Resume Materi
: 11
Materi
: MENGUAK DAPUR PENERBIT
MAYOR
Pemateri :
EDI S. MULYANTA
Moderator :
Sri Sugiastuti / Bu Kanjeng
Hari/Tanggal
: Rabu / 04 Agustus 2021
Setelah menyelesaikan tulisan ringan berjudul Syukuran
Pranikah Entong Ponakanku, aku chat Wa dengan sekjen Kursus Belajar Menulis
baca KBM-20 mbak Ewi, saking asiknya sampai lupa hari ini Rabu jadwal
menyimak materi ke 11, sudah lewat pukul 19.00 WIB, Bismillahirrahmanirrahim.
https://dailalser.blogspot.com/2021/08/entong-nikah-sabtu-rabu-4-agustus-2021.html
Saat aku membuka Wa grup
KBM-20 benar saja ternyata grup sudah dikunci dan baru akan terbuka lagi
kisaran pukul 21.20 WIB.
Aku lihat sudah ada Flayer materi untuk malam ini https://youtu.be/BOHJw6EYYlY. Judul yang membuatku suka pakai banget. https://youtu.be/BOHJw6EYYlY materinya yaitu “Menguak
Dapur Penerbit Mayor”.
Kata kerja pertama saja aktif, “menguak”. Kata tersebut sama dengan
membongkar atau membedah. Ya beda beda
tipislah artinya, namun ada kesamaan yaitu mempreteli alias menguliti. Ngeri
sekali rasanya, seperti Film dokumenter G.30 S/PKI saja.
Pas aku lihat Narasumbernya aku belum begitu familiar,
namun pas lihat nama moderatornya aku terperanjat. Wow Bu kanjeng, istimewa
pikirku dalam hati. Penulis buku kawakan sekelas beliau mau maunya jadi
moderator. Itulah hebatnya ikut pelatihan di KBM-20 yang diadakan PB PGRI, dibawah
asuhan om Jay, sang Guru Bloger Indonesia yang nomor wahid yang telah menginspirasi
ribuan guru untuk jadi penulis dan punya Buku sendiri.
Tak kenal maka tak sayang, berikut biodata Pak Edi. Nama
lengkapnya Edi S.Mulyanta dengan gelar dibelakang nama S.Si, M.T. Bekerja di
Penerbit Andi sebagai Publishing
Consultant Andi Publisher.
Pak Edi lahir di
Jogjakarta tanggal 24 Mei 1969 beda 8 tahun saja denganku, sudah menikah
dengan Ibu Retna dan dikaruniai 3 anak bernama Nindita Saheka Ramadhani,
Raditya Rizky Duanda (alm), dan Naditya Tertia Alfarizky. Pak Edi hobinya
membaca, menulis, olahraga, dan musik.
Dapat dihubungi di https://www.facebook.com/edis.mulyanta ini Face book beliau, dan bagi yang inhin via
blog bisa di : www.sobatambyar.com
Pendidikan sarjana S1 dan
S2 diselesaikan di UGM, S1 pada jurusan Geografi lulus1994 dan S2 pada jurusan
Teknologi Informasi Fak. Elektro lulus tahun 2006. Pekerjaannya adalah dosen
dan penulis dengan riwayat pekerjaan sebagai berikut :
1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
3. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002
4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002
5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002
6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004
7. Product Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006
8. Biro Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007
9. Manager Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 – 2019
10. Publishing Consultant Andi Publisher 2020- Sekarang
Karya tulis berupa buku
dapat kita lihat di
https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao
1. Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
2. Lebih Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008
3. Corel Draw X4 2008
4. Teknik Modern Fotografi Digital 2007
5. Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS3 2007
6. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
7. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2
2005
8. Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005
9. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
10. Trik & Teknik Profesional CorelDraw 12 2004
11. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2000
Perlindungan terhadap Penulis dan Penerbit diatur dalam
undang-undang no 3 Tahun 2017 juga dalam Peraturan Pemerintah nomor 02 tahun 2018,
dan PP No 75 tahun 2019. UU nomor 3 tahun 2017 menjelaskan bagaimana proses
industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya.Kemudin disempurnakan PP nomor 75 yang tentang proses membuat
naskah hingga menyebarluaskannya. Pada PP No 75 tahun 2019 ada aturan-aturan bagaimana
sisi penulis mengajukan naskah hingga sisi penerbit dalam mengelola naskah
menjadi buku.
Bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah disebarluaskan
di outlet-outlet dan menjadi sumber pendapatannya.
Pembagian penerbit mayor dan minor sebenarnya tidak ada dalam
Undang-undang perbukuan no 3 tersebut. Oleh Perpustakaan nasional, kemudian
digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat
dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya.
Dikotomi penerbit mayor dan minor, kemudian terjadi juga di
sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit yang mampu menjangkau secara
nasional dan ada yang regional saja. Hal ini diperuncing lagi dengan pembagian
yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud
DIKTI, yang menjyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya.
Penerbit yang sudah beroplah besar tentu tidak ada masalah
dengan hal ini, karena memang skala produksi dan skala mesin produksinya memang
sudah terlanjur besar, sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu
sulit.
Outlet toko buku, merupakan sarana pemasaran yang cukup
efektif. Kemarin mungkin sudah dijelaskan dengan gamblang oleh pak Agus
Subardana.
Era pandemi ini ternyata mengubah pola distribusi buku dengan
cukup signifikan, dimana saluran outlet yang dahulunya menjadi jalur utama,
saat ini justru menjadi korban dari keganasan virus Covid 19, karena ditutupnya
jaringan-jaringan toko buku atau dibatasinya aktivitas pusat perbelanjaan.
Di sisi penerbit, sebagai dapur pengolahan naskah dari
penulis, sebenarnya tidak ada masalah yang cukup berarti dari sisi penerimaan
naskah baru. Di era pandemi ini, naskah masih saja mengalir dengan cukup baik.
Mungkin karena banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu
untuk melakukan penulisan naskah buku.
Tuntutan untuk tetap produktif kepada para pengajar baik guru
maupun dosen, menjadikan laju naskah baru masih tetap terjaga dengan baik. Yang
menjadi kendala adalah justru dipengolahan naskah, mulai dari editorial,
setting perwajahan dan kover hingga produksi buku cetak.
Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis
Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit
stop dan terhenti sama sekali.
Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet
terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup
menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya
kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi
penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko
Buku.
Sebelum hari raya 2021, perkembangan penjualan buku cukup
baik, membuat banyak penerbit menaruh harapan yang cukup tinggi pada saat itu.
Setelah hari raya, ternyata gelombang Covid mengembalikan penjualan buku ke
titik terendah sejak 2020, sehingga kami sebagai penerbit akhirnya harus
mencoba outlet-outlet baru.
Pengalaman kami, identifikasi tema buku menjadi sangat penting
saat keadaan chaos seperti ini. Kami beruntung tema-tema yang upto date
mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya,
sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan
dengan virus dengan cepat.
Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi sebuah buku
menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih
belum tersedia dengan mudah. Kami mempunyai database penulis yang cukup baik,
sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di
bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan
beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Kesimpulannya adalah kesiapan penulis dalam updating materi
tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil
tulisannya tersebut ke penerbit. Saat ini penerbit Andi mereposisi produksi
buku fisik untuk tidak dilakukan pencetakan secara massal, akan tetapi
menyesuaikan dengan kondisi pasar yang fluktuatif.
Penjelasan ini memberikan kesempatan yang lebih luas kepada
bapak-ibu calon penulis untuk mencoba meamasukan era baru ini, dimana produksi
buku akan mengikuti keinginan pasar secara lebih spesifik.
Produksi penerbit Andi saat ini dapat memenuhi permintaan
cetak dari 10 eksemplar hingga 300 eksemplar. Range produksi disesuaikan dengan
keadaan daya serap pasar yang cenderung mengikuti komunitas dari penulis
bukunya sendiri.
Penjualan online cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow
dan yang paling penting, selalu mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk
digital atau e-book supaya kesemptan untuk terbit menjadi lebih luas.
Sebagai penutup dari resume 11 ini ada puisi tentang penerit ANDI :
ANDI kukira itu nama orang.
Aku lihat buku dengan penerbit Andi tahun 2000
Waktu itu aku bekerja di rental milik pak Andi
21 kemudian aku malah ketemu pak Edi dari penerbit Andi.
Barulah ku yakin bahwa Andi itu nama penerbit Buku.
POINT PENTING DARI SESI TANYA JAWAB :
1. Syarat utama dalam sebuah tulisan adalh tulisan harus Baik dan
Unik, baik dalam arti pemilihan tema yang menarik dan yang paling penting
adalah unik, karena mempunyai hal yang berbeda dengan yang lain dan mempunai
nilai kebaruan. Kekurangan penrebit mayor adalah banyaknya naskah yang masuk,
sehingga waktu seleksi dan produksi terbebani dengan antrian yang sangat
banyak.
2. Buku sebaiknya sudah diputuskan formatnya oleh penulis, dalam
arti penulis sudah mempunyai bayangan ukuran buku, ketebalan, dan siapa
pembacanya. Struktur buku yang baik, juga sangat menarik editorial untuk
memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah buku. Dengan struktur buku yang baik,
tentu akan memudahkan naskah untuk diolah secara optimal.
3. Trik yang bisa dilakukan adalah tulisan memang mempunyai tema
yang up to date atau mempunyai nilai kebaruan yang baik. Ataupun kalau sebagai
follower dari tema buku yang sudah ada harus mempuyai keunikan tersendiri. Hal
inilah pentingnya untuk mengamati buku pesaing yang telah terbit, kita bisa mencari
kelemahan buku tersebut degan menuliskan dari sisi lain. Banyak penulis pemula
yang lolos kok, terkadang memang memanfaatkan captive market tadi atau
menguasai massa sehingga penerbit dapat dengan percaya diri menerbitkan dan
memasarkan buku tersebut karena berbagi data dengan penulis.
4. Penerbit mayor terkadang banyak naskah yang menjadi pilihan
sehingga diafragma pemilihan naskah menjadi semakin kecil untuk memilah dan
memilih buku yang akan diterbitkan. Sebagai penulis pemula sebaiknya
menggandeng penulis yang lebih senior untuk dijadikan mitra penulisan, untuk
mengangkat nama penulis pemula. Bisa menggunakan trik meminta Kata Pengantar
atau meminta Comment yang dapat ditampilkan di cover buku atau back cover buku.
5. Proses penerbitan standar dengan rerata antrian: Penilaian 3
minggu, Editorial 3 Minggu, Setting Perwajahan dalam buku paralel dengan Cover
buku 3 minggu, Proses cetak 3 minggu, dan terakhir distribusi 1- 2 bulan.
Penerbit Andi memiliki editor khusus untuk bahasa Inggris, walaupun editorial
yang dilakukan adalah hanya dari segi kebahasaan dan struktur buku.
6. Penerbit Andi tetap melakukan seleksi, karena target kami
adalah tetap memproduksi buku secara massal, tidak hanya Print On Demmand
seperti penerbit Indie. Karena sisi permintaan penulis saja kami akan menerima
pesanan buku skala kecil. Kami tidak menambah tingkat seleksi buku, karena
setelah kami amati trend buku tidak terpengaruh oleh lesunya pasar buku karena
pandemi. Kami malah memperlebar outlet ke buku digital, supaya semua buku bagus
bisa terbit, walaupun tidak melalui proses cetak fisik.
7. Trik utama, gandeng penulis lain untuk memroduksi buku. Skala
kecil dahulu tidak ada masalah, yang penting captive market bisa dijadikan
tumpuan awal. Tulis berbarengan, sehingga pembiayaan buku menjadi lebih ringan,
kemudian usulkan proposal naskah ke penerbit, dengan menawarkan captive market
tersebut.
8. Penulis dengan latar belakang organisasi memang mempunyai gaya
tersendiri dalam penulisannya. Terkadang mengandung banyak sekali pesan,
kritik, saran, dan cenderung satire. Dan mereka kuat di segi pendanaan karena
lihay dalam mencari peluang pendanaan baik dari lembaga non pemerintah, atau
lembaga penelitian dari luar.
9. Penulis-penulis di tempat kami biasanya menulis dalam jangka
waktu yang lama. Terkadang sejak kuliah S1 mereka sudah aktif menulis, dan
penulis sudah menjadi keluarga besar kami. Karena saking lamanya bekerjasama
dengan kami, sehingga setelah mereka Guru Besar mereka masih setia menulis
dengan tema yang sama saat mereka masih S1.
10.Penerbit Indie, sangat tergantung dari kemampuan penulis dalam
mendanainya, sehingga apabila terhenti biasanya adalah masalah pendanaan dan
distribusi. Cara memandang naskah memang berlainan antara penerbit indie dan
penerbit mayor seperti kami. Biasanya kami berpikir, jika saya danai ... bisa
jalan tidak buku ini artinya memandang naskah dengan skala produksi yang masif.
11.Novel saat ini yang masih
menarik dan stabil penjualannya adalah roman percintaan, happy ending, dan
horror. Tema-tema kolosal, tema intrik dan konflik, pada dasarnya kurang
diminati, kecuali konflik kolosal imajinatif masih diminati walaupun nulisnya cukup
susah bagi penulis.
12.Tema-tema covid ini terlihat wait and see bagi penerbit karena
jangan-jangan peristiwa ini hanya sesaat. Memang cukup membingungkan hal ini,
pada awal covid, buku-buku kami bertema covid, makanan sehat, imun, dan kajian
ilmiah covid cukup baik di pasaran. Tapi hanya sesaat, kemudian melandai. Saat
terjadi gelombang Covid Varian Delta, tampaknya masyarakat sudah lelah dengan
covid, sehingga buku covid justru malah menurun penjualannya.
13.Jumlah halaman sebaiknya antara 75-150; ukuran A4; spasi 1,5;
huruf times new roman 12. Ketebalan buku menentukan ukuran punggung buku,
sehingga dapat diberikan penanda judul buku di punggunb buku. Jika terlalu
tipis, punggung buku tidak bisa diberikan penanda judul buku. Toko buku
biasanya tidak menghendaki buku terlalu tipis, karena susah men display di rak
buku.
Jayalah terus penerbit Andi sebagai pelopor buku bermutu !