whatsapp” yang tak lain adalah pengumuman siapa yang berhasil lulus di AWS. Dengan segera kuambil HP seraya berdo’a kepada Allah swt. Yap ! benar sesuai dugaanku, aku lulus di beasiswa AWS. Aku pun langsung mengabari kepada orang tuaku sembari mulut ini memuji Allah swt “Alhamdulillah”. Adapun info dari pihak AWS mengatakan harus sesegera mungkin menuju asrama sehingga orang tuaku langsung mencari jadwal tiket untuk kepergianku bersama ayah.

               Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, aku telah mempersiapkan segala kebutuhan selama tinggal di AWS. Tak lupa, sebelum aku benar-benar pergi, kumeminta serangkai do’a dari bunda sembari mencium kakinya agar merantau ini diberkahi oleh Allah swt. Kuucapkan selamat tinggal kepada bunda dan saudara-saudaraku, kuucapkan selamat tinggal kota Padang yang telah membesarkanku. Aku pun pergi menghilang dari pandangan orang tua ku. Sesampainya di Bandara Soetta, aku bersama ayah langsung naik Bus Damri menuju Bekasi karena di sana aku akan menginap di rumah sepupu, besoknya baru ke AWS. Selama di rumah sepupu, kubercerita banyak hal tentang seleksi beasiswa AWS dan seperti apa bentuk program yang akan dijalankan selama di AWS.

               Keesokan harinya, aku bersama ayah menuju ke AWS. Selama di jalan, aku terpikirkan seperti apa jauhnya AWS dari UI dan transportasi seperti apa yang bisa kupakai. Kutakut lokasi yang jarak jauh menghalangiku untuk bisa ke UI dalam waktu singkat. Sebelum menuju AWS, aku dan ayah menyempatkan diri untuk bisa melihat UI secara langsung. Sesampainya di UI, hati ini terasa lega dan bahagia karena penantian selama 1,5 tahun akhirnya terbalaskan. Aku bisa melihat seluruh bangunan secara langsung yang selama ini hanya kulihat secara virtual. Ayah sangat bahagia melihat diriku seperti ini.

               Setelah dari UI, saatnya menuju AWS dan ternyata jarak lokasi dari UI menuju AWS ternyata tak begitu jauh dan mematahkan ekspektasiku kalau lokasinya akan jauh. Hal ini membuat aku semakin senang dan bersyukur telah memilih asrama ini. Sesampainya di AWS, aku pun disambut oleh ketua AWS saat itu, bang Hendra namanya saat memperkenalkan diri. Tak lupa, bang Hendra juga ditemani oleh kakak tingkat saya, Okky Alfarez sehingga membuat ayah merasa tenang karena akan ada yang menemaniku selama tinggal di asrama ini.

               Setelah itu, aku pun diantar menuju kamar yang telah dipersiapkan. Aku pun terkejut karena kamar yang akan kutempati ternyata begitu lengkap fasilitas yang diberikan, baik itu kasur, meja, kursi, lemari, dan kamar yang lebih luas di banding dari kosan. Setelah berkeliling melihat lingkungan asrama, tibalah saatnya aku juga harus berpisah dengan ayah. Sebelum berpisah, ayahku meneteskan air mata di hadapanku yang mana ayah jarang sekali menangis. Suasana ini membuat diriku juga ikut meneteskan air mata karena setelah hampir 19 tahun lamanya ku dibesarkan oleh orang tuaku harus berpisah untuk pendidikan.

               Keesokan harinya, aku pun disambut dengan ramah oleh warga AWS yang lain, termasuk kepala AWS, Bapak Sidik namanya. Aku pun dijelaskan mengenai apa saja program yang akan dijalankan, hal yang boleh dan tidak boleh serta hukuman yang akan menanti apabila melanggar. Kondisi seperti ini tak membuatku terkejut karena sebelumnya ku telah memiliki pengalaman tinggal di asrama sehingga dapat menjalaninya dengan baik sehari-hari hingga saat ini. Inilah petualangan yang telah ku tulis di buku halaman ku. Saatnya diri kalian juga membuktikan petualangan versi kalian karena setiap petualangan kalian patut diketahui oleh orang lain.

 

 

 

 

Tentang Penulis

 

               Muhammad Ikhsan Nur Hidayat lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 01 Juli 2002, anak kedua dari 3 bersaudara, pasangan dari Dedi Sumantri dan Endang Agustina. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 06 Kp.Lapai, pendidikan SMP/SLTP/sederajat di MTsN Model Padang/06 Padang, Pendidikan SMA/SLTA/sederajat di SMAN 1 Sumatera barat. Sekarang ini melanjutkan pendidikan strata 1 (S1) di Universitas Indonesia program studi Akuntansi dan saat ini menjalankan perkuliahan di semester 4.

               Sebelumnya, saya telah memiliki banyak pengalaman organisasi, kepanitiaan maupun perlombaan saat di SMA, diantaranya Ketua komisi MPK bidang B, pernah mengikuti OSN tingkat kota Padang Panjang bidang Geografi, dan semi-finalist English Debate di Universitas Andalas. Begitu juga dengan di Universitas Indonesia, saya pernah mengikuti lomba LKTI di UNS dan ikut berbagai organisasi dan kepanitiaan, diantaranya staff LO pada acara perlombaan tari dan paduan suara NFF (National Folklore Festival) di FEB UI, staff Hubansa (Hubungan Antar Bangsa) Salam UI 24, Wakil Ketua IMAMI UI periode 2021-2022, Projecr Officer KGTK 19 tahun 2022, dan Kepala Departemen QLC FSI FEB UI tahun 2022.

                                 

 

 

 

LANGKAH KAKI KU MENUJU ASRAMA SUNAN GIRI

Oleh : Muhammad Richard

 

 

 

Perkenalkan semuanya saya Muhammad Richard dari Prodi Olahraga Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan ,Universitas Negeri Jakarta, Asal daerah Bandar Lampung disini saya akan menceritakan penjalanan saya bisa sampai Asrama Sunan Giri baca ASG .

Ketika saya kelas 12 SMA, saya ingin sekali berkuliah di Universitas Airlangga tapi orang tua saya tidak menyetujuinya karena lokasinya yang terlalu jauh dari kota saya yaitu Bandar Lampung.  Karena orang tua sayamendukung untuk berkuliah di Lampung saja atau kalau emang mau jauh sekitaran Jabodetabek karena lebih mudah di jangkau oleh orang tua setelah itu saya mulai mendaftar kuliah di beberapa kampus seperti UI,  UIN,UNJ, Politekni Negeri Lampung (Polinela) dengan berbagai jalur .  Alhamdulillah saya di terima di UNJ, dan polinela.  Saya memilih UNJ namun ketika itu saya bingung mau bagaimana nanti tinggalnya dan saya mulai bertanya kepada teman-teman kampus mengenai kosan dan saya juga mengajak beberapa teman untuk tinggal bareng tapi temen temen yang saya ajak satu kosan pada tinggal bersama saudaranya lalu saya berfikir ya sudah kalo memang belum nemu temen yang bisa diajak tinggal bareng, ngekost sendiri saja dulu.  Terjadi pada tahun 2020 .

Karena status covid yang mulai masuk Indonesia akhirnya Jakarta lock down dan seluruh kegiatan perkuliahan dijadikan online jadi ketika semester 1 saya alhamdulillah masih di Lampung dan melakukan perkuliahan online sampai semester 2 lalu di akhir akhir semester 2 saya mendapat kabar bahwa akan ada kuliah offline dengan sistem hybrid lalu mulai saat itu saya mulai mencari tempat tinggal lagi dan pada saat itu juga banyak teman-teman dan senior yang membagikan info tentang tempat tinggal salah satunya bang  Tanjung & bang Ami menshare flayer oprec asrama di media sosial.  Lalu saya menghubungi contac yang terdapat pada flayer tersebut, tidak lama dari situ akhirnya ke Jakarta untuk mengikuti tes asrama dan alhamdulillah saya diterima dan menjadi warga tamu , ketika saya mulai jadi warga tamu belajar tentang kehidupan di asrama karena sebelumnya saya belum pernah tinggal di asrama jadi butuh lebih extra belajarnya mengenai kehidupan asrama dan saya juga mulai mengikuti kegiatan kampus offline seperti latihan KOP dan banyak kegiatan lainnya.

Saat ini alhamdulillah saya sudah agak mengerti sedikit demi sedikit kehidupan asrama dan juga perkuliahan karena selama ini saya kuliah online terus jadi tidak merasakan vibes kehidupan kuliah di Jakarta hehehe, dan juga mungkin masih banyak kekurangan dalam diri saya yang mungkin  saya tidak sadari, oleh karena itu saya juga memohon bimbingan semuanya dan mohon maaf bila masih banyak kesalahan .


TENTANG PENULIS


Muhammad Richard Lahir di Lampung 21 Oktober 2002 ,biasa di Panggil Richard saya anak pertama dari 2 bersaudar dari Bapak Fx. Dodi Manufrilla dan Ibu Lis Atiyah,saya sekarang berkuliah di saya Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Olahraga, Prodi Olahraga Rekreasi angkatan 2020

 

Pengalama Organisai :

 

-            Duta Fakultas Ilmu Olahraga 2022

-            Binpres Kop Catur 2022

-            Staf Pengembangan Club Penggerak Olahraga

-            Staf Kop Taekwondo

 

Alhamdulillah saat ini sedang menjadi warga percobaan Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dengan nama angkatan Khalid bin Walid

 

 

 

 

 

 

Tentag Hidup Adalah Pilihan

 

Oleh Nizar Hazizi

 

 

Masa SMK merupakan suatu masa yang paling berkesan dan banyak sekali cerita yang terukir di masa itu. Yang dimana masa SMK saya itu SMK kelautan yang berbeda dari sekolah sekolah lainya yang dimana sekolahku adalah sistem senioritas. Singkat cerita, pada massa itu pertama kali saya memasuki Pendidikan SMK, dan pada saat itu saya kaget karena diriku masih belom terbiasa mengalami keketatan sekolah ini waktu berlanjut lama ke lamaan saya terbiasa di lingkungan Sekolah SMK ku ini.

Bagaimana dengan diriku setelah lulus sekolah? Diriku sendiri memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya, ya diriku memilih untuk berkuliah setelah lulus SMK itu. Memang sejak duduk di bangku SMP diriku selalu dimotivasi dan didoktrin oleh ayahku jikalau nanti lulus SMK haruslah melanjutkan ke jenjang Pendidikan berikutnya.

Motivasi yang dilontarkan oleh ayahku selalu tersimpan dalam memori ingatanku, sehingga sayapun lanjut daftar ke SMNPTN dan pada saat itu saya gagal di jalur undangan dan waktu itu ayah saya terus memberi dukungan dan pada waktu itu pun saya mencoba untuk bangkit dan daftar lagi di jalur yang ke dua yaitu jalur SBMPTN yang di mana saya harus pergi ke jakarta untuk unjian utbk, dan setelah ujian UTBK hari pun berlanjut saya dan keluarga sayapun melihat hasil ujian tersebut dan waktu itu juga saya pun gagal lagi yang ke dua kalinya, sehingga sayapun sudah berputus asa waktu itu untuk tidak bergairah lagi untuk masuk keperguruan Tinggi Negeri.

Dan sayapun bingung di antara sisi lain kedua orang tuaku pengen sekali saya masuk PTN sehingga sayapun mencoba untuk mengikuti dan daftar ke jalur mandiri. ini adalah jalur yang terakhir yang dimana jalur ini harus dipungut biaya sebesar Rp 300.000 sehingga sayapun belajar lebih giat lagi untuk belajar agar bisa lolos seleksi jalur mandiri tersebut.

Singkat cerita, dan sayapun tes ujian online di rumah di karenakan waktu itu lagi musim Virus Covid-19 yang sudah menyebar di seluruh dunia, singkat cerita dan alhamdulillah saya pun keterima di PTN kampus impian yaitu UNJ Prodi Teknogi pendidikan dan kedua orang tua saya senang banget melihat anaknya masuk kampus impianya, dan pada waktu itu saya pergi ke jakarta untuk melanjutkan pendidikanku, awalnya saya ingin tinggal sama bapak di kontrakan, tapi bapak merekomendasikan saya di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dan kebetulan Asrama itu adalah


dekat sekali dengan pekerjaan bapak saya sehingga saya pun tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri. Dan begitulah perjalanan hidup saya masuk ke Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri.

        Selama saya tinggal di Asrama Mahasiswa Sunan Giri saya merasa banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan. Di luar itu, ada manfaat finansial karena diandingkan kost yang mahal di  ASG kami warga asrama gratis bahkan dapat makan.

        Ada kewajiban yang harus kami lakukan, namun semua kujalani dengan baik, karena namanya juga tinggal di Asrama perkaderan Mahasiswa Islam tentu saja banyak acara yang diadakan yang tujuannnya agar kami kelak siap menjadi penerus kepemimpinan ummat di masa yang akan datang.  Terima kasih YAPI yang slalu ada saat kami butuh tempat tinggal yang kondusif dan dapat menghenat biaya kuliah.

 

 

 

 

 

 

 

Tentang Penulis

 


 Nizar Hazizi Lahir di Cirebon, 7 Mei 2003. Pemuda kelahiran Cirebon ini akrab disapa Nizar merupakan anak pertama dari pasangan Banaji dan Hernah Ningsih. Nizar menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Barisan, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama MTS N 8 Cirebon,.

Menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMK N 1 GEBANG Kabupaten Cirebon, dan saat ini Nizar sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan 2021 dan sekarang Nizar Tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri untuk mengembangakan diri.

 

 

Dari Asrama, Saya Siap Berkiprah

Oleh  : Okky Alfarez

 

               Pagi itu lagi-lagi bangun tanpa subuh tepat waktu, memulai pagi dengan buruk dan tergesa-gesa. Waktu itu aku mulai dengan membuat secangkir kopi hitam dengan beberapa sendok gula yang minggu lalu aku beli dengan harga yang kurang bersahabat untuk mahasiswa rantau sepertiku. Teguk pertama aku beriringan dengan hela nafas dengan sedikit nada mengeluh, mengingat hari ini aku harus kuliah online dari pukul delapan pagi hingga empat sore. Pelajaran pertama terlihat sedikit berbeda, karna dosenku memerintahkan kami untuk oncam agar lolos dari formalitas kelas online, ambil absen. Sembari menunggu namaku disebut, ku lihat satu persatu wajah teman-teman yang mayoritas tak pernah aku jumpai lagi sejak awal 2020 yang lalu, ada yang berbeda dari mereka, tentunya dari penampilan yang cenderung tidak stylish lagi layaknya mahasiswa FIB UI waktu kelas offline, saat ini masa bodoh dengan penampilan. Aku juga menyadari dari tatapan mereka yang mengisyaratkan rasa jenuh, bosan, dan minim semangat, ya begitulah realitanya, tentunya aku termasuk bagian dari tatapan itu ketika melihat wajahku sendiri di monitor laptop.

               Kejenuhanku mulai berlanjut hingga akhirnya ku raih gadget dan membuka Instagram, ku lihat teman-teman SMA yang begitu akrab dulunya, kini hanya sebatas postingan yang lewat beranda, ada yang sukses di kampus masing-masing, ikut lomba sana sini, jalan-jalan, atau sekedar mengeluh tentang kehidupan. Aku berusaha mengambil hikmah dari setiap teman-teman yang aku kenal, beberapa teman-teman yang ku jumpai menjadi salah satu inspirasi sekaligus motivasi, sembari terkadang terselip pertanyaan, bagaimanakah aku dimata mereka? Atau apakah aku bisa seperti mereka? Atau egoisku, bisakah aku lebih sukses dari mereka?

               Konsentrasiku mulai buyar karna memikirkan akan jadi apa aku setelah ini? Bisakah aku menjadi sosok yang bermakna? Atau sekedar orang sukses yang mampu menghidupi keluarga dan orang tua? Lagi-lagi pertanyaan itu muncul dan bergejolak dalam pikiranku, mungkin anak sekarang menyebutnya overthinking, bagiku itu sangat menganggu. Kelas pagi itu ditutup dengan pertanyaan mengenai pemikiran Muhammad Ali Pasha, tokoh modernisasi Mesir, dan jujur, lamunanku membuat lagi-lagi kelasku hancur berantakan.

               Pukul sepuluh pagi, aku mulai merasakan sakit perut, ya, aku sering terkena asam lambung sejak SMA, mengingat aku sudah merantau sejak SMA jauh dari orang tua, pola makanku sangat tidak teratur. Aku memutuskan untuk membeli sarapan sekaligus makan siang di daerah Kukusan Teknik, dekat kosanku. Menjelang kelas selesainya kelas terakhir, aku mulai merasakan kantuk yang luar biasa. Begitulah hari-hari yang aku jalani sebagai mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia yang telah memasuki semester lima, penuh dengan malas-malasan.

               Pada suatu malam dibulan oktober 2021, aku masih ingat betul tengah malam yang mulai mengubah perjalanan hidupku. Saat itu aku memutuskan untuk sekedar nongkrong di sekretariat HMI komisariat FIB, dengan secangkir kopi, aku bercengkrama dengan kating-kating dan juga teman-teman lainnya. Obrolan yang dibahas pada kelompok kecil itu beragam, mulai dari politik kampus, teori-teori filsafat, fenomena politik,sejarah dan berbagai hal lainnya, tentunya dihiasi dengan asap pekat rokok yang teman-temanku bakar, khasnya mahasiswa tongkrongan. Saat itu ada seorang kating dari Asrama Walisongo yang membicarakan tentang asrama pembinaan, Aws. Aku mulai tertarik dengan ceritanya, mengingat keadaanku yang terlalu santai di kamar kosanku, aku merasa harus mencari tantangan baru. Malam itu aku mendengar sendiri tentang asrama Walisongo, mulai dari letaknya, visi-misinya, alumni-alumni yang telah dilahirkan, program-progamnya, aku dengar dengan baik yang kemudian akan jadi renunganku untuk mempertimbangkan masuk asrama ini.

               Beberapa hari sejak malam itu, aku mulai mempertimbangkan untuk mendaftar menjadi warga AWS. Pergolakan batin aku alami sejak mendapat info dari kating tersebut, haruskah aku meninggalkan zona nyamanku? Atau justru tidak perlu. Beberapa minggu kemudian aku akhirnya memutuskan, demi masa depanku, aku akan mencoba mendaftar menjadi warga AWS. Singkatnya, setelah mengikuti berbagai proses seleksi, mulai dari seleksi berkas seperti CV, essay singkatr hingga proses wawancara, akhirnya aku lulus dan berhasil diterima menjadi warga AWS. Tentunya ini akan menjadi salah satu langkah awal untuk memulai lembar kehidupanku yang baru.

               Setelah pindah ke AWS, tentunya aku terlebih dahulu melewati masa-masa adaptasi, terlebih persoalan kedisiplinan. Aku berkenalan dengan orang-orang baru dari berbagai jurusan dan kampus, dari berbagai daerah dan juga karakter yang berbeda-beda, aku menikmatinya. Program-program yang ada membuat aku sedikit sibuk, tapi aku merasa sangat bermanfaat untuk diriku. Program yang menjadi favoritku adalah sesi bedah buku, kami bisa bertukar pikiran, bebas berpendapat dan mendapat ilmu baru dari berbagai latar belakang sudut pandang. Setelah beberapa minggu mengikuti program-progam AWS, berinteraksi dengan seluruh warga, semangat akademis dan non akademisku perlahan mulai bangkit lagi. Sebelum masuk AWS, aku merasa kehilangan motivasi dalam belajar dan berorganisasi, hanya bermalas-malasan tanpa berprogres sedikitpun. Setelah melihat kiprah alumni-alumni yayasan ini, aku merasa begitu bangga bisa menjadi salah satu mahasiswa beruntung yang dapat belajar dan dibina oleh yayasan yang menghasilkan orang-orang hebat. Berada dilingkungan akademis ini, aku akhirnya mendapat motivasi kembali untuk terus belajar dan berkembang.

               Sejak masuk AWS, aku perlahan mulai semangat belajar dan akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan. Sejalan dengan itu, aku juga ikut berbagai organisasi dan kepanitiaan dilingkungan kampus. Setiap sabtu pagi, kami selalu diberikan motivasi dan nasehat-nasehat dari direktur asrama, ini membuat saya banyak belajar bagaiman menjadi organisatoris yang baik. Sejak menjadi warga AWS, saya pernah menjadi ketua panitia Ramadhan di Masjid Ukhuwah Islamiah Universitas Indonesia dengan staff lebih dari lima puluh orang. Dari kepanitiaan ini saya belajar banyak hal dan kenal dengan dosen-dosen di UI. Kemudian saat ini aku juga menjadi bendahara HMI komisariat FIB UI. Selanjutnya juga menjadi project Officer Bakti Sosial IKM FIB UI yang bekerja sama dengan kementiran kesehatan Kota Bogor dan Perum BULOG Nasional. Terakhir, saat ini aku menjadi ketua himpunan mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia. Tidak hanya persoalan organisasi, aku juga pada akhir tahun yang lalu memenangkan lomba musikalisasi puisi tingkat nasional.

               Semuanya tentu tidak terlepas dari peran pembinaan asrama yang sangat luar biasa. Menjadi warga AWS adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah aku buat. Program-program yang ada membuatku mempunyai wadah untuk berlatih menjadi pemimpin yang hebat, public speaking yang baik, manajemen waktu yang terukur, dan kemampuan menganalisa yang tepat. Aku begitu bersyukur menjadi salah satu warga binaan dari yayasan yang telah menghasilkan tokoh-tokoh nasional ini, dan aku akan berusaha menjadi tokoh berpengaruh selanjutnya. Berawal dari pembinaan AWS, aku akan bersiap untuk dapat berkiprah menjadi orang yang bermanfaat, berilmu, berintegritas dan berwawasan demi orang tua, keluarga, bangsa, dan agama.

 

 

 

Tentang Penulis


               Okky Alfarez atau biasa dipanggil Okky adalah mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia 2019 dan juga warga Asrama Walisongo (AWS). Sejak kecil, ia menyukai karya sastra, terutama puisi. Anak dari Bapak Novrizon dan Ibu Eliana ini lahir di daerah 3T, Kabupatan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Penulis memutuskan merantau ke Kota Padang sejak akan masuk SMA karena merasa membutuhkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Ia menjadi salah satu alumni dari MAN 2 Kota Padang yang bisa masuk UI lewat jalur SBMPTN.

               Menulis adalah salah satu hobbi yang sudah ia lakukan sejak SMP. Ia sangat suka membaca dan mendengarkan musik. Saat ini ia sedang menulis novel pertamanya dan ingin menghasilkan beberapa novel di kemudian hari. Semoga tulisan ini menjadi salah satu batu loncatan untuk dapat menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi dan bisa diterbitkan oleh penerbit-penerbit ternama. Tentunya harapan selanjutnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk orang-orang yang membacanya

 

 

 

 

 

Si Kecil Sedang Berjuang Menjadi Besar

Oleh: Rofhik Azhar

 

 

Kisahku setelah lulus dari SMA hingga masuk Asrama YAPI

Pada kala itu, tepatnya bulan Maret tahun 2020 adalah awal dari perjalanan kisahku. Dimana pada saat itu sekolah diliburkan selama 2 minggu yang pada akhirnya hingga masa studiku di SMA selesai. Sebagai pelajar aku merasakan lelahnya menjalani pembelajaran secara online (daring) karena harus selalu menatap handphone untuk memperhatikan materi, sehingga mataku menjadi mudah lelah. Pembelajaran online juga menjadi hal yang menyenangkan terutama bagiku yang suka dengan kedamaian dan ketenangan, terlebih lagi setelah pembelajaran aku dapat bermain dengan teman di rumah dimana hal ini cukup sulit dilakukan karena pagi hingga sorenya aku harus bersekolah. Aku hanya dapat bertemu dengan mereka pada malam hari untuk menimba ilmu agama atau mengaji.

Perasaanku tak bisa mengungkapkan apakah itu sebuah momen yang menyenangkan atau mungkin jadi momen yang paling menyedihkan. Namun, terlepas dari itu semua harapanku untuk bisa mengangkat derajat orang tua sudah didepan mata, aku harus segera menentukan rencana apa yang akan dilakukan setelah lulus SMA ini. Hampir setiap hari rasa gelisah, khawatir dan takut menyelimuti tubuhku. Takut tidak sesuai harapan, takut hanya menjadi beban, takut tidak bisa membanggakan kedua orangtua, takut menjadi pribadi yang gagal, takut tidak bisa mengangkat derajat keluarga, itulah yang selalu menjadi titik berat dalam pikiranku saat ini.

Akhirnya aku menceritakan semua yang mengganjal di hati pada ibuku, seperti biasanya ibuku selalu menjawab apa yang aku keluhkan dengan jawaban yang memberikan dukungan, memberikan semangat, dan selalu mendukung langkah apa yang aku inginkan. Dengan hati yang semangat akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar kuliah jalur SNMPTN karena masuk siswa eligible. Pada saat pengumuman perasaan takut dan gelisah pun muncul kembali dalam diriku, kemudian saat membuka hasilnya ternyata hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Semangatku pudar, harapanku ingin berkuliah sudah tidak bisa lagi. Pada saat itu aku tidak tau kalau masih ada jalur SBMPTN dan Mandiri yang menggunakan KIPK agar bisa berkuliah. Lalu aku bertanya pada temanku yang sama halnya denganku, dia sudah memiliki rencana kalau gagal di jalur ini maka alternatifnya dia akan mengikuti UTBK. Saat itulah aku juga terpacu mengikuti UTBK yang pelaksanaannya tinggal beberapa minggu lagi, kemudian aku mendaftar jalur tersebut. Namun, hasilnya berkata lain aku masih belum lolos di universitas yang aku inginkan.

Harapanku kembali pudar, semangatku sudah tak membara lagi, satu-satunya langkah yang dapat kuambil tersisa di jalur Mandiri yang kebanyakan universitas mencantumkan nominal biaya pendaftaran. Kondisi keluargaku tidak memungkinkan aku mendaftar dengan adanya biaya, untuk membeli sepatu saja aku harus menunggu lebaran tiba. Akhirnya aku berinisiatif mencari beasiswa-beasiswa yang dapat membantuku untuk bisa berkuliah. Google, Youtube, Instagram dan Telegram adalah platform yang tiap harinya selalu ku akses untuk mencari informasi terbaru. Banyak sekali beasiswa-beasiswa yang ada tetapi masih tak ada satupun beasiswa yang aku dapatkan, mungkin karena sertifikat prestasiku yang hanya sebatas di tingkat provinsi dan kabupaten.

Sambil mencari apa yang aku perlu, aku juga banyak berkenalan dengan orang-orang diluar sana yang ternyata sama nasibnya denganku bahkan ada yang sudah dinyatakan lolos tetapi orangtua nya tidak mengizinkan karena program studi yang anak dapatkan dan inginkan tidak sesuai dengan keinginan orangtuanya sendiri. Terbayangkan rasanya jika harapan yang kita inginkan sejak dulu harus hilang hanya karena orangtua tidak setuju. Memang benar bila terlalu berharap selain kepada Allah SWT. maka bersiaplah atas kepedihan yang akan dialami, karena Allah SWT. sangat mencemburui hati manusia yang berharap selain kepada-Nya.

Suatu hari salah seorang temanku di telegram mengirimkan informasi bahwa Universitas Gunadarma membuka beasiswa jalur Mandiri yang menggunakan KIPK tanpa biaya pendaftaraan, aku pun langsung mendaftar dan menyiapkan segala berkas yang dibutuhkan karena penutupan pendaftaran tinggal beberapa hari lagi. Singkat cerita pengumuman pun tiba, akhirnya setelah melewati beberapa tahapan seleksi akupun dinyatakan lolos diterima di Universitas Gunadarma. Masih tak menyangka, banyak rintangan yang dilalui dan banyak pula kekecewaan yang kudapatkan namun semuanya hilang seketika setelah mendapatkan kabar baik ini. Aku masih tak menyangka dapat berkuliah seperti teman-teman yang lainnya, keluarga pun bahagia dengan kabar baik ini, mereka memberikan ucapan atas hasil yang kudapatkan hari itu.

Namun, aku pun mulai kebingungan memikirkan biaya hidup dan pergaulan disana. Walaupun tempat tinggalku berada tengah perkotaan namun sepertinya kehidupan disana jauh berbeda dengan kehidupan biasanya. Akan tetapi ibuku selalu mendukungku dan memberikan arahan serta motivasi “Jalani saja dulu pasti ada jalan keluarnya, yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin, urusan yang lainnya tidak usah terlalu dipikirkan” begitu ucapan ia yang selalu membuatku merasa optimis dan semangat dalam mengangkat derajat dan martabat keluarga. Setelah itu, aku berkenalan dengan teman-teman dari farmasi, ekonomi syari’ah, pariwisata, teknik informatika dan beberapa jurusan yang lainnya. Ada seorang temanku yang menawariku masuk asrama gratis dengan benefit yang diterima antara lain tempat tinggal, makan, wifi dan lainnya. Alhamdulillah… Selalu ada jalan disaat sedang kesusahan jika terus mengingat sang pencipta. Akhirnya aku bergegas mendaftar dan menyiapkan berkas, ada beberapa tahapan untuk menentukan lolos tidaknya, mulai dari membuat esai hingga wawancara. Semua itu telah kulakukan dengan baik dan hasil yang baik pula, aku diterima di Asrama Wali Songo.

Sesampainya di Jakarta, aku disambut dengan baik oleh temanku disini. Awalnya merasa aneh dan tidak seperti biasa tinggal sendiri dan jauh dari orangtua, terasa sangat sulit bagi anak yang sangat dekat dengan ibu yang selalu mendukungnya. Takut dan khawatir selalu ada disetiap waktunya, namun kata-kata dari ibu seolah memotivasi diriku untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan memiliki tanggung jawab. Disini aku mulai mengenal orang-orang hebat sesama mahasiswa, mengetahui karakteristik dari setiap individu, mendapatkan ilmu yang bermanfaat mulai dari softskill hingga hardskill. Ini menjadi sebuah pembelajaran bagiku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, dimana aku cenderung pendiam dan tidak banyak berbicara. Namun, disisi lain asrama tak seindah dirumah yang mana teman dirumah sangat peduli dan sangat memperhatikan teman yang lainnya, berbeda dengan asrama ini yang menurutku lebih apatis.

Banyak hal-hal yang aku dapatkan selama tinggal di asrama yang mengatur kepribadian diri sendiri, mulai dari management waktu, public speaking dan leadership. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di asrama ini sangat membantu untuk mengembangkan softskill hingga hardskill yang berguna di kampus, masyarakat, bahkan di dunia kerja nanti. Aku juga dituntut untuk bisa mengatur kegiatan yang dilakukan di Asrama, kampus, dan organisasi. Memang melelahkan, tetapi ini semua adalah jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah SWT. bahwa aku bisa menjalankan amanah dan tanggung jawab ini dengan baik dan istiqamah. Perlahan tapi pasti, itulah hakikat makna dari setiap kegiatan yang kulakukan. Semuanya terbukti, rasa takut yang selalu menyelimuti tubuhku perlahan menghilang dan rasa khawatir tidak bisa menangkat derajat orangtua pun lenyap begitu saja. Ini semua adalah awal dari kisah perjalanan hidup si kecil. Si Kecil yang Sedang Berjuang Menjadi Besar.

Terima kasih kepada orang tuaku, terima kasih kepada saudara-saudaraku, terima kasih kepada orang yang selalu mendukungku yang sedang berjuang ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik dari sikap dan ucapan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semoga Asrama YAPI lebih baik lagi kedepannya, dan berkembang menghasilkan individu-individu yang berkualitas. Tak hanya dirinya saja yang berkualitas namun hatinya pun harus senantiasa berkualitas dan peduli terhadap orang-orang disekitar bahkan warganya sendiri. Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari YAPI karena selalu mendorong setiap individu dalam mengembangkan skill, minat bakat, serta akademisnya. Semoga asrama YAPI lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan asrama yang menghasilkan individu berkarakter, beradab, berkualitas dan memiliki kepedulian tinggi. Sukses Selalu YAPI.

Tentang Penulis


Rofhik Azhar Lahir pada tanggal 28 September 2003 di Karawang, Jawa Barat. Anak ketiga dari pasangan Bapak Aja Sutarja dan Ibu Karsini. Telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Karawang Kulon II, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Karawang Barat, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Karawang.

Saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas Swasta region Depok, yaitu Universitas Gunadarma dengan Program Studi Agroteknologi Fakultas Teknologi Industri (FTI) Angkatan 2021.

Nomor Handphone        : +62895337089670

Email                                  : rofhikazhar@gmail.com

 

 

 

 

URGENSI FUNDAMENTAL ASRAMA PEMBENTUK KARAKTER PEMIMPIN

Oleh : Ropik

 

Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri (AMI-SG) merupakan sebuah tempat tinggan bagi para Mahasiswa Islam yang berasal dari luar Jakarta. Asrama ini bertempat di Jln. Sunan Giri No.1 RT.12/RW.15 Rawamangun, Jakarta Timur 13220. Asrama ini bukan hanya sebuah asrama biasa atau hanya untuk tempat tinggal saja, melainkan asrama ini menjadi sebuah wadah untuk membentuk menjadi seorang pemimpin dengan menerapkan proses pengaderan. Perkenalkan saya Ropik merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Pendidikan Teknik Elektronika tahun 2020. Saya lahir di Garut pada 23 Agustus 2001 dan di besarkan di Bandung bersama kedua orang tua. Berawal dari mimpi saya yang ingin bercita-cita menjadi seorang Guru, disitulah saya mengambil keputusan untuk mendaftar kuliah di Universitas Negeri Jakarta , tibalah saat pengumuman SNMPTN dengan kehendak allah SWT, alhamdulillah saya di terima berkuliah di kampus impian saya yaitu Universitas Negeri Jakarta.

 

Dalam Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Khalifah (Ar. Khaliifah adalah wakil, pengganti atau duta). Sedangkan secara istilah Khaliifah adalah orang yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT, memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib, sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW. Pilihan setiap orang mungkin berbeda-beda tapi disini saya mencoba  memilih untuk masuk asrama, karena saya sangat ingin menantang diri saya sendiri sampai dimana kemampuan saya dan apa yang akan bisa saya berikan untuk waktu yang akan mendatang nanti, dan yang paling terpenting diasrama ini saya bisa menjaga sholat saya dan dapat memberikan kepercayaan kepada orangtua saya disana dan akhirnya saya memilih asrama.

Di asrama tentu sangat berkaitan dengan proses menjadi seorang pemimpin, karena disini menerapkan sebuah sistem yaitu sistem pengaderan. Tentunya sangat berpengaruh bagi seluruh warga asrama dalam melewati proses pengaderan tersebut. Saat ini saya sendiri sedang menjalankan proses pengaderan tersebut. Dalam proses pengaderan ini kita di beri sebuah tanggung jawab untuk menjalankan beberapa Proker maupun Non Proker yang tentunya sangat bermanfaat bagi kita sendiri maupun orang lain.  Salah satu kegiatan yang sudah terlaksana yaitu pada  saat Ramadhan, Asrama Sunan Giri melaksanakan beberapa kegiatan yang bermanfaat diantaranya yaitu : Santunan anak yatim, Iftar on the rood , Diskusi ngabuburit, Sholat tarawih bersama , Nuzulul Qur’an  dan Zakat Fitrah. Dalam proses menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut tentunya tidak mudah dan tidak bisa bekerja sendiri.

Tentu saja dalam  proses tersebut kita membentuk sebuah susunan kepanitiaan yang guna untuk mensukseskan kegiatan-kegiatan tersebut, disini kita di tuntut untuk totalitas dalam bekerja sama dalam sebuah tim. Dan disini juga kita mendapat banyak pelajaran selain kita harus mensukseskan kegiatan-kegiatan tersebut, di sisi lain kita juga mempunyai sebuah tanggung jawab sebagai Mahasiswa yang wajib untuk mengerjakan semua kerjaan kampus. Setelah semua kegiatan tersebut terlaksana disitu lah kita merasakan kebanggan sendiri, karena saya merasakan sendiri bagaimana proses melaksanakan kegiatan itu semua sangatlah tidak mudah melainkan adanya kerja sama serta arahan dari semua warga srama, terlepas melihat antusias warga luar yang sangat sangat luar biasa, ini merupakan sebuah pengalaman serta pembelajaran  yang  bisa saya dapatkan  diasrama ini.

Di sinilah jiwa pemimpin yang kita bisa ambil bagaimana kita bisa membagi waktu antara asrama dan kuliah, dan disini juga kesempatan kita untuk menjalankan masa muda kita dengan banyak berkarya di asrama  tidak hanya fokus di dalam kuliah saja, karena pengalaman serta organisasi sangat penting untuk diri kita sebagai bekal untuk masa depan.  Seperti yang di katakan menteri perhubungan bahwa seseorang bisa memimpin dengan baik karena setengahnya bakat dan setengahnya pengalaman hidup. Bila Anda tidak punya bakat, maka Anda harus mencari pengalaman. Oleh karena itu mulai sekarang  saya niatkan dalam diri diri pribadi untuk terus memperbanyak pengalaman dengan melakukan berbagai kegiatan serta mengikuti organisasi.

Dengan semua itu, saya sangat bersyukur dapat tinggal di asrama dengan begitu banyak fasilitas yang di berikan serta pelajaran-pelajaran yang menjadikan pengalaman bagi saya, serta saya sangat bangga bisa berada di sekeliling orang hebat baik alumni maupun semua orang yang berasal dari asrama.

 

 

 

Biodata Penulis


Nama    Lengkap              : Ropik

TTL                                    : Garut, 23 Agustus 2001

Alamat                               : KP. Cikedokan Rt001/Rw004, Kelurahan Sukasenang, Kecamatan Bayongbong, Kab. Garut.

Jenis Kelamin                  : Laki-laki

Agama                                : Islam

Status                                 : Mahasiswa

Anak ke-                            : 1

Golongan Darah              : A

Nama Ayah                       : A. Hendra

Nama Ibu                          : Ai Rosita

 

 

 

    

Belajar Arti Keberagaman dI Asrama Walisongo

Oleh : Saefurrahman Lubis

 

Februari 2020 menjadi titik awal aku masuk Asrama Mahasiswa Islam Walisongo. Menggali ilmu di Universitas Indonesia menghadapkanku dengan beberapa pilihan, apakah aku akan untuk menempuh semester empat dari kampung halaman atau melaksanakan itu di Jakarta. Kemudian pada suatu malam tiba-tiba akun instagram Asrama Walisongo mengirimkan poster pendaftaran asrama untuk mahasiswa, yang mana didalamnya tidak hanya menerima mahasiswa UI, akan tetapi juga dari luar kampus UI. Terlintas dalam benak bahwa asrama ini merupakan asrama yang besar sehingga dapat menampung beberapa mahasiswa dan memiliki lokasi yang strategis karena dapat menjadi pilihan oleh mahasiswa beberapa universitas. Yang pertama menjadi pertimbangan mendaftar di asrama yaitu jarak tempuh asrama dari kampus, karena hanya berjarak satu stasiun maka aku langsung memutuskan untuk mendaftarkan diri untuk menjadi warga di asrama walisongo. 

 Dari Nusa Tenggara Barat menempuh perjalanan selama 1, 55 jam untuk sampai ke asrama. Harapan mulai terangkai di tempat yang baru, tentu untuk menjadi seorang yang lebih baik. hal yang pertama aku rasakan di asrama yaitu perasaan menjadi orang asing ditengah komunitas yang kaya akan sejarah, didirikan dengan cita-cita mulia yaitu menciptakan para pemimpin bangsa yang unggul, mempunyai integritas dan akhlak yang baik. Berbicara tentang Asrama Walisongo, secara letak geografis menurut penulis Asrama Walisongo merupakan tempat yang begitu strategis karena dekat dengan stasiun kereta namun tidak terganggu dengan aktivitas kereta.

Selain itu tempatnya yang ditengah-tengah pemukiman warga membuat asrama walisongo terhindar dari kebisingan kendaraan, dengan hal tersebut juga membuat asrama walisongo bisa berbaur dengan warga sekitar. Tentu kondisi seperti ini menjadi nilai tambah bagi asrama karena dengan begitu segala aktivitas keasramaan bisa dilakukan dengan tentang tanpa gangguan yang serius.

    Hari demi hari dinamika terasa timbul perbedaan pikiran dari masing-masing warga, sebagai warga baru aku hanya berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan belajar budaya-budaya baru. Hal seperti ini menginatkan saya dengan keberagaman Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku bangsa namun tetap harmonis dalam perbedaan tersebut. Aku belajar bagaimana pandangan orang jawa tentang organisasi, bagaimana pandangan orang padang tentang kebersamaan. Hal itu semua memiliki perbedaan dari apa yang saya bayangkan tentang organisasi dan kebersamaan.

               Seperti dalam menjalankan suatu tugas di asrama, pendekatan teman-teman dari jawa yaitu face to face, kemudian teman-teman dari padang harus mengadakan rapat rutin untuk menjalankan suatu program. Bagi saya itu semua tidak ada yang salah, karena yang terpenting dari sebuah cara adalah, bagaimana hal tersebut dapat berjalan lancar dan bisa diterima oleh semua warga asrama. Penerimaan warga terhadap perbedaan metode mengajarkan saya tentang keberagaman itu sendiri, yang mana tidak ada keegoisan dalam masing-masing warga, tidak ada perdebatan yang sengit terkait dengan bagaimana harus menjalankan asrama. Ini merupakan suatu bentuk kedewasaan dalam berkeluarga ditengah perbedaan.

               Sehingga pelajaran penting yang dapat saya ambil selama berada di asrama mahasiswa islam walisongo adalah keberagaman bukanlah suatu halangan untuk suatu organisasi dalam bertumbuh, akan tetapi keberagaman merupakan suatu kekuatan organisasi untuk berkembang menjadi lebih baik, saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan. Seperti semboyan bangsa Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika” berbeda beda tetapi tetap satu tujuan. Oleh karena itu keakraban dalam berkeluarga di asrama walisongo harus tetap dipupuk dengan menanamkan nilai toleransi yang tinggi terhadap semua kader-kader asrama. Menurut saya sendiri pemahaman akan nilai toleransi adalah yang terpenting dalam menjadi pemimpin di negeri ini, yang mana seorang pemimpin harus bisa mengayomi segala perbedaan.

               Harapan terkahir dari penulis, semoga asrama YAPI dapat mencetak pemimpin yang mencintai perbedaan dan peduli terhadap semua orang. Menjadi pemimpin islam yang memberikan contoh baik terhadap masyarakat, menjadi pemimpin bangsa yang berwibawa, menjadi pemimpin yang cerdas dan bertakwa. Semoga dengan kemuliaan tersebut setiap langkah yang dituju dalam memimpin dimudahkan oleh Allah SWT dan didukung masyarakat.

 

 

Tentang Penulis


Nama lengkap : Saifulrahman Lubis, lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tanggal 02 November 2000 dari pasangan orang tua yaitu Halmini dan Wildan. Kuliah di Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Pada saat menyelesaikan tulisan ini sudah masuk pada semester 6 di bangku perkuliahan. Selain berkuliah, saya juga aktif di beberapa organisasi diataranya yaitu Sasambo UI, UI Track & Field dan Himanera FIA UI. Sebelum berkuliah di Universitas Indonesia, saya menjalani pendidikan di SD 3 AIKMEL, Lombok Timur, SMP 3 Aikmel, Lombok Timur, dan SMA 1 Aikmel, Lombok Timur.

Penulis memiliki beberapa hobi seperti jogging, baca buku dan bermain tenis meja. Semua hobi tersebut penulis lakukan saat ada waktu luang. Terkait dengan menulis, saya pernah melakukan beberapa publikasi tulisan di media nasional seperti Kumparan.com dan Viva.com.

Bagi saya menulis merupakan suatu langkah dalam refleksi diri terutama terkait dengan bagaimana mengasah pemahaman tentang suatu topik. Sehingga dengan menulis, seseorang dapat mengembangkan beberapa kemampuan seperti argumentasi dan berfikir sistematis. Sampai saat ini saya masih belajar mengembangkan kemampuan menulis salah satunya melalui tulisan “Derap Langkahku di Asrama YAPI”

 

 

 

 

Kisah Inspiratifku di Asrama YAPI

Oleh : Tanjung Winardi

 

Nama lengkap saya Tanjung Winardi, kelahiran bogor 19 September 2000 nama lengkap yang sering dipanggil atau nama popular Tanjung. Saya lahir di keluarga sederhana keluarga yang biasa namun dijaga oleh orang orang yang sangat luar biasa. Ibu bernama karnati dan ayah bernama Nanang, saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Kemudian ibu bercerai dengan ayah pertama dan menikah lagi kemudian punya anak laki laki satu. Kemudian meninggal setelah itu, ibu menikah lagi dan mempunyai anak perempuan. Jadi total keluarga saya ada 5 anak dari ayah yang berbeda..

               Kisah saya berawal dari saya sejak kecil yang selalu diasuh oleh nenek dan ayah saya sudah cerai sejak saya lahir, jadi alangkah naasnya saya yang tidak melihat sesosok ayah di waktu kecil. Terlebih ditinggal oleh seroang ibu untuk mencari nafkah di tempat nan jauh, di tanah rantau Jakarta. Kota dimana saat itu sangat terkenal dan sangat dikagumi.  Ya orang lain boleh bangga jika orang tuanya bekerja di tanah orang dan pulang membawa sebongkah rezeki, tapi tidak dengan saya yang sejak kecil sudah ditinggal orang tua untuk bekerja alhasil dari kecil sudah diasuh oleh nenek dan kakek serta bibi atau adik adik dari ibu.

               Saya dirawat oleh nenek sampai saya masuk SMP kelas 8 sejak saat itu nenek saya selalu mengasuh saya memandikan dan memberikan perlengkapan untuk sekolah, ibu datang hanya pada saat pendaftran saya masuk MI atau Madrasah Ibtidaiyah. Kemudian selebihnya bekerja kembali ke Jakarta, kegatan pengambilan rapot kemudian kenaikan kelas semuanya diwakilkan oleh nenek ataupun bibi, jarang sekai melihat sosok ibu. Kemudian ketika melihat serasa asing rasanya melihat seorang wanita yang telah melahirkan saya.

               Saya masuk SMP jaur beasiswa prestasi karena saya mempunyai prestasi juara catur serta  bermain Futsal saat MI kemudian saya juga mempunyai prestasi yaitu hafalan quran juz 30 jadi langsung diterima. Kemudian saya melanjutkan ke MTs Sirojul Wildan dengan jaur beasiswa dimana saya sama seklai tidak membayar uang sekolah baik baju seragam,  spp atau yang lainnya. Saya hanya membayar uang untuk ujian nasional ditambah untuk perpisahan sebesar 200 ribu karena semuanya telah saya bayarkan dengan beasiswa saya.

Peringkat kelas saya saat MTs berada pada posisi kedua itupun hanya sekai pada saat kelas 7 dan selebihnya sampai lulus saya mendapat predikat 1 dan bahkan saya mendapatkan penghargaan peserta didik terbaik. Kemudian saya menjadi seorang Raja pada saat perpisahan.

Sebelum perpisahan banyak skolah yang Promosi sekolahnya ke MTs saya dan banyak yang menawarkan kepada saya untuk masuk sekolah ternama di Bogor terutama daerah Ciawi dan Caringin dengan gratis, namun kondisi keluarga yang tak memadai jadi saya tida mengambil sekolah yang menawarkan beasiswa kepada saya karena faktor ongkos dan juga biaya kehidupan sehari-hari untuk berangkat sekolah. Oleh karena itu saya mengambil sekolah yang satu Yayasan dengan jalur beasiswa pula.

Prestasi saya saat MTs lumayan cukup banyak terutama di bidang olah raga baik volley bal, sepakbola, tenis meja, silat, taekwondo dan olahraga yang lain. Dimana, saat mengikuti pertandingan selalu mendapat juara. Kemudian saya jadilkan bekal untuk mendaftar beasiswa di SMA yang saya masuki. Kemudian saya masuk dan menjalani sekolah dengan seperti biasa.

Selain prestasi di bidang akademik dan olahraga saya juga aktif di organisasi saat MTs dan bahkan saya menjadi ketua Osis saat sekolah kemudian menjadi ketua volley, bulutangkis, marching band. Jadi tak ada waktu bagi saya untuk diam atau tak ada waktu luang bagi saya untuk bermain. Waktu yang ada, saya gunaan dengan sangat bermanfaat dengan cara olahrag dan juga dengan organisasi alhasil banyak soft skill dan hard skill yang saya miliki ketika saya masuk organisasi.

Lulus MTs. Saya masuk MA Sirojul Athfal dengan jalur prestasi dan juga beasiswa jadi tidak ada bayaran sama sekali. Akan tetapi untuk pretasi baik olahraga dan akademik tak pernah menurun akan tetapi selalu naik dan bahkan ada prestasi tambahan yang meningkat yaitu di bidang Paskibra. Saya anggota paskibra kecamatan yang mengibarkan bendera merah putih saat Agustusan di kecamatan mewakili sekolah yang diseleksi oleh pihak kabupaten. Kemudian saya juga menjadi anggota pengibar tengah atau pembawa bendera dalam pengibaran. Prestasi akademik dari kelas 10-12 saya menjadi predikat satu dan saya juga menjadi ketua osis saat SMA dan betul saja tidak ada waktu luang bagi saya untuk bermain dan melakukan ha- hal yang kurang berguna bagi diri saya sendiri.

               Sejak aktif organisasi di MTs, saya tidak pernah pulang ke rumah akibat broken home dikarenakan suami ketiga dari ibu bersikap tidak adil jadi membuat saya dan adik saya tidak betah, jadi saya lebih milih tinggal di sekolah. Saya tinggal di sekolah selama 5 tahun sejak ketua osis MTs sampa saya lulus SMA.  Sulit dipungkiri kenapa bisa sampai selama itu saya tinggal disekolah. Karena itu, saya tidak betah di rumah dan saya hanya pulang pada saat tertentu saja. Makan minum semuanya yang dibutuhkann untuk kehidupan saya atur sendiri.  Darimana saya hasilkan uang?,  saya sering melaksanakan urut dan juga mijitin guru dan sering mendapat upah. Kemudian saya tabung sehingga mampu membeli barang barang  keperluan sekolah seperti tas, sepatu,  dan lainnya. Bahkan ketika saya akan melaksanakan perlombaan saya menggunan uang pribadi dan uang sendiri.

               Lima tahun berlalu dan tepat saat kelulusan untuk menentukan kemana arah setelah lulus. Saya yang sudah mentukan planning untuk kuliah saya mendaftarkan diri di jalur SNMPTN jalur rapot untuk masuk UNJ  Fakutas olahraga, karena prestasi dan hobi saya di olahrag jadi saya bermaksud untuk menjadi seorang guru atau pelatih. Akan tetapi itu tidak berjalan dengan apa yang dibayangkan, keinginan kuliah saya dibantah oleh kakak peratama yang memilih untuk memerintahkan bekerja, kemudiann saya kabur dari rumah dan saya tidak bilang bahwa saya daftar kuliah akan tetapi ketika saya lulus verifikasi dan juga lolos berkas barulah saya informasikan keluarga tapi tidak untuk kakak pertama.

Kak pertama sangat menenetang dengan pilihan saya karena memerintahkan agar bekerja saja dan membantu perekonomian keluarga tetapi saya menolak dan saya memilih untuk bekerja dengan berbagai cara menjelaskan kepadanya. Tetap saja tidak mendukung dan bahkan tidak ingin membiayaii dengan keuagan perkuliahan saya. Alhamdulillah saya lulus dengan beasiswa Bidikmisi sehingga saya tidak usah meropotkan orang tua. Saya sekrang kuliah mengandalkan beasiswa, pembayaran dan segala macamnya dari itu. Alhamdulillah saya menemukan tempat tinggal yang murah di Asrama Sunan Giri dengan biaya murah akan tetapi banyak kegiatan yang menunjang perkembangan diri.  Saya sangat bersyukur karena itu, jadi saya sangat terbantu dengan hal demikian. Tetaplah berjuang meski air mata bercucuran, teruslah berdoa meski air mata berjatuhan. Tetaplah berusaha meskipun hasil belum kelihatan.

Masuk asrama Sunan Giri pada tanggal 3 Juli berposisi sebagai warga tamu dan belum di wajibkan mengikuti semua kegiatan di asrama, kegiatan hanya sebatas sunah saja belum ada tuntutan khusus mengikutinya, akan tetapi sikap penasaran saya dan keponya saya mulai berjalan sehingga saya ingin mengikuti kegiatan tersebut walaupun hingga larut malam. Awal mula di ASG yaitu  ibadah tahajud dan sholat 5 waktu sangatlah lancar karena untuk mengurangi kerinduan dengan orang tua saya alihkan dengan hal demikian sehingga mulai lupa.

Kegiatan berlanjut dengan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh biro kemudian waktu berlanjut dan kampus sudah mulai masuk karena persiapan untuk ospek atau orientasi kampus. Fakultas Ilmu Keolahragaan baca FIK adalah kampus gila menurut saya, kampus yang sangat mendidik adik-adik atau juniornya agar lebih disiplin dengan cara disiplin juga dan mengajarkan untuk sopan santun pula tak heran angkatan saya 2019 OSPEK satu bulan dan PKKBM selama  4 hari serasa setahun. Berangkat jam 2 pagi dan pulang jam 9 malam pulang untuk mempersiapkan dan berangkat untuk melakukan aktivitas rutin di kampus. Beruntung ada asrama sunan giri yang jaraknya dekat dan juga banayak senior kampus juga sehingga banyak membantu kegiatan ospek selama satu bulan. Asrama merupakan tempat saya menemukan teman pertama kampus di FIK. Dan teman perjuangan botak di asrama.

FIK secara turun temurun botak selama satu tahun untuk periode OSPEK dan juga perkuliahan tapi saya bangga dengan FIK walupun botak tapi dikatakan kampus terkuat, disiplin, beratitud serta sopan santun yang tinggi sehingga tidak mencerminkan sikap yang kosong dan juga mencerminkan sikap yang baik hati.  Tak jarang tukang sampah dan tukang sapu saya sapa setiap harinya walaupun awalnya sebagai paksaan dari senior tapi lama kelamaan saya mengerti dan saya paham apa arti sopan santun dan arti attitude.

               Saya hidup di asrama karena kebutuhan, kebutuhan teman keluarga uang dan juga pengalaman,tinggal diasrama bukan hanya sebagai tempat tinggal namunsebagi tempat bernaung, tempat isitirahat, tempat berdiskusi,, tempat belajar, tempat segala tempat. Saya di asrama butuh itu semua dan sebagai penjaga saya untuk saya agar slalu terjaga iman islamnya atau ibadah sya terjaga dan sebagai bentuk benteng terdepan untuk mengingatkan ibadah saya.  Kegiatan di asrama pun banyak sekali yang menunjang untuk kehidupan kampus baik pelatihan desain public speaking ataupun tentang legislative dan saya bangga dengan hal itu sehingga saya lebih tahu dan lebih paham duluan mengenai ilmu tersebut.

Ilmu yang diasrama ajarkan semuanya mengacu pada sofsklil yang dibutuhkan dalam kehidupan kampus sehingga ketika dikampus tidak kelabakan terhadap phenomena yang dihadapi. Dan kit tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah yang terjadi dikampus kelak. Dan orangtua saya lebih mendukung saya untuk tinggal di asrama disbanding dengan tinggal di kos karena maslah ibadah saya lebih terarah dan juga ibadah lebih terjaga dan lebih terkontrol sehingga bisa sambil memperbaiki diri sekaligus menambah profile diri.


 

RIWAYAT PENULIS

Tanjung Winardi, Merupakan putra ketiga dari pasangan Nanang dan Karnati. Ia merupakan pemuda kelahiran Bogor, 19 September 2000. Merupakan orang yang berkepribadian aktif dan pekerja keras dan bertanggung jawab. Ia menyelesaikan 12 tahun bersekolah, masing-masing di MI AlKhoeriah 02, MTs Sirojul Wildan MAK Sirojul Athfal 2 .

Sekaarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dengan S1 Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Sejak bersekolah di MTs. Ia sering menonjolkan keahlian di bidang olahraga.  Olahraga yang ia sukai  ialah bola voli, bulutangkis, tenis meja, taekwondo dan pencak silat. Olahraga yang ia geluti itu, semuanya sudah pernah mendapatkan sertifikat juara Kabupaten bahkan Nasional.

Teruntuk  cabang olahraga pencak silat ia telah menggeluti sejak Madrasah Aliyah kemudian mengikuti perlombaaan tingkat kabupaten dan ia juara, kemudian dilanjutkan kembali ke tahap Nasional. Dan sekarang ia menekuni cabang olahraga pencak silat di Universitas Negeri Jakarta dan bahkan menjadi atlet kampus. Dan ketika perguruan memanggil untuk mengikuti pertandingan ia selalu siap dalam melaksanakan tugas itu demi membela perguruan dan nama kampus.

 

 

 






7 komentar:

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts