Senin, 30 Mei 2022

JANGAN SIMPAN DI SAMPINGMU ...!!!

 



TUNGGU PAK SOPIR…, TUNGGU .. !!!

Oleh : Dail Ma’ruf

 

Pak Damar yang punya anak di kelas 6 SD swasta di Kota Serang, siang itu menjemput anaknya ke Sekolah. Hari ini pulang lebih awal karena agendanya hanya ujian Juz 30 dan sudah beres sejak pukul 10.25 WIB. Karena hujan lebat, jemputnya pakai payung dan motornya disimpan di kantor.  Anak Pak Damar yang bernama Bagas lulus masuk MTsN1 Kota Serang dan  hari ini jadwalnya untuk penyerahan berkas dan pengukuran Seragam.

Karena hujan deras, maka Pak Damar memesan Maxim Car. Selang 5 menit pesanan tiba dan keduanya masuk. Pak Damar memegang payung dan masuk di depan samping pak Sopir, dan Bagas masuk ke bagian tengah sambil ditipkan pegang map persyaratan yang ada uang untuk bayar sergam.  Asyik mengobrol dalam perjanan dengan Pak Lombok orang Medan, Pak Damar langsung turun saat tiba di tujuan, demikian pula Bagas anaknya. Mobil yang dicarter sudah melaju, Pak Damar menanyakan Map yang dititipkan kepada Bagas.

Bagas bilang ketinggalan yah di Mobil. Segera Pak  Damar mengejar dan berlari sekuatnya, sambil berteriak… Pak berhenti, Map saya ketinggalan. Namun apadaya, laju mobil tak bisa dkejar oleh pak Damar dengan lari. Meski laju mobil tampak pelan, tetap  tak bisa dikejar dengan lari sekencang apapun. Blass… bablas… putus sudah harapan untuk dapat mengambil Map di mobil yang dicarter. Dengan gontai, Pak Damar terus mengejar mobil Ertiga putih sambil teriak … Map saya di Ertiga putih, ada pengendara motor yang paham. Dia langsung tancap gas dan berhasil menyalip dan menghadang … mobil pun menepi sambil bertanya ada apa?. Sang Hero menjawab “itu ada penumpang Bapak ketinggalan barangnya di mobil.

Pak damar pun tiba dan segera minta ijin membuka pintu mobil dan mengambil Map berkas Bagas untuk daftar ulang. Dengan santainya Pak Lombok menyapa : “ kenapa Bapak tak telepon saja. Tanpa jawab Pak Damar meninggalkan mobil Ertiga putih yang hampir  membuatnya berhenti bernafas karena lari sambil teriak teriak berharap sopir melihat ke spion dan faham ternyata kandas. Dalam hati tak banyak berprasangka, mungkin karena Pak Lombok sibuk dengan orderan berkutnya.

  

            Kesal rasanya diri Pak Damar pada anaknya Bagas, namun ia sadar yang salah bukan Bagas, karena namanya lupa, mau dikata apa?. Lupa tak kenal usia bisa terjadi pada orang tua, muda bahkan anak-anak. Dia tetap bersyukur ada pertolongan Allah melalui pengendara motor yang menghadang Ertiga putih yang disewanya.

            Pelajaran berharga hari ini bagi Pak Damar dan pembaca kisah ini adalah “Janganlah menyimpan barang pribadi di samping”. Karena saat turun, kita akan buru-buru dan pasti akan lupa tak membawanya. Upayakan barang pribadi tetap dipegang atau masukan ke dalam tas jika memungkinkan sehingga tidak tercecer. Waspada saat dalam perjalanan dan yakinkan bahwa barang tak ada yuang tertinggal bila turun dari kendaraan. Wassalam. 

1 komentar:

  1. Nah pertanyaannya , kenapa pak damar tidak telfon supir maximnya ? Hehe

    Yaa namanya juga lupa hehe .

    BalasHapus

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts