Dail Ma’ruf, M.Pd & Muhamad Najib,
M.Pd.I
DERAP LANGKAHKU DI ASRAMA YAPI
YAYASAN PELAJAR ISLAM
JILID II
( Antologi aktifis Mahasiswa Islam warga Asrama Sunan Gunung Jati,
Asrama Sunan Giri, Asrama Wali Songo, dan Asrama Putri )
April
2022
SINOPSIS
PERSEMBAHAN
Kami Persembahkan
Buku DERAP LANGKAHKU DI ASRAMA YAYASAN PELAJAR ISLAM karya
para mahasiswa di Asrama Sunan Gunung Jati, Asrama Sunan Giri,
Asrama
Wali Songo, dan Asrama Putri ini kepada :
Ketua
YAPI beserta para pengurus YAPI
Direktur
Asrama YAPI
Ketua
IKAYAPI beserta para pengurus IKAYAPI
Orang
tua dari para penulis naskah
Dosen
dan Guru dari para penulis
Warga
Asrama YAPI ( ASGJ, ASG, AWS dan ASPURI)
Serta
para aktifis Mahasiswa Islam calon Pemimpin ummat masa depan
Semoga
naskah ini menginspirasi dan bermanfaat.
PRA KATA
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
1.
Achmad Sampurna Jayamurna_Berproses Ikhlas, Siap
Menjadi Kader Asrama Berkualitas
2.
Aisyah__
awal kisah ku di asrama putri YAPI
3.
Amien
Mahendra_Derap Langkah Amin di Asrama YAPI
4.
Andra Pahigayudo _Menghindari Godaan kawan di kampung
5.
Ardiansyah
Putra_ Nyasar Sebuah Perjalanan hidup
6.
Arip_Perjalanan
Singkat Seorang Arip di Asrama Sunan Giri
7.
Fajar
_ asramaku laksana Ibu kandungku
8.
Iqdam
Alfatih_Asrama Wali Songo Kawah Candra di Muka _OK
9.
Irul
Saputra_ Awal Mula Masuk Kampus STPI dan Asrama YAPI
10. Janabi _ Ranjau di Rantau
11. Jizdan Faliq_ Berproses di Jakarta
12. Khoirul Anam Fathoni_ KIsahku Masuk
Asrama Walisongo_
13. M. Fikri Maulana Alrasyid_Perjalanku di
Asrama YAPI
14. M. Toha_Derap Langkahku di Asrama Wali
Songo
15. M.Afiq Alghozali_Derap Langkahku di AMI-ASG
16. Mahlil_Derap langkahku di Asrama YAPI
17. Muhamad Febriansyah Calon Yurist itu dari
AWS
18. Muhamad Juliansyah Proses Kehidupan Hingga
Bisa Kuliah
19. Muhammad Ikhsan Nur Hidayat-Sebuah
Petualangan Menuju AWS
20. Muhammad Richard _ RICHARD MENUJU ASRAMA
SUNAN GIRI
21. Nizar Hazizi_Hidup adalah Pilihan
22. Okky Alfarez - Dari Asrama Siap Berkiprah
23. Rofhik Azhar_Si Kecil yang Sedang Berjuang
Menjadi Besar
24. Ropik _ Urgensi Fundamental Asrama
Pembentuk Karakter Pemimpin
25. Saefurrahman Lubis_Belajar Arti dari
Keberagaman dari Asrama Walisongo
26. Tanjung Winardi_Kisah Inspirasiku di Asrama
YAPI
Berproses Ikhlas, Siap Menjadi
Kader Asrama Berkualitas
Oleh Achmad Sampurna
Jayamurna
Mahasiswa merupakan
pelajar yang terdaftar
di perguruan tinggi untuk mencari ilmu pengetahuan pada bidangnya masing-masing. Adapun
menurut Knopfemacher dalam Suwono,
1978 mengatakan, Mahasiswa merupakan insan-insan calon sarjana yang terlibat
dalam suatu instansi perguruan tinggi, dididik serta diharapkan menjadi
calon-calon intelektual. Mahasiswa juga merupakan aktivis dalam suatu lapisan
masyarakat yang selalu ikut andil dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada
pemerintah.
Jakarta
adalah sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kotanya para pejuang,
kotanya para pemenang. Berbondong-bondong masyarakat daerah datang ke Jakarta
salah satunya adalah pemuda yang memiliki sebutan sebagai mahasiswa.
Menjalankan aktivitas sebagai mahasiswa, tentunya harus mempunyai tempat
tinggal untuk bersinggah dan beristirahat setelah melakukan aktivitas, banyak sekali
tempat tinggal di Jakarta, ada yang memilih untuk tinggal di asrama, pesantren,
kosan, kontrakan dan lain sebagainya. Salah satu tempat tinggal yang cocok untuk
mahasiswa adalah Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI). YAPI memiliki asrama
lebih dari satu yang tersebar diberbagai daerah Jakarta. Asrama pertama yang
didirikan oleh YAPI adalah Asrama Sunan Gunung Jati, kemudian mendirikan asrama kedua Asrama
kedua yaitu Asrama Sunan Giri bertempat di Jl. Sunan Giri
No. 1 Rawamangun Jaktim, dan membuka kembali asrama ketiga yakni Asrama Wali
Songo, dan pada tahun 2020 YAPI membuat inovasi dengan membuka Asrama Putri
yakni Asrama Darul Qur’an Fatahillah berbasis Al-Qur’an.
Berbagi ilmu merupakan kewajiban bagi umat manusia,
Rosullullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang berusaha mengamalkan ilmu yang
telah diketahuinya, maka Allah akan menunjukkan apa yang belum diketahuinya.”
(Ibnu Abbas RA). Dari hadist ini kita diperintahkan untuk saling berbagi ilmu,
mengajarkan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari bisa menjadi lebih bisa,
nikmatnya hidup kebersamaan, saling membantu dan menolong untuk menyelesaikan tugas agar menjadi
lebih mudah. Bermacam-macam suku bahasa diantaranya bahasa sunda, jawa, betawi
dan lain sebagainya, tetapi dalam kehidupan berasrama kita mampu menyatukan bahasa
tersebut menjadi bahasa
yang baik, yaitu bahasa
indonesia. Semua itu menjadi bagian dari misi Asrama Sunan Giri
"menyatukan segenap komponen di lingkungan ASG melalui koordinasi dan
konsolidasi, Mengadakan pelatihan pelatihan untuk warga dan masyarakat serta
melakukan kegiatan kegiatan keislaman
dan kemahasiswaan".
Pada tahun 2021 YAPI sudah memiliki empat asrama, pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas satu asrama, yaitu Asrama Mahasiswa
Islam Sunan Giri yang selanjutnya akan disebut ASG. ASG merupakan tempat
tinggal yang saya pilih dari berbagai macam tempat tinggal yang ada di Jakarta.
Menurut Anggaran Dasar Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri berfungsi sebagai
tempat tinggal bagi aktivis mahasiswa Islam yang berasal dari luar Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu dan
merupakan wadah pengembangan serta pergerakan
mahasiswa Islam ke arah perluasan
wawasan dan peningkatan intelektualitas serta
integritas kepribadian mahasiswa selaku generasi insan muslim mutakamil.
Menurut pendapat saya, ASG adalah tempat tinggal yang tepat untuk mahasiswa dalam membentuk
karakter diri. Melanjutkan kehidupan di ASG, mahasiswa akan mendapatkan pelajar
sebelum mahasiswa lain dapatkan di
kampusnya masing-masing. Artinya, mahasiswa yang tinggal di ASG akan unggul satu poin dari teman-teman yang
tidak tinggal di ASG. Saya akan memberikan salah satu contohnya: sebelum
resmi menjadi Warga percobaan ASG, mahasiswa akan mengikuti Orientasi Warga
Percobaan (ORGAN), dalam kegiatan ini mahasiswa akan mendapatkan materi untuk
persiapan menghadapi kehidupan di kampus, seperti keorganisasian, kepemimpinan,
wawasan keislaman dan masih banyak materi lainnya. Tentunya dengan bekal awal
ini akan membuat mahasiswa aktif di kehidupan kampus, entah di dalam kelas,
organisasi dan lain sebagainya.
Status kewargaan ASG terdiri dari tiga tingkatan,
mulai dari warga percobaan, warga pengurus dan warga senior, untuk mencapai
status warga pengurus tentunya harus menyelesaikan pengkaderan terlebih dahulu yang ada di ASG. Salah satu pengkaderan
yang harus diselesaikan oleh warga percobaan adalah membuat karya ilmiah.
Menurut pandangan saya, pembuatan karya ilmiah di ASG adalah semi skripsi, karena dalam prosesnya,
penulisan tersebut harus benar-benar melakukan penelitian yang akan dibahas,
penulis harus menyajikan data-data yang jelas dan dibuktikan saat presentasi di
depan penilai dan audiens, tentunya disini akan menguji mental warga asrama
sebelum melakukan sidang skripsi di kampusnya
masing-masing. Pembuatan karya
ilmiah ini juga merupakan salah
satu poin + yang didapatkan
mahasiswa yang tinggal di ASG, tentunya setelah paham bagaimana cara melakukan
penelitian akan memudahkan ketika akan melakukan skripsi nanti.
ASG bisa dibilang sebagai
miniatur negara, sudah banyak
alumninya yang ikut serta dalam
kepemerintahan, beberapa alumni ASG yang cukup dikenal dikalangan masyarakat
diantaranya Arsul Sani, S.H, M.Si. (Anggota DPR RI), Abdullah Azwar Annas,
S.Pd, S.S, M.Si (Bupati Bayuwangi 2010-2015 & 2015-2020), dan masih banyak
alumni yang lainnya. ASG memang mewajibkan warganya untuk aktif di organisasi
internal/ekternal kampus dengan bekal yang sudah diberikan ASG untuk
dikembangkan masing-masing, tidak lain dengan mewajibkan aktif di organisasi
adalah untuk persiapan warga ASG ketika sudah
terjun di masyarakat,dengan harapan setelah menjadi Alumni Asrama YAPI,
warga asrama bisa menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing.
Mengawali kisah saya sebagai warga asrama YAPI, suatu
keberuntungan bisa menemukan tempat tinggal seperti Asrama Sunan Giri, ketika
saya berangkat ke Jakarta banyak sekali dinamika yang saya dapatkan, terlebih
saya adalah warga desa yang belum tau kehidupan di kota dan tidak tau jalan
yang ada di jakarta, setelah menyelesai urusan administrasi perkuliahan, saya
hanya mengikuti langkah kaki saya yang entah tau kemana berjalan untuk
mencari tempat tinggal,
wallahu’alam saya
dibawa kaki saya menuju Jl. Sunan
Giri yang ternyata ada tempat tinggal untuk mahasiswa, tanpa berlama-lama saya
langsung masuk ke dalam asrama dan mendaftar sebagai calon warga asrama.
Saya adalah warga yang berstatus minoritas Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri (ASG), karena
dalam dua tahun terakhir sejak 2018-2019 saya merupakan warga ASG yang berasal
dari satu-satunya Universitas yang
berbeda dari warga lainya yang mayoritas dari Universitas Negeri Jakarta.
Saya memilih kampus Universitas Islam
Jakarta untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya. Mahasiswa yang tinggal
di ASG saya akui adalah mahasiswa yang beruntung, karena mendapatkan fasilitas
guna mengembangkan kemampuannya masing-masing. Berstatus minoritas, tidak
mengurangi semangat dalam menyelesaikan pengkaderan, justru menjadi tantangan
bagi saya, apakah saya bisa bersaing dengan warga asrama lain yang mayoritas berasal dari Universitas Negeri?
Dengan menjalankan proses pengkaderan yang ikhlas jawabannya adalah saya bisa menyelesai pengkaderan lebih
cepat dari teman angkatan saya yang harusnya angkatan saya mendapatkan rode generasi sebagai
pengurus pada tahun
2021, tetapi saya dan beberapa teman angkatan
saya diangkat menjadi warga pengurus pada tahun 2020 karena telah selesai
menjalankan pengkaderan di ASG.
Tahun 2022 merupakan tahun istimewa bagi saya, karena
warga asrama mempercayai saya sebagai ketua ASG, tentunya suatu kebanggaan
tersendiri bisa memimpin mahasiswa yang ada di ASG apalagi dengan latar
belakang yang saya miliki. Tidak hanya itu, pengetahuan dan pengalaman yang
saya dapatkan di ASG bisa saya
implementasikan di kampus, pada tahun 2022 juga saya diamanahkan sebagai
Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Islam Jakarta Periode 2022.
Intisari dari penulisan ini, ASG merupakan asrama
kedua yang didirikan oleh YAPI, ASG memiliki ciri khas yang berbeda dari asrama YAPI lainnya dalam mengkader warganya, yang diharapakan warga ASG aktif
dan menjadi pemimpin disetiap organisasinyanya. ASG akan memberikan bekal yang
cukup untuk warganya dalam menjalankan kehidupan di kampus. Tentukan bekal yang
didapat di ASG dan organisasi di kampus untuk menjadi bekal ketika sudah menjadi
alumni dan siap menjadi pemimpin di daerah masing-masing.
Pesan Penutup dari saya untuk pembaca tulisan
ini, “Berproseslah dengan ikhlas dan jadilah orang pertama sebelum
orang lain melakukan”.
Kita tidak tau hari esok,
bulan esok bahkan tahun esok kita akan menjadi seperti apa, tetapi dengan kita
memiliki bekal yang cukup, maka kita yakin mampu bersaing dengan
siapapun. @Sampurna_29. Mahasiswa Universitas Islam Jakarta & Warga Asrama Mahasiswa Islam
Sunan Giri. Jakarta, 10 April
2022 / 9 Ramadhan
1443H.
.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Achmad Sampurna Jayamurna adalah seorang pemuda yang
berumur 22 tahun, berasal dari pulau jawa kelahiran Bekasi, 20 September 2000.
Sampurna merupakan putra pertama dari empat bersaudara, dari pasangan suami
istri N Nawawi S dan Husnaini. Riwayat pendidikan yang telah diselesai Sampurna
mulai dari SDN Sukadaya 01 lulus pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke
tingkat kedua di MTsN Sukatani lulus pada tahun 2015. Setelah mendapatkan
beberapa prestasi, Sampurna melanjutkan pendidikan ke salah satu SMA ISLAM
populer di daerah Bekasi, yakni SMAI Yaspia. Sampurna juga merupakan salah satu santri di Pondok
Pesantren Al-Qur’an Al-Mushhafiyyah, lulus SMAI dan
Pondok Pesantren pada tahun 2018. Sekarang Sampurna sedang menempuh pendidikan
Sarjana Strata 1 (S1) di Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam
Jakarta.
Sampurna aktif mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) di Universitas Islam Jakarta.
Adapun UKM yang di ikutinya adalah Resimen Mahasiswa (MENWA), Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum. Sampurna
sekarang sedang memikul dua tanggungjawab sekaligus sebagai ketua Asrama
Mahasiswa Islam Sunan Giri dan Komadan Satuan Resimen Mahasiswa Satuan
Universitas Islam Jakarta periode 2022.
AWAL
KISAHKU DI
ASRAMA PUTRI (ASPURI)
Oleh
: Aisyah
Malam temaram, sunyi menyelimuti suasana hati yang sedari tadi
diiringi semburat tanda tanya. Aku
masih terpaku dalam lamunan . Kali
ini, aku tak berniat
melakukan apapun. Hanya ingin asyik
berselancar di sosial mediaku. Dalam
sekilas gambar yang aku lihat , nampak iklan yang tiba-tiba saja mengalihkan
perhatianku. Kubaca dengan hati
yang penuh tanya , Fikirku
mulai menerka dengan baik , aku
pun mencari tahu, yaps rupanya
informasi perkuliahan swasta yang menawarkan beasiswa dengan serangkaian
persyaratannya. Ku coba
memahami dengan baik sebelum kusimpulkan. Rupanya ini adalah perkuliahan yang menawarkan
beasiswa dengan syarat memiliki hafalan minimal 1 juz dan wajib berasrama. Timbul secercah harapan baru di hidupku . Perlahan kesunyian
malamku pun sirna , kusimpulkan
senyum terkulum bahagia. Aku kuatkan hati dan juga tekadku untuk segera mendaftarkan
diri , hanya saja aku masih bimbang dengan salah satu persyaratannya yang
mewajibkan asrama. Malam ini lamunku
teralihkan oleh berita iklan yang membuat hatiku yang sunyi menjadi bergemuruh ria.
Keesokan harinya aku mulai mempersiapkan diri untuk
mendaftar , alangkah senangnya hati ini, perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan ribuan kata, sebab aku bersyukur terhadap segala karunia yang
telah Allah berikan kepadaku. Tepat
tanggal 6 September aku mulai
mendaftarkan diri untuk
menjadi calon mahasiswi di kampus tersebut. Aku
berharap semua proses yang akan kujalani bisa berjalan dengan baik dan semoga
Allah mempermudah segalanya. Alhamdulillah
dengan segala proses pendaftaran dan juga pengetesan yang telah aku lalui, kini
tiba pengumuman yang akan diberitakan
melalui pesan di social media. Aku
melihat dengan seksama semua nama yang ada di pengumuman, dan
ternyata ada namaku di sana. Alangkah gembira hatiku saat itu , tak lupa kuberyukur kepada zat yang maha kuasa dan
tiada tanding terhadap segala apapun yang dapat menandinginya.
Ternyata benar persyaratan itu salah satunya adalah
mewajibkan mahasiswi yang memilih program tahfidz untuk berasrama. Dikarenakan
persyaratan tersebut, aku kini bisa berada
di Asrama YAPI , tepatnya
awal aku masuk Asrama pada tanggal 31 Oktober 2021
SETELAH MASUK ASRAMA
YAPI
Tepatnya di hari Minggu,
Aku memasuki Asrama YAPI, di sinilah semuanya kumulai, kutanamkan niat
untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik agar kelak bisa membahagiakan
kedua orang tua. Sendu malam tiada berhujan, sunyi bunyi alam di luar , kami para warga asrama terkhususnya anak baru yang
mulai meniti kehidupan baru di asrama segera berkumpul merapat dengan para
pengurus di suatu ruang yang tak luas namun tak menghalangi niat untuk bisa berbagi dan mengisi, di situlah
diterangkan berbagai ragam peraturan tata tertib yang akan berlaku di asrama YAPI.
Dengan harapan yang termunajatkan di kalbu dan
asa yang akan kurajut,
tak membatasi apa saja yang kelak akan menjadi peraturan , mudah-mudahan peraturan membuatku patuh dalam
ketaatan, maka kubuat catatan dalam lembar kehidupanku yang akan
kujalankan di asrama, sejenak
beradulah fikiran dalam kekuatan yang bertujuan menggapai impian. Semoga impian menjadi kenyataan dan kelak dapat
kuwujudkan.
IMPIAN SETELAH
BERANJAK DARI ASRAMA YAPI
Kelak aku akan membuat semua impian yang kuuntai dalam
kata-kata dalam sebuah catatan
harian , akan menjadi
kenyataan , harapanku setelah ke luar
dari asrama, aku ingin menjadi insan yang bermanfaat bagi
masyarakat . Karena di dalam
pepatah arab mengatakan "sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa
bermanfaat bagi orang lain". Bagiku bermanfaat bagi orang lain adalah sebuah hal
yang sangat memiliki nilai yang istimewa . Karena
dengan bermanfaat kita bisa menjadi manusia yang berguna dan memiliki
nilai
Seperti menjadi Guru
atau memiliki usaha sendiri dan memiliki brand sendiri yang aku inginkan, sebab bermanfaat rasanya jika mendirikan lapangan pekerjaan kepada banyak orang di luar sana. Tak
lupa kuucapkan banyak terimakasih
kepada YAPI yang telah memberikan fasilitas serta sarana dan prasarana yang
sangat mendukung , semoga
YAPI ke depannya lebih maju
dan sukses untuk seterusnya. Aamiin .
TENTANG PENULIS
Namaku
Aisyah , seorang anak perempuan
yang terlahir dari 4 bersaudara yang terdiri dari 3 laki-laki dan satu
perempuan, aku adalah si anak perempuan satu satunya di keluarga
,bertempat tinggal di sebuah kabupaten tangerang perumahan bumi asri namanya
,aku di besarkan oleh ke dua orang tua ku yang berkerja sebagai pegawai negri
sipil ,masa kecil yang penuh di manja ,aku tak memiliki banyak keahlian karna
aku tak memiliki ketertarikan khusus pada satu hal ,terlebih menekuninya pun
aku tak pernah,aku memilih dengan apa yang hanya aku suka saja
Alhamdulillah pengalaman ku dulu di pondok pesantren
sewaktu itu pernah menjuarai karya tulis yaps itu pun hanya satu kali
saja...selebihnya aku pernah menjuarai strory telling dan speech pada masa itu
saja ..semoga dengan menulis aku bisa menghasilkan karya karya terbaik yang
bisa menebarkan manfaat
Asrama Wali Songo Rumah Keduaku
Oleh : Amien Rahman
Mahendra
Derap
Langkah di Asram YAPI
Asrama Yayasan Asrama Pelajar Islam baca
YAPI membrei saya harapan ketika pertama
kali datang ke Jakarta untuk menimba ilmu di Universitas Indonesia. Saya
diterima di departemen Antropologi Sosial UI tahun 2018. Namun, saya baru
mendaftar dan diterima di Asrama YAPI tepatnya
Asrama Wali Songo pada awal tahun 2019. Hal tersebut tidak lain karena saran
dari orang tua saya untuk setikdanya selama 6 bulan awal perkuliahan tinggal di
Asrama Universitas Indonesia. Awal saya diterima di Asrama Wali Songo baca
AWS tanpa ekspektasi yang macam-macam,
saya hanya ingin mendapat tempat tinggal yang layak dimana saya tetap bisa
menjaga nilai-nilai kepesantrenan yang selama SMP dan SMA saya pelajari.
Perjalanan di Asrama YAPI bagi saya
terhitung sejak Maret tahun 2019, sejak saat itu petualangan baru hidup di
Asrama menjadi cerita sehari-hari saya. Hidup di asrama AWS tidak membuat saya
berhenti dan diam hanya bergantung pada asrama dalam berkegiatan, meskipun
tidak terlalu sibuk jika dibandingkan teman-teman lain yang bisa berpartisipasi
dalam tiga hingga lima organisasi dalam satu tahun. Setidaknya saya aktif di
satu organisasi intra dan ekstra kampus, tetapi tidak lupa saya juga menjabat
sebagai Biro keislaman dan Biro PSDM masing-masing selama 1 tahun sebagai
kewajiban balas jasa kepada asrama dan Yayasan. Aktualisasi diri dalam
berorganisasi memang merupakan satu hal yang bisa dikatakan keunggulan YAPI. Hampir
seluruh warga asrama dan kader YAPI dari masa ke masa selalu aktif dalam
berbagai organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Para senior
yang telah lebih dulu tinggal dan lulus dari asrama hingga saat ini masih
menjadi teladan dan role model dalam pembentukan karakter kader Asrama
YAPI yang berjiwa kepemimpinan, intelektulitas, dan spiritualitas.
Aspek akademik tidak dianaktirikan dibandingkan
aspek kepemimpinan, selayaknya mahasiswa yang disiapkan untuk menjadi pemimpin
masa depan, maka aspek atau bidang akademik tidak bisa disepelekan. Aspek
intelektual dalam hal ini tidak hanya terbatas pada nilai Indeks Prestasi
persemester yang didapat mahasiswa tiap akhir semester, tetapi lebih daripada
itu intelektualitas yang dimaksud adalah kepekaan sosial-ekonomi-politik, dan kemasyarakatan sehingga mampu untuk memahami
apa problema yang dihadapi masyarakat. Para Bapak pendiri YAPI juga bukan merupakan sekumpulan orang yang skeptis
terhadap lingkungan sosialnya,
beliau-beliau adalah orang yang mau untuk mengabdikan diri untuk masyarakat
sehingga sampai pada derajat penghormatan yang tinggi dan disebut sebagai Tokoh
Masyarakat.
Secara pribadi saya merasakan perkembangan
yang sangat signifikan secara intelektual, perspektif yang dapat saya
gunakan tidak terpatok pada paradigma antropologi atau ilmu sosial
karena diskusi-diskusi dengan teman seasrama yang memiliki perspektif berbeda
dari latar belakang keilmuan masing-masing.
Biodata Penulis
Nama
Lengkap : Amien Rahman Mahendra
Panggilan
: Mahend
Alamat
: Bojonegoro – Jawa Timur
Email
: mahendra22datta@gmail.com
Hobby
: Menulis puisi
Cita-cita
: Pendakwah
Pengalaman
Organisasi : Ketua Asrama Wali Songo 2021
Harapan
pada YAPI : Semoga selalu memberikan
yang terbaik bagi para calon
pemimpin ummat.
Menghindari Godaan Kawan di
Kampung
Oleh: Andra Pahigayudo
Berawal setelah saya lulus dari SMA swasta di daerahku
yang bernama SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Lampung Utara tahun 2018. Pada
saat itu ketika aku lulus banyak sekali keresahan yang aku rasakan, salah satunya keresahan adalah aku benar-benar bingung ingin ke
mana, aku ingin berlabuh ketika lulus.
Sampai- sampai setelah masuk jam istirahat, aku langsung pergi ke
mushola untuk menjalankan ibadah sholat
Ashar, setelah melaksanakan
ibadah ketika itu aku termenung di sebuah teras Mushola , lagi-lagi yang aku
pikirkan adalah mau ke mana diriku setelah
lulus nanti ?. Akan kerjakah atau kuliah atau jadi pengangguran?. Tiba –tiba
ketika aku termenung pundak sebelah kananku dipukul oleh seseorangg, aku kira
siapa?. Tiba- tiba yang memukul pundakku adalah Guruku sekaligus Pembina Rohis
SMA Kemala Bhayangkari. Lalu ia bertanya kepadaku kamu kenapa sepertinya sedang
galau, seperti ada yang kamu pikirkan ?.
Aku menjawab : “emm.. tidak Pak, Andra tidak apa
apa. Lalu ia bertanya lagi : “seriusan
kamu tidak apa – apa?. Iya pak Andra tidak apa – apa.
Ya sudahlah kalau begitu, Andra segera
ke kelas ya !. Sebentar lagi akan masuk kelas ujarnya, akupun menjawab
baik pak. Akhirnya aku masuk kelas bersama sahabat sebangkuku untuk melanjutkan
belajar bersama teman- teman. Ketika aku sampai di kelas dan masuk ruangan aku
melihat teman-temanku sedang tertawa terbahak bahak sambil bermain ludo,
melihat tingkah laku teman –temanku
aku bertanya kepada temanku yang bernam Adam, dam- dam sini geh, ada apa ndra?.
Mereka seperti tidak ada beban ya?.
Padahal sebentar lagi kita akan lulus dari sekolah SMA
Kemala Bhayangkari, Adam pun menjawab aku juga bingung ndra, heheheeh. Sudahlah
ndra biarkan saja yang terpenting kita
fokus belajar dulu. Seiring berjalannya waktu tidak lama pengumuman kelulusan
SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi akan muncul, ketika itu pikiranku bertambah
galau, yang semula mau ngapain setelah lulus kerja, kuliah, atau
pengangguran, tiba- tiba aku berpikir
gimana kalau aku tidak lulus sekolah, hatiku berkata bagaimana nasibku
nanti?. Ya Allah, sekitar tiga hari
lagi pengumuman, aku mengikuti sebuah kegiatan motivator yang diisi oleh Syafi’i Effendi beliau pria kelahiran Medan, 04 Agustus 1991 ini adalah seorang
motivator yang telah menginspirasi dan berbicara
di hadapan sekira
1 juta audiens di seluruh
Indonesia dengan rekor 28 kali
seminar dalam 1 bulan untuk peserta 500-4000 orang. Nah dari sinilah aku
termotivasi dan aku harus mengambil keputusan secepat mungkin apakah aku mau
kulia atau kerja.
Akhirnya waktu yang aku tunggu- tunggu
tiba, yakni pengumuman kelulusan. Akupun segera berangkat ke sekolah dan
berpamitan dengan kedua orangtua, sesampainya di sekolah akupun berpapasan di
pintu gerbang dengan temanku yang bernama Aji, dan aku bertanya :
“ Loh ko balik lagi Ji kenapa?. Orang udah lulus , ya pulanglah ujarnya. Lalu
aku bertanya lagi memang pengumumannya dimana Ji, itu ndra di tempel di mading.
Ketika itu juga aku lari dan menuju ke mading untuk melihat hasil pengumuman,
sesampainya di mading akupun melihat namaku dinyatakan lulus dari SMA Kemala
Bhayangkari Kotabumi Lampung Utara.
Akupun bersyukur bisa lulus . Setelah
aku dinyatakan lulus dari SMA Kemala Bhayangkari akupun sudah menentukan harus
kemana aku akan berlabuh. Aku memutuskan untuk kuliah, walaupun masih bingung
mau kuliah di mana, setelah lulus sekitar 1 bulan aku dirumah dan sama sekali
tidak pernah lagi ke sekolah disebabkan sudah lulus. Waktu satu bulan itu aku
manfaatkan untuk leha-leha, makan tidur, makan tidur layaknya orang
pengangguran, dan bermain dengan teman teman di kampung, waktu bermainku dengan
teman- teman dikampung selama 1 bulan menjadi bertambah, pada saat itu ada
akupun menjalin silaturahmi dengan teman teman SD yang bernama Riki, Koko, dan
Rio di kediaman rumah Riki, di situpun kami ngobrol dan bertukar pikiran, dan
akupun diucapkan selamat oleh ketiga sahab kecilku: “selamat ya ndra udah lulus ujarnya akupun
menjawab iya – iya terimakasih, tak
lama dari itu si Riki bertanya kepdaku, setelah lulus mau kemana ndra?.
Akupun menjawab aku ingin merantau kuliah. Riki pun bertanya kembali : “seriusan kamu mau merantau
dan kuliah, kuliah
belum tentu sukses loh banyak contohnya di sini yang
kuliah ujung-ujungnya pengangguran. Akupun menjawab ini sudah pilihanku Rik,
emm begitu ujarnya Riki. Lalu si Rio
bertanya lagi kepadaku ; “kamu rela ndra ninggalin kita bertiga?’. Akupun bingung mau jawab apa, akhirnya aku
jawab tenang ko aku pasti nanti akan kembali lagi ke kampung halaman, setelah
pulang dari rumah Riki keesokannypun aku mendaftar kuliah di Universitas Negeri
Jakarta, dan alhamdulillahnya aku
diterimah di Universitas Negeri Jakarta.
Setelah aku dinyatakan diterima di
Universitas Negeri Jakarta, lagi-lagi Aku menjadi bingung, ketika aku kuliah
nanti., aku tinggal dimana ya ?. emmm
sambil termenung, akhirnya dengan tekat yang kuat akupun keesokanya langsung
berangkat ke Jakarta untuk daftar ulang.
Sesampainya di Jakarta akupun turun di
PGC Jakarta timur, di situ aku duduk sambil kebingungan mau tinggal dimana,
tanpa sengaja akupun
langsung membuat setatus
di facebook . “allhamdulillah sampai juga dijakarta “ tak lama kemudian
ada yang komen ternyata
sahabat kecilku ketika SD, lalu ia bertanya kamu di Jakarta ndra ?.
Akupun menjawab : “iya nih”. Temanku bertanya lagi : “mau tinggal dimana
kamu ndra? . Akupun menjawab belum tau, akupun
masih bingung, lalu ia menawarkan untuk tinggal di kosannya dan akhirnya aku sementara tinggal di kosan selama
seminggu bersama temanku untuk melakukan daftar ulang di UNJ, tak lama kemudian
di grup WA- SBMPTN ada sebuah informasi
yakni informasi terkait tempat tinggal, tempat tinggal
tersebut adalah Asrama Mahasiswa Islam
Sunan Giri.
Tidak sampai seminggu akupun izin kepada
temanku untuk mendaftar di asrama mahasiswa Islam Sunan Giri , di hari Senin aku berangkat dan langsung berkunjung
di ASG untuk melakukan pendaftaran,
tak lama kemudian berkas –berkas pendaftaranpun
aku kumpulkan dan keesok harinya aku melaksanakan tes wawancara dan tes fisik
ASG, stelah melakukan rangkain tes akupun dinyartakan lulus dan bisa tinggal
diasrama ASG hingga sekarang. Kisah
Perjalananku setelah Lulus SMA hingga masuk Asrama YAPI.
Tentang Penulis
Andra
Pahigayudo Lahir di margorejo, 25 juli 2000. Anak ketiga dari pasangan mirsal dan elya. Saya
menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 margorejo, menyelesaikan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 5 Kotabumi,.
Menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMA
Bhayangkaridan saat ini saya sedang menempuh
pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia, yaitu
Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu olahraga , Program Studi Kepelatihan
Kecabangan Olahraga angkatan 2018.
NYASAR,
SEBUAH PERJALAN HIDUP
Oleh: Ardiansyah Putra
Awalnya sebelum ke Jakarta, saya kuliah Plus mondok.
Setelah genap sebulan berada di pesantren, ternyata tubuh tidak bisa
dipaksakan, sudah mulai merasakan kesakitan, asam lambung saya yang selalu
kambuh karena makan tidak pernah tepat pada waktunya. Pada suatu
hari saya bersama teman-teman saya dari Aceh tapi beda Kabupaten kami
berbincang bincang, ternyata mereka juga merasakan hal yang sama dan ingin
pindah dari pesantren tapi kami bingung mau kemana, karena tidak ada yang bisa
kami lakukan untuk mencari informasi terkait perkuliahan.
Maka salah satu teman sayapun mempunyai ide dan mengatakan dua orang
pergi ke Warnet untuk mencari informasi dan yang lainnya di sini mengikuti kegiatan agar tidak banyak yang ijin kegiatan pesantren. Kami pun sepakat ke Warnet dan sesampainya di sana, alhamdulillah
dengan izin Allah saya dapat berkomunikasi dengan sepupu saya yang saat itu
kursus di Lemka Bogor, sayapun menceritakan ke dia bahwa saya ingin meminta
dicarikan tempat kuliah yang beasiswa, setelah itu ternyata dia
mempunyai teman namanya Kak cut yang juga ternyata Mahasiswa STEBANK Islam Mr
Sjafruddin Prawiranegara.
Maka kamipun bersepakat untuk merantau ke Jakarta dan segera memesan
tiket yang penting tujuannya ke Jakarta. Waktu demi waktupun berjalan, banyak rintangan dilalui di perjalanan mulai dari rasa lapar karna
mengingat keuangan sisa 300 Ribu maka semuanya ditahankan demi keuangan nantinya
di Jakarta. Alhamdulillah pagi setelah Subuh kamipun sampai di Jakarta tepatnya di
pasar Senen, rasa capek mulai hilang karna orang kampung telah sampai ke Jakarta, rasa bahagia karena bisa melihat gedung gedung
tinggi, hehe.
Di Pasar Senen kami pun bingung ke mana langkah kami selanjutnya, kami hanya bisa pasrah dan berjalan kemana kaki akan melangkah dengan
berkat pertolongan Allah, alhamdulillah kami dipertemukan
dengan Kampus STEBANK dimana banyak Mahasiswa Mahasiswi yang juga dari luar
luar daerah. Singkat cerita kamipun dimasukan ke
dalam asrama YAPI .
Selama tinggal di asrama YAPI,
banyak ilmu dan pengalaman berharga yang saya dapatkan baik berupa tempaan
kepemimpinan atau leader ship. Kami dibiasakan untuk mengadakan kegiatan.
Terima akasih banyak kami sampaikan kepada semua pengurus YAPI semoga sehat dan
berkah selalu.
TENTANG PENULIS
Ardiansyah Putra. Laki Laki kelahiran 16 apri1
2000 ini biasa di panggil Ardian . Pertama kali belajar menulis artikel dan
menjadi urutan pertama di Militan.co Pentingnya menuntut ilmu tahun 2018.
Penulis adalah alumn, SDN 04 Subulussalam , Mts hidayatullah dan SMas
hidayatullah yang terletak di kota kelahiran nya yaitu Aceh Subulussalam.
Sempat tinggal di Johar sentiong
hingga akhirnya sekarang tinggal di Asrama sunan gunung jati matraman yang
terletak di ibu kota Jakarta tepatnya Jakarta Timur. Selain itu juga masih
menjadi Mahasiswa STEBANK Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Untuk kenal penulis lebih jauh, bisa menghubungi:
WhatsApp: 085893917477
Instagram: Daiyen10
Facebook: Ardian
Perjalanan
Singkat Seorang Arip di Asrama Sunan Giri
Oleh : Arip.
Arip
lahir di Kuningan Jawabarat dengan latar belakang keluarga yang sederhana arip
selalu menampilkan yang terbaik untuk dirinya. Mulai dari dia menempuh
Pendidikan SD, SMP, SMA dan Sekarang sedang menjalani Pendidikan S1 nya di
Universitas Negeri Jakarta dengan program studi Pendidikan Jasmani. Semasa SMP
Arip sudah aktif dalam Organisasi di Sekolah, mulai dari pengurus Osis,
Paskibra, Pramuka, PMR, serta olahraga Futsal. Memasuki masa SMA arip sudah
agak jenuh dengan organisasi maka dari itu Arip memutuskan hanya aktif di
ekstrakurikuler yaitu Pencak Silat, Sepak Bola, dan Futsal.
Semasa
SMA Arip meraih prestasi dalam pencak silat yaitu juara 3 kelas J Junior
tingkat Jabar-Banten. Kemudian di cabang olahraga Futsal rekor terbesarnya
adalah menjadi juara 1, 4 kali berturut turut Turnamen Futsal yang
diselenggarakan di kabupaten Kuningan. Dibalik kesibukannya di cabang olahraga
yang digeluti arip juga memiliki prestasi akademik yang cukup bagus serta
hubungan dengan teman teman, guru, pedagang kantin serta pegawai sekolah.
Ketika
akan memasuki ujian nasional Arip sudah mulai bimbang antara melanjutkan kuliah
atau bekerja dikarenakan jika kuliah orang tua arip yang tersisa ibu sudah
tidak sanggup untuk membiayai jika Arip melanjutkan kuliah. Tetapi dengan
keyakinan Arip akhirnya memberanikan diri untuk melanjutkan kuliah serta
mendaftar beasiswa. Dimasa banyak seleksai masuk arip mengikuti semua seleksi
masuk perguruan tinggi dengan mengandalkan nilai rapot dan sertifikat yang
dimiliki.
Seleksi
pertama yang diikuti adalah SNMPTN yaitu seleksi masuk perguruan yinggi negeri
dengan nilai rapot arip dan di waktu pengumuman Arip berhasil lolos masuk dan
lolos diterima di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Pendidikan Jasmani
serta berhasil juga mendapatkan beasiswa. Duahari kemudian harus langsung
melakukan verifikasi data ke Universitas Negeri Jakarta, Arip kemudian bingung
kembali karena tidak memiliki ongkos untuk menuju ke Jakarta serta belum pernah
ke Jakarta. Tetapi dengan izin Allah, Arip bisa berangkat ke Jakarta dengan
bantuan biaya dari guru guru serta sekolah yang memberikan bantuan serta Arip
coba mencari alumni sekolah yang memang berada di Jakarta dan akhirnya
menemukan ka windi maelani Angkatan 2016 yang memang sedang studi juga di
Universitas Negeri Jakarta dan akhirnya Arip meminta bantuan kepada ka Windi
selama di Jakarta.
Setelah
verifikasi dilakukan di sekolah ada kembali seleksi masuk politeknik negeri
dimana Arip juga mengikuti seleksi tersebut dengan mempertaruhkan nilai raport
nya dan alhamdulillah diterima juga di D4 Teknik Informatika Politeknik Negeri
Indramayu. Tetapi disini ada error system yang mengakibatkan beasiswa tidak
bisa didapatkan dari awal, maka arip ragu untuk mengambil politeknnik ini.
Berikutnya adalah Arip juga mengikuti seleksi SPAN- PTKIN yaitu Perguruan
tinggi UIN/IAIN/STAIN atau PTN dengan program studi keagamaan. Hasil yang di
daptkan adalah Alhamdulillah Arip juga diterima di S1 Ilmu Tasawuf dan
Psikotrapi di UIN Bandung, dengan mendapatkan informasi jika di UIN Bandung
Beasiswa baru bisa didapat di semester 3 maka dari itu ini menjadi ragu pula
bagi Arip untuk memilihnya. Akhirnya Arip tetap dengan pilihan pertama yaitu
Pendidikan Jasmani Universitas Negeri Jakarta yang sudah pasti mendapatkan
Beasiswa.
Masa
sebelum Arip harus berangkat ke Jakarta untuk memulai proses perkuliahan, Arip
selama bulan suci Ramadhan berusaha kerja untuk mendapatkan bekal di Jakarta
nanti dan Alhamdulillah bisa bekerja di FAJAR Toserba Jalaksana sehingga Arip
memiliki bekal awal untuk tinggal di Jakarta. Kemudian dimasa menunggu
keberangkatan ke Jakarta pun Arip mencari informasi tempat tinggal nanti dengan
bantuan ka Windi Akhirnya dikenalkanlah Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dan
diberikan narahubung bang Bakhtiar pada saat itu.
Setelah
diberikan kontak bang Bakhtiar, Arip langsung menghubungi dan bertanya tanya
serta diarahkan untuk mendaftar secara online. Dikarenakan kegiatan kampus
sudah akan mulai Ketika 14 Agustus maka Arip berangkat pada tanggal 11 Agustus
serta sampai di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri pada tanggal 11 Agustus 2018.
Pertamakali melihat Asrama ini seperti seram karena dengan kondisi kosong dan
sedang banyak dedaunan gugur, saya kira salah tempat ternyata memang seperti
ini dan akhirnya saya bertemu dengan salah satu warga asrama dan diarahkan
untuk masuk ke kamar AB.
Setelah
masuk Arip mulai beradaptasi dengan warga dan lingkungan di Asrama Sunan Giri
serta dalam prosesnya banyak rintangan dan membuat diri Arip ingin keluar dari
Asrama. Tetapi dengan terus berfikir mengenai keadaan Arip harus bertahan di
Asrama Sunan Giri dikarenakan di Asrama SUnan Giri ini sudah sangat banyk nikmat
yang ada dan bisa mendukung Arip selama menempuh studi di Jakarta ini. Dengan
bertahan di Asrama Sunan Giri Arip melewati tahapan pengaderan yang ada di
Asrama Sunan Giri mulai dari Orientasi Warga Binaan, dikegiatan ini kami warga
baru dibekali banyak materi mengenai softskill dan hardskill. Salahsatu yang
berkesan adalah Ketika kamu diuji mental dengan harus mendapatkan tandatangan
orang yang tidak kami kenal dengan car akita harus berpidato atau menunjukan
bakat yang kita miliki di Monumen Nasional tidak hanya warga local tetapi turis
pun kami di haruskan berkomunikasi dan mendapatkan tandatangan serta biodata
turis yang ada di Monumen Nasional.
Setelah
melewati proses Orientasi Warga Binaan berikutnya adalah masa masa perkenalan,
kami warga baru diharuskan berkenalan mulai dari seluruh warga asrama, pengurus
Yayasan, Karyawan Yayasan, Alumni, serta warga sekitar kami harus berkenalan
dan akhirnya dengan waktu kurang lebih 1 – 2 bulan proses perkenalan
diselesaikan selanjutnya dalah Arip mempresentasikan diri di forum seluruh
warga asrama. Setelah tahapan perkenalan sudah selesai berikutnya adalah
tahapan Mandataris.
Mandataris
yang didapatkan Arip adalah sebagai mandataris Ramadhan dan Idul Adha, dimana
kegiatan di bulan Ramadhan sangat banyak mulai dari Shalat Tarawih, Tadarus,
Sahur On The Road, Ifthar On the Road, Diskusi Ngabuburit, Nuzulul Quran,
kegiatan terbesarnya adalah melakukan Santunan Anak Yatim dan Dhuafa, menerima
dan menyalurkan Zakat Fitrah, serta diakhiri dengan shalat idul fitri. Kegiatan
inti di Ramadhan ini adalah Santunan Anak Yatim dan Dhuafa, Alhamdulillah
terjalan sukses dengan proses yang dilalui mulai dari perencanaan, pencarian
dana hingga puncak kegiatan dengan dan yang didapatkan Arip dan tim yaitu
sebanyak 66 juta dapat mengundang penceramah yaitu juara 1 AKSI Indosiar 2015
yaitu Ustadz Mumuy dari Lampung serta dapat menyantuni anak yatim dan dhuafa
lebih dari 300 anak yatim. Setelah mandataris idul fitri selesai berikutnya
adalah mandataris idul adha yaitu mengadakan penyembelihan hewan qurban serta
menyalurkan daging hewan qurban disini alhamdulillah sukses pula dilaksanakan
dengan memperoleh 2 Sapi dan 13 kambing untuk di sembelih saat hari raya idul
adha. Proses mandataris sudah dilalui berikutnya adalah proses Laporan Pertanggung
Jawaban Mandataris dan alhamdulillah dengan 1 kali presentasi Laporan
Pertanggungjawaban Mandataris langsung diterima dan lulus. Dengan lulus nya
arip dalam proses mandataris Arip memberikan kenang kenangan dari proses
mandataris yaitu sebuah baju muslim untuk seluruh panitia serta Spiker Portable
untuk kegiatan Asrama. Pengaderan berikutnya adalah membuat makalah ilmiah.
Proses
pembuatan makalah ilmiah Arip selesaikan di bulan April prosesnya Arip tidak
terlalu mendapatkan kesulitan hanya perbedaan pendapat dari pembimbing 1 dan 2
dan akhirnya dapat diselesaikan dengan judul makalah ilmiah “SURVEI KAPASITAS
VO2MAX ANGGOTA KLUB OLAHRAGA PRESTASI
PENCAK SILAT (KOPPENSI) MELALUI METODE BLEEP TEST” dengan pembimbing 1 Adi
Sumardi dan pembimbing 2 Reza Ardiansyah Putra. Tahapan pengaderan berikutnya
adalah Fit And Profer Test.
Tahapan
Fit And Proper Test ini tertunda cukup lama dikarenakan menunggu senior yang
belum beres dalam tahapan ini jika melangkahi ada perasaan tidak enak hati.
Sehingga tahapan Fit And Proper Test ini arip selesaikan pada bulan Agustus dan
dengan diselesaikan penugasan Fit And Proper Test ini Arip tersisa menunggu
waktu pelantikan dimana pelantikan ini menunggu beberapa teman agar disatukan
pelantikan nya dan dilaksanakan pelantikan menjadi pengurus pada bulan Oktober
2020 serta Arip diberikan Amanah menjadi pengurus dengan bidang keislaman pada
kepengurusan tahun 2020.
Tahun
2021 Arip diamanahkan menjadi Sekretaris dalam periode kepengurusan 2021, dan
dengan perjuangan selama menjadi sekretaris Arip bisa meninggalkan jejak yaitu
dapat mengadakan computer, keyboard, webcam, peralatan kebersihan secretariat
serta barang barang lainnya dari usaha sekretaris yaitu Go- Print. Berakhirnya
kepengurusan di 2021 Arip melanjutkan menjadi pengurus di Asrama Sunan Giri
menjadi biro pengadaeran hingga saat ini. Sampai saat ini Arip sangat bersyukur
dapat tinggal di Asrama Sunan Giri karena dengan adanya Asrama Sunan giri
sangat banyak membantu proses Arip diperkuliahan dan memudahkan perekonomian
Arip. Cukup sekian cerita singkat perjalanan seorang Arip di Asrama Sunan Giri
semoga dapat bermanfaat. Terimakasih.
Tentang Penulis
Arip, merupakan pemuda yang lahir pada tangga 09 Juli 2000 di
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Buah cinta dari sepasang kekasih yang bernama
Jalil(Alm) dan Juhati ini kini berusia 21 Tahun. Penulis merupakan buah
hati ke 3 dari 3 bersaudara. Adapun riwayat pendidikan penulis lulus di SDN
Cikubangsari tahun 2012 kemudian melanjutkan di SMPN 1 Kramatmulya dan lulus
tahun 2015. Selanjutnya menempuh pendidikan di SMAN 1 Jalaksana dan lulus pada
tahun 2018 dan sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta.
Aktivitas yang sekarang
dilakoni pemuda yang kerap dipanggil Arip ini adalah kuliah dan organisasi.
Adapun organisasi yang diikuti diantaranya Klub Olahraga Prestasi Pencak Silat
(KOPPENSI), Kerohanian Islam Mahasiswa Olahraga (KARISMA), Tim Peneliti
Sosiologi Olahraga, dan yang paling keren adalah Organisasi Penggerak Olahraga.
Penulis sekarang tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri sebagai pengurus
Biro Pengaderan dan Pengembangan Kreativitas Diri serta sekarang sedang
melaksanakan proses Skripsi di Kuliahnya.
Asramaku Laksana Ibu Kandungku
Oleh: Fajar
Ada kasih sayang yang tak pernah luput oleh
waktu juga ada dekapan yang rasa nyamannya tak pernah pudar pula oleh waktu,
kasih sayangnya selalu membuat siapapun Rasanya tak bisa jauh dari dirinya,
sosok yang di mana pernah kita berada di kandungannya dilahirkan dibesarkan di
didik dibimbing sampai kita tahu dan bisa tentang segalanya sosok ibu kandung
yang keberadaannya selalu Sigap untuk kita sosok yang dia bila kita dalam
keadaan sakit Iya bilang “Kenapa tidak aku saja yang sakit “ tak ada orang yang
rasa sayangnya melebihi seorang ibu kandung, sungguh keberadaannya begitu
berarti bagi kita membuat siapa pun tak ingin jauh jauh darinya, Namun tidak selamanya seorang anak itu menjadi
anak kecil, ketika tiba saatnya ia dewasa maka ia berhak mendapatkan atau
melalui kehidupan Mandiri menelusuri jalan karirnya sosok anak yang sudah
dewasa rasanya sudah harus bisa belajar merasakan kehidupan Mandiri yang
sesungguhnya laksana seekor burung yang telah dewasa yang sudah siap terbang
tinggi mencari jati dirinya di luar sana selepas ia membantu mengemas
barang-barang tibalah saat pertamakali beranjak jauh darinya pesan-pesan Dan
nasihat-nasihat tak henti-hentinya terlontar dari mulutnya bersama dengan air
mata keharuan Karena kini yang ia timang-timang dan yang ia sayang sayang telah
siap telah sampai saatnya Pada perjalanan hidup barunya di perantauan sana,
Dipeluknya diciumnya kemudian Melambaikan
tangan dengan wajah haru bercampur senyum melepas perjalanan anaknya ke
perantauan tanah untuk mengayuh kawah Candradimuka di perantauan sana, menambah
suasana haru perpisahan jarak itu. Sesampainya di gemerlapnya suasana ibu kota
sendiri berteman yakin Sesampainya di kawah Candradimuka tempatnya nanti
menuntut ilmu diinjakkan lah kaki untuk pertama kalinya di tempat itu ya nanti
akan ia lalui segala rintangan segala tantangan dan berbagai macam pengalaman
yang akan ia lewati disitu hanya sebuah kos kecil untuk berteduh sepanjang hari
ia dapatkan dari tetangga ia dapatkan dari salah satu orang di kota itu dan
tibanya di sebuah ruangan kecil yang disebut kosan kini saatnya merasakan
hari-hari yang sulit di mana tidak akan ada lagi yang membangunkan kita di pagi
hari tidak ada lagi yang menghidangkan makanan untuk kita setiap waktu sungguh
keberadaannya sangat
Kian dan kuat terasa saat jauh darinya
hari-hari dilewati selama menempuh ilmu menjadi begitu berat dan seakan hampa
rasanya ingin kembali ke gubuk emak di kampung tapi rasanya tak mungkin bisa
dengan mudah menyerah melawan kehampaan yang dirasakan di sebuah kamar kecil di
hiruk-pikuk kemerlap nya Ibukota yang disebut kosan tak sengaja selembar kertas
brosur di tangan yang didapat dari teman kuliah setelah dibaca dan dicermati ternyata
Ia adalah sebuah asrama mahasiswa Islam Sunan Giri sebuah nama yang asing namun
informasi yang digambarkan Rasanya tak mungkin di lewatkan kesempatan berharga
untuk bisa tinggal di sana daripada di kosan yang sempit dan hampa.
Barang-barang pun diangkut setelah diterima
sebagai warga baru asrama mahasiswa Islam Sunan Giri yang disebut ASG nuansa
bangunan seperti pada tahun 90-an dan para warga yang ramah dan kekeluargaan
yang begitu kuat terasa di sana setelah di penghujung semester Akhir Kuliah di
situlah dirasa bahwa ASG laksana Ibu kandungku di perantauan Bagaimana tidak
setiap hari dibangunkan pagi untuk menjalankan ibadah shalat subuh hingga
terbiasa bangun subuh dan membangunkan yang lain setiap saat sudah tersaji
bekal untuk menuntut ilmu kita di kuliah di perkuliahan persis seperti sosok
ibu kandung belum lagi pembelajaran dan pembinaan yang ada di ASG yang tak
didapatkan di kosan umum ibu kota.
Sebagai Wadah untuk melatih, dan
mengasah diri, Asrama mahasiswa islam sunan giri hadir sebagai wadah Pencetak
Generasi Kawah Candradimuka dari dahulu hingga di era 4.0 (sekarang). Tempat tinggal bagi mahasiswa Islam luar
jakarta yg berlokasi di Rawamangun-Jaktim dibawah naungan Yayasan Asrama
Pelajar Islam, Asrama mahasiswa islam sunan giri tak hanya sekedar tempat
tinggal, namun didalamnya terdapat sebuah sistem pengaderan yang telah dibangun
sejak dahulu. Sistem tersebut yang nanti
akan membentuk kesiapan kader untuk dapat menjadi insan yang berguna bagi agama,
dan bangsa. Dengan sistem tersebut lah kader akan digembleng, diuji, dan dibina
menjadi kader mahasiswa sebagai kawah candradimuka, yaitu mahasiswa yang
memiliki karkater pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas. Serta dapat
mengembangkan diri untuk mewujud pendidikan di Indonesia menuju arah yang lebih
baik lagi, wajah kita pada saat ini merupakan dampak dan warisan dari masa
lalu, dan wajah kita di masa yang akan datang adalah dampak dari bagaimana
wajah pemudanya pada masa kini.
Sungguh tak hentinya rasa syukur dapat
tinggal di sebuah asrama yang juga laksana ibu kandung, Hari demi hari dilalui
hingga tak terasa di penghujung semester ini sudah dekat pula saatnya berpisah
dengan ibu kandung di perantauan yakni sebuah rumah pengaderan bagi para
penuntut ilmu di perantauan ibukota dengan rasa syukur tak henti-hentinya
dirasakan bisa menikmati indahnya mencari ilmu dengan tempat tinggal di asg
ilmu-ilmu dan pembelajaran pembelajaran yang diajarkan akan membuat siapapun
siap menyongsong masa depannya dan kini burung itu sudah siap untuk terbang lebih
tinggi dan melihat betapa luasnya dunia ini dan menjelajahi betapa luasnya
dunia ini.
Warga Asrama YAPI
Biografi
Penulis
Penulis bernama lengkap Fajar,
tempat lahir Indramayu 4 maret 1999, ia adalah anak kedua dari empat bersaudara.
ia alumni SMK NU Bongas Indramayu Jurusan Teknik infoematika Program studi
Multimedia. dan sekarang sedang menempuh S1 Perbankan syariah di STEBANK Islam
Jakarta, salah satu warga Asrama YAPI Angkatan Abu Nawas 2019.
Selain mengajar Pendidikan nonformal
agama ia juga aktif di bidang organisasi terutama dalam bidang administrasi
organisasi internal dan eksternal kampus.
Saat ini ia sedang mengikuti Pelatihan Menulis YAPI, dan lni adalah salah
satu karya tulisnya, tentang perjalanan singkatnya dibawah naungan asrama
YAPI. semoga bermanfaat.
Asrama Wali Songo Kawah
Candra di Muka
Olah Iqdam Alfatih
Perjalanku di Asrama Wali Songo dimulai pada
bulan oktober tahun 2020. Mengapa akhirnya saya memutuskan masuk asrama? Karena
menurut saya, itu adalah hal yang tepat. Sudah jelas dengan segala kegiatan
yang ada di dalamnya , dapat membentuk diri saya menjadi manusia yang
sepenuhnya, mengenal jati diri dan tahu tujuan hidupnya. Di kelilingi
teman-teman yang sportif dan kompetitif membuat diri saya terpacu
untuk terus growth menjadi lebih dan lebih lagi. Selain alasan tersebut
ada alasan lain yang lebih fundamental yaitu tempat tinggal yang sangat
murah. Dengan segala fasilitas yang asrama sediakan untuk menunjang kegiatan
warga asrama, it’s so cool!!
Sebelum itu perkenalkan saya Iqdam Alfatih.
Saya lahir di Indramayu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia,
17 Agustus tahun 2000. Tanggal yang indah untuk menjadi awal perjalanan hidup.
Saya besar dan tumbuh di daerah ujung Barat dari Kabupaten Indramayu, yaitu
Desa Baleraja. Tidak terlalu jauh dengan pusat keramaian kota, cukup 15 menit
perjalanan menggunakan sepeda motor. Sekarang saya sedang menempuh perkuliahan
di semester 6 jurusan teknik komputer di universitas terkenal di Depok. Ya
sudah jelas, namanya Universitas Gunadarma. Enam semester kuliah di prodi ini
cukup membuat jam tidurku sangat tidak beraturan, karena begadang maraton
nonton one piece hahaha. Oh ya, fyi
series terfavorit saya Money Heist dan Picky Blinders. Salah satu
hobi yang masih rutin saya lakukan di sini itu olahraga. Beberapa olahraga yang
rutin saya lakukan seperti basket, mini soccer, lari, gowes, dan futsal.
Menurutku tetap mengerjakan hobi di tengah kesibukan, membuat diri tetap
fresh, kata lainnya healing.
Ada beberapa hal yang sangat menarik saat
pertama kali masuk asrama YAPI. Pertama, Ramah. Terbukti ketika saya pertama
kali sampai di asrama, beberapa teman menyambut dan membantu saya merapihkan
kamar yang akan saya tempati. Kedua, tempat yang asri. Begitu saya pertama kali
melihat tempat ini, hal pertama yang ada di fikiran saya itu luas dan asri.
Begitu sangat luas halaman dan rindangnya pepohonan membuat tempat ini begitu
terlihat begitu asri.
Kawan sekamarku bernama Firman. Di kalangan
warga asrama ia sangat terkenal, pertama karena wawasannya tentang YAPI, yang
kedua karena begitu kontroversial. Karena point yang pertama Firman yaitu
terkadang menjadi penghubung antara kepentingan asrama atau program asrama
dengan Yayasan. Dan berkat kemampuannya itu, keberadaan Firman cukup penting di
asrama. Seperti pada manusia semestinya, ada kekurangan dan kelebihannya. Ada
beberapa kontroversial di asrama yang dibuat oleh firman, salah satunya
ketika pemilihan ketua asrama tahun 2021, dia secara tiba-tiba mengundurkan
diri dari pencalonan ketua asrama. Pertanyaannya, kenapa kemarin mencalonkan
kalau pada akhirnya mengundurkan? Atau semua ini sudah direncana kan?.
Di tahun pertama Aku tinggal di asrama ini,
saya dimandatkan untuk menjadi pengurus di divisi humas dan publikasi. Salah
satu jobdesk utamaku yaitu menengamen sosial media. Jadi di divisi ini
bertanggung jawab dengan perkontenan di sosial media dan memonitize-nya.
Ini menjadi hal baru untuk saya, karena sebelumnya tidak pernah terjun di dunia
design sama sekali.
Tiga bulan berjalan belajar design dan
buat konten, ternyata design menyenangkan hahaha. Dari yang awalnya asal
buat yang penting jadi, sekarang harus jadi dengan hasil yang bagus. Terbukti 4
bulan di asrama sudah dapat skill baru.
Berbekal pengalaman mentoring di asrama dan
bertemu beberapa orang hebat, itu sangat memotivasi saya untuk mencoba belajar
menjadi seorang leader dengan cara mencalonkan diri menjadi calon ketua
di organisasi himpunan kampus. Ada kutipan yang sangat melekat di kepala saya, “Sebaik baiknya manusia,
adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. Menurut saya dengan
menjadi ketua itu membuka peluang lebih banyak kesempatan untuk berbuat baik ke
masyarakat luas. Dengan membuat kebijakan/program yang bermanfaat bagi
mahasiswa yang bertujuan untuk bermanfaat bagi masyarakat. Mungkin sekian dulu
yaa guys cerita part ini, secercah kisah perjalan diri di asrama
wali songo. Have fun semuanya!
Biodata Penulis
Nama :
Iqdam Alfatih
Panggilan :
Iqdam
Alamat :
Blok Pilang Bubusan, Desa Baleraja, Kec. Gantar, Indramayu-Jawa Barat
Email :
Alfatihiqdam17@gmail.com
Hobi :
Sport (Basket, Soccer, Music, Advanture)
Cita-cita :
Buat Start Up
Pengalaman Organisasi : Himatekkom (Himpunan
Mahasiswa Teknik Komputer)
Harapan pada YAPI : Semoga bisa selalu istiqomah
melahirkan generasi yang berdampak bagi umat
Awal Mula Masuk Kampus Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia
Oleh : Irul
saputra
Awal pertama kali saya
berkuliah di Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia ( STPI ) Jakarta yang lokasinya ada
di Matraman sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran saya
akan berkuliah di universitas tersebut. Seiring berjalannya waktu saya sebelumnya pernah mencoba ke beberapa kampus terdekat seperti STPPI Insan Pembangunan, dan lain-lain.
Akhirnya saya pun berhenti dan menjalani aktivitas di rumah dan mencobanya lagi tahun depan. Setelah vakum setahun, tahun
berikutnya saya mencoba lagi untuk mengikuti tes ke berbagai
kampus. Saya pun melanjutkan niat saya kembali dalam mencari kampus untuk membantu
mengsukseskan cita-cita menjadi orang sukses dan mewujudkan keinginan orang tua
saya yang berpersan agar tidak pernah bermalas-malasan dalam belajar dan selalu
berdo’a agar dilancarkan perkuliahannya
Selang setahun, akhirnya saya mendapati kampus dengan kriteria saya, dimana salah satunya adalah Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia ( STPI ) ini yang berdasarkan hasil survei saya salah satu pelajaran yang ada di
Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia adalah menghitung dan sedikit Basic Pajak yang saya kuasai adalah menghitung, menghitung dalam waktu singkat atau
tidak itu menjadi kesenjangan bagi saya dalam melakukan penghitungan karena
menemukan kesulitan dan berkompetisi dalam mendapatkan nilai yang terbaik dari
semester ke semester. Semoga proses perkuliahan saya di STPI dapat berjalan
lancer dan bisa lulus kuliah tepat waktu dengan nilai memuaskan.
Lambat laun saya pun akhirnya
berhasil mendapatkan nilai yang bisa di bilang sedikit membuahkan hasil atau
mendapatkan nilai rata-rata. Selama perkuliahan ini saya tinggal di
Asrama Yayasan Pelajar Islam ( YAPI). Di
asrama ini ada banyak kegiatan positif
yang berguna bagi saya seperti kegiatan kajian keislaman dan aktivitas
organisasi yang bertujuan membentuk karakter calon pemimpin masa depan.
Ada beberapa mata kuliah yang sangat sulit untuk dipahami karena dosen
menjelaskan dengan ringkas dan kurang jelas terkait mata kuliah yang
dibawakan dan berakhir kesulitan dalam pembelajaran. Inilah
tantangan perkuliahan yang saya alami di STPI.
Saya bersyukur dapat tinggal di
asrama YAPI sehingga bisa bertanya kepada kawan atau senior dan dapat menghemat
pengeluaran keuangan. Terima kasih saya sampaikan kepada pengurus YAPI, semoga
terus Berjaya. Aamiin.
Profil Penulis
Nama : Irul saputra
Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 31 Oktober 1997
Alamat : Desa Sukamulnya Jln.Padat karya Rt 004/002
Kel. Sukamulya Kab. Tangerang
Moto Hidup : “Jangan pernah hiraukan perkataan orang lain yang negatif teruslah belajar ”
Hobby : Bermain Futsal Karena Futsal adalah In My
Life, my Hoby, My Passion.
Ranjau di Rantau
Oleh Janabi
Masa SMA merupakan masa yang
menurutku paling berkesan. Detik demi detik
aku lewati bersama
teman-temanku. Yang sampai
saat ini masih
tersirat dalam pikiranku adalah
dimana aku mampu
menjuarai festival tingkat
Provinsi Jawa Barat
dari sekolahku. Penghargaan tersebut merupakan sebuah hadiah untuk SMA-ku
tercinta. Tak terasa 3 tahun telah kulalui di SMA, kini tiba saatnya untuk
memikirkan kemana arah dan tujuanku yang selama ini aku impikan. Antara
melanjutkan pendidikan di bangku kuliah atau memberanikan diri untuk beradu
nasib di dunia kerja.
Di hari itu aku berpikir sejenak mau
ke arah mana aku berjalan. Hingga saatnya akupun memutuskan perjalanan hidupku
untuk melanjutkan di bangku kuliah. Karena aku sangat menyukai dunia Seni
khususnya seni musik. Akupun mulai mencari perguruan tinggi yang ada jurusan
Musik. Pada saat itu ada salah seorang guru di SMA-ku yang merekomendasikan
untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta karena beliau merupakan
alumni dari kampus tersebut. Aku pun mulai penasaran dengan kampus tersebut
hingga aku meyakinkan diri untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri
Jakarta dan ternyata kampus tersebut dekat dengan tempat dimana bapaku bekerja.
Kini tiba saatnya di penghujung masa
SMA-ku akupun mencoba untuk mengikuti program SNMPTN
namun pada saat itu aku tidak lolos
seleksi. Tapi aku masih berambisi untuk mengejarnya
karena ada beberapa teman-temanku yang lolos dalam seleksi SNMPTN. Dan aku sangat optimis pada kesempatan kedua yaitu SBMPTN.
Singkat cerita, aku pun mengikuti ujian tulis di Bogor dengan
nilai yang cukup memuaskan pada saat itu. Hingga saatnya di hari
pengumuman tiba, tapi apalah daya,
tuhan berkehendak lain. aku tidak lolos untuk yang kedua
kalinya seleksi PTN, Aku pun mulai bertanya pada diriku sendiri,
apakah aku mampu untuk
bersaing dengan orang-orang di luar sana?. Pada saat itu akupun mulai gelisah
menentukan arah dan tujuanku. Tapi dengan mendapat dukungnan dari kedua
orangtua, keluarga, teman, bahkan guruku akupun mencoba kesempatan yang
terakhir yaitu jalur UMPTN.
Aku
pun mengikuti UMPTN di SMP yang berada
di daerah Jakarta.
Pada saat itu aku sangat
takut mengerjakan soal-soal ujian tersebut, karena aku ingat dengan
hasil yang menurutku memuaskan saja aku tidak lolos. Keesokan harinya aku
kembali mengikuti ujian keterampilan karena jurusan yang aku pilih adalah musik yang memerlukan uji keterampilan. Setelah
aku sampai di tempat ujian keterampilan tersebut aku sangat terkesima dengan
apa yang ada di sekelilingku karena aku berada
di kampus yang selama
ini aku impikan yaitu Universitas Negeri Jakarta. Semakin semangat aku
mengikuti ujian tersebut karena ini adalah kesempatan yang menentukan
perjalanan hidupku di masa depan.
Pada hari itu, hari dimana
pengumuman UMPTN keluar. Akupun langsung bergegas membukanya dengan diiringi
doa. Dan itu merupapakan hari yang sampai saat ini aku ingat
karena di dalam surat
tersebut menyatakan kalau
aku telah diterima di Universitas Negeri Jakarta.
Lantas aku langsung memberi kabar bahagia ini kepada kedua orang tuaku,
kelurga, bahkan teman-temanku karena terlalu bersemangat di hari itu.
Kini tibalah saatnya hari pertama aku merantau ke Ibu
Kota dengan sangat bersemangat, aku pun langsung
berpamitan dengan ibu dan keluargaku. Aku berangkat sendirian karena Bapak sedang bekerja sehingga
tidak bisa mendampingiku dengan bermodalkan nekat dan tekad akupun meninggalkan
tempat dimana aku dilahirkan. Karena Bapak pun menunggu kedatanganku dan akan
menjemputku setelah tiba di Jakarta. Sesampainya di Jakarta aku mendapat kabar
bahwa ternyata Bapak tidak bisa menjemputku karena mendadak mendapatkan tugas
dari atasanya. Bapakku langsung mengarahkan aku ke tempat yang nantinya
akan aku singgahi
selama aku menempuh
pendidikan di Jakarta
yaitu Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri. Karena Bapakku bekerja sebagai
karyawan di YAPI.
Aku pun mencari angkutan umum akan
tetapi di tengah langkahku ada seseorang yang menghampiriku dengan berniat
mengarahkanku ke pangkalan angkutan umum dengan berjalan, akupun mengikutinya
dari belakang. Setelah sampai di pangkalan, orang tersebut meminta bayaran
karena telah mengantarkan walaupun hanya berjalan
kaki. Tapi aku sangat kaget
karena dia meminta
uang yang tidak sedikit
untuk membayarnya aku pun mengatakan bahwa sisa uangku
tidak
cukup untuk membayarnya, akan tetapi dia tidak percaya
dengan apa yang aku katakan dan
mencoba membuka isi dompetku, Aku pun menurutinya agar secepatnya aku merasa
aman, dia langsung mengambil semua sisa uang yang ada di dompetku. Akan tetapi
sebenarnya aku telah mempersiapkan untuk menghindari
kejadian seperti itu dengan tidak
menempatkan uang yang ku punya di satu tempat, dan benar saja cara
itu berhasil bahkan di
hari pertama aku merantau. Sesampainya di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri, aku pun langsung bertemu
dengan teman- teman baruku
yang pada saat itu kita belum mengenali satu sama lain.
Di
hari Orientasi Warga
binaan atau disebut
ORGAN yang merupakan bagian dari pengkaderan, akupun
mulai mencoba untuk mengenali bagaimana kehidupan di Asrama
dengan latar belakang warganya yang berbeda-beda. Perbedaan baik dari suku,
budaya, watak dan lainnya. Hingga
saatnya aku dan teman-temanku mendapatkan mandat di Asrama Sunan Giri ini, aku
pun diberi mandat dalam bidang Pengembangan kreativitas.
Untuk memenuhi kebutuhanku di
Jakarta aku pun mulai mencari pekerjaan. karena pada saat awal aku melangkahkan kaki untuk meranntau, aku bertekad dan
berjanji pada diri sendiri minimal aku bisa membiayai hidupku sendiri. Dan aku
sangat bersyukur karena aku tidak lagi meminta ke orang tua. Menurutku itu mempunyai kebanggaan tersendiri yang
saat ini aku rasakan.
Kembali ke kehidupan kuliahku, aku
sangat senang berada di lingkungan yang menurutku se-frekuensi denganku.
Dengan teman-teman yang setiap harinya selalu membuatku tertawa, di tambah
alunan melodi yang tak pernah redup menghiasi keseharianku di kampus.
Aku merasa berada di zona
nyaman, dan seketika aku pun mulai terlena dalam keadaan
tersebut yang secara
tiba-tiba menurutku ada di titik
terendah selama perjalanan
hidupku hingga saat ini. Aku kembali berfikir mau kemana
arah dan tujuan hidupku. Aku bingung ingin memulai dari mana agar aku
tetap bisa berjalan di tengah kerasnya Ibu Kota. Teman-teman angkatanku secara
perlahan keluar dari asrama. Aku pun merasa terpukul dengan keadaan ini dan
sempat berfikir ingin ke luar asrama. Aku mulai gelisah antara ingin bertahan
atau bertahap (dalam arti mengikuti
teman-temanku yang keluar). Tapi di sisi lain aku enggan untuk meninggalkan
keluargaku yang tersisa di asrama.
Setelah bermuhasabah diri aku
memutuskan untuk tetap tinggal di Asrama. Satu persatu masalah kucoba
selesaikan atas dasar kemauan dan melawan semua rasa malasku, aku kembali
mencoba berdiri dari keterpurukan itu. Banyak hal yang
belum aku temui selama aku sekolah dulu. Karena aku yakin ini semua merupakan bagian dari perjalanan hidupku.
Memang berat, tapi kita pun harus bertanggungjawab terhadap apa yang telah kita
mulai.
Asrama telah mengajariku banyak hal.
Mungkin dengan tetap tinggal di asrama ini aku bisa berkontribusi untuk
ikut menjaga asrama. Dan saat ini aku sedang membuat Mars Asrama Sunan
Giri sebagai bentuk terimakasihku selama aku tinggal dan salah satu untuk
membangkitkan semangat warganya agar menumbuhkan rasa cinta terhadap Asrama
Sunan Giri ini.
Biiografi Penulis.
Janabi, pemuda
yang akrab dipanggil Abi ini adalah anak sulung dari 3 bersaudara pasangan
Wardidi dan Tarinah. Dia lahir di Losari, Cirebon, Jawa Barat. Abi menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Barisan
dari 2007 sampai 2013,
kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Losari dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun
itu juga, Abi melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Losari dan tamat pada tahun
2019. Saat ini Abi sedang menempuh pendidikan
tinggi di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas
Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Musik.
Abi saat ini juga aktif di Himpunan
Mahasiswa Islam Komisariat FBS UNJ, Jakarta Ethnic Musik, dan Badan Eksekutif
Mahasiswa Prodi Pendidikan Musik. Saat ini Abi bertempat tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri untuk mengembangkan potensi diri.
Berproses di Jakarta
Oleh Jizdan Faliq
Duduk di bangku SMK merupakan masa yang menurutku
berkesan. Cerita demi cerita aku rangkai bersama dengan teman-temanku. Yang
paling berkesan adalah diriku mampu memberi piala tingkat Provinsi Jawa Barat ke
sekolah. Dimana penghargaan tersebut adalah sebuah tujuan akhir di SMK sebagai
kenang-kenangan untuk SMK dari diriku. Tak terasa 3 tahun sudah diriku di SMK,
kini waktunya untuk memikirkan harus ke mana diriku setelah lulus SMK. Apakah
harus bekerja? Apa harus kuliah?
Banyak dari teman SMK ku yang mencoba mendaftar perguruan
tinggi melalui jalur SNMPTN atau jalur undangan dengan seleksi raport. Melihat
banyaknya teman yang antusias mencoba mendaftarkan dirinya ke perguruan tinggi,
akhirnya aku pun mencoba untuk daftar dengan modal nekat tanpa ada perencanaan.
Setelah SMK aku berencana untuk bekerja karena mengingat kondisi ekonomi
keluarga yang memburuk tapi Allah memberi kesempatan kepadaku dengan menyatakan
bahwa aku lulus SNMPTN di Universitas Negeri Jakarta. Dengan mempertimbangkan
saran dan masukan dari para guru akhirnya saya pun memutuskan untuk lanjut ke
perguruan tinggi.
Jarak antara pengumuman SNMPTN dengan mulai kuliah di
kampus terbilang cukup lama kurang lebih 2 bulan lebih. Saat itu aku mencoba
untuk mencari penghasilan dengan berdagang di kampung dan juga sebagai modal
berangkatku ke Jakarta, karena pada saat itu aku belum mempunyai rencana atau
pilihan mau tinggal dimana. Secara kebetulan, ada teman di grup SNMPTN membuat
grup yang isinya calon mahasiswa dari Bogor. Tidak lama ada temanku yang mengirimkan info bahwa
ada
tempat tinggal di ASRAMA SUNAN GIRI. Langsung terlintas di pikiranku hanya
dengan mendengar kata ‘asrama’ aku berpikir bahwa tempat tinggal tersebut mirip
dengan pesantren.
Aku dengan temanku mulai survei ke lokasi asrama sunan
giri. Saat menginjak lingkungan asrama, aku merasakan hawa yang nyaman, adem,
dan terlihat layaknya tempat keluarga dari berbagai daerah berkumpul di asrama.
Dengan genggaman berkas pendaftaran aku pun masuk untuk melakukan pendaftaran.
Saat itu hanya ada satu mahasiswa yang melayani saya dan sempat saya
melihat-lihat sekitar asrama dan bertanya kepada diri sendiri ‘kok sepi?’.
Dengan positif thinking aku pun berpikir bahwa mungkin mahasiswa yang tinggal
di asrama sedang kuliah di kampus. Setelah menyerahkan berkas pendaftaran aku
pun kembali ke bogor karena pada saat itu aku belum mempunyai alasan untuk
tetap berada di Jakarta karena kuliah belum aktif.
Tak hanya di asrama, sebetulnya aku dan temanku pun
sempat mencari kontrakan/kostan di sekitar Universitas Negeri Jakarta. Memang
bisa dibilang harganya lumayan tinggi untuk diriku yang ekonominya menengah ke
bawah. Di bandingkan
dengan asrama yang murah dan letak lokasinya pun strategis aku memutuskan untuk
tinggal di Asrama Sunan Giri. Ketika aku sedang di rumah dan membantu keluarga
yang sedang mengadakan resepsi pernikahan, aku dihubungi oleh pengurus asrama
bahwa aku sudah boleh tinggal di asrama. Aku pun berdiskusi dengan keluarga
untuk melakukan fiksasi aku berangkat kapan ke Jakarta untuk kuliah. Akhirnya
aku pun berangkat ke Jakarta seorang diri. Ketika aku masuk ke kamar ternyata
di kamar sudah banyak mahasiswa baru yang berasal dari Fakultas Ilmu
Keolahragaan di UNJ. Mungkin karena mereka sibuk menyiapkan untuk ke kampus
sampai-sampai kamar sangat berantakan dan membuatku pusing.
Aku memiliki sifat yang pendiam dan tidak mudah
bersosialisasi dengan orang lain, tapi aku berpikir di Jakarta aku tidak boleh
seperti itu dan mulai mengubah cara hidupku agar mudah bersosialisasi dengan
orang lain.
Tak lama aku pun berkenalan dan berteman dengan teman
sekamarku. Waktu demi waktu berjalan aku pun akrab dan menganggap semua
angkatanku sebagai keluarga di Jakarta. Tidak lama pun aku diterima secara
resmi menjadi warga percobaan di asrama sunan giri. Aku menjalani kegiatan yang
bermacam-macam dan tentunya bermanfaat. Aku bisa mengajar ngaji anak-anak di
asrama, mengikuti pelatihan desain, pelatihan public speaking, dan kegiatan
lainnya yang mengembangkan softskill untuk menunjang kegiatanku di kampus.
Waku demi waktu, angkatan aku perlahan satu persatu
keluar di asrama. Aku sedih dan aku pun sempat ingin keluar. Tapi aku tidak
bisa meninggalkan keluargaku yang tersisa di asrama dan aku memutuskan untuk
tetap tinggal di asrama. Untuk menunjang kebutuhanku di Jakarta aku pun mencari
kerja sampingan. Selain itu, aku pun aktif berorganisasi di kampus. Hingga
akhirnya masa pengaderanku di asrama selesai dan kini aku menjadi pengurus
asrama.
Dengan bekal skill yang diberikan asrama untukku, kini
aku mampu berorganisasi, belajar, serta mencari uang di Jakarta. Memang tidak
mudah, tetapi jika kita menjalaninya dengan sabar dan yakin bahwa kegiatan yang
kita lakukan ada manfaatnya maka semua itu tidak sia-sia.
Biografi
Penulias
Jizdan Faliq Lahir di Bogor, 7 November 2000. Pemuda kelahiran Bogor ini akrab disapa
Jizdan merupakan anak pertama dari pasangan Joko Priyono dan
Yani Andriyani. Jizdan menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 01 Cianten,
menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Leuwiliang
Bogor, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMKN 1 Cibinong,
dan saat ini Jizdan sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan
tinggi negeri di indonesia, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, Program Studi
Pendidikan Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2019.
Pengalaman
Organisasi yang pernah di ikuti oleh Jizdan
yaitu diantaranya menjabat sebagai
berikut; Ketua BURT Badan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas Teknik tahun 2020, Sekretaris Umum Kelompok Peneliti Muda Universitas
Negeri Jakarta tahun 2022, dan menjadi Biro Etika dan Rohani Keislaman di
Asrama Sunan Giri tahun 2022.
Cerita
Saya Masuk Asrama Mahasiswa Islam Walisongo
Oleh
: Khoirul Anam Fathoni
Sejujurnya,
menjadi warga asrama bukan keinginan penuh saya. Hanya karena fasilitas yang
diberikan oleh pihak Yayasan yang sangat
lah luar biasa. Mulai dari subsidi tempat tinggal, makan, hingga fasilitas
lainnya yang menunjang perkuliahan daring (online) ini. Tetapi ada berbagai hal
yang lebih dan sangat berkesan menurut saya, apa saja sih? .
Mari
simak kisah saya menjadi warga Asrama
Mahasiswa Islam yang namanya Asrama Wali Songo atau AWS. Pada akhir tahun 2021,
tepatnya pada awal bulan Desember, saya mengikuti Open Recruitment
Asrama Mahasiswa Islam walisongo. Saya mengetahui informasi mengenai adanya
asrama ini dari teman satu kelas saya yang bernama Rofhik.
Pada
saat itu ia juga mengikuti Open Recruitment ini bersama teman satu kelas
yang bernama Catur. Setelah itu saya dan
kedua teman saya dinyatakan LULUS sebagai warga percobaan, dengan mengucap
syukur alhamdulillah kami pun gabung di AWS. Setelah dinyatakan diterima saya
bersama rekan-rekan peserta lain yang dinyatakan diterima, langsung
diinstruksikan oleh panitia Open Recruitment untuk datang dan menempati
langsung kamar yang disediakan.
Saya
datang lebih awal dibanding kedua teman satu kelas. Untuk pertama kalinya saya
masuk asrama merasa biasa saja dan belum mengenal banyak teman di sekitar
asrama. Setelah kedua teman saya datang, saya hanya berbaur kepada mereka saja.
Karena, kedua teman saya ini sangat introvert dan perlu waktu untuk
menyesuaikan suasana dengan beberapa orang baru. Akan tetapi saya sendiri
mencoba “sok asik” saja kepada siapa pun yang ada di asrama supaya dekat dengan
teman-teman di asrama.
Teman-teman
di asrama sangatlah beragam dari berbagai daerah dan berbagai karakteristik
yang unik. Pertama kali saya berbaur dengan para warga tetap, saya mengira
mereka tidak suka dengan saya dan sombong. Ternyata, tidak seperti yang saya
bayangkan, mereka sangat ramah dan baik. Bahkan kami para warga baru disambut
dengan ceria dan ramah oleh mereka bahkan hingga di traktir sebuah makanan oleh
para warga tetap. First impression saya terhadap mereka seketika
berubah, dan bahkan seperti saya merasa sudah dekat sekali dengan mereka. Asik
sekali berkumpul pertama kali dengan para senior di hari pertama saya masuk
asrama.
Di hari
kedua saya di asrama tepatnya pada waktu subuh, saya dibangunkan oleh salah
satu tetangga kamar, saya terbangun dan bergegas untuk turun dan mengambil
wudhu dan melaksanakan sholat subuh berjamaah. Setelah melaksanakan sholat
subuh, ada agenda berupa kultum subuh, yang menurut saya sangat menarik
materinya. Lalu dilanjutkan dengan evaluasi dan pembekalan bersama Direktur
asrama yaitu Bapak Ustadz Sidik. Kami para warga baru disambut dengan begitu
ramah oleh beliau dan menjelaskan program-program hingga peraturan yang ada di asrama. Awalnya
saya begitu kaget dengan berbagai program yang ditetapkan, dan bertanya-tanya
kepada diri saya “apakah saya sanggup memanajemen diri saya untuk membagi
antara kuliah dengan asrama?” Namun, seketika terjawab oleh para senior untuk
kami para warga baru untuk tidak perlu khawatir mengenai terhambatnya waktu
perkuliahan, karena mereka menjelaskan bahwa “kuliah dulu yang paling utama”
itu seketika bisa menenangkan saya dan saya juga sadar bahwa sebagai harus
memiliki feedback dan lagipula ini untuk meningkatkan kualitas diri.
Sebagai
seorang mahasiswa, walaupun saya mahasiswa baru, saya cukup disibukkan dengan
berbagai kegiatan seperti perkuliahan, praktikkum, organisasi, dan event-evemt
yang sedang saya jalani. Tetapi saya tetap berusaha mengimbangi dengan kegiatan
yang ada diasrama selagi itu baik dan positif menurut saya. Meski begitu saya
tetap memprioritaskan perkuliahan saya dan pihak asrama juga jelas
memakluminya.
Hari-hari
sehari-harinya saya menjalankan program diasrama saya masih agak kaget, akan
tetapi saya mencoba untuk menyesuaikan untuk tetap menjalankan. Merambat satu bulan saya di asrama saya sudah
mulai terbiasa dengan program-program yang ada diasrama. Hingga datanglah
pelantikan pengurus baru dan kebetulan saya mengemban amanah menempati divisi
rumah tangga. Awalnya saya masih belum paham mengenai tugas-tugas yang harus
dijalani oleh divisi ini, namun saya mulai mengerti ketika ketua asrama
memberikan arahan-arahan dan mengajari bagaimana prosedur rumah tangga yang
baik dan benar. Lalu saya mulai belajar membuat SOP, proposal rumah tangga,
jadwal-jadwal, dan lain-lain. Dan alhamdulilah saya sudah mulai mengerti dengan
prosedur divisi ini.
Selain
disibukkan dengan berbagai kegiatan baik di perkuliahan maupun di asrama, saya
selalu menyempatkan untuk berbaur dan bersosialisasi dengan teman-teman asrama
untuk menghilangkan rasa lelah dengan berbagai kegiatan. Dengan berbagai topik
obrolan yang random, membuat seru dan asik. Terlebih lagi banyak dari
teman-teman asrama yang dari berbagai jurusan, jadi semakin banyak yang dibahas
dan didiskusikan bersama teman-teman asrama, dengan begitu semakin banyak
referensi dan informasi yang menarik dan mengesankan untuk di bahas dan
didiskusikan bersama.
Itulah
sehari-harinya saya selama di asrama hingga saat ini, sangat mengesankan bukan?
Tidak perlu takut untuk masuk asrama mahasiswa, terutama asrama YAPI karena
selain dibina dan dibekali, tentu banyak sekali menemukan teman-teman yang
sangat beragam, Lingkungan sekitar yang nyaman dan pasti mendapatkan pengalaman-pengalaman
lain yang sangat mengesankan.
Tentang Penulis
Khoirul Anam Fathoni lahir Di Sekincau, Lampung Barat, pada tanggal 30 November 2003,
anak ketiga dari 4 bersaudara, pasangan dari alm. Agung Satriono dan Lisda
Lusiana. Menyelesaikan pendidikan dasar hingga pendidikan sekolah menengah atas
dii Yayasan Pendidikan Nurul Iman Sekincau, Lampung Barat.
Hingga
saat ini sedang melanjutkan pendidikan strata 1 (S1) Di Universitas Gunadarma,
Program Studi Agroteknologi Fakultas Teknologi Industri, saat ini menjalankan
Perkuliahan di semester 2. Semoga bisa lulus tepat waktu dan menjadi
wisudawan terbaik.
Saya
memiliki beberapa pengalaman organisasi sebelum melanjutkan perkuliahan
diantaranya, Staff Departemen Media Kreatif dan Informasi Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama (IPNU) Tahun 2019-2020, Kepala Departemen Media Kreatif dan
Informasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ketua Pimpinan Anak Cabang
(PAC) Pencak Silat Pagar Nusa Tahun 2020-2021. Dan saat ini sedang menjalankan
Organisasi sebagai Staff Departemen Keilmiahan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi
(HIMAGRO) 2022-2023.
PERJALANANKU SEMASA DI ASRAMA YAPI
Oleh : M. Fikri Maulana Alrasyid
Saya adalah
seorang mahasiswa aktif di kampus
STEBank Mr. Sjafruddin Prawiranegara. Di
kampus tersebut saya terdaftar sebagai mahasiswa tahfidz. Karena saya terdaftar
sebagai mahasiswa tahfidz saya
diharuskan tinggal di asrama. Apa itu
Asrama ? Asrama merupakan sebuah bangunan yang memiliki kamar-kamar yang dapat
ditempati oleh beberapa penghuni. Misalnya mahasiswa, anak sekolah, bahkan anak
pesantren. Saya kebetulan ditempatkan di Asrama khusus Mahasiswa Islam yaitu
Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ),
Ketika saya
tinggal di asrama tentunya ada plus minusnya.
Hebatnya kita bisa belajar mandiri dan kita juga bisa melatih diri untuk
menjadi lebih baik. Kurang enaknya, kita
jauh dari orang tua. Di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ) ini,
saya bertemu banyak penghuni asrama. Di asrama saya punya banyak teman. Mulai
dari daerah Grobogan (daerah saya sendiri) hingga dari luar pulau.
Asrama
Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati ( ASGJ ) kapasitasnya hanya 16 orang dan
memiliki ruangan yang cukup lengkap ada ruang perpustakaan, aula, mushola untuk
sholat dan mengaji, dapur, ruang makan, kamar mandi, dan tentunya kamar yang di
lengkapi kasur, lemari dan meja belajar. Di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung
Jati ( ASGJ ) selain asramanya yang lengkap tentunya gratis bahkan kita
disuplai beras dan perbulannya diberi beasiswa.
Sebagai warga
asrama tentunya sangat bersyukur bisa tinggal di Asrama Mahasiswa Islam Sunan
Gunung Jati ( ASGJ ). Di asrama ini selain gratis tentunya kita menjadi kader
yang ditempa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi nusa dan
bangsa. Banyak kegiatan yang bermanfaat contohnya dalam keagamaan, kita diharuskan sholat berjamaah, mengaji
setelah subuh dan bahkan ASGJ memiliki program yang sangat besar yaitu
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) biasanya seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Selain kegiatan keagamaannya, di ASGJ
juga memiliki kegiatan lain, contohnya seperti kajian – kajian, diskusi umum,
bahkan sampai belajar Bahasa asing misalnya Inggris, Korea, dan Arab.
Hari demi hari
telah saya jalani hidup di asrama.
Banyak kegiatan yang kami lakukan bersama. Mulai dari joging pagi,
pengajian, masak bareng, belajar bareng, jalan bareng, antri mandi, antri
masak, antri nyuci, antri jemuran dan banyak lagi. ada banyak canda tawa yang
keluar ketika kami berkumpul bersama. Dan ada juga kemarahan atau kesalah
pahaman yang tidak sedikit kami rasakan.
Semoga apa yang
saya dapatkan di ASGJ menjadi bekal untuk kelak bermasyarakat dan memasuki
dunia kerja. Karena memang bersosialisasi itu penting, kita tak dapat hidup
sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Dengan pengalaman berinteraksi
dengan berbagai macam teman daerah dengan keragaman adat dan karakter yang
berbeda, saya merakan manfaat bisa saling memahami satu dan lainnya, dan
memandang wajar saja. Jayalah terus
asrama Jl. Bunga No. 21 semoga tetap
bisa mencetak kader pemimpin masa depan. Aamiin.
Tentang Penulis
Nama : M. Fikri
Maulana Alrasyid
Nama Pena :
Hockney L Dazai
Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 25 Juni 1999
Alamat Rumah : Selojari, Klambu, Grobogan, Jawa Tengah.
No yang Dapat dihubungi : 082135236425
Toha Si Anak
Kampung Kuliah Di UI Masuk Asrama YAPI
Oleh: M. Toha
Cerita ini bermula ketika aku bingung harus
ke mana mencari tempat tinggal ketika nanti berkuliah secara luring di
Universitas Indonesia (UI). Waktu itu bulan November 2021, semester 1 akan
berakhir. Kabar-kabar berseliweran bahwa UI akan mengadakan pertemuan kuliah
tatap muka terbatas. Saat itulah aku sudah mulai bingung mau bagaimana nantinya
kehidupan kuliah di Jakarta. Aku terus berdo’a supaya nantinya dimudahkan dan
diberikan jalan oleh Allah SWT.
Benar saja, ketika aku iseng-iseng meng-scroll
instagram, melihat story, kemudian aku melihat story yang mungkin
tidak aku bayangkan dampaknya hingga saat ini. Yakni, teman satu paguyubanku,
namanya Ikhsan. Entah kenapa aku lihat di story-nya bahwa dia sudah
berada di dalam pesawat untuk terbang ke Jakarta. Aku bingung, lalu aku
mengomentari postingannya, “eh kawan, mau kemana, kok udah naik pesawat aja?”,
seperti itulah kira-kira pertanyaanku pada Ikhsan. “Iya kawan, gue udah mau ke
Jakarta buat ngekos” dia menjawab pertanyaanku. Sontak aku langsung bingung,
bingung kenapa dia sudah berangkat ke jakarta saja. Ternyata, setelah ditanya lebih lanjut, jawabannya bahwa dia
rupanya akan tinggal di asrama. Namanya adalah Asrama Wali Songo.
Asrama Wali Songo (AWS) merupakan sebuah
asrama yang bertujuan mencetak mereka yang berani berpikir besar, bertindak
besar, dan berproses menjadi besar. Sebelum masuk asrama ini, aku harus melalui
berbagai tahapan, diantaranya seleksi berkas, tes tulis, tes wawancara, dan
akhirnya diterima di AWS. Dan orang yang masuk ke sini, haruslah melek dengan
kondisi politik bangsa saat ini. Orang yang masuk ke sini juga haruslah
mempunyai masa depan yang jelas dan mempunyai planning 5 tahun kedepan.
First
impression saat aku sampai di AWS, AWS ini sungguh luas dan asri. Sudah
luas, nyaman juga. Aku sangat bersyukur karena AWS sangat bersih, asri, dan
dingin. Alhamdulillah, aku memulai tinggal di asrama dengan kesan yang
baik. Di asrama ini, aku sekamar dengan temanku yang bernama Fadhil. Dia orang
yang baik, kalem, dan rendah hati. Kemudian di AWS, aku juga mempunyai banyak
teman, baik dari Universitas Indonesia, maupun dari Universitas Gunadarma.
Semuanya baik dan bersahabat. Aku juga dibimbing oleh Direktur asrama, namanya
Pak Sidik. Selain menjadi Direktur AWS, dia juga menjadi direktur hubungan
alumni asrama YAPI.
Selama
aku di AWS, aku hidup sebagai anak asrama yang memiliki keseharian yang bisa
dikatakan sangat Islami. Setiap harinya, aku harus sholat 5 waktu di
mushola. Walaupun sebenarnya sudah biasa
sholat berjamaah saat di kampung-, harus bangun subuh untuk sholat tahajud dan
sholat Subuh, mengikuti kultum subuh, Tahsin, Tadarus, Tahfizh, dan
kajian-kajian Islami. Tadarus setiap Rabu, tahsin setiap Kamis, tahfizh setiap
Jumat, kajian Pak Sidik setiap Sabtu, dan kajian Ahad Pagi YAPI setiap Minggu.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu,
bulan berganti bulan, sampai di bulan April 2022 ini, sudah banyak hal yang aku
lalui dan rasakan di Asrama Wali Songo. Aku mendapat teman baru, relasi baru,
ilmu baru, dan kemampuan baru. Semua itu sangat bermanfaat bagi pengembangan
diriku kedepannya, baik dari segi keislaman, akademik, kepemimpinan, dan
kewirausahaan. By the way, disini aku juga dikasih beasiswa makan per
bulan alias tidak bayar, dan tempat tinggal gratis. Nikmat mana lagi kah yang
kau dustakan? Begitulah kira-kira refleksi yang aku rasakan saat menulis karya
ini. Overall, fasilitasnya bagus dan nyaman, ada wifi, dan akses
keluar juga mudah. Intinya aku sangat bahagia tinggal disini dan harapannya
juga bahagia kedepannya.
Untuk kedepannya, aku ingin lebih aktif di
asrama, baik itu dari sholatnya, ngajinya, kultumnya, kajiannya, puasanya, dan
ingin aktif di kampus juga. Aku ingin ikut kepanitiaan, organisasi, magang, dan
lain-lain. Tebakanku, setelah tamat, aku akan menjadi seorang sarjana yang
tidak hanya ahli di bidang ekonomi, namun juga ahli di bidang keagamaan. Aku
harap hal itu benar-benar bisa mendekatkanku pada kesuksesan di dunia dan di
akhirat. Aaamiin ya Robbal ‘Alamin.
Begitulah derap langkahku di Asrama Wali
Songo YAPI, sangat berimbang bukan antara keagamaan dan akademiknya? Semoga aku
sebagai penulis dan kalian sebagai pembaca, selalu didekatkan dengan kesuksesan
dunia dan akhirat ya! Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
Tentang Penulis
M. Toha lahir di Pintir Kayu, Kabupaten Padang Pariaman, pada tanggal
17 Juli 2002, anak kelima dari 7 bersaudara, pasangan dari Joni Gusti dan Amy
Lovismay. Toha menyelesaikan pendidikan di SDN 09 Nan Sabaris Kab. Padang
Pariaman, SMPN 2 Nan Sabaris Kab. Padang Pariaman, dan SMAN 3 Kota Pariaman.
Saat ini, Toha sedang berkuliah di Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia.
Toha memiliki banyak prestasi selama SMA
hingga berkuliah, diantaranya Juara 1 MTQ Universitas Indonesia cabang Hifzil Qur’an
(2021), Juara 2 MTQ Universitas Indonesia cabang Tilawah Qur’an (2020), dan
Tulisan/artikel sejarah tentang Randang: Sejarah yang Penuh Kisah dan Filosofi
yang dimuat dalam media Secara yang bekerja sama dengan Studi Klub Sejarah UI.
Artikel ini membahas mengenai awal mula rendang serta interaksi masyarakat
minang terhadap masyarakat luar yang memengaruhi rendang itu sendiri.
Kemudian,
Toha juga pernah meraih Juara 1 Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat SMA
se-Kota Pariaman (2019), Juara 2 Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat SMA
se-Provinsi Sumatra Barat (2019), Peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI)
2018 tingkat Nasional (2018), Juara 2 Lomba MTQ tingkat Kota Pariaman cabang
Tartil Menengah (2018), dan Juara umum 3 tahun berturut-turut ketika SMP
(2014-2017).
Toha juga sudah memiliki berbagai
pengalaman organisasi, kepanitiaan, dan pekerjaan, diantaranya Staf Divisi
Try Out Pariaman Campus Expo (2021), Bendahara 1 Organisasi Siswa Intra Sekolah
SMAN 3 Pariaman (2018-2019), Bendahara 2 Organisasi Siswa Intra Sekolah SMAN 3
Pariaman (2017-2018), Anggota Kaderisasi Rohani Islam SMAN 3 Pariaman
(2018-2019), Ketua Umum Organisasi Siswa Intra Sekolah SMPN 2 Nan Sabaris
(2015-2016), dan Anggota Pramuka SMPN 2 Nan Sabaris Anggota (2015-2017). Saat
ini, Toha sedang menjalankan tugas organisasi sebagai Staf Departemen Quran
Learning Center Forum
Studi Islam FEB UI (2022-2023).
Perjalananku
Pasca SMA Hingga Masuk Asrama YAPI
Lika-liku masuk perguruan tinggi
Ijinkan saya untuk
menceritakan lika-liku perjuangan untuk kuliah. Kenapa saya bilang lika-liku ?.
Karena itu memang rumit. Banyak hal yang saya lalui, mulai dari bingung mau
kuliah di mana, mau masuk jurusan apa, suka berubah pikiran tentang pemilihan
jurusan, suka minder dan merasa putus asa karena mimpi yang ketinggian tidak
sebanding dengan kemampuan yang dimiliki, dan lain-lain. Bagi yang sudah baca
postingan saya yang pertama tentang perkenalan, pasti kalian tau kalo saya
bakal kuliah di mana. Tapi di balik itu semua, ada cerita rumit dan
berliku-liku dalam memulainya. Ini dia kisah saya !
Sejak SMA, saya
berkeinginan untuk kuliah di PTN walaupun saya belum tahu mau masuk jurusan
apa. Waktu itu ketika ada acara kumpul keluarga, Om (adik ayahku) bertanya kepada saya “Afiq kamu setelah
lulus SMA nanti mau melanjutkan kuliah engga?.
Kalau mau kuliah ngambil jurusan apa?”tanya om kepada saya. Kemudian
saya menjawab “Emm,,,masih bingung om , heheee” . Kemudian om saya bertanya
kembali : “lah, kamu kepengennya jika besar nanti mau jadi apa, mau kerja apa?.
Kemudian saya
menjawabnya kembali : “saya sebenernya kepengen kerja di kantor om, saya lihat
di televisi-televisi kalau kerja di kantor enak Om berpakaian rapi, berdasi,
tempatnya bersih, enak aja gitu om”. Kemudian dari percakapan itu Om saya
banyak memberikan arahan-arahan dan motivasi kepada saya. Saya diarahkan step
bye step masuk perguruan tinggi. Di samping Om saya memberikan motivasi,
om juga memfasilitasi saya selama saya SMA. Mulai dari sepatu, tas, buku dan
peralatan belajar atau sekolah lainnya. Alhamdulillah
saya sangat bersyukur mempunyai keluarga yang benar-benar mensuport saya,
terutama om saya. Om saya memang dekat dengan saya, sangat dekat,sampai-sampai
saya diperlakukan seperti anaknya.
Kemudian ketika saya
kelas dua belas SMA saya ditanya kembali mengenai hal yang sama dengan pertanyaan
sebelumnya dan jawaban saya masih sama.
Memang saya sulit sekali dalam menentukan apa passion saya
sebenernya. Kemudian Om saya bercerita semasa perkuliahannya dulu. Nah disini
awal mula saya kenal Asrama Sunan Giri. Saya bercerita sedikit mengenai Om
saya. Ternyata Om saya dulunya masuk Asrama Sunan Giri. Dia dulunya merupakan
mahasiswa Fakultas MIPA IKIP Jakarta, kalau sekarang namanya Universitas Negeri
Jakarta. Selama kuliah di Jakarta dia
tinggal di Asrama Sunan Giri. Dari sini saya tahu Asrama Sunan Giri. Dia
banyak cerita mengenai Asrama Sunan Giri dan kampus Universitas Negeri Jakarta.
Dia banyak cerita mengenai kegiatan asrama dan jurusan-jurusan di UNJ. Di situ
saya mulai tertarik dengan Asrama Sunan Giri dan salah satu jurusan di UNJ.
Kegagalanku
mendapatkan PTN
Perasaan tidak sabar
untuk segera lulus dari SMA menjadi suatu pikiran dan perasaan yang dibayangkan
sejak menginjak kelas 12. Ternyata bayang-bayang tersebut tidak sejalan dengan
kenyataan, bingung dan bingung adalah suatu hal yang sering terjadi dalam
menentukan langkah selanjutnya.
Kondisi seperti
bimbang dan bingung adalah hal yang wajar karena memang setiap tahun kelulusan
sudah menjadi dilema bagi anak-anak yang akan tamat SMA, bingung memilih akan
melanjutkan kuliah atau memilih untuk bekerja, atau bahkan memilih untuk
menikah di usia muda. Situasi dan kondisi seperti inilah yang menjadikan anak
SMA yang akan tamat dipaksa untuk memprioritaskan sesuatu yang mungkin akan
dipilihnya, hal ini menantang mereka untuk menghadapinya dengan lebih dewasa.
Karena hidup adalah pilihan, dan harus berani dan mampu menentukan pilihan bagi
hidup sendiri. Walaupun pada kenyataannya ternyata dalam situasi seperti itu
siswa SMA terbagi dua. Ada yang sudah mampu menentukan pilihannya untuk menentukan
nasibnya ke depan tetapi persentase yang seperti ini tidak begitu banyak, malah
sebaliknya yang bingung mau melih apa dan jurusan apa yang prosentasinya lebih
banyak .
Pendaftaran masuk
perguruan tinggi sudah dibuka. Mulai dari jalur SNMPTN, SBMTN dan Jalur
Mandiri. Walaupun belum semua kampus membuka di jalur itu semua saya mulai
mencari informasi terkait pendaftaran jalur tersebut mulai dari pembuatan akun,
persyaratan, dan tanggal ujian di setiap jalurnya. Di situ saya mulai merancang
beberapa planing ketika gagal di setiap jalur pendaftaran. Di jalur
SNPTN saya tidak bisa mengikuti karena nilai raport saya di SMA yang kurang dan
tidak masuk prosentase yang diajukan oleh setiap sekolah. Di situ saya masuk
planing kedua, saya mendaftar SBMPTN. Tetapi mungkin Allah belum mengabulkan
doa-doa saya. Di SBMPTN pertama saya gagal masuk PTN. Saya sempat hampir putus
asa untuk kuliah di PTN. Saya sempat sudah mendaftarkan di PTS. Tetapi karena
niat awal saya ingin kuliah di PTN dan saya memutuskan untuk gap year
atau mencoba pendaftaran di tahun berikutnya. Satu tahun saya mempersiapkan
diri untuk SBMPTN tahun berikutnya.
Mungkin Allah belum memberikan jalan di PTN. Ketika saya mengikuti
pendaftaran di tahun berikutnya, saya masih gagal dan ditahun kedua benar benar
membuat hati saya sedih dan putus asa. Saya mengikuti SBMPTN dan jalur mandiri
di beberapa kampus negeri, tetap belum mendapatkan kampus yang saya inginkan.
Sempet tidak ingin kuliah waktu itu, tapi berkat dorongan dari keluarga, saya ingin melanjutkan kuliah dan mengambil plan
terkhir yaitu di Perguruan Tinggi Swasta.
Waktu itu saya
mendaftarkan di beberapa PTS, kurang lebih 2 sampai 3 PTS, menggunakan kartu
KIP kuliah saya. tetapi dari ketiga PTS tersebut satu yang lolos menggunakan
jalur beasiwa KIP tetapi di jurusan D3. Sementara keinginan saya di S1.
Kemudian saya mencari jalur beasiswa lagi. Ketika iseng-iseng saya liat
Instagram, saya menemukan jalur beasiswa lain untuk S1 di kampus yang sama
dengan yang saya daftarkan sebelumnya. Alhamdulillah saya lolos mulai
dari tes tulis dan wawancara. Alhamdulilah saya lolos di STMA Trisakti
prodi S1 aktuaria saya sangat senang karena saya bisa kuliah dengan mendapatkan
beasiswa. Di samping itu saya juga sangat senang karena lokasi kampus saya tidak
begitu jauh dengan Asrama yang Om saya rekomendasikan sebelumnya.
Perjalanan masuk Asrama
Kenalkan nama saya Muhamad Afiq Alghozali masuk kampus yang tidak begitu
jauh dengan Asrama Sunan Giri. Mungkin memamng sudah jalan yang Allah berikan kepada
saya untuk tinggal di asrama mahasiswa islam sunan giri. Dimana di asrama ini
benar-benar banyak sekali fasilitas-fasilitas yang diberikan. Mulai dari bebas
uang makan, wifi gratis, air gratis, listrik gratis dan masih banyak
fasilitas-fasilitas lainnya.
Waktu itu saya mencari informasi terkait
pendaftaran masuk asrama, tetapi ketika saya menghubungi salah satu kontak
pihak asrama, termyata pada gelombang tersebut sudah ditutup
pendaftarannya.Tetapi Om saya yang dulunya alumni asrama bilang tidak apa-apa
masuk asrama dulu dan menjadi warga tamu. Saya kurang lebih 3 bulan jadi warga
tamu di asrama.
Dan setelah itu saya di Orientasi Warga Binaan oleh
para panitia Orientasi Warga Binaan di asrma. Banyak sekali pelajaran-pelajaran
ketika saya di Orientasi Warga Binaan di asrama, mulai dari kita dididik untuk
berfikir kritis, kemudian dididik mentalnya dan masih banyak lagi pembelajaran
yang lainya. Sekarang saya menjadi warga percobaan di asrama, semoga saya bisa
belajar banyak di asrama dan semoga saya diberi kelancaran dan kesehatan di
asrama. Amiin.
Tentang Penulis
Muhamad
Afiq Alghozali
Lahir di Purworejo, 22 Mei 2002. Pemuda kelahiran Purworejo ini akrab disapa
Afiq merupakan anak kedua dari pasangan Bapak M.Toha Turmudi dan Ibu Widati.
Afiq menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Girigondo, menyelesaikan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 40 Purworejo, menyelesaikan
Pendidikan Sekolah Menengah atas di SMAN 1 Purwanegara Bajarnegara, dan saat
ini Afiq sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di
indonesia, yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti , Program Studi S1 Aktuaria angkatan 2021.
Pengalaman
Organisasi yang pernah di ikuti oleh Robby yaitu diantaranya menjabat sebagai berikut;
Seksi Bidang Keagamaan OSIS SMAN 1 Purwanegara periode 2018-2019, Ketua ROHIS
SMAN 1 Purwanegara periode 2019, Pramuka Dewan Ambalan SMAN 1 Purwanegara
periode 2018-2019, saat ini menjalankan amanah sebagai Divisi Hubungan Ekternal
Luar Kampus Badan Perwakilan Mahasiswa STMA Trisakti, Anggota LDK AL-HAKIM STMA
Triskti , dan menjadi warga percobaan Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri.
Mental Baja Atau Mental Kerupuk
Oleh Mahlil
Perjalanan dari Aceh sampai ke Ibu Kota
Tepatnya pada tahun 2018 tibalah pengumuman
kelulusan sidang munaqashah beberapa hari lagi akan dirayakan dengan wisuda
angkatan(alumni) 49. Dengan rasa penuh bangga
perjuangan bertahun tahun di pesantren Darul Mutaallimin pun telah selesai, seorang anak desa dari pelosok akhirnya diwisuda. Alhamdulillah saya
mendapatkan nilai terbaik dan menjadi wisudawan terbaik, mungkin pada masa
itu tidak ada pikiran selain bagaimana agar anak desa ini menjadi permata di
pesantren, prestasi itupun saya persembahkan kepada kedua orang tua.
Singkat cerita tibalah di akhir acara pamitan
kepada Guru-guru di pesantren dan ucapan terima kasih karna telah
mendidik kami semua dari kelas Tsanawiyah sampai di titik
akhir yaitu Aliyah. Pesantren saya sangat berbeda dengan pesantren biasanya. Di pesantren itu
hanya fokus kepada mengaji dan mengkaji kitab kuning, pagi, siang sampai malam semuanya fokus ngaji kitab kuning
mungkin inilah yang menyebabkan kami tidak tertarik dengan perkuliahan pada
umumnya. Setelah pamitan, pimpinan pesantren menyampaikan pesan, beliau berharap agar saya tetap di pesantren untuk membantu mengajar dan
mendidik santri-santri yang ada di pesantren tersebut, tapi
berhubung saya ingin agar ilmu yang saya pelajari di pesantren semakin
bertambah maka saya menolak ajakan dari Abi(PIMPINAN) tersebut.
Setelah sampai di rumah, saya pun dipanggil
oleh salah satu pimpinan pesantren yang ada di kecamatan saya dan kami pun
berbincang-bincang panjang, rupanya beliau menawarkan
agar saya mengajar di pesantren tersebut atau beliau ingin saya megambil
pendidikan di Timur Tengah dan nantinya setelah
selesai, kembali lagi ke pesantren tersebut dan menjadi pimpinan.
Saya sangat senang atas tawaran tersebut karena saya sangat ingin untuk
berkuliah di Maroko khususnya seperti Ustadz Abdul Shomad, saya bilang ke
pimpinan tersebut saya bersedia tapi harus dengan izin dari kedua orang tua
saya. Beliapun menyetujui dan akan segera membicarakan langsung
kepada kedua orang tua saya.
Setelah beberapa hari beliaupun datang ke rumah
menemui kedua orang tua saya dan berbicara panjang lebar . Salah satu isi
pembicaraannya adalah bahwa anak Bapak dan Ibu akan saya kuliahkan di Timur
tengah dan akan saya biayai 100% tapi, alhasil orang tua saya tidak menyetujui
karena berdasarkan beberapa alasan salah satunya faktor jauh
dan faktor perang yang sering terjadi di Timur tengah. Sebagai anak , saya hanya bisa pasrah apa yang menurut orang tua saya
terbaik maka akan saya ikuti. Karena tidak di restui maka
pimpinan itu menawarkan kepada saya agar berkuliah di LIPIA Banda Aceh, kampus ini adalah cabang dari Mesir dan hanya menempuh
pendidikan selama dua tahun dan setelah itu bisa melanjutkan pendidikan ke
Jakarta untuk menyelesaikan S1 nya,dan saya pun menerima tawaran tersebut.
Dua minggu kemudian saya pun berangkat ke Banda
Aceh untuk melaksanakan tes penerimaan mahasiswa baru dan alhamdulillah dari
300 calon mahasiswa baru yang di terima cuman 30an yang lulus dan saya termasuk salah
satunya dengan izin Allah dan berkat do’a dari orang tua. Saya pun
mengikuti perkuliahan dan mulai merasakan bagaimana menjadi seorang mahasiswa
yang mungkin sangat asing bagi saya yang di pesantren biasanya memakai sarung
tapi kali ini memakai celana, perasaan bosan pun mulai datang dan
di saat itu juga saya mulai terpengaruh dengan suasana
pertemanan, setelah menjalani perkuliahan selama dua minggu maka tibalah waktu
libur lebaran karena di saat saya mendaftar dan
diterima di kampus itu adalah masih bulan Ramadhan.
Sesampainya di rumah saya mulai berpikir dan
besar keinginan saya agar bisa berkuliah di luar pulau
Sumatra agar ilmu saya semakin luas, akhirnya saya dapat telephone dari salah
satu Guru saya di pesantren Darul Mutaallimin dan beliau menawarkan kepada saya
untuk berkuliah sambil mondok di Jawa timur melalui jalur MPD di kabupaten
Subulussalam, Aceh. Karna sudah saran dari
Guru saya maka sayapun menerima dan dengan alasan karena beasiswa dan saya
juga keluar dari kampus LIPIA Banda Aceh. Alasan yang
paling kuat bagi saya untuk menerima saran tersebut adalah beasiswa karena orang tua saya
tidak mampu membiayai maka saya harus mencari perkuliahan yang ada beasiswanya.
Singkat cerita sampailah ke Jawa Timur tepatnya
di Mojokerto, dimana kota ini sangat dingin bagi saya yang biasanya di kampung
saya cuaca panas karena daerah pesisir, setelah itu dimulailah pembekalan
kepada Mahasantri baru dan disampaikan langsung oleh pengurus pesantren
tersebut, nama pesantrennya “Riyadul Jannah” setelah di beri pembekalan denga
kagetnya saya karena ternyata di Ospeknya satu tahun. Jadi satu tahun itu kita mengikuti perkuliahan
tetapi tidak menjadi Mahasiswa sepenuhnya, kegiatanpun mulai berjalan, rasa capek dengan
semua yang telah dijalani hanya bisa dipendam, sepenuhnya pesantren
ini hanya fokus kepada Khidmah. Kegiatan berjalan dari mulai dibangunkan jam
02:00 semua santri harus sudah bangun dan sholat sunnah sebanyak banyaknya dan
juga membaca sholawat sebanyak banyaknya sampai menunggu masuk waktu sholat
shubuh,
Setelah sholat shubuh selesai dilanjutkan dengan
mengaji bersama Abuya semua santri dan Mahasantrinya tidak boleh ada yang
mengantuk dan wajib mengikuti kajian ini, izin diperbolehkan kalau sakit
Ginjal, Kanker dan sebagainya. Setelah mengaji dengan Abi maka dilanjut ngaji dengan Umi, maju secara bergantian dan kalau masih ada bacaan yang salah dalam
pelafalan maka akan di jewer oleh Umi tersebut. Kegiatan mengaji Al Quranpun
selesai maka semua santri dan Mahasantri sholat dhuha bersama. Setelah itu bagi Mahasantri langsung bersiap siap
mengganti pakaian kotor dan Apel bersama, sedangkan bagi santri mereka sekolah
seperti biasanya, dengan kagetnya saya setelah apel bersama ternyata
dilanjutkan dengan kerja seperti mengangkat batu, berkebun, membuat kolam ikan
begitu seterusnya, setelah selesai bekerja semuanya kembali ke Pesantren di
kasih waktu 10 menit makan dan siap siap kembali untuk mengaji bersama Abuya.
Bagi saya makan
dengan nampan secara bersama itu hal yang sangat jarang dilakukan di Aceh tapi
apa boleh buat dari pada tidak makan sama sekali, mengeluhpun saya buang jauh
jauh demi orang tua saya dan demi masa depan saya. Bagi siapa yang telat
nantinya akan di cambuk, ya begitulah seterusnya
kehidupan saya di pesantren penuh liku liku dan rintangan yang sangat sedih
namun tidak bisa saya ungkapkan hanya melalui tulisan saja. Saya selalu berdoa
kepada Allah “jika di sini adalah tempat yang
engkau ridhoi maka berikan ketetapan kepada hati saya agar tetap istiqamah
dalam menjalani kegiatan kegiatan di pesantren ini tapi jika tempat ini bukan
tempat yang engkau ridhoi tunjukanlah kepada saya ”.
Rintangan demi rintangan pun mulai banyak saya
rasakan di Pesantren ini, namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur, mau pindah lagi juga rasanya malu kepada masyarakat di desa saya dan mau
tak mau saya harus bertahan sampai selesai pendidikan di sini. Saya menjalani
kegiatan demi kegiatan dengan penuh bersyukur hidup di gubuk yang sangat
menyiksa bagi saya karena mau tidur saja harus
mencari tempat dulu, melihat tempatnya yang tidak muat lagi untuk ditempati.
Hari haripun berjalan, hati sangat berat,rasa rindu kepada Ayah dan Ibu, ingin hati
mengatakan" Mak anakmu sudah tidak kuat berada disini".
Tepatnya di hari Jum'at bagi Mahasantri yang
ingin berkomunikasi kepada kedua orang tuanya maka diperbolehkan dengan waktu
satu jam kurang lebih, maka saya pun dengan sangat
cepat segera mengabarkan kepada Ibu saya bahwa saya di pesantren saya sangat
bahagia dan tidak pernah saya ceritakan pengalaman pengalaman pahit saya selama
di pesantren karena saya takut orang tua saya sedih
tetapi, insting orang tua selalu kuat walaupun saya selalu bilang bahagia orang
tua saya selalu mengkhawatirkan keadaan saya dikarenakan juga saya mempunyai
penyakit asam lambung makanya Ibu saya sangat khawatir dan selalu bertanya
apakah saya sudah makan, dan masih banyak pertanyaan
yang tidak bisa saya sebutkan.
Setelah genap kurang lebih sebulan berada di
pesantren itu, ternyata tubuh tidak bisa dipaksakan, sudah mulai merasakan
kesakitan, asam lambung saya yang selalu kambuh karna makan tidak pernah tepat
pada waktunya. Pada suatu hari saya bersama teman-teman saya dari Aceh tapi
beda Kabupaten, perlu diketahui kami
berangkat dari rombongan Aceh melalui jalur MPD itu ada 23 orang dan banyak
teman teman saya yang sudah mengundurkan diri ada yang merantau ke Jogja,
Medan, Malang dan juga ada yang pulang kembali ke Aceh. Kami pun berbincang-bincang, ternyata mereka juga merasakan hal yang sama dan
ingin pindah dari pesantren ini tapi kami bingung mau kemana, karena tidak ada
yang bisa kami lakukan untuk mencari informasi terkait perkuliahan. Maka salah
satu teman sayapun mempunyai ide dan mengatakan dua orang pergi ke Warnet untuk
mencari informasi dan yang lainnya disini mengikuti kegiatan agar tidak banyak
yang tidak mengikuti kegiatan,sebagai anak santri melarikan diri adalah hal
yang sangat kami geluti,hehe
Maka kamipun bersepakat untuk merantau ke Jakarta
dan segera memesan tiket yang penting tujuannya ke Jakarta. Waktu demi waktupun
berjalan,banyak rintangan dilalui di perjalanan mulai dari rasa lapar karna
mengingat keuangan sisa 300 Ribu maka semuanya dipendam demi keuangan nantinya
di Jakarta. Alhamdulillah pagi setelah Shubuh kamipun sampai di Jakarta
tepatnya di pasar Senen,rasa capek mulai hilang karna orang kampung telah
sampai ke Jakarta,rasa bahagia karna bisa melihat gedung gedung tinggi,hehe. Di
Pasar Senen kami pun bingung kemana langkah kami selanjutnya,kami hanya bisa
pasrah dan berjalan kemana kaki akan melangkah dengan berkat pertolongan Allah.
Alhamdulillah kami di pertemukan dengan Kampus
STEBANK dimana di dalam kampus ini ternyata banyak Mahasiswa Mahasiswi yang
juga dari luar luar daerah. Dari jauh saya melihat kebanggaan yang tidak bisa
saya ungkapkan bisa menjadi bagian dari kampus ini, setelah masuk ke dalam kami
di jamu oleh Ketua BEM STEBANK dan juga ternyata beliau adalah orang Aceh
(Gayo),bagi anak rantau saya Provinsi adalah saudaranya,sangat bahagia karna
mendengar banyak anak rantau di kampus ini. Tibalah masanya Mahasiswa dan
Mahasiswi baru dikumpulkan semua di panggil oleh Dr. M. Nasih yang biasa di
panggil Mahasiswanya dengan sebutan "Abah".
Sikap tegas beliau banyak membuat teman teman
saya kena mental karna pertanyaan seorang Dr. membuat kami bingung untuk
menjawabnya,dan beliaupun menjelaskan profil dari stebank bahwasanya syarat
untuk mendapatkan beasiswa harus mau menghafalkan Al Quran dengan program
sepuluh bulan dan bagi yang tidak mau maka akan di kenakan biaya SPP, dengan
berat hati karna takut saya tidak mampu karna ini adalah awal pertama kalinya
saya menghafalkan Alquran tapi saya yakin akan ada pertolongan Allah untuk
membantu hambanya yang mau mempelajari Alquran maka saya menerima perjanjian
itu,dalam pikiran saya yang terpenting saya dapat biasiswa pendidikan.
Menghafalpun mulai saya jalankan berat memang berat dan kemudahan dalam
menghafalpun Allah berikan dalam waktu Sembilan hari saya mampu menghafal satu
juz yaitu juz Sembilan dengan mutqin.
Dan seiring berjalannya waktu keuangan kami pun
menipis uang yang saya pegang juga telah habis begitu juga dengan teman teman
saya maka tepatnya di 17 Agustusan kami sehari semalam itu tidak ada asupan
sama sekali yang masuk ke dalam perut sehingga Jurus santri harus dikeluarkan
yaitu kami mencari perlombaan disekitar dan bertepatan juga di Stebank ada
banyak perlombaan salah satunya yaitu pidato maka saya dan teman sayapun
memberanikan diri untuk mengikuti cabang lomba Pidato dan nanti hadiahnya akan
diberikan Makan(sedih banget emang) dan Alhamdulillah tampil dengan maksimal
saya mendapatkan juara 1 dan hadiahnya pun berupa cemilan cemilan dan kami
nikmati secara bersama sama demi melangsungkan kehidupan esok.
Begitulah seterusnya kehidupan
kami,sedih,duka,senang,banyak kami lalui dan kami tidak pernah menceritakan
kepahitan itu kepada orang tua kami,cukup kisah kami ini akan kami ceritakan
untuk anak anak kami kelak. Senior senior Stebank sering memberikan uang
tambahan kepada kami untuk uang makan dan juga kami sering mengikuti seminar
agar nantinya uangnya akan kami pergunakan untuk makan. Setelah sekian lama saya
sudah mulai banyak menghafalkan Al-Qur'an dan Abah Nasihpun mulai kenal dengan
saya maka saya dan mahasiswa Stebank lainnya sekitar empat orang termasuk saya
di ajak untuk ikut bersama beliau ke Rumah MPR(Zulkifli Hasan) dan disana kami
disuruh membantu beliau untuk mengajari keluarga Pak Zulkifli membaca Alquran
sesuai dengan Kaidah Tajwid. setelah selesai mengajar maka Pak Zulkifli pun memberikan bisyarah,akan saya pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
MungkIn bagi saya
disinilah awal mulai kejayaan seorang anak rantau yang mulai sering di
perkenalkan oleh Abah Nasih kepada pengusaha pengusaha, pejabat pejabat lainnya
seperti Pak Bahlil,Pak Sandi,dan Pak Zulkifli Hasan. Abah Nasih selalu bilang
ke saya kalau kamu menganggap saya orang tuamu maka ikuti saya dan harus
komitmen untuk menghafalkan Alquran dan saya juga sangat senang dipertemukan
dengan beliau yang banyak sekali mengubah pola pikir saya dan beliau selalu
mengatakan kalau tidak ada duit maka minta ke beliau tapi saya tidak pernah
meminta karna takut merepotkan. dan sayapun sembari mencoba untuk membuka usaha
seperti jualan Bakso,Seblak,bersama teman saya dari Indramayu yang juga
Mahasiswa STEBANK.tetapi usaha ini tidak berjalan lancar dikarenakan Yayasan
dan kampus STEBANK ada permasalahan sehingga anak Mahasiswa yang putra
dipindahkan ke Asrama 2 yaitu tepatnya di Rawasari,saya berpikir rintangan itu
terus datang dan tidak ada habisnya tetapi kita sebagai hambanya hanya bisa
pasrah atas apa yang telah terjadi. Tepat pada tahun ke 2 saya di Jakarta di
semester 3 maka kampus STEBANK dipindahkan ke Asrama Yapi karna sudah pindah
Yayasan dan disinilah awal mula saya masuk Asrama Yapi.
Awal Mula masuk
Asrama YAPI
Setelah kampus pindah maka semua mahasiswa
stebank yang putra harus masuk ke Asrama Yapi dan di iming imingi bagi siapa
yang tidak ber Asrama maka beasiswa putus, boleh masuk ke Asrama mana saja yang
penting masih di Asrama Yapi maka saya bersama teman saya yang berjumlah enam
orang pun masuk di Asrama Sunan Giri da nada juga mahasiswa stebank yang di
Asrama Sunan Gunung Jati,dan ternyata senior senior saya tidak ada yang mau
masuk di Asrama Yapi mereka siap untuk membayar spp sehingga beasiswapun di
cabut. Sebenarnya saya sangat berat hati masuk Asrama Yapi dikarnakan saya
trauma dengan kultur dipesantren karna yang saya tau Asrama Sunan Giri sama
seperti pesantren dan hukuman hukuman bagi yang tidak tertib pasti ada. Saya
selalu menghiraukan orang orang di Asrama itu dan saya sering melanggar
peraturan dan tidak mau menerima hukuman ternyata sifat Sumatra saya pada masa
itu masih kental yang tidak mau di atur, Singkatnya bagi kami yang penghafal Al
quran pasti sangat susah untuk beradaftasi di Asrama ini karna mempunyai
kurikulum yang berbeda, disisi lain kami ada kewajiban dari kampu stebank yang
mewajibkan kami harus menghafal dan disisi lain juga Asrama Mahasiswa Islam
Sunan Giri adalah Asrama Pengaderan atau kita sebut Asrama anak anak Organisasi
tentunya sangat sulit jika di gabung Alquran dan kegiatan kegiatan lainnya yang
membuat hafalan kami semakin kacau. Mungkin kalau bukan karna beasiswa saya
tidak akan masuk di Asrama ini begitulah yang selalu dalam pikiran saya, saya
selalu menjalani kegiatan dengan sangat tidak ikhlas karna saya merasa tempat
ini bukan tempat saya dan bahkan bukan saya saja ternyata teman teman saya yang
lain juga memendam perasaan yang sama karna takut beasiswa akan di cabut.
Alhamdulillah di Asrama ini juga saya bertemu
dengan orang hebat yang juga adalah Direktur saya Yaitu Dr. Syamsi Setiadi,
beliau selalu memberikan motivasi arahan kepada kami agar tetap menghafalkan Al
quran dan juga mengikuti kegiatan kegiatan di Asrama, maka jika saya lagi
bingung saya selalu konsultasi dengan beliau satu hal yang membuat saya kagum
dengan beliau adalah hatinya lembut dan juga selalu mengajarkan kepada warga
Asrama untuk selalu berhusnudzon kepada manusia. Tetapi hati saya tidak bisa
dipaksa maka saya bersikeras agar saya dan bersama teman teman saya yang sisa
empat orang karena dua diantaranya telah mengundurkan diri dari asrama
kami berniat untuk pindah asrama, dan barang barang sayapun telah saya pindah
ke Asrama Sunan Gung Jati dan tinggal minta tanda tangan persetujuan
dari Direktur agar kami bisa di pindahkan dari Asrama Sunan Giri ke Sunan
Gunung Jati tetapi ya mungkin Allah tidak meridhoi saya juga tidak tau
pemindahan itu batal,
Direktur bilang pengaderan Warga Tahfidzh
nantinya akan kita pisahkan dengan Warga Non Tahfidzh sehingga pengaderan
kalian berbeda dengan mereka nanti akan disahkan waktu RTW (Rapat Tahunan
Warga), seiring berjalannya waktu kegiatan demi kegiatanpun saya jalani dan
saya mulai merasakan betah dan nyaman di Asrama ini, mungkin kalau bukan karna
berkat direktur saya atas izin Allah saya bukan lagi bagian dari Asrama YAPI. Alhamdulillah saya banyak mendapatkan pengalaman pengalaman berorganisasi
di Asrama ini sampai sekarang saya masih menjadi pengurus Asrama dan tak lupa
pula ucapan terima kasih kepada teman teman di Asrama sunan Giri dan Khususnya
Direktur yang telah selalu bersedia direpotkan dan selalu mendengarkan keluhan
saya tentang Asrama sehingga saya bisa sampai sejauh ini bertahan di Asrama
Sunan Giri.
Di asrama aku belajar banyak mengenai bagaimana
cara mengatur waktu yang cukup padat antara kegiatan asrama, kampus, organisasi,
dan lainnya. Tentu aku tidak menyesal atas lelahnya di asrama, tetapi semua itu
adalah amanah dari Allah Swt bahwa aku pasti bisa melakukannya, aku berpikir
bahwa amanah tidak akan salah orang. Semuanya pasti Allah Swt berikan kepadaku,
karena aku pasti mampu menghadapi dan melewatinya. Lagi-lagi aku yakin bahwa di
dalam kesulitan pasti ada kemudahan yang dijanjikan Allah Swt. Ini tertuang
dalam surat Al Insyirah ayat 5 yang artinya, “karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.”
Semua itu aku jalani hingga aku menjadi pengurus
di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri, aku sudah pernah menjabat sebagai Biro
Keislaman di Asrama, dan tahun ini aku menjabat sebagai Biro Tahfidzh dan
Bahasa di asrama. Alhamdulillah semuanya aku jalani dengan sepenuh hati, aku
yakin pasti akan ada hikmah dibalik semua ini. Jadi, aku mempelajari bahwa
dalam hidup kita harus memilih dan siap akan proses yang dijalani untuk
menggapai pilihan itu serta setelahnya kita harus siap akan amanah yang
diberikan Allah Swt atas pilihan tersebut. buanglah rasa takut, buanglah
keraguan dalam diri kita, karena semua itu akan menghalangi seseorang untuk
mencapai kesuksesannya, namun bukan berarti yakin sepenuhnya tanpa rencana yang
matang, tentunya persiapan yang matang itu penting. Maka dengan keyakinan,
persiapan, tak lupa disertai do’a dan ikhtiar, Insyaa Allah Swt akan Allah Swt
berikan hasil yang terbaik.
Inilah kisahku yang sebenarnya masih banyak liku
liku ketika perjalanan dari Aceh sampai ibu kota ini dan mungkin kisahku di
Asrama Sunan Giri tidak terlalu pahit karna di Asrama ini Yapi selalu berusaha
untuk memberikan Fasilitas yang nyaman kepada Warga Asrama Yapi. aku ucapkan terima kasih kepada kepada kedua orang tuaku dan terima kasih
juga kepada semua yang telah mendukungku hingga sampai saat ini. Semoga
pengalamanku dapat memotivasi pembaca, khususnya yang sedang bingung atas
pilihannya tentang melanjutkan kuliah atau kerja. kemudian mohon maaf apabila
ada kekurangan dalam penulisanku, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt,
dan manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Tentang Penulis
Mahlil Lahir di Aceh, 01 Juli 2000. Anak kelima dari Tujuh bersaudara. Saya
menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Butar, menyelesaikan Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama di SMPS Darul Mutaallimin, menyelesaikan Pendidikan
Sekolah Menengah atas di MA Salafiyah Darul Mutaallimin, dan saat ini saya
sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia,
yaitu Stebank Islam Jurusan Perbankan Syariah, 2018 dan juga saya mengambil
pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Bahasa dan Seni Program
Studi Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2020
Pengalaman Organisasi
●
Wakil Ketua BEM Stebank Islam
●
Kadep Soshum BEM Stebank
●
Kadep P3 HMI Stebank
●
Pengurus Asrama Sunan Giri
●
Anggota Badan Legislasi(DPMP PBA UNJ)
●
Kadep Kaderisasi KAMMI
● Ketua Umum
Pesantren Darul Mutaallimin
PROSES KEHIDUPAN BISA KULIAH
Oleh Muhamad Juliansyah
Pada akhir tahun 2012 saya lulus SD di SDN 08 Putri Hijau Bengkulu Utara.
Pada saat itu saya binggung untuk meneruskan sekolah atau atau saya membantu
orang tua yang berpropesi sebagai petani sawit di Bengkulu. Pada saat itu saya
dinasehati oleh saudara-saudara saya untuk tetap melanjutkan ke bangku sekolah
yang lebih tinggi. Pada saat liburan lebaran semua saudara saya yang jauh dari
orangtua semua pulang kampung, pada saat kumpul semua saudara-saudara saya,
abang saya yang bernama Dian Rahmad dia ingin sekali saya melanjutkan bangku ke
sekolah yang lebih tinggi, pada akhirnya saya diajak untuk ikut dengan abang
saya ke Banten untuk menyekolahkan saya sampai lulus. Akhirnya saya pun mau
ikut untuk tinggal bersama abang saya di Banten. Pada saat ada pembukaan
penerimaan siswa baru SMP saya mencoba untuk mendaftar di SMPN 01 Rangkasbitung
kebetulan sekolah itu adalah sekolahan favorite saya ikut tes dan tidak lulus
dikarenakan saya pada saat itu belum baca tulis al-quraan kemudian saya mencoba
tes lagi di SMP yang lain yaitu di SMPN06 Rangkasbitung dan akhirnya saya
keterima di SMPN06 Rangkasbitung tersebut kemudian pada tahun 2015 saya lulus
di SMPN06 Rangkasbitung .
Pada saat saya SMP saya hobinya yaitu olahraga pada saat saya kelas 7 SMP
saya mengikuti ekstra kurikuler olahraga Atletik saya mengambil nomer 100m atau
di sebut sprinter tapi saat itu saya kurang berprestasi saya mengikuti atletik
tersebut sampai dengan kelas 2 semester
2, pada saat itu saya ditawarin olah guru saya guru olahrag, ibu Suratmi beliau adalah guru PJOK saya di
SMPN06 Rangkasbitung. Beliau menawarkan saya untuk menjadi atlit Tinju dan
akhirnya saya mau sekingkat cerita saya pada saat saya sudah latihan selama 2
bulan saya dipilih untuk mewakili kabupaten Lebak Banten dalam rangka kejuaraan
daerah taingkat Provensi Banten, kejuaran tersebut diselengarakan di kota Cilegon
pada saat itu saya mendapatkan juara 3 tingkat Provensi Banten pada tahun 2013,
kemudian di tahun 2013 akhir ada kejuaraan Kembali, kejuaraan tingkat pelajar
atau di singkat POPDA pada saat itu yang menyelengaraan adalah kabupaten Lebak
yaitu di tempat tinggal saya sendiri saya terus berlatih dan berlatih sudah H-2
Hari saya mengalami patah tangan di karenakan saya terjatuh pada saat saya
latihan, akhirnya selama 6 bulan saya saya
tidak pernah mengikuti latihan kembali, setelah saya 6 bulan saya pulih dari
patah tangan saya latihan kembali karena ada kejuaraan kembali tinkat Nasional
pada tahun 2015. Ada 2 kejuaran Tingkat
Nasional yang pertama kejurnas di Ternate dan yang kedua POPNAS di Bandung
akhirnya saya berlatih terus dan mengikuti seleksi untuk mengikuti kejuaraan
tersebut saya alhamdulillahnya lolos untuk mewakili Provinsi Banten.
Pada saat saya lulus sekolah SMP 2015 saya memutuskan untuk melanjutkan
sekolah ke SMK Setia Budhi Rangkasbitung mengambil jurusan Otomotif Kendaraan
Ringan atau Mobil mengapa saya memilih untuk melanjutkan di SMK tidak SMA karena
saya memilih setelah lulus dari SMK saya ingin langsung kerja. Pada tahun 2015
ada seleksi untuk menjadi PELATDA Banten yaitu Pusat Pendidikan Latihan
olahraga Pelajar (PPLP) sebelum mengikuti kejurnas di Tenate dan POPNAS di
Bandung setelah tes ternyata saya lolos di seleksi PPLP Banten, setelah saya
diterima di SMK Setia Budhi saya jarang sekali masuk sekolah dikaranakan harus
berlatih dan berlatih untuk mempersiapkan kejuaraan-juaran berikutnya.
Pada saat saya mau ikut tes UNJ melalui SNPTN ternyata sekolahan saya
belum terdaftar di UNJ akhirnya saya memutuskan tes melalui SBPTN ternyata saya
ketinggalan pada saat saya memasukan data saya ke UNJ ternya sudah tutup
akhirnya saya mencoba ikut tes lewat jalur mandiri akhirnya saya keterima di
Prodi Pendidkan Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Pada saat saya sudah keterima di UNJ saya berpikir selama saya kuliah saya
akan bertempat tinggal bersama bibi saya yang ada di Duren Sawit Jakarta Timur, kebetulan saat saya tes
mandiri ada teman saya dari daerah yang sama yaitu dari kabupaten Lebak dia
mengajak saya untuk mencari tempat tinggal atau mencari kosan akhirnya saya
menemukan suatu tempat yang mana bayaranya murah dan semua pasilitas ada semua
yaitu di Asrama Masiswa Islam Sunan Giri walaupun di Asrama tersebut bayak
sekali aturan-aturan dan alhamdulillah saya banyak mendapatkan ilmu yang berguna untuk menjalani
kehidupan di kampus dan di masyarakat setelah saya lulus dan masuk masa
berkeluarga dan bermasyarakat.
ASG yang
merupakan asrama YAPI banyak membantu mahasiswa dari daerah untuk mendapatkan tempat tinggal aman dan nyaman
dengan harga murah. Adapun aturan atau kegiatan yang harus dilaksanakan warga
ASG semuanya baik untuk menjadikan mereka menjadi kader pemimpin masa depan
yang siap menmajukan ummat dan bangsa. Jayalah negeriku, dan terus bermanfaat
asramaku ASG.
TENTANG PENULIS
Muhamad Juliansyah pemuda yang lahir pada tanggl 01 Juli 1999 di Muara Enim Sumatra Selatan. Merupakan Anak keempat dari empat bersaudara dan Merupakan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Prodi Pendidikan Jasmani Fakultas Imu Keolahragaan Angkatan 2018.
Singakat cerita saya
selama mengikuti PPLP tersebut saya memperolah pestasi yang pertama Kejurnas di Ternate jura 3
nasional, juara 2 kejurnas di Medan, juara 1 kejurnas di Kalimantan, juara 2
Nasional di Kupang, juara 2 Nasional di Ambon, nah itulah pestasi saya selama
masih duduk di bangku SMK, setelah saya lulus di SMK Setia Budhi tahun 2018
saya berpikir untuk mencoba tes TNI AD tetapi saya belum melengkapi data-data
yang harus disiapkan, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di UNJ jurusan
olahraga.
Pembela keadilan dan Kebenaran dari AWS
Oleh Muhamad Febriansyah FHUI 2019
Perkenalkan nama saya Muhamad Febriansyah, saya lahir di
Bandung 22 tahun yang lalu. Saya mempunyai kedua orang tua dan kedua adik yang
telah hidup bertahun tahun di Bandung, Ibukota Jawa Barat. Bertahun-tahun besar
di Bandung, hidup di keluarga sederhan membuat mental dan batin saya bergerak untuk mencapai
mobilitas sosial ke taraf sosial yang lebih baik. Hidup dan tumbuh dalam keadaan banyak
kekuranga sangat menyusahkan, akses terhadap banyak hal tidak
dapat kami raih seperti akses
pendidikan yang baik, kami tidak bisa mendapatkan persamaan hak pendidikan yang
baik seperti bimbingan belajar, sehingga kami harus belajar mandiri untuk
menggapai kampus impian yaitu Universitas Indonesia khususnya Fakultas Hukum UI
yang terbaik dalam mencetak ahli hukum ( dipanggil “Yurist”
).
Banyak sekali alasan kami memilih Jurusan Hukum di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) terutama pengalaman masa lalu ayah
kami yang dagangngannya diambil paksa oleh aparat tanpa adanya surat perintah,
hak atas propertinya yang masuk dalam hak asasi manusianya direnggut paksa oleh
aparat yang sampai saat ini pun belum ada keadilan atasnya. Kami yakin dengan
menjadi mahasiswa yang kelak menjadi Yurist dari FHUI kelak
bisa menolong ketidak yang diterima rakyat kecil seperti ayah saya. Belajar dan berusaha terus dilakukan dan kami pun mendapatkan hasilnya lulus menjadi mahasiswa
FHUI. Menjadi
suatu kebanggan tersendiri bagi kami dan keluarga. Kami pun mendapatkan
beasiswa sampai lulus dari FHUI melepaskan banyak beban biaya, kami tinggal belajar dengan giat dan lulus tepat waktu dan tidak perlu memikirkan
biaya biaya UKT yang sangat besar.
Mendapatkan beasiswa di kampus hukum terbaik di Indonesia
tentunya harus dibayar dengan pencapaian akademik dan organisasi yang baik. di
FHUI. Kami isi
dengan berbagai kegiatan selain kegiatan akademik. Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) khusus Komisariat FHUI menjadi tempat berproses kami yang pertama. Kami
teringat saat ikut pertama kali Latihan Kader 1 HMI Komisariat FHUI, kepedulian
kami tentang isu umat mulai muncul pada saat itu tentang ketidak
adilan sistemik yang dirasakan umat
Islam, ketimpangan
ekonomi dan berbagai masalah lainnya. Mulailah kami ikut dalam partisipasi
pergerakan umat Islam ini.
Di HMI FHUI saya mengetaui bahwa banyak kader dari HMI
FHUI ini menjadi Yurist yang selalu berjuang bagi agama dan bangsanya seperti
Prof. Jimly Ash-Shidqie(Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang pertama sekaligus
Guru Besar FH UI, Dewan Pertimbangan
Presiden RI / Alumni Asrama Sunan Giri Tahun 1977), Prof Yusril Ihza
Mahendra(alumni HMI FHUI/menteri Kehakiman zaman Gus Dur dan sempat jadi Mensesneg), Arsul Sani (Wakil Ketua MPR-RI Alumni FHUI, dan masih banyak lagi, mereka
adalah para Yurist yang membela keadilan dan
kebenaran bagi agama dan negara.
Tahun-tahun selanjutnya terasa mudah apalagi menjadi
aktivis HMI. Di tahun 2020 kami diangkat menjadi Wasekjen HMI UI. Kemudian
datanglah covid 19 yang membuat kami harus pulang ke kampung halaman dan
belajar dari sana. Di tahun
selanjutnya kami naik pangkat menjadi Wasekjen HMI Depok, kami pun harus bisa
kembali ke Depok lagi untuk
memulai perkuliahan hybird di semester 6, tentu masalah biaya kost adalah biaya
yang besar. Kami mulai mencari dan riset tentang beasiswa yang menyediakan
asrama,tentu kami mencari asrama yang bisa mendukung kegiatan akademik ,magang
dan organisasi kami yang tentu inklusif dan bisa membina insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam.
Kami Mendapatkan Info dari Senior kami bahwa sedang ada
pembukaan beasiswa asrama Walisongo , kemudian kami riset apa asrama walisongo?
Siapa pendirinya?, siapa
Alumninya? .
Ternyata Asrama ini bagian dari Yayasan Asrama Pelajar
Islam yang menghasilkan berbagai alumni hebat dari berbagai Partai seperti
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dari
PDIP, mantan Gubernur
Sumatera Barat Irwan Prayitno dari PKS , dan Wakil Ketua MPR Arsul Sani dari PPP . Melihat
keberagaman output politik dari YAPI , kami yakin bahwa Asrama Walisongo ini sesuai dengan nilai Islam yang
inklusif dan politik HMI yang masuk ke semua partai demi kejayaan Islam. Oleh karena itu, kami memilih Asrama ini sebagai pijakan kami untuk tinggal di sisa semester kami. Sudah 5 bulan lamanya Kami tinggal di
sini , sebagai mahasiswa hukum kehadiran kami menjadi pelita didalam
gelap, Asrama YAPI
khususnya Asrama Walisongo kekeringan Mahasiswa hukum. Beberapa sumbangan
materi tentang hukum untuk awam telah kami sampaikan pada warga asrama Walisongo tentu ini menjadi ikhtiar saya sebagai Calon
Yurist untuk mencerdaskan Pengetahuan masyarakat tentang hukum dan bertanggung Jawab pada terciptanya masyarakat yang
adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Sekaligus menjadi latihan saya kelak mencerdaskan pengetahuan hukum
sebagai Lawyer di Masyarakat.
Sebagai Insan Akademi yang mencipta mengabdi ,
kami mempunyai otokritik terhadap AWS tentu bukan pada kelembagaannya
maupun pengurus tapi pada undangan ceramahnya . Beberapa waktu lalu AWS
mengundang Penceramah yang hebat di bidangnya tentu saya mengikuti dengan
seksama dan setuju terhadap semua ceramahnya yang memang di
bidangnya. Akan tetapi, saat mengetahui
kami Sebagai Mahasiswa Hukum , Penceramah
tersebut menyindir bahwa seolah olah kerja di ranah hukum adalah pekerjaan yang
tercela , menjadi Lawyer
/Pengacara kerjanya Membela penjahat/mengubah kejahatan jadi kebenaran bahkan
seolah olah memberi kesaksian temannya yang belum tentu benar dan terkonfirmasi
bahwa temannya dari FHUI menjadi pilot karena mengetahui bahwa kerja di ranah
hukum itu sangat kotor.
Tentu saya kritis dalam benak saya, saya ingin menjawab
bahwa dalam asas hukum terdapat asas “ praduga tak bersalah” yang
menekankan bahwa seseorang yang menjalani proses pemidanaan tetap tidak bersalah
sehingga harus dihormati hak-haknya sebagai warga negara sampai ada putusan
pengadilan negeri yang menyatakan kesalahannya. Jelas bahwa yang dibela adalah hak hak asasi terdakwa yang mana
dalam hukum Islam dan Hukum Negara dilindungi bukan aksi kejahatannya namun hak asasinya. Apakah dia pikir kami dan para lawyer yang membela rakyat
miskin dan lemah yang diperdaya dan dikriminalisasi oleh para tuan kaya sebagai
pembelaan terhadap kejahatan? , tentu kita harus ingat bahwa ada kalam ulama
yang menyatakan bahwa kita berbicara sesuai kemampuan (kapasitasnya) apakah ia
tak ingat?.
Lagipula tidak mungkin ada lulusan fakultas hukum manapun yang
akan menyatakan seperti apa yang ia nyatakan karena pasti lulusan fakultas
hukum mengetahui bahwa yang mereka bela bukan uang atau kejahatan tetapi
kebenaran dan keadilan . Jelas sindiran itu tak beralasan dan mungkin sindiran
itu didasarkan pada kedengkian , kami
pun tak tahu. Semoga ia cepat dapat hidayah dan moga otokritik ini sebagai awal
perbaikan TOR bagi penceramah Yang akan datang. Kembali lagi ke AWS , setelah masuk AWS banyak sekali
perubahan dalam hidup terutama diterimanya kami diberbagai magang seperti
magang di Lembaga Bantuan Hukum dan BUMN ini berkah tersendiri dari masuknya
kami ke AWS. Semoga tulisan ini
ikut menjadi inspirasi dan kami berterima kasih kepada YAPI yang sudah
menampung kami itu beberapa waktu ini dan waktu kedepannya
Tentang Penulis
Muhamad Febriansyah Lahir pada 1 Februari 2000 di Bandung dari Pasangan Suami Istri Bapak Ali dan Ibu Yuniarti. Anak Pertama dari tiga bersaudara . Tumbuh dan berkembang di Bandung .dari SD sampai SMA ditempuh di Bandung dan dilanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Di Kampus Ikut Berbagai Organisasi terutama di HMI
Komisariat FHUI sebagai BPH dilanjut di HMI UI sebagai Wasekjen dan Terakhir
menjadi Wasekjen HMI Cabang Depok
SEBUAH PETUALANGAN MENUJU ASRAMA WALI SONGO
Oleh : Muhammad Ikhsan Nur Hidayat
Langkahku dimulai saat keinginan merantau sangat tinggi setelah
hampir 1,5 tahun pandemi melanda bumi Indonesia. Di kota Padang, tempat asalku
dibesarkan hingga berumur 19 tahun lamanya kuucapkan keinginan kepada orang tua
untuk merantau ke daerah Jakarta dengan berbagai alasan klasik, salah satunya
adalah untuk menunjang pendidikan saya berkuliah di Universitas Indonesia.
Awalnya tidak ada kepikiran sama sekali untuk tinggal di asrama apalagi pada
saat SMA sudah merasakan tinggal di asrama selama 3 tahun lamanya sehingga
membuatku bertekad untuk tidak berasrama lagi pada saat kuliah dan lebih
memilih tinggal di kos. Akan tetapi, takdir Allah swt berkata lain. Yang
menurut kita baik belum tentu baik di mata Allah swt, ada hikmah di setiap
kejadian sekalipun itu musibah, begitulah kata para ulama.
Setelah sekian lama aku mensurvei
kos-kosan ke sana ke mari, bertanya dari satu orang ke orang lain ternyata
pilihan ku jatuh kepada Asrama Wali Songo dimana telingaku belum pernah
mendengar sama sekali terkait asrama ini. Awalnya, saya mendapat info tentang
asrama ini dari salah satu kakak tingkat saya dari paguyuban IMAMI UI (Ikatan
Mahasiswa Minang Universitas Indonesia) bernama Okky Alfarez. Saya kaget
tiba-tiba saja mendapat info tersebut di saat saya masih bingung mencari kosan.
Saya begitu tertarik dengan asrama ini dikarenakan program yang ditawarkan
serta fasilitas yang didapatkan sehingga mendorong orang tua saya untuk
mengizinkan ikut seleksi beasiswa AWS.
Orang tuaku pada
awalnya tidak mempercayai sepenuhnya tentang asrama ini sehingga menjadi
halangan buat saya untuk ikut mendaftar sebagai calon warga Asrama Wali Songo
karena saya mmepunyai keyakinan apabila kita mendapat ridho dari orang tua,
maka Insya Allah setiap yang kita lakukan bernilai berkah di sisi Allah swt dan
akan mendatangkan kebaikan dan sebaliknya. Orang tuaku takut kalau masuk asrama
ini saya akan dipengaruhi dengan ideologi tertentu dimana saat ini memang
banyak ideologi-ideologi sesat yang disebar melalui asrama atau pesantren.
Tetapi, saya terus berusaha untuk menggali info sebanyak-banyaknya kepada
kontak person yang terletak di brosur namanya bang Iqdam. Saya bertanya
sedalam-dalamnya hingga bertanya mengenai apakah ideologi tertentu yang
diajarkan dan beliau menjawab tidak. Akhirnya, saya berhasil menaklukkan semua keraguan
orang tua saya dan berhasil melewati seleksi administrasi.
Beberapa hari kemudian, tibalah
masanya saya akan diinterview. Ternyata tidak hanya saya sendiri yang mengikuti
interview terdapat beberapa orang yang menunggu giliran dan pastinya jantung
berdegup kencang seperti yang saya alami. Namun, dengan adanya modal persiapan
yang telah saya tanyakan kepada kakak tingkat saya, Okky Alfarez membuat saya
lebih percaya diri dan yakin pasti berhasil melewati tes interview ini. Saat
tiba giliran saya, ternyata benar semua pertanyaan di interview sesuai dengan
apa yang dikatakan oleh kakak tingkat saya. Hal ini membuat semakin lebih
percaya diri tapi tetap bermohon kepada Allah swt agar benar-benar bisa
diluluskan di seleksi beasiswa AWS.
Beberapa hari setelah interview, aku
terpaku terhadap notifikasi yang muncul dari “Whatsapp” yang tak lain adalah
pengumuman siapa yang berhasil lulus di AWS. Dengan segera kuambil HP seraya
berdo’a kepada Allah swt. Yap ! benar sesuai dugaanku, aku lulus di beasiswa AWS.
Aku pun langsung mengabari kepada orang tuaku sembari mulut ini memuji Allah
swt “Alhamdulillah”. Adapun info dari pihak AWS mengatakan harus sesegera
mungkin menuju asrama sehingga orang tuaku langsung mencari jadwal tiket untuk
kepergianku bersama ayah.
Akhirnya, waktu yang
ditunggu-tunggu pun tiba, aku telah mempersiapkan segala kebutuhan selama
tinggal di AWS. Tak lupa, sebelum aku benar-benar pergi, kumeminta serangkai
do’a dari bunda sembari mencium kakinya agar merantau ini diberkahi oleh Allah
swt. Kuucapkan selamat tinggal kepada bunda dan saudara-saudaraku, kuucapkan
selamat tinggal kota Padang yang telah membesarkanku. Aku pun pergi menghilang
dari pandangan orang tua ku. Sesampainya di Bandara Soetta, aku bersama ayah
langsung naik Bus Damri menuju Bekasi karena di sana aku akan menginap di rumah
sepupu, besoknya baru ke AWS. Selama di rumah sepupu, kubercerita banyak hal
tentang seleksi beasiswa AWS dan seperti apa bentuk program yang akan
dijalankan selama di AWS.
Keesokan harinya, aku bersama
ayah menuju ke AWS. Selama di jalan, aku terpikirkan seperti apa jauhnya AWS
dari UI dan transportasi seperti apa yang bisa kupakai. Kutakut lokasi yang
jarak jauh menghalangiku untuk bisa ke UI dalam waktu singkat. Sebelum menuju
AWS, aku dan ayah menyempatkan diri untuk bisa melihat UI secara langsung.
Sesampainya di UI, hati ini terasa lega dan bahagia karena penantian selama 1,5
tahun akhirnya terbalaskan. Aku bisa melihat seluruh bangunan secara langsung
yang selama ini hanya kulihat secara virtual. Ayah sangat bahagia melihat
diriku seperti ini.
Setelah dari UI, saatnya menuju
AWS dan ternyata jarak lokasi dari UI menuju AWS ternyata tak begitu jauh dan
mematahkan ekspektasiku kalau lokasinya akan jauh. Hal ini membuat aku semakin
senang dan bersyukur telah memilih asrama ini. Sesampainya di AWS, aku pun
disambut oleh ketua AWS saat itu, bang Hendra namanya saat memperkenalkan diri.
Tak lupa, bang Hendra juga ditemani oleh kakak tingkat saya, Okky Alfarez
sehingga membuat ayah merasa tenang karena akan ada yang menemaniku selama
tinggal di asrama ini.
Setelah itu, aku pun diantar
menuju kamar yang telah dipersiapkan. Aku pun terkejut karena kamar yang akan
kutempati ternyata begitu lengkap fasilitas yang diberikan, baik itu kasur,
meja, kursi, lemari, dan kamar yang lebih luas di banding dari kosan. Setelah
berkeliling melihat lingkungan asrama, tibalah saatnya aku juga harus berpisah
dengan ayah. Sebelum berpisah, ayahku meneteskan air mata di hadapanku yang
mana ayah jarang sekali menangis. Suasana ini membuat diriku juga ikut
meneteskan air mata karena setelah hampir 19 tahun lamanya ku dibesarkan oleh
orang tuaku harus berpisah untuk pendidikan.
Keesokan harinya, aku pun
disambut dengan ramah oleh warga AWS yang lain, termasuk kepala AWS, Bapak
Sidik namanya. Aku pun dijelaskan mengenai apa saja program yang akan
dijalankan, hal yang boleh dan tidak boleh serta hukuman yang akan menanti
apabila melanggar. Kondisi seperti ini tak membuatku terkejut karena sebelumnya
ku telah memiliki pengalaman tinggal di asrama sehingga dapat menjalaninya
dengan baik sehari-hari hingga saat ini. Inilah petualangan yang telah ku tulis
di buku halaman ku. Saatnya diri kalian juga membuktikan petualangan versi
kalian karena setiap petualangan kalian patut diketahui oleh orang lain.
Tentang Penulis
Muhammad
Ikhsan Nur Hidayat lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 01 Juli
2002, anak kedua dari 3 bersaudara, pasangan dari Dedi Sumantri dan Endang
Agustina. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 06 Kp.Lapai, pendidikan
SMP/SLTP/sederajat di MTsN Model Padang/06 Padang, Pendidikan
SMA/SLTA/sederajat di SMAN 1 Sumatera barat. Sekarang ini melanjutkan
pendidikan strata 1 (S1) di Universitas Indonesia program studi Akuntansi dan
saat ini menjalankan perkuliahan di semester 4.
Sebelumnya, saya telah memiliki
banyak pengalaman organisasi, kepanitiaan maupun perlombaan saat di SMA,
diantaranya Ketua komisi MPK bidang B, pernah mengikuti OSN tingkat kota Padang
Panjang bidang Geografi, dan semi-finalist English Debate di Universitas
Andalas. Begitu juga dengan di Universitas Indonesia, saya pernah mengikuti
lomba LKTI di UNS dan ikut berbagai organisasi dan kepanitiaan, diantaranya
staff LO pada acara perlombaan tari dan paduan suara NFF (National Folklore
Festival) di FEB UI, staff Hubansa (Hubungan Antar Bangsa) Salam UI 24, Wakil
Ketua IMAMI UI periode 2021-2022, Projecr Officer KGTK 19 tahun 2022, dan
Kepala Departemen QLC FSI FEB UI tahun 2022.
LANGKAH KAKI KU MENUJU ASRAMA SUNAN GIRI
Oleh : Muhammad Richard
Perkenalkan semuanya saya Muhammad Richard dari Prodi Olahraga Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan ,Universitas Negeri
Jakarta, Asal daerah Bandar Lampung disini saya akan menceritakan penjalanan saya bisa sampai Asrama
Sunan Giri baca ASG .
Ketika saya kelas 12 SMA, saya
ingin sekali berkuliah di Universitas Airlangga tapi orang tua saya tidak
menyetujuinya karena lokasinya yang terlalu jauh dari kota saya yaitu Bandar Lampung. Karena orang tua sayamendukung untuk
berkuliah di Lampung saja atau kalau emang mau jauh sekitaran Jabodetabek
karena lebih mudah di jangkau oleh orang tua setelah itu saya mulai mendaftar
kuliah di beberapa kampus seperti UI,
UIN,UNJ, Politekni Negeri Lampung (Polinela) dengan berbagai jalur
. Alhamdulillah saya di terima di UNJ,
dan polinela. Saya memilih UNJ namun ketika itu saya bingung
mau bagaimana nanti
tinggalnya dan saya mulai
bertanya kepada teman-teman kampus mengenai kosan dan saya juga mengajak
beberapa teman untuk tinggal bareng tapi temen temen yang saya ajak satu kosan
pada tinggal bersama saudaranya lalu saya berfikir
ya sudah kalo memang belum nemu temen yang bisa diajak tinggal
bareng, ngekost sendiri saja dulu.
Terjadi pada tahun 2020 .
Karena status covid yang mulai masuk Indonesia akhirnya Jakarta lock
down dan seluruh kegiatan perkuliahan dijadikan online jadi ketika
semester 1 saya alhamdulillah masih di Lampung dan melakukan perkuliahan online
sampai semester 2 lalu di akhir akhir semester 2 saya mendapat kabar bahwa akan
ada kuliah offline dengan sistem hybrid lalu mulai saat itu saya mulai
mencari tempat tinggal lagi dan pada saat itu juga banyak teman-teman dan
senior yang membagikan info tentang tempat tinggal salah satunya bang Tanjung & bang Ami menshare flayer
oprec asrama di media sosial. Lalu
saya menghubungi contac yang terdapat pada flayer tersebut, tidak lama
dari situ akhirnya ke Jakarta untuk mengikuti tes asrama dan alhamdulillah saya
diterima dan menjadi warga tamu , ketika saya mulai jadi warga tamu belajar tentang kehidupan di asrama
karena sebelumnya saya belum pernah tinggal di asrama jadi butuh lebih extra
belajarnya mengenai kehidupan asrama dan saya
juga mulai mengikuti kegiatan kampus offline seperti latihan KOP dan banyak
kegiatan lainnya.
Saat ini alhamdulillah saya sudah agak mengerti sedikit demi sedikit
kehidupan asrama dan juga perkuliahan karena
selama ini saya kuliah online
terus jadi tidak merasakan vibes kehidupan kuliah di
Jakarta hehehe, dan juga mungkin masih banyak kekurangan dalam diri saya yang
mungkin saya tidak sadari, oleh karena
itu saya juga memohon bimbingan semuanya dan mohon maaf bila masih banyak
kesalahan .
TENTANG PENULIS
Muhammad Richard Lahir di Lampung 21 Oktober 2002 ,biasa di Panggil Richard saya anak pertama dari 2
bersaudar dari Bapak Fx. Dodi Manufrilla dan Ibu Lis Atiyah,saya sekarang
berkuliah di saya Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Olahraga, Prodi
Olahraga Rekreasi angkatan 2020
Pengalama Organisai
:
-
Duta Fakultas Ilmu Olahraga 2022
-
Binpres Kop Catur 2022
-
Staf Pengembangan Club Penggerak Olahraga
-
Staf Kop Taekwondo
Alhamdulillah saat ini sedang menjadi warga percobaan Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dengan nama angkatan
Khalid bin Walid
Tentag Hidup Adalah
Pilihan
Oleh Nizar Hazizi
Masa SMK merupakan suatu masa yang
paling berkesan dan banyak sekali cerita yang terukir di masa itu. Yang dimana
masa SMK saya itu SMK kelautan yang berbeda dari sekolah sekolah lainya yang
dimana sekolahku adalah sistem senioritas. Singkat cerita,
pada massa itu pertama kali saya memasuki Pendidikan SMK, dan pada saat itu saya kaget karena diriku masih belom
terbiasa mengalami keketatan sekolah ini waktu berlanjut lama ke lamaan saya
terbiasa di lingkungan Sekolah SMK ku ini.
Bagaimana dengan diriku setelah lulus sekolah? Diriku
sendiri memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya, ya diriku memilih
untuk berkuliah setelah lulus SMK itu. Memang sejak duduk di bangku SMP diriku
selalu dimotivasi dan didoktrin oleh ayahku jikalau
nanti lulus SMK haruslah
melanjutkan ke jenjang Pendidikan berikutnya.
Motivasi yang dilontarkan oleh
ayahku selalu tersimpan dalam memori ingatanku, sehingga sayapun lanjut daftar
ke SMNPTN dan pada saat itu saya
gagal di jalur undangan dan waktu itu ayah saya terus memberi dukungan dan pada waktu itu pun saya mencoba untuk bangkit dan daftar lagi di
jalur yang ke dua yaitu jalur SBMPTN yang di mana saya harus pergi ke jakarta
untuk unjian utbk, dan setelah ujian UTBK hari pun berlanjut saya dan keluarga
sayapun melihat hasil ujian tersebut dan waktu itu juga saya pun
gagal lagi yang ke dua kalinya, sehingga sayapun sudah berputus asa waktu itu
untuk tidak
bergairah lagi untuk masuk keperguruan Tinggi Negeri.
Dan sayapun bingung di antara sisi
lain kedua orang tuaku pengen sekali saya masuk PTN sehingga sayapun mencoba
untuk mengikuti dan daftar ke jalur mandiri. ini adalah jalur yang terakhir
yang dimana jalur ini harus dipungut biaya sebesar Rp 300.000 sehingga sayapun
belajar lebih giat lagi untuk belajar agar bisa lolos seleksi jalur mandiri tersebut.
Singkat cerita, dan sayapun tes
ujian online di rumah di karenakan waktu itu lagi musim Virus Covid-19
yang sudah menyebar
di seluruh dunia, singkat cerita dan alhamdulillah saya pun keterima di PTN kampus impian yaitu UNJ Prodi Teknogi
pendidikan dan kedua orang tua
saya senang banget melihat anaknya masuk kampus impianya, dan pada waktu itu
saya pergi ke jakarta untuk melanjutkan pendidikanku, awalnya saya ingin
tinggal sama bapak di kontrakan, tapi bapak merekomendasikan saya di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri dan kebetulan
Asrama itu adalah
dekat sekali dengan pekerjaan bapak saya sehingga
saya pun tinggal
di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri. Dan begitulah perjalanan hidup saya masuk ke Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri.
Selama
saya tinggal di Asrama Mahasiswa Sunan Giri saya merasa banyak ilmu dan
pengalaman yang saya dapatkan. Di luar itu, ada manfaat finansial karena
diandingkan kost yang mahal di ASG kami
warga asrama gratis bahkan dapat makan.
Ada
kewajiban yang harus kami lakukan, namun semua kujalani dengan baik, karena
namanya juga tinggal di Asrama perkaderan Mahasiswa Islam tentu saja banyak
acara yang diadakan yang tujuannnya agar kami kelak siap menjadi penerus
kepemimpinan ummat di masa yang akan datang.
Terima kasih YAPI yang slalu ada saat kami butuh tempat tinggal yang
kondusif dan dapat menghenat biaya kuliah.
Tentang Penulis
Nizar Hazizi Lahir di Cirebon, 7 Mei 2003. Pemuda kelahiran Cirebon ini akrab disapa Nizar merupakan anak pertama dari pasangan Banaji dan Hernah Ningsih. Nizar menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Barisan, menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama MTS N 8 Cirebon,.
Menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah atas di
SMK N 1 GEBANG Kabupaten Cirebon, dan
saat ini Nizar sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi
negeri di indonesia, yaitu
Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Teknologi
Pendidikan Angkatan 2021 dan sekarang
Nizar Tinggal di Asrama Mahasiswa
Islam Sunan Giri untuk mengembangakan diri.
Dari Asrama, Saya Siap
Berkiprah
Oleh : Okky Alfarez
Pagi itu lagi-lagi bangun tanpa subuh tepat waktu,
memulai pagi dengan buruk dan tergesa-gesa. Waktu itu aku mulai dengan membuat
secangkir kopi hitam dengan beberapa sendok gula yang minggu lalu aku beli
dengan harga yang kurang bersahabat untuk mahasiswa rantau sepertiku. Teguk
pertama aku beriringan dengan hela nafas dengan sedikit nada mengeluh,
mengingat hari ini aku harus kuliah online dari pukul delapan pagi hingga empat
sore. Pelajaran pertama terlihat sedikit berbeda, karna dosenku memerintahkan kami
untuk oncam agar lolos dari formalitas kelas online, ambil absen.
Sembari menunggu namaku disebut, ku lihat satu persatu wajah teman-teman yang
mayoritas tak pernah aku jumpai lagi sejak awal 2020 yang lalu, ada yang
berbeda dari mereka, tentunya dari penampilan yang cenderung tidak stylish lagi
layaknya mahasiswa FIB UI waktu kelas offline, saat ini masa bodoh dengan
penampilan. Aku juga menyadari dari tatapan mereka yang mengisyaratkan rasa
jenuh, bosan, dan minim semangat, ya begitulah realitanya, tentunya aku
termasuk bagian dari tatapan itu ketika melihat wajahku sendiri di monitor
laptop.
Kejenuhanku mulai berlanjut hingga akhirnya ku raih gadget
dan membuka Instagram, ku lihat teman-teman SMA yang begitu akrab dulunya, kini
hanya sebatas postingan yang lewat beranda, ada yang sukses di kampus
masing-masing, ikut lomba sana sini, jalan-jalan, atau sekedar mengeluh tentang
kehidupan. Aku berusaha mengambil hikmah dari setiap teman-teman yang aku
kenal, beberapa teman-teman yang ku jumpai menjadi salah satu inspirasi
sekaligus motivasi, sembari terkadang terselip pertanyaan, bagaimanakah aku
dimata mereka? Atau apakah aku bisa seperti mereka? Atau egoisku, bisakah aku
lebih sukses dari mereka?
Konsentrasiku mulai buyar karna memikirkan akan jadi
apa aku setelah ini? Bisakah aku menjadi sosok yang bermakna? Atau sekedar
orang sukses yang mampu menghidupi keluarga dan orang tua? Lagi-lagi pertanyaan
itu muncul dan bergejolak dalam pikiranku, mungkin anak sekarang menyebutnya overthinking,
bagiku itu sangat menganggu. Kelas pagi itu ditutup dengan pertanyaan mengenai
pemikiran Muhammad Ali Pasha, tokoh modernisasi Mesir, dan jujur, lamunanku
membuat lagi-lagi kelasku hancur berantakan.
Pukul sepuluh pagi, aku mulai merasakan sakit perut,
ya, aku sering terkena asam lambung sejak SMA, mengingat aku sudah merantau
sejak SMA jauh dari orang tua, pola makanku sangat tidak teratur. Aku
memutuskan untuk membeli sarapan sekaligus makan siang di daerah Kukusan
Teknik, dekat kosanku. Menjelang kelas selesainya kelas terakhir, aku mulai
merasakan kantuk yang luar biasa. Begitulah hari-hari yang aku jalani sebagai
mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia yang telah memasuki semester lima,
penuh dengan malas-malasan.
Pada suatu malam dibulan oktober 2021, aku masih ingat
betul tengah malam yang mulai mengubah perjalanan hidupku. Saat itu aku
memutuskan untuk sekedar nongkrong di sekretariat HMI komisariat FIB,
dengan secangkir kopi, aku bercengkrama dengan kating-kating dan juga
teman-teman lainnya. Obrolan yang dibahas pada kelompok kecil itu beragam,
mulai dari politik kampus, teori-teori filsafat, fenomena politik,sejarah dan
berbagai hal lainnya, tentunya dihiasi dengan asap pekat rokok yang teman-temanku
bakar, khasnya mahasiswa tongkrongan. Saat itu ada seorang kating dari Asrama
Walisongo yang membicarakan tentang asrama pembinaan, Aws. Aku mulai tertarik
dengan ceritanya, mengingat keadaanku yang terlalu santai di kamar kosanku, aku
merasa harus mencari tantangan baru. Malam itu aku mendengar sendiri tentang
asrama Walisongo, mulai dari letaknya, visi-misinya, alumni-alumni yang telah
dilahirkan, program-progamnya, aku dengar dengan baik yang kemudian akan jadi
renunganku untuk mempertimbangkan masuk asrama ini.
Beberapa hari sejak malam itu, aku mulai
mempertimbangkan untuk mendaftar menjadi warga AWS. Pergolakan batin aku alami
sejak mendapat info dari kating tersebut, haruskah aku meninggalkan zona
nyamanku? Atau justru tidak perlu. Beberapa minggu kemudian aku akhirnya
memutuskan, demi masa depanku, aku akan mencoba mendaftar menjadi warga AWS.
Singkatnya, setelah mengikuti berbagai proses seleksi, mulai dari seleksi
berkas seperti CV, essay singkatr hingga proses wawancara, akhirnya aku lulus
dan berhasil diterima menjadi warga AWS. Tentunya ini akan menjadi salah satu
langkah awal untuk memulai lembar kehidupanku yang baru.
Setelah pindah ke AWS, tentunya aku terlebih dahulu
melewati masa-masa adaptasi, terlebih persoalan kedisiplinan. Aku berkenalan
dengan orang-orang baru dari berbagai jurusan dan kampus, dari berbagai daerah
dan juga karakter yang berbeda-beda, aku menikmatinya. Program-program yang ada
membuat aku sedikit sibuk, tapi aku merasa sangat bermanfaat untuk diriku. Program
yang menjadi favoritku adalah sesi bedah buku, kami bisa bertukar pikiran,
bebas berpendapat dan mendapat ilmu baru dari berbagai latar belakang sudut
pandang. Setelah beberapa minggu mengikuti program-progam AWS, berinteraksi
dengan seluruh warga, semangat akademis dan non akademisku perlahan mulai
bangkit lagi. Sebelum masuk AWS, aku merasa kehilangan motivasi dalam belajar
dan berorganisasi, hanya bermalas-malasan tanpa berprogres sedikitpun. Setelah
melihat kiprah alumni-alumni yayasan ini, aku merasa begitu bangga bisa menjadi
salah satu mahasiswa beruntung yang dapat belajar dan dibina oleh yayasan yang
menghasilkan orang-orang hebat. Berada dilingkungan akademis ini, aku akhirnya
mendapat motivasi kembali untuk terus belajar dan berkembang.
Sejak masuk AWS, aku perlahan mulai semangat belajar
dan akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan. Sejalan dengan itu, aku juga
ikut berbagai organisasi dan kepanitiaan dilingkungan kampus. Setiap sabtu
pagi, kami selalu diberikan motivasi dan nasehat-nasehat dari direktur asrama,
ini membuat saya banyak belajar bagaiman menjadi organisatoris yang baik. Sejak
menjadi warga AWS, saya pernah menjadi ketua panitia Ramadhan di Masjid Ukhuwah
Islamiah Universitas Indonesia dengan staff lebih dari lima puluh orang. Dari
kepanitiaan ini saya belajar banyak hal dan kenal dengan dosen-dosen di UI.
Kemudian saat ini aku juga menjadi bendahara HMI komisariat FIB UI. Selanjutnya
juga menjadi project Officer Bakti Sosial IKM FIB UI yang bekerja sama
dengan kementiran kesehatan Kota Bogor dan Perum BULOG Nasional. Terakhir, saat
ini aku menjadi ketua himpunan mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia.
Tidak hanya persoalan organisasi, aku juga pada akhir tahun yang lalu
memenangkan lomba musikalisasi puisi tingkat nasional.
Semuanya tentu tidak terlepas dari peran pembinaan
asrama yang sangat luar biasa. Menjadi warga AWS adalah salah satu keputusan
terbaik yang pernah aku buat. Program-program yang ada membuatku mempunyai
wadah untuk berlatih menjadi pemimpin yang hebat, public speaking yang
baik, manajemen waktu yang terukur, dan kemampuan menganalisa yang tepat. Aku
begitu bersyukur menjadi salah satu warga binaan dari yayasan yang telah
menghasilkan tokoh-tokoh nasional ini, dan aku akan berusaha menjadi tokoh
berpengaruh selanjutnya. Berawal dari pembinaan AWS, aku akan bersiap untuk
dapat berkiprah menjadi orang yang bermanfaat, berilmu, berintegritas dan
berwawasan demi orang tua, keluarga, bangsa, dan agama.
Tentang Penulis
Okky Alfarez atau biasa dipanggil Okky adalah
mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia 2019 dan juga warga Asrama
Walisongo (AWS). Sejak kecil, ia menyukai karya sastra, terutama puisi. Anak
dari Bapak Novrizon dan Ibu Eliana ini lahir di daerah 3T, Kabupatan Kepulauan
Mentawai, Sumatera Barat. Penulis memutuskan merantau ke Kota Padang sejak akan
masuk SMA karena merasa membutuhkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Ia
menjadi salah satu alumni dari MAN 2 Kota Padang yang bisa masuk UI lewat jalur
SBMPTN.
Menulis adalah salah satu hobbi yang sudah ia lakukan
sejak SMP. Ia sangat suka membaca dan mendengarkan musik. Saat ini ia sedang
menulis novel pertamanya dan ingin menghasilkan beberapa novel di kemudian
hari. Semoga tulisan ini menjadi salah satu batu loncatan untuk dapat
menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi dan bisa diterbitkan oleh
penerbit-penerbit ternama. Tentunya harapan selanjutnya, semoga tulisan ini
dapat bermanfaat untuk orang-orang yang membacanya
Si Kecil Sedang Berjuang Menjadi
Besar
Oleh: Rofhik Azhar
Kisahku setelah
lulus dari SMA hingga masuk Asrama YAPI
Pada kala itu,
tepatnya bulan Maret tahun 2020 adalah awal dari perjalanan kisahku. Dimana
pada saat itu sekolah diliburkan selama 2 minggu yang pada akhirnya hingga masa
studiku di SMA selesai. Sebagai pelajar aku merasakan lelahnya menjalani
pembelajaran secara online (daring) karena harus selalu menatap
handphone untuk memperhatikan materi, sehingga mataku menjadi mudah lelah. Pembelajaran
online juga menjadi hal yang menyenangkan terutama bagiku yang suka
dengan kedamaian dan ketenangan, terlebih lagi setelah pembelajaran aku dapat
bermain dengan teman di rumah dimana hal ini cukup sulit dilakukan karena pagi
hingga sorenya aku harus bersekolah. Aku hanya dapat bertemu dengan mereka pada
malam hari untuk menimba ilmu agama atau mengaji.
Perasaanku tak
bisa mengungkapkan apakah itu sebuah momen yang menyenangkan atau mungkin jadi
momen yang paling menyedihkan. Namun, terlepas dari itu semua harapanku untuk
bisa mengangkat derajat orang tua sudah didepan mata, aku harus segera
menentukan rencana apa yang akan dilakukan setelah lulus SMA ini. Hampir setiap
hari rasa gelisah, khawatir dan takut menyelimuti tubuhku. Takut tidak sesuai
harapan, takut hanya menjadi beban, takut tidak bisa membanggakan kedua
orangtua, takut menjadi pribadi yang gagal, takut tidak bisa mengangkat derajat
keluarga, itulah yang selalu menjadi titik berat dalam pikiranku saat ini.
Akhirnya aku
menceritakan semua yang mengganjal di hati pada ibuku, seperti biasanya ibuku
selalu menjawab apa yang aku keluhkan dengan jawaban yang memberikan dukungan,
memberikan semangat, dan selalu mendukung langkah apa yang aku inginkan. Dengan
hati yang semangat akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar kuliah jalur SNMPTN
karena masuk siswa eligible. Pada saat pengumuman perasaan takut dan gelisah
pun muncul kembali dalam diriku, kemudian saat membuka hasilnya ternyata hasil
yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Semangatku pudar,
harapanku ingin berkuliah sudah tidak bisa lagi. Pada saat itu aku tidak tau
kalau masih ada jalur SBMPTN dan Mandiri yang menggunakan KIPK agar bisa
berkuliah. Lalu aku bertanya pada temanku yang sama halnya denganku, dia sudah
memiliki rencana kalau gagal di jalur ini maka alternatifnya dia akan mengikuti
UTBK. Saat itulah aku juga terpacu mengikuti UTBK yang pelaksanaannya tinggal
beberapa minggu lagi, kemudian aku mendaftar jalur tersebut. Namun, hasilnya
berkata lain aku masih belum lolos di universitas yang aku inginkan.
Harapanku
kembali pudar, semangatku sudah tak membara lagi, satu-satunya langkah yang
dapat kuambil tersisa di jalur Mandiri yang kebanyakan universitas mencantumkan
nominal biaya pendaftaran. Kondisi keluargaku tidak memungkinkan aku mendaftar
dengan adanya biaya, untuk membeli sepatu saja aku harus menunggu lebaran tiba.
Akhirnya aku berinisiatif mencari beasiswa-beasiswa yang dapat membantuku untuk
bisa berkuliah. Google, Youtube, Instagram dan Telegram adalah platform yang
tiap harinya selalu ku akses untuk mencari informasi terbaru. Banyak sekali
beasiswa-beasiswa yang ada tetapi masih tak ada satupun beasiswa yang aku
dapatkan, mungkin karena sertifikat prestasiku yang hanya sebatas di tingkat
provinsi dan kabupaten.
Sambil mencari
apa yang aku perlu, aku juga banyak berkenalan dengan orang-orang diluar sana
yang ternyata sama nasibnya denganku bahkan ada yang sudah dinyatakan lolos
tetapi orangtua nya tidak mengizinkan karena program studi yang anak dapatkan dan
inginkan tidak sesuai dengan keinginan orangtuanya sendiri. Terbayangkan
rasanya jika harapan yang kita inginkan sejak dulu harus hilang hanya karena
orangtua tidak setuju. Memang benar bila terlalu berharap selain kepada Allah
SWT. maka bersiaplah atas kepedihan yang akan dialami, karena Allah SWT. sangat
mencemburui hati manusia yang berharap selain kepada-Nya.
Suatu hari
salah seorang temanku di telegram mengirimkan informasi bahwa Universitas
Gunadarma membuka beasiswa jalur Mandiri yang menggunakan KIPK tanpa biaya
pendaftaraan, aku pun langsung mendaftar dan menyiapkan segala berkas yang
dibutuhkan karena penutupan pendaftaran tinggal beberapa hari lagi. Singkat
cerita pengumuman pun tiba, akhirnya setelah melewati beberapa tahapan seleksi
akupun dinyatakan lolos diterima di Universitas Gunadarma. Masih tak menyangka,
banyak rintangan yang dilalui dan banyak pula kekecewaan yang kudapatkan namun
semuanya hilang seketika setelah mendapatkan kabar baik ini. Aku masih tak
menyangka dapat berkuliah seperti teman-teman yang lainnya, keluarga pun
bahagia dengan kabar baik ini, mereka memberikan ucapan atas hasil yang
kudapatkan hari itu.
Namun, aku pun
mulai kebingungan memikirkan biaya hidup dan pergaulan disana. Walaupun tempat
tinggalku berada tengah perkotaan namun sepertinya kehidupan disana jauh
berbeda dengan kehidupan biasanya. Akan tetapi ibuku selalu mendukungku dan
memberikan arahan serta motivasi “Jalani saja dulu pasti ada jalan keluarnya,
yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin, urusan yang lainnya tidak usah
terlalu dipikirkan” begitu ucapan ia yang selalu membuatku merasa optimis dan
semangat dalam mengangkat derajat dan martabat keluarga. Setelah itu, aku
berkenalan dengan teman-teman dari farmasi, ekonomi syari’ah, pariwisata, teknik
informatika dan beberapa jurusan yang lainnya. Ada seorang temanku yang
menawariku masuk asrama gratis dengan benefit yang diterima antara lain tempat
tinggal, makan, wifi dan lainnya. Alhamdulillah… Selalu ada jalan disaat sedang
kesusahan jika terus mengingat sang pencipta. Akhirnya aku bergegas mendaftar
dan menyiapkan berkas, ada beberapa tahapan untuk menentukan lolos tidaknya,
mulai dari membuat esai hingga wawancara. Semua itu telah kulakukan dengan baik
dan hasil yang baik pula, aku diterima di Asrama Wali Songo.
Sesampainya di
Jakarta, aku disambut dengan baik oleh temanku disini. Awalnya merasa aneh dan
tidak seperti biasa tinggal sendiri dan jauh dari orangtua, terasa sangat sulit
bagi anak yang sangat dekat dengan ibu yang selalu mendukungnya. Takut dan
khawatir selalu ada disetiap waktunya, namun kata-kata dari ibu seolah
memotivasi diriku untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan memiliki tanggung
jawab. Disini aku mulai mengenal orang-orang hebat sesama mahasiswa, mengetahui
karakteristik dari setiap individu, mendapatkan ilmu yang bermanfaat mulai dari
softskill hingga hardskill. Ini menjadi sebuah pembelajaran
bagiku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, dimana aku
cenderung pendiam dan tidak banyak berbicara. Namun, disisi lain asrama tak
seindah dirumah yang mana teman dirumah sangat peduli dan sangat memperhatikan
teman yang lainnya, berbeda dengan asrama ini yang menurutku lebih apatis.
Banyak hal-hal
yang aku dapatkan selama tinggal di asrama yang mengatur kepribadian diri
sendiri, mulai dari management waktu, public speaking dan leadership.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di asrama ini sangat membantu untuk
mengembangkan softskill hingga hardskill yang berguna di kampus,
masyarakat, bahkan di dunia kerja nanti. Aku juga dituntut untuk bisa mengatur
kegiatan yang dilakukan di Asrama, kampus, dan organisasi. Memang melelahkan,
tetapi ini semua adalah jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah SWT. bahwa
aku bisa menjalankan amanah dan tanggung jawab ini dengan baik dan istiqamah.
Perlahan tapi pasti, itulah hakikat makna dari setiap kegiatan yang kulakukan.
Semuanya terbukti, rasa takut yang selalu menyelimuti tubuhku perlahan
menghilang dan rasa khawatir tidak bisa menangkat derajat orangtua pun lenyap
begitu saja. Ini semua adalah awal dari kisah perjalanan hidup si kecil. Si
Kecil yang Sedang Berjuang Menjadi Besar.
Terima kasih
kepada orang tuaku, terima kasih kepada saudara-saudaraku, terima kasih kepada
orang yang selalu mendukungku yang sedang berjuang ini. Mohon maaf apabila ada
kesalahan baik dari sikap dan ucapan yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Semoga Asrama YAPI lebih baik lagi kedepannya, dan berkembang
menghasilkan individu-individu yang berkualitas. Tak hanya dirinya saja yang
berkualitas namun hatinya pun harus senantiasa berkualitas dan peduli terhadap
orang-orang disekitar bahkan warganya sendiri. Saya sangat bersyukur menjadi
bagian dari YAPI karena selalu mendorong setiap individu dalam mengembangkan
skill, minat bakat, serta akademisnya. Semoga asrama YAPI lebih dikenal oleh
masyarakat luas dengan asrama yang menghasilkan individu berkarakter, beradab,
berkualitas dan memiliki kepedulian tinggi. Sukses Selalu YAPI.
Tentang Penulis
Rofhik Azhar Lahir pada
tanggal 28 September 2003 di Karawang, Jawa Barat. Anak ketiga dari pasangan
Bapak Aja Sutarja dan Ibu Karsini. Telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar
di SDN Karawang Kulon II, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Karawang Barat, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3
Karawang.
Saat ini sedang
menempuh pendidikan di salah satu Universitas Swasta region Depok, yaitu
Universitas Gunadarma dengan Program Studi Agroteknologi Fakultas Teknologi
Industri (FTI) Angkatan 2021.
Nomor Handphone : +62895337089670
Email :
rofhikazhar@gmail.com
URGENSI FUNDAMENTAL ASRAMA PEMBENTUK KARAKTER PEMIMPIN
Oleh : Ropik
Asrama
Mahasiswa Islam Sunan Giri (AMI-SG) merupakan sebuah tempat tinggan bagi para
Mahasiswa Islam yang berasal dari luar Jakarta. Asrama ini bertempat di Jln.
Sunan Giri No.1 RT.12/RW.15 Rawamangun, Jakarta Timur 13220. Asrama ini bukan
hanya sebuah asrama biasa atau hanya untuk tempat tinggal saja, melainkan
asrama ini menjadi sebuah wadah untuk membentuk menjadi seorang pemimpin dengan
menerapkan proses pengaderan. Perkenalkan saya Ropik merupakan Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta Pendidikan Teknik Elektronika tahun 2020. Saya lahir
di Garut pada 23 Agustus 2001 dan di besarkan di Bandung bersama kedua orang
tua. Berawal dari mimpi saya yang ingin bercita-cita menjadi seorang Guru,
disitulah saya mengambil keputusan untuk mendaftar kuliah di Universitas Negeri
Jakarta , tibalah saat pengumuman SNMPTN dengan kehendak allah SWT,
alhamdulillah saya di terima berkuliah di kampus impian saya yaitu Universitas
Negeri Jakarta.
Dalam Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Khalifah
(Ar. Khaliifah adalah wakil, pengganti atau
duta). Sedangkan secara istilah Khaliifah adalah orang yang bertugas menegakkan
syariat Allah SWT, memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran
syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib,
sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW. Pilihan setiap orang mungkin
berbeda-beda tapi disini saya mencoba
memilih untuk masuk asrama, karena saya sangat ingin menantang diri saya
sendiri sampai dimana kemampuan saya dan apa yang akan bisa saya berikan untuk
waktu yang akan mendatang nanti, dan yang paling terpenting diasrama ini saya
bisa menjaga sholat saya dan dapat memberikan kepercayaan kepada orangtua saya
disana dan akhirnya saya memilih asrama.
Di asrama tentu sangat berkaitan dengan proses menjadi
seorang pemimpin, karena disini menerapkan sebuah sistem yaitu sistem
pengaderan. Tentunya sangat berpengaruh bagi seluruh warga asrama dalam
melewati proses pengaderan tersebut. Saat ini saya sendiri sedang menjalankan
proses pengaderan tersebut. Dalam proses pengaderan ini kita di beri sebuah
tanggung jawab untuk menjalankan beberapa Proker maupun Non Proker yang
tentunya sangat bermanfaat bagi kita sendiri maupun orang lain. Salah satu
kegiatan yang sudah terlaksana yaitu pada
saat Ramadhan, Asrama Sunan Giri melaksanakan beberapa kegiatan yang
bermanfaat diantaranya yaitu : Santunan anak yatim, Iftar on the rood , Diskusi ngabuburit, Sholat tarawih bersama ,
Nuzulul Qur’an dan Zakat Fitrah. Dalam
proses menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut tentunya tidak mudah dan tidak
bisa bekerja sendiri.
Tentu saja dalam
proses tersebut kita membentuk sebuah susunan kepanitiaan yang guna
untuk mensukseskan kegiatan-kegiatan tersebut, disini kita di tuntut untuk
totalitas dalam bekerja sama dalam sebuah tim. Dan disini juga kita mendapat
banyak pelajaran selain kita harus mensukseskan kegiatan-kegiatan tersebut, di
sisi lain kita juga mempunyai sebuah tanggung jawab sebagai Mahasiswa yang
wajib untuk mengerjakan semua kerjaan kampus. Setelah semua kegiatan tersebut
terlaksana disitu lah kita merasakan kebanggan sendiri, karena saya merasakan
sendiri bagaimana proses melaksanakan kegiatan itu semua sangatlah tidak mudah
melainkan adanya kerja sama serta arahan dari semua warga srama, terlepas
melihat antusias warga luar yang sangat sangat luar biasa, ini merupakan sebuah
pengalaman serta pembelajaran yang bisa saya dapatkan diasrama ini.
Di sinilah jiwa
pemimpin yang kita bisa ambil bagaimana kita bisa membagi waktu antara asrama
dan kuliah, dan disini juga kesempatan kita untuk menjalankan masa muda kita dengan
banyak berkarya di asrama tidak hanya
fokus di dalam kuliah saja, karena pengalaman serta organisasi sangat penting
untuk diri kita sebagai bekal untuk masa depan. Seperti yang di katakan menteri
perhubungan bahwa seseorang bisa memimpin dengan baik karena setengahnya bakat
dan setengahnya pengalaman hidup. Bila Anda tidak punya bakat, maka Anda harus
mencari pengalaman. Oleh karena itu mulai sekarang saya niatkan dalam diri diri pribadi untuk
terus memperbanyak pengalaman dengan melakukan berbagai kegiatan serta
mengikuti organisasi.
Dengan semua itu, saya sangat
bersyukur dapat tinggal di asrama dengan begitu banyak fasilitas yang di
berikan serta pelajaran-pelajaran yang menjadikan pengalaman bagi saya, serta
saya sangat bangga bisa berada di sekeliling orang hebat baik alumni maupun
semua orang yang berasal dari asrama.
Biodata
Penulis
Nama Lengkap
: Ropik
TTL : Garut, 23 Agustus 2001
Alamat : KP. Cikedokan
Rt001/Rw004, Kelurahan Sukasenang, Kecamatan Bayongbong, Kab. Garut.
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Anak ke- : 1
Golongan
Darah : A
Nama Ayah : A. Hendra
Nama Ibu : Ai Rosita
Belajar Arti Keberagaman dI Asrama
Walisongo
Oleh : Saefurrahman Lubis
Februari 2020 menjadi titik awal aku masuk Asrama
Mahasiswa Islam Walisongo. Menggali ilmu di Universitas Indonesia
menghadapkanku dengan beberapa pilihan, apakah aku akan untuk menempuh semester
empat dari kampung halaman atau melaksanakan itu di Jakarta. Kemudian pada
suatu malam tiba-tiba akun instagram Asrama Walisongo mengirimkan poster
pendaftaran asrama untuk mahasiswa, yang mana didalamnya tidak hanya menerima
mahasiswa UI, akan tetapi juga dari luar kampus UI. Terlintas dalam benak bahwa
asrama ini merupakan asrama yang besar sehingga dapat menampung beberapa
mahasiswa dan memiliki lokasi yang strategis karena dapat menjadi pilihan oleh
mahasiswa beberapa universitas. Yang pertama menjadi pertimbangan
mendaftar di asrama yaitu jarak tempuh asrama dari kampus, karena hanya
berjarak satu stasiun maka aku langsung memutuskan untuk mendaftarkan diri
untuk menjadi warga di asrama walisongo.
Dari Nusa
Tenggara Barat menempuh perjalanan selama 1, 55 jam untuk sampai ke asrama. Harapan
mulai terangkai di tempat yang baru, tentu untuk menjadi seorang yang lebih
baik. hal yang pertama aku rasakan di asrama yaitu perasaan menjadi orang asing
ditengah komunitas yang kaya akan sejarah, didirikan dengan cita-cita mulia
yaitu menciptakan para pemimpin bangsa yang unggul, mempunyai integritas dan
akhlak yang baik. Berbicara tentang Asrama Walisongo, secara letak geografis
menurut penulis Asrama Walisongo merupakan tempat yang begitu strategis karena
dekat dengan stasiun kereta namun tidak terganggu dengan aktivitas kereta.
Selain itu tempatnya yang ditengah-tengah pemukiman
warga membuat asrama walisongo terhindar dari kebisingan kendaraan, dengan hal
tersebut juga membuat asrama walisongo bisa berbaur dengan warga sekitar. Tentu
kondisi seperti ini menjadi nilai tambah bagi asrama karena dengan begitu
segala aktivitas keasramaan bisa dilakukan dengan tentang tanpa gangguan yang
serius.
Hari demi hari dinamika terasa timbul perbedaan pikiran dari
masing-masing warga, sebagai warga baru aku hanya berusaha menyesuaikan dengan
keadaan dan belajar budaya-budaya baru. Hal seperti ini menginatkan saya dengan
keberagaman Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku bangsa namun tetap
harmonis dalam perbedaan tersebut. Aku belajar bagaimana pandangan orang jawa
tentang organisasi, bagaimana pandangan orang padang tentang kebersamaan. Hal
itu semua memiliki perbedaan dari apa yang saya bayangkan tentang organisasi
dan kebersamaan.
Seperti dalam menjalankan suatu
tugas di asrama, pendekatan teman-teman dari jawa yaitu face to face, kemudian teman-teman dari padang harus mengadakan
rapat rutin untuk menjalankan suatu program. Bagi saya itu semua tidak ada yang
salah, karena yang terpenting dari sebuah cara adalah, bagaimana hal tersebut
dapat berjalan lancar dan bisa diterima oleh semua warga asrama. Penerimaan
warga terhadap perbedaan metode mengajarkan saya tentang keberagaman itu
sendiri, yang mana tidak ada keegoisan dalam masing-masing warga, tidak ada
perdebatan yang sengit terkait dengan bagaimana harus menjalankan asrama. Ini
merupakan suatu bentuk kedewasaan dalam berkeluarga ditengah perbedaan.
Sehingga pelajaran penting yang
dapat saya ambil selama berada di asrama mahasiswa islam walisongo adalah
keberagaman bukanlah suatu halangan untuk suatu organisasi dalam bertumbuh,
akan tetapi keberagaman merupakan suatu kekuatan organisasi untuk berkembang
menjadi lebih baik, saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan.
Seperti semboyan bangsa Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika” berbeda beda
tetapi tetap satu tujuan. Oleh karena itu keakraban dalam berkeluarga di asrama
walisongo harus tetap dipupuk dengan menanamkan nilai toleransi yang tinggi
terhadap semua kader-kader asrama. Menurut saya sendiri pemahaman akan nilai
toleransi adalah yang terpenting dalam menjadi pemimpin di negeri ini, yang
mana seorang pemimpin harus bisa mengayomi segala perbedaan.
Harapan terkahir dari penulis,
semoga asrama YAPI dapat mencetak pemimpin yang mencintai perbedaan dan peduli
terhadap semua orang. Menjadi pemimpin islam yang memberikan contoh baik
terhadap masyarakat, menjadi pemimpin bangsa yang berwibawa, menjadi pemimpin
yang cerdas dan bertakwa. Semoga dengan kemuliaan tersebut setiap langkah yang
dituju dalam memimpin dimudahkan oleh Allah SWT dan didukung masyarakat.
Tentang Penulis
Nama lengkap : Saifulrahman Lubis, lahir di Lombok, Nusa Tenggara
Barat, tanggal 02 November 2000 dari pasangan orang tua yaitu Halmini dan
Wildan. Kuliah di Universitas Indonesia,
Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
Pada saat menyelesaikan tulisan ini sudah masuk pada semester 6 di
bangku perkuliahan. Selain berkuliah, saya juga aktif di beberapa organisasi
diataranya yaitu Sasambo UI, UI Track & Field dan Himanera FIA UI. Sebelum
berkuliah di Universitas Indonesia, saya menjalani pendidikan di SD 3 AIKMEL,
Lombok Timur, SMP 3 Aikmel, Lombok Timur, dan SMA 1 Aikmel, Lombok Timur.
Penulis memiliki beberapa hobi seperti jogging, baca buku dan bermain
tenis meja. Semua hobi tersebut penulis lakukan saat ada waktu luang. Terkait
dengan menulis, saya pernah melakukan beberapa publikasi tulisan di media
nasional seperti Kumparan.com dan Viva.com.
Bagi saya menulis
merupakan suatu langkah dalam refleksi diri terutama terkait dengan bagaimana
mengasah pemahaman tentang suatu topik. Sehingga dengan menulis, seseorang
dapat mengembangkan beberapa kemampuan seperti argumentasi dan berfikir
sistematis. Sampai saat ini saya masih belajar mengembangkan kemampuan menulis
salah satunya melalui tulisan “Derap Langkahku di Asrama YAPI”
Kisah Inspiratifku di Asrama
YAPI
Oleh : Tanjung Winardi
Nama lengkap saya Tanjung
Winardi, kelahiran bogor 19 September 2000 nama lengkap yang sering dipanggil
atau nama popular Tanjung. Saya lahir di keluarga sederhana keluarga yang biasa
namun dijaga oleh orang orang yang sangat luar biasa. Ibu bernama karnati dan
ayah bernama Nanang, saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Kemudian ibu
bercerai dengan ayah pertama dan menikah lagi kemudian punya anak laki laki
satu. Kemudian meninggal setelah itu, ibu menikah lagi dan mempunyai anak
perempuan. Jadi total keluarga saya ada 5 anak dari ayah yang berbeda..
Kisah
saya berawal dari saya sejak kecil yang selalu diasuh oleh nenek dan ayah saya
sudah cerai sejak saya lahir, jadi alangkah naasnya saya yang tidak melihat
sesosok ayah di waktu kecil. Terlebih ditinggal oleh seroang ibu untuk mencari
nafkah di tempat nan jauh, di tanah rantau Jakarta. Kota dimana saat itu sangat
terkenal dan sangat dikagumi. Ya orang
lain boleh bangga jika orang tuanya bekerja di tanah orang dan pulang membawa
sebongkah rezeki, tapi tidak dengan saya yang sejak kecil sudah ditinggal orang
tua untuk bekerja alhasil dari kecil sudah diasuh oleh nenek dan kakek serta
bibi atau adik adik dari ibu.
Saya
dirawat oleh nenek sampai saya masuk SMP kelas 8 sejak saat itu nenek saya
selalu mengasuh saya memandikan dan memberikan perlengkapan untuk sekolah, ibu
datang hanya pada saat pendaftran saya masuk MI atau Madrasah Ibtidaiyah.
Kemudian selebihnya bekerja kembali ke Jakarta, kegatan pengambilan rapot
kemudian kenaikan kelas semuanya diwakilkan oleh nenek ataupun bibi, jarang
sekai melihat sosok ibu. Kemudian ketika melihat serasa asing rasanya melihat
seorang wanita yang telah melahirkan saya.
Saya
masuk SMP jaur beasiswa prestasi karena saya mempunyai prestasi juara catur
serta bermain Futsal saat MI kemudian
saya juga mempunyai prestasi yaitu hafalan quran juz 30 jadi langsung diterima.
Kemudian saya melanjutkan ke MTs Sirojul Wildan dengan jaur beasiswa dimana
saya sama seklai tidak membayar uang sekolah baik baju seragam, spp atau yang lainnya. Saya hanya membayar
uang untuk ujian nasional ditambah untuk perpisahan sebesar 200 ribu karena
semuanya telah saya bayarkan dengan beasiswa saya.
Peringkat kelas saya saat MTs
berada pada posisi kedua itupun hanya sekai pada saat kelas 7 dan selebihnya
sampai lulus saya mendapat predikat 1 dan bahkan saya mendapatkan penghargaan
peserta didik terbaik. Kemudian saya menjadi seorang Raja pada saat perpisahan.
Sebelum perpisahan banyak
skolah yang Promosi sekolahnya ke MTs saya dan banyak yang menawarkan kepada
saya untuk masuk sekolah ternama di Bogor terutama daerah Ciawi dan Caringin
dengan gratis, namun kondisi keluarga yang tak memadai jadi saya tida mengambil
sekolah yang menawarkan beasiswa kepada saya karena faktor ongkos dan juga
biaya kehidupan sehari-hari untuk berangkat sekolah. Oleh karena itu saya
mengambil sekolah yang satu Yayasan dengan jalur beasiswa pula.
Prestasi saya saat MTs lumayan
cukup banyak terutama di bidang olah raga baik volley bal, sepakbola, tenis
meja, silat, taekwondo dan olahraga yang lain. Dimana, saat mengikuti
pertandingan selalu mendapat juara. Kemudian saya jadilkan bekal untuk
mendaftar beasiswa di SMA yang saya masuki. Kemudian saya masuk dan menjalani
sekolah dengan seperti biasa.
Selain prestasi di bidang
akademik dan olahraga saya juga aktif di organisasi saat MTs dan bahkan saya
menjadi ketua Osis saat sekolah kemudian menjadi ketua volley, bulutangkis, marching
band. Jadi tak ada waktu bagi saya untuk diam atau tak ada waktu luang bagi
saya untuk bermain. Waktu yang ada, saya gunaan dengan sangat bermanfaat dengan
cara olahrag dan juga dengan organisasi alhasil banyak soft skill dan hard
skill yang saya miliki ketika saya masuk organisasi.
Lulus MTs. Saya masuk MA
Sirojul Athfal dengan jalur prestasi dan juga beasiswa jadi tidak ada bayaran
sama sekali. Akan tetapi untuk pretasi baik olahraga dan akademik tak pernah
menurun akan tetapi selalu naik dan bahkan ada prestasi tambahan yang meningkat
yaitu di bidang Paskibra. Saya anggota paskibra kecamatan yang mengibarkan
bendera merah putih saat Agustusan di kecamatan mewakili sekolah yang diseleksi
oleh pihak kabupaten. Kemudian saya juga menjadi anggota pengibar tengah atau
pembawa bendera dalam pengibaran. Prestasi akademik dari kelas 10-12 saya
menjadi predikat satu dan saya juga menjadi ketua osis saat SMA dan betul saja
tidak ada waktu luang bagi saya untuk bermain dan melakukan ha- hal yang kurang
berguna bagi diri saya sendiri.
Sejak
aktif organisasi di MTs, saya tidak pernah pulang ke rumah akibat broken
home dikarenakan suami ketiga dari ibu bersikap tidak adil jadi membuat
saya dan adik saya tidak betah, jadi saya lebih milih tinggal di sekolah. Saya
tinggal di sekolah selama 5 tahun sejak ketua osis MTs sampa saya lulus
SMA. Sulit dipungkiri kenapa bisa sampai
selama itu saya tinggal disekolah. Karena itu, saya tidak betah di rumah dan
saya hanya pulang pada saat tertentu saja. Makan minum semuanya yang
dibutuhkann untuk kehidupan saya atur sendiri.
Darimana saya hasilkan uang?,
saya sering melaksanakan urut dan juga mijitin guru dan sering mendapat
upah. Kemudian saya tabung sehingga mampu membeli barang barang keperluan sekolah seperti tas, sepatu, dan lainnya. Bahkan ketika saya akan
melaksanakan perlombaan saya menggunan uang pribadi dan uang sendiri.
Lima
tahun berlalu dan tepat saat kelulusan untuk menentukan kemana arah setelah
lulus. Saya yang sudah mentukan planning untuk kuliah saya mendaftarkan diri di
jalur SNMPTN jalur rapot untuk masuk UNJ
Fakutas olahraga, karena prestasi dan hobi saya di olahrag jadi saya
bermaksud untuk menjadi seorang guru atau pelatih. Akan tetapi itu tidak berjalan
dengan apa yang dibayangkan, keinginan kuliah saya dibantah oleh kakak peratama
yang memilih untuk memerintahkan bekerja, kemudiann saya kabur dari rumah dan
saya tidak bilang bahwa saya daftar kuliah akan tetapi ketika saya lulus
verifikasi dan juga lolos berkas barulah saya informasikan keluarga tapi tidak
untuk kakak pertama.
Kak pertama sangat menenetang
dengan pilihan saya karena memerintahkan agar bekerja saja dan membantu
perekonomian keluarga tetapi saya menolak dan saya memilih untuk bekerja dengan
berbagai cara menjelaskan kepadanya. Tetap saja tidak mendukung dan bahkan
tidak ingin membiayaii dengan keuagan perkuliahan saya. Alhamdulillah saya
lulus dengan beasiswa Bidikmisi sehingga saya tidak usah meropotkan orang tua.
Saya sekrang kuliah mengandalkan beasiswa, pembayaran dan segala macamnya dari
itu. Alhamdulillah saya menemukan tempat tinggal yang murah di Asrama
Sunan Giri dengan biaya murah akan tetapi banyak kegiatan yang menunjang
perkembangan diri. Saya sangat bersyukur
karena itu, jadi saya sangat terbantu dengan hal demikian. Tetaplah berjuang
meski air mata bercucuran, teruslah berdoa meski air mata berjatuhan. Tetaplah
berusaha meskipun hasil belum kelihatan.
Masuk asrama Sunan Giri pada
tanggal 3 Juli berposisi sebagai warga tamu dan belum di wajibkan mengikuti
semua kegiatan di asrama, kegiatan hanya sebatas sunah saja belum ada tuntutan
khusus mengikutinya, akan tetapi sikap penasaran saya dan keponya saya mulai
berjalan sehingga saya ingin mengikuti kegiatan tersebut walaupun hingga larut
malam. Awal mula di ASG yaitu ibadah
tahajud dan sholat 5 waktu sangatlah lancar karena untuk mengurangi kerinduan
dengan orang tua saya alihkan dengan hal demikian sehingga mulai lupa.
Kegiatan berlanjut dengan
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh biro kemudian waktu berlanjut dan
kampus sudah mulai masuk karena persiapan untuk ospek atau orientasi kampus.
Fakultas Ilmu Keolahragaan baca FIK adalah kampus gila menurut saya, kampus
yang sangat mendidik adik-adik atau juniornya agar lebih disiplin dengan cara
disiplin juga dan mengajarkan untuk sopan santun pula tak heran angkatan saya
2019 OSPEK satu bulan dan PKKBM selama 4
hari serasa setahun. Berangkat jam 2 pagi dan pulang jam 9 malam pulang untuk
mempersiapkan dan berangkat untuk melakukan aktivitas rutin di kampus. Beruntung
ada asrama sunan giri yang jaraknya dekat dan juga banayak senior kampus juga
sehingga banyak membantu kegiatan ospek selama satu bulan. Asrama merupakan
tempat saya menemukan teman pertama kampus di FIK. Dan teman perjuangan botak
di asrama.
FIK secara turun temurun botak
selama satu tahun untuk periode OSPEK dan juga perkuliahan tapi saya bangga
dengan FIK walupun botak tapi dikatakan kampus terkuat, disiplin, beratitud
serta sopan santun yang tinggi sehingga tidak mencerminkan sikap yang kosong dan
juga mencerminkan sikap yang baik hati.
Tak jarang tukang sampah dan tukang sapu saya sapa setiap harinya
walaupun awalnya sebagai paksaan dari senior tapi lama kelamaan saya mengerti
dan saya paham apa arti sopan santun dan arti attitude.
Saya hidup di asrama karena
kebutuhan, kebutuhan teman keluarga uang dan juga pengalaman,tinggal diasrama
bukan hanya sebagai tempat tinggal namunsebagi tempat bernaung, tempat
isitirahat, tempat berdiskusi,, tempat belajar, tempat segala tempat. Saya di asrama
butuh itu semua dan sebagai penjaga saya untuk saya agar slalu terjaga iman
islamnya atau ibadah sya terjaga dan sebagai bentuk benteng terdepan untuk
mengingatkan ibadah saya. Kegiatan di
asrama pun banyak sekali yang menunjang untuk kehidupan kampus baik pelatihan
desain public speaking ataupun tentang legislative dan saya bangga dengan hal
itu sehingga saya lebih tahu dan lebih paham duluan mengenai ilmu tersebut.
Ilmu yang diasrama ajarkan semuanya
mengacu pada sofsklil yang dibutuhkan dalam kehidupan kampus sehingga ketika
dikampus tidak kelabakan terhadap phenomena yang dihadapi. Dan kit tidak akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah yang terjadi dikampus kelak. Dan
orangtua saya lebih mendukung saya untuk tinggal di asrama disbanding dengan
tinggal di kos karena maslah ibadah saya lebih terarah dan juga ibadah lebih
terjaga dan lebih terkontrol sehingga bisa sambil memperbaiki diri sekaligus
menambah profile diri.
RIWAYAT PENULIS
Tanjung Winardi, Merupakan putra ketiga dari pasangan Nanang dan Karnati. Ia merupakan pemuda kelahiran Bogor, 19 September 2000. Merupakan orang yang berkepribadian aktif dan pekerja keras dan bertanggung jawab. Ia menyelesaikan 12 tahun bersekolah, masing-masing di MI AlKhoeriah 02, MTs Sirojul Wildan MAK Sirojul Athfal 2 .
Sekaarang sedang menempuh
pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dengan S1 Program Studi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga. Sejak bersekolah di MTs. Ia sering menonjolkan keahlian
di bidang olahraga. Olahraga yang ia
sukai ialah bola voli, bulutangkis,
tenis meja, taekwondo dan pencak silat. Olahraga yang ia geluti itu, semuanya
sudah pernah mendapatkan sertifikat juara Kabupaten bahkan Nasional.
Teruntuk cabang olahraga pencak silat ia telah
menggeluti sejak Madrasah Aliyah kemudian mengikuti perlombaaan tingkat
kabupaten dan ia juara, kemudian dilanjutkan kembali ke tahap Nasional. Dan
sekarang ia menekuni cabang olahraga pencak silat di Universitas Negeri Jakarta
dan bahkan menjadi atlet kampus. Dan ketika perguruan memanggil untuk mengikuti
pertandingan ia selalu siap dalam melaksanakan tugas itu demi membela perguruan
dan nama kampus.