Senin, 02 Agustus 2021

September Tahun Lalu Pak Bambang, Juli Tahun Ini Pak Zainal PERGI...




 

Senin, 24 September 2020 Engkau Panggil Pak Bambang

Pandemi Covid-19 sejak Maret 2019 hingga hari ini dan entah sampai kapan, menoreh beragam kisah. Ketatnya pengawalan istana dan kecanggihan ilmu kedokteran belum bisa menghalau kedatangannya. Ia bisa datang dan menyerang kapan saja, dan siapa saja.

Siapapun bisa terkena, dan setelah terkena virus corona kemungkinannya hanya ada 2,  pertama sembuh dan sehat kembali atau wafat tidak tertolong meninggalkan alam dunia.

Senin 14 September 2020. Pak Bambang Suprapto atau ia sering menyebut dirinya “Boga Lakon” meninggal dunia. Kami masih merasa bahwa beliau masih ada, dan membersamai kami di pembelajaran dan aktivitas harian.

Kepergiannya yang mendadak dan tidak dikabarkan sakit sebelumnya sungguh membuat siapapun tak percaya dengan kematiannya. Ada yang komentar : “ah jangan becanda Pak”, kemarin Jumatan sama saya, ada pula yang bilang tadi pagi (maksudnya Senin 14 September 2020) saya lihat beliau ada dan mengajar zoom di kelas anak saya. 

Berperawakan tegap gagah melebihi gagahnya Polisi Militer, tidak membuat orang yang mengenalnya takut bahkan sebaliknya semua merasa akrab. Tuturkatanya ramah, lembut,  sopan, dan selalu tersenyum kepada siapa saja yang ditemuinya. Mengampu pelajaran SBK kelas 4, 5, dan 6 tentu menyita banyak waktunya. Murid tiap paralel di sekolah kami melebihi 100 orang,  untuk 3 paralel totalnya sekitar 300 orang.  Beliau tak pernah mengeluhkan capek, lelah, dan sejenisnya. Selalu tampak cerah ceria, dan penuh semangat.

Hal menarik dari alm. Pak Bambang bagi saya ada 4 : pertama, ia merupakan sosok Ayah yang penuh tanggung jawab terhadap keluarganya. Kedua, ia tidak mau untuk melayani kebutuhan anak-anaknya diwakili orang lain, ketiga, ia selalu siap ditugaskan sekolah, dan keempat, ia tak pernah mengeluh tentang pekerjaan dan rumah tangganya. Meskipun sangat sibuk, ia tetap punya waktu untuk keluarga, ia luangkan 1 hari yaitu Ahad untuk merapihkan rumah, dan menyetrika baju seragam semua keluarganya. Ditugaskan sekolah selalu siap laksanakan, dan jika cerita keluarga selalu bikin saya ngiri mendengarkan ceritanya.  “ Alhamdulillah Pak, anak saya mah soleh, tidak macam macam, bahkan meski saya tidak target harus juara kelas, mereka pada peringkat 1 dan 2.   “Istri saya luar biasa, sebenarnya istri saya sudah ditawarkan untuk jadi Kepsek, tapi ia tolak karena kudu setor sekian kepada …, dan sederet cerita lain betapa ia senang dan bersyukur atas apa yang dikarunikan Allah kepadanya.

Tujuh tahun menjadi koordinator lomba, “beliau (alm. Pak bambang) selalu menjadi pelatih solo vokal dan paduan suara bersama Pak Endang Suryana guru serba bisa, tanpa mengenal lelah, Pak Bambang menyeleksi murid-murid berbakat dalam vokal sepulang sekolah untuk menemukan bibit unggul. Lalu dilatihnya menjadi seorang penyanyi handal. Menjadi juara lomba solo vokal di tingkat kecamatan, kota, hingga provinsi. Jagoan solo vokal binaan Pak Bambang tiap tahun masuk juara tiga besar mengalahkan jagoan solo vokal dari sekolah lain, baik dari SD Negeri maupun SD Swasta. Paduan suara binaan Pak Bambang bersama Pak Endang selalu tampil memukau, kebulatan suara, kekompakan tim/kreografi, dan costumnya menjadi point utama kemenanganya.

Dalam perlombaan solo vokal, mewarnai/melukis dan paduan suara sejak tahun 1996 hingga tahun 2000, puluhan piala dan piagam pengharhaan telah kami terima atas kepiawaiannya di bidang seni. Tercatat nama Astrid juara lukis provinsi, ada nama Galih Nur Rizki Juara1 nasional mewarnai SD Islam Al Azhar se-Indonesia, ada Ratu Utami Dewi juara1 melukis di Fesbud, ada Fatma Nisauzahra, ada Nindy dan puluhan nama lainnya penyumbang piala dan piagam penghargaan ke sekolah kami, semuanya binaan almarhum Pak Bambang. Astrid  mendupkikat karya lukisannya dan mengirimkannya ke Pak Bambang, Begitupun karya Ratu Utami Dewi yang menjadi juara dalam lomba. Ia berikan karyanya saat menjadi juara ke sekolah agar dipasang di dinding lobi untuk menambah keindahan dan kemegahan sekolah.

Senin tanggal 14 September 2020 adalah hari terakhir pengabdian Pak Bambang di bidang seni.  Agar kelak mereka punya skill hidup hingga bisa menjalani kehidupannya dengan penuh percaya diri. Bisa menghargai keindahan dan mau merawat keindahan agar tetap lestari. Selalu datang pagi, membeli sarapan bubur ayam Bibi kantin langganannya, duha lalu mengajar dengan media zoom meeting. Pagi itu ia mengajar kelas 4 Arrozaq/ kelas tahfidz, tak seperti biasanya ia tidak banyak melatih anak-anak dengan materi baru atau praktek menyanyi.

Ia bercerita tentang bekal terbaik penolong kita di alam akhirat. Saling tanya jawab dan menyampaikan beberapa joke supaya murid murid bisa ngakak. Itu kelebihan pak Bambang saat mengajar. Cara inilah yang menjadikannya selalu dirindukan muridnya. Kebiasaan baik pak Bambang bila ada OB yang juga sedang makan bubur di tempat ia sarapan, ia mentraktir mereka. Beli makanan selalu beli 2 paket, untuk ke rumah dan untuk para OB, kasihan katanya. Maka wajar saja, bila saat Pak Bambang wafat, semua OB datang ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Selepas duhur kami tidak melihat beliau, dan rupanya setelah beliau cari makan siang ke gado gado Bi Naim sebrang pintu gerbang sekolah kami. Selanjutnya ia melatih 2 murid di Aula SDI AlAzhar Serang untuk persiapan lomba solo vokal virtual besok di Al Izzah Serang. Aku lihat pak Bambang asyik mengiringi kedua murid dengan memainkan Keyboardnya, sesekali aku lihat tangannya digerak-gerakan seperti meninju ke depan ke samping, ke atas ke bawah, dan ke belakang. Kupikir pak Bambang pegel, dan aku pulang setelah pamit ke beliau dan wali murid yang masih hadir di sana.

Setibanya di rumah, aku langsung mandi dan tak lama berselang adzan maghrib pun tiba. Hpku berdering, lalu aku terima dan kudengarkan suara di ujung sana. ”Pak Dail ke RS Kencana ya, ini pak Bambang di UGD”. Nih ngomong dengan pak Bambang ya!, saya jawab : “iya mana?:.

 Di ujung telepon sana saya mendengar suara pak Bambang : “Pak Dacil tolong saya, kesini dulu ya ke Kencana”. Langsung saya jawab iya pak, saya berangkat nih. Beliau punya panggilan khusus pak Dacil kepadaku. Bertemu Pak Heri sopir Ambulan di parkiran. Pak Heri cerita tadi pak Bambang sudah diinfus dan diambil darah untuk chek Laboratorium apakah ada korona atau tidak?, Ia pamitan untuk pergi sejenak mengisi Bensin Ambulance.

  Di UGD RS.Kencana, Pak Bambang terlihat rebahan sambil nafasnya seperti berat, namun masih sadar. Ia menyapaku : ”makasih pa Dacil kesini, maaf ya merepotkan !”. Ah tidak pak, biasa saja kebetulan saya sempat dan dekat kesini, jadi saya sampai duluan. Saya sapa : “ Pak Bambang kering bibirnya kering, mimun ya?”. Menjawab boleh, mana air minumnya, aku berikan air hangat padanya, Ia hanya meminum sedikit saja dan mengembalikan botol itu padaku.

Pukul 19.35 istri pak Bambang tiba, dan setelah mengucap salam, ia bertanya apa yang dirasa Ayah?,  pak Bambang menjawab : “hanya sesak saja”. Istrinya bilang sabar ayah, insya Allah ayah kuat. Pukul 20.45 dokter jaga memanggil istri pak Bambang, menyampaikan bahwa di RS tersebut tidak ada dokter spesialis Jantung, maka saya rujuk saja ke RS.Sari Asih atau RSUD Drajat Prawiranegara, mau pilih mana?. Kompak kami jawab : ke Sari Asih saja.

Hanya 5 menit mobil Ambulan sudah ada di depan pintu UGD, dibantu Scurity yang jaga malam pak Bambang kami gotong dan rebahkan di Bad Ambulance. Istri pak Bambang ikut serta di mobil Ambulance, sedangkan aku dan Om soni mengikuti dari belakang, saat saya tiba di IGD sari Asih, pak Bambang sudah ada di dalam IGD dan sudah dipasangin infusan baru.

Pak Bambang tersengal sengal nafasnya, padahal hasil uji Lab RS Kenvcana sudah keluar dan pak Bambang negatif korona. Beliau kena serangan jantung, demikian penjelasan dokter jaga kepada istrinya diteruskan kepada kami. Berita pak Bambang masuk IGD Sari Asih sudah menyebar ke WAG guru SDI Al Azhar juga ke WAG Yayasan. Ucapan doa untuk kesembuhan ada puluhan dari para sahabat . Pukul 21.45 Pak Rifai datang bersama istrinya

Tampak Pak Bambang masih respon dan ngobrol dengan santainya. Sekitar pukul 22.30 Pak Rifai dan istri pamitan kepada Pak Bambang serta istri, juga pada kami yang menunggu di luar ruang IGD. Aku sempat berkabar kepada salah satu muridku Karell dia adalah teman dekat Arya anak bungsu Pak Bambang. Minta bantu doakan dan maafkan jika Pak Bambang punya salah. Ternyata ia datang ke IGD dan menanyakan: “Pak Dail, apakah semua keluarga Pak bambang sudah ada?”. Saya jawab : “baru istrinya”.

Karell langsung minta ke istri pak Bambang supaya semua anaknya dipanggil cepat datang ke IGD, kasihan bila anak-anaknya tidak bertemu dengan Ayahnya di saat terakhir kehidupannya. Deg saja, detak jantungku, bergegup keras. Apa Rel, apa kamu bilang tadi?, perlahan Karell menjelaskan kondisi pak Bambang sangat lemah, kita doakan yang terbaik untuknya. Selang 30 menit sejak ditelepon kedua anak  beliau sudah tiba di IGD Sari Asih. Yasmin dan Arya langsung mendekati ayah mereka sambil berisak air mata, sedangkan si Sulung Panji di Semarang, akan tiba sekitar pukul 10an besok. demikian penjelasan Arya kepada Karell.

Pak Bambang, dikelilingi istri dan nak tercinta. Di samping kanan ada istrinya, di sebelah kiri ada dua anaknya. Sepintas aku lihat pak Bambang tidak tersengal sengal lagi, kupikir mungkin sudah membaik lebih tenang, namun firasatku mengatakan: “waduh jangan jangan?”.  Segera kuhampiri dokter jaga yang sedang merekap data pasien IGD dan kusampaikan : “maaf dok itu pasien Pak Bambang mohon di chek tadi saya lihat tidak bergerak saya khawatir!”. Segera dokter bersama 2 orang perawat jaga memasangkan semu alat ke tubuh pak Bambang. Berkali kali dokter dibantu perawat merangsang jantung dengan elektrokardiograf, hidung dan mulut pak Bambang pun dipasang saturnasi pemantau kadar oksigen. Hanya selang 15 menit dokter dan perawat jaga melakukan tindakan pertolongan, namun saya perhatikan di layar monitor picu jantung grafiknya turun lalu datar….!. Segera alat-alat di lepas, dokter menghampiri istri Pak Bambang, lirih ia berkata : “ inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun, Ibu maafkan kami tidak bisa menolong suami ibu, Ibu yang kuat dan sabar ya!”. Sang istri hanya mengangguk, dan menjawab : “iya dok terima kasih, insya Allah kami kuat dan ikhlas”.

WAG sekolah masih ramai,  bunda Idoh belum bisa tidur, kepikiran gimana pak Bambang, katanya. Dia bertanya di wa : “Pak Dail, gimana keadaan Pak Bambang? ”. Saya jawab apa adanya. Innalillahi wa Inna ilahi roojiuun, sudah kembali pada pemiliknya bun. Eh malah balas: “astagfirullah pak, jangan bercanda ah, ini serius, saya tidak tenang dari tadi tidak bisa tidur kepikiran”. Saya bingung harus jawab apa, saya foto bad alm. pak Bambang, lalu buat Voice Note isinya berita duka tentang wafatnya pak Bambang di Sari Asih pada Senin 24 September 2021, sekira pukul 23.55 WIB.

Pertama dalam sejarah yayasan Al Azhar Serang, ada seorang Guru yang wafat namun rasa dukanya meliputi semuanya. Semua kaget dan tidak percaya dengan kepergiannya. Tidak terdengar sakit apa-apa, pagi hingga sore pun ia masuk sekolah, mengapa tiba tiba terdengar berita bahwa ia telah tiada?.  Yayasan mengumumkan sekolah DILIBURKAN. Selasa 25 September 2020 menjadi hari berkabung. Murid diminta belajar mandiri. Semua guru dan karyawan akan takziah, mensholatkan almarhum dan mengantar ke kuburnya.  Pukul 9.00 dimandikan dan rencana disholatkan pukul 10.00 setelah anak sulungnya Panji tiba di rumah.  Hingga pukul 11.00 yang ditungu belum juga tiba, pukul 11.30 yang ditunggu konfirmasi baru di Balaraja otw menuju lokasi. Rupanya Allah berkehendak lain, Panji anak sulung tiba di rumah duka pukul 12.00. Diputuskanlah bahwa almarhum akan disholatkan setelah duhur di Masjid KSB.

Subhanallah, Allahu Akbar, jamaah yang ikut sholat duhur sama banyaknya dengan jamaah jumatan sekitar 500 orang bahkan hingga koridor masjid pun dipenuhi jamaah.  Fenomena langka biasanya para pelayat setelah beres sholat janazah bubar dan kembali ke rumah, selasa 25 September 2020 berbeda, para sahabat dari Al Azhar, tetangga, dan keluarga besarnya sekitar 200an orang berduyun duyun mengantarkan janazah pak Bambang ke liang lahatnya.

Ada kisah DAHSYAT, saat hampir semua pelayat meninggalkan kuburan, istri almarhum sambil memegangi tangan ketiga anaknya lalu ia berkata :

1.      “ Ayah, tuntas sudah lakon hidupmu hari ini, dan kami hanya bisa mengantarmu di sini. Kami akan kembali melanjutkan perjuangan hidup, agar kami bisa seperti engkau di saat kelak kami harus kembali”.

2.      “Ayah, terima kasih atas semua yang telah engkau berikan pada kami, kami tidak dapat membalasnya, dan biarlah itu jadi pemberat amal shalehmu di alam baqa”

3.      “Ayah, saya bersaksi bahwa engkau orang baik, sejak kita menikah hingga akhir hayatmu engkau tak pernah bikin kami susah, bahkan tugasku pun engkau bantu sekedar merapihkan rumah dan menyetrika baju seragam keluarga”

4.      “Ayah, bahagilah engkau di alam barzakh karena engkau sudah berhasil mendidik kami , insya Allah kami selalu berusaha menjadi orang yang soleh dan shaleha. Sampai ketemu lagi ayah di surga. Aamiin.

Ucapan istri almarhum ini, aku dapatkan dari Pak Zainal guru Agama Al Quran kelas 6 di sekolah kami. Pak Zainal terilhami untuk tetap di pemakaman, khawatir bila ada diantara ahli waris, terutama istri atau anak gadis almarhum (Yasmin), tiba tiba lemas tidak kuat menahan duka karena ditinggalkan suami/ayah tercinta.

Ternyata tidak terjadi. Mereka keluarga hebat luar biasa, tiada tetes air mata dan ratapan dari mereka,  yang terdengar dan terpancar rasa bangga menyaksikan kepulangan ayah tercinta diiringi ratusan muslimin yang mendokan untuk kebaikannya.

Selamat jalan sahabtku, darimu aku belajar bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat bagi anak istri juga bagi sesama. Bahagilah engkau di alam kuburmu, pahala kebaikan akan mengalir padamu dari istri dan anak anakmu. Maafkan aku, yang kadang manggilmu: ” Pak Beng beng”.  Itu panggilan sayang dan specialku padamu yang juga memanggilku : “Pak Dacil” insya Allah kita bertemua kelak di surganya Allah SWT. Aamiin.






SABTU, 17 JULI 2021 : ENGKAU KEMBALI MEMANGGIL PAK ZAINAL JAHA.

Mendengar kabar duka dari Bu Ovi bendahara yayasan Al Azhar Serang sekitar  tentang wafatnya Pak Zainal pukul 08.00 WIB, jantung saya terasa DEG, dan terus jantung ini berdetak cepat, sampai-sampai saya bilang. Iya bu Ovi, kalau berita duka biasanya benar. Nanti dulu bu, saya lagi degdegan atau berdebar banget ini, rasa gak percaya campur sedih dan lainnya. Diujung telepon bu Ovi jawab: “iya pak Dail, istigfar dan baca Laa hawla walaa quwwata illa billah, insya Allah tenang kembali”. Saya jawab terima kasih infonya bu, telepon saya tutup setelah salam.

Ahad pekan yang lalu, saya mengantarkan uang titipan dari salah satu wali murid yang simpati mengetahui kabar pak Zainal di rawat karena positif covid, bantu untuk keperluan anak anaknya. Saya  antar titipan itu ke RSUD Drajat Prawiranegara kota Serang. Saya wa ke istrinya pak Zainal kalau saya sudah di dekat  ATM BRI, saya meminta supaya umi keluar sebentar, namun umi bilang supaya saya ke depan IGD saja, saya nurut dan beliau menunggu sambil melambaikan tangannya.

Bergegas saya sapa bagaimana keadaan Abi Zahid?, dijawab kondisinya mendingan tapi masih tersengal sengal nafasnya berat. Tadinya mau saya serahkan amplop ke umi, namun umi bilang : masuk saja!. Lihat dari kejauhan boleh kok, saya heran kenapa bisa pasen covid ditungguin dan dilihat. Saya masuk  dan ketemu pak Zainal di salah satu bad di IGD. Oh pantas saja bisa ditungguin umi ternyata di IGD.

Saya dan teman-teman mengira di ruangan, rupaya karena belum ada ruangan  yang kosong maka pasien covid pun ditampung sementara di IGD. Saya hampiri Pak Zainal.  Jarak saya ke Bed beliau berbaring sekiar 1,5 meter dan kami salaman dengan isyarat saja. Pak Zainal manggil saya dan tangannya berusaha buka corong penutup hidungnya sedikit supaya terdengar. Saya bilang sudah pak jangan bicara, isyarat saja insya Allah saya faham. Dan beliau menyampaikan pesan ke saya supaya saya temui pak Kepsek SD tentang beliau minta maaf kepada semua guru dan karyawan baik di TK,SD, SMP, dan Yayasan, bilang bahwa ia belum bisa ngajar, saya mau ngajar tapi masih kaya begini?.

Saya jawab sabar pak, Insya Allah ngajar sudah ada badal, bapak sehat ya. Dan karena tidak kuat melihat kondisi beliau yang kecapean sekedar untuk bernafas, saya berikanlah amplop titipan mama Raisa ke beliau, saya lihat ia menangis, berurai air mata. Lalu bilang : makasih, makasih ya, salam ke beliau. Iya pak saya pamit, assalamu alaikum.

    Terus terang saja, sejak pertemuan dengan beliau itu persasaan saya mengatakan bahwa hanya keajaiban yang bisa membuat pak zainal pulih, apalagi saya dengar beliau ada diabet. Namun tetaplah saya berdoa semoga Allah sembuhkan seperti sediakala dan bisa kembali mengajar anak-anak murid SD Islam Al Azhar 10 Serang

Hari hari berlalu, senin, selasa dan rabu di sekolah ada MPLS, masa perkenlan lingkungan sekolah. Teringat betapa beratnya sakit pak Zainal, saya dan murid selalu membacakan fatihah dan doa untuk kesembuhan pak zainal yang masih di IGD. Rabu saya dapat kabar sudah dapat ruangan lega rasanya pak zainal keluar dari ICU, kamis dengar kabar gembira dari wa umi zahid bahwa pak zainal minta makan sop kambing dan sate. Ada rasa gembira namun ada was-was juga jangan-jangan mamakasih alias tanda ..”. Astagfirullah, saya pejamkan mata dan berdoa moga ini tanda pak zainal mau sembuh, aamiin. 

Jumat pagi saya pesan mpek-mpek rencana mau antar ke RSUD Drajat, karena beliau suka makanan ini, walaupun memang aslinya semua makanan beliau suka. Sayang jumat pembuat empe-empe libur dan baru akan diantar sabtu ini jam 11. Niat mengantar makanan ke pak zainal dan ke anaknya di perumahan Dalung hari ini bakda duhur rupaya belum ditakdirkan, pukul 07.15 WIB beliau sudah berpulang kepada sang pemilik alam semesta Allah SWT dengan tenang dipangkuan istrinya umi zahid yang nama aslinya Siti Solihat. Sejak pukul  07.30 pasca dapat telepon dari bu Ovi hingga tulisan ini dibuat semua grup Wa sekolah dan yayasan serta alumni dipenuhi ucapan turut berduka. Semua status wa pasang foto almarhum bertuliskan semoga almarhum husnul khatimah.

    Selama 1 tahun mengajar di kelas VI bersama beliau saya bersaksi bahwa beliau sosok guru teladan, selalu ceria dan menyapa duluan bila bertemu siapa saja dimana saj. Mudah dimintakan tolong, dan jarang berkeluh kesah. Di mata teman temannya almarhum guru multitalenta. Meski mengajar Agama dan Alquran, namun ahli ceramah, terbiasa ngisi khutbah, motivator ulung, ahli hipnoterapi. Bisa bikin anak murid lupa namanya, lupa kelas berapa?. Yang dia tahu hanya SUKSES, namanya Sukses, kelasnya Sukses. Sangat mahir dalam Pramuka, giat di KBIH Al Azhar, pedagang di komunitas pedagang sabtu ahad dan sederet kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. 

Hari ini beliau sudah tiada, jasadnya akan dikebumikan, karena memang asal semua manusia dari sana, dan semua akan kembali kesana. Namun semua kebaikan beliau akan kami kenang dan teladani.  Selalu ramah kepada siapa saja, dalam mengajar sangat digemari anak-anak karena ia pandai bercerita dan bermain drama. Kini drama itu telah usai, dan kembali kepada pemilik naskah drama yang sejati.

Terima kasih pak zainal, insya allah engkau punya ketiga amal abadi, rajin sedekah, tiga anak yang sholeh shaleha (zahra, zulva dan zahid), serta ilmu yang bermanfaat. Semuanya akan terus mengalir hinga kiamat, Semoga kita bertemu kelak di surganya. 

TUJUH HARI  KEPERGIAN ABI ZAINAL JAHA/ KUWARNAI HAN BERSMA ZAHID   



Jumat tanggal 23 Juli kemarin, Saya seperti biasa pergi pagi ke Sekolah sambil mengantar istri ke tempat kerjanya di Kimia Farma Kantor Distribusi Cabang Serang yang lokasinya di Rancatalas Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, dilanjutkan ke SD Islam Al Azhar 10 Serang yang berlokasi  di Kaujon Kelurahan Serang. Perjalanan biasanya sekitar 20 menit bila lancar dan bila agak macet hampir 30 menit, menempuh jarak kisaran 15 Km dari rumah yang berlokasi di Komplek Depag Ciwaru, kelurahan dan kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

Setibanya di Sekolah, Saya melihat teman-teman yang biasa olahraga bulu tangkis Sabtu-Ahad, beberapa orang sedang seru latihan di lapangan upacara yang alhamdulillah jelang tahun pelajaran baru sudah kelar di make over /dicat secara merata, indah sempurna. Terkesan bersih, asri dan bikin betah untuk berlama lama menikmati hijaunya taman bunga yang selalu di siram Om Soni di pagi hari.

  


Ada 3 agenda yang harus saya selesaikan hari ini, pertama membuat tulisan tentang judul ini, mengunjungi rumah almarhum Pak Zainal Jaha, dan malamnya ada Bimbingan Menulis Materi 6 yang berbarengan dengan tahlil virtual 7 hari almarhum Pak Zainal Jaha.  

Rupanya karena kawatir kantor untuk mengurus klaim Asuransi Takafull keburu tutup di masa PPKM ini, maka yang saya lakukan pertama kali adalah kunjungan ke rumah almarhun terlebih dahulu. Kedatangan saya kesana terkait dana pendidikan beasiswa Zahid putra almarhum supaya bebas premi hingga menjadi sarjana.

Dari sederet persyaratan yang harus dilampirkan dalam pengajuan klaim Asuransi Takaful bebas premi, masih ada 3 berkas yang belum ada : pertama surat keterangan waris, kedua keterangan ahli waris, dan ketiga keterangan dari RS karena almarhum wafat di RSDP Serang. Bila semua syarat lengkap biasanya pencairan dana santunan alkhairat/ kematian akan masuk setelah 7 hari kerja ke rekening ahli waris atau istri almarhum pak Zainal Jaha.

Zahid tentu sangat sedih kehilangan abinya. Sepengetahuan saya, semasa hidupnya, almarhum Pak Zainal Jaha sangat menyayangi Zahid putra laki laki satu satunya dari 3 anaknya. Tentu ini bukan karena pilih kasih, namun memang kelahiran putranya sudah dinantikan sejak 20 tahun yang lalu, anak pertamanya Zahra saat ini kuliah di UPI Bandung Semester 7, anak keduanya Zulva mondok di Ponpes Modern Assaadah kelas XII, sedangkan si Bungsu Zahid masih SD kelas 6 di SD Islam Al Azhar 10 Serang, tempat abinya mengajar, sekelas dengan anak saya Bagas di kelas 6 Tahfidz.

Setelah persyaratan untuk mengajukan klaim ke Asuransi Takaful saya terima dari istri almarhum Pak Zainal Jaha, saya ijin padanya untuk mengajak Zahid main di rumah Bagas dan nanti akan diantar pulang sorenya. Di perjalanan saya tanya : “Zahid maukah temani pak Dail ke Serang City?”, dijawab : “Mau apa kita kesana pak?”, saya jawab : “Mau ke Kantor Takaful biar Zahid tahu”. Zahid menyahut : “Mau, sekalian jalan-jalan bosan di rumah terus”.  Kalau di rumah kdang kaya melihat ada Abi kata zahid. Saya nasehati : "Abi sudah tiada, kudu diikhlaskan, Zahid anak hebat, kudu kuat, nanti Zahid terusin tugas abi", Zahid menjawab : "Iya pak insya Allah". Kami pun meluncur ke kantor takaful untuk menyerahkan berkas, dan setelah diterima mba Nizma, kami langsung pamit lalu pulang ke rumah Bagas (anak saya) di Cipocok Jaya.

 Wow, 2 orang sahabat yang tak ketemu hampir 3 pekan sejak sebelum idul Adha,  rupanya kangen berat dan pas ketemu mereka langsung main akrab di kamar Bagas, saya merasa lega dan bahagia lihat Zahid tampak senang bermain dengan teman sekelasnya, sejenak melupakan abinya yang sudah kembali kepada sang pemilik alam semesta, Allah SWT.

    Saya berpesan kepada Zahid dan Bagas supaya mainnya lihat waktu jika sudah ada adzan Jumat maka segera pergi ke Masjid untuk sholat Jumat, alhamdulillah Masjid Almuhajirin Pancasila Komplek Depag sejak Korona ada, baru libur jumatan 1x, setelah itu selalu buka, termasuk Idul Adha pun, Selasa 20 Juli 2021 atau 10 Dzulhijjah tetap mengadakan secara terbatas dengan prokes tentu saja. 

    Sepulang dari Masjid, Bagas cerita  pas kami kumpul di ruang keluarga/ruang tengah.  Ayah !, biasa anakku panggil demikian, tadi Zahid pas bubaran dari sholat bilang : "Bagas, tahu gak , biasanya aku Jumatan ke Masjid ini bareng Abi kalau pas ada jadwal ngisi khutbah". 

    Deg saja jantungku, dan tak terasa air matapun mengalir. Ya Allah kasihan Zahid, kenangan Indah bersama abi yang selalu mengajak Zahid kemana saja pergi termasuk ke tempat ia mengisi khutbah atau ceramah agama rupanya ia ingat dan subhanallah menimbulkan kesan yang mendalam rupanya. Bagi kita yang punya anak kecil usia TK dan SD bila anak ingin ikut kemana kita pergi, maka ajaklah, karena setelah mereka SMP apalagi SMA, pasti tidak akan mau, dan akan pilih tetap di rumah.

    Biar  Zahid tidak berlarut larut ingat pada almarhum abinya, saya ajak makan siang saja bareng Bagas. Hid, sapa saya padanya "makan sedanya saja ya!", Zahid menjawab : "Iya pak, kata abi kalau makan syukuri saja apa yang dihidangkan, biar makannya enak". Lagi lagi aku berkaca kaca namun aku tahan biar tidak tampak, rupanya almarhum abinya sungguh luar biasa, sebelum makan pun ada nasihat pada anaknya untuk bersyukur dengan rejeki yang diberikan Allah hari ini. 

    Karena semalam lelah kurang lelap tidur, akupun ketiduran jelag Ashar dan terbangun karena mendengar suara adzan yang keras, kebetulan jarak Masjid ke rumah hanya sekitar 300 meter saja. Setelah Ashar, uminya Zahid telepon bahwa nanti tolong supaya Zahid nunggu di sebrang Jalan, agar pas lewat langsung naik mobil dan pulang ke Dalung Griya Permata Asri. Rupanya umi Zahid baru saja mengantarkan kaka Zulva ke Ponpes setelah ijin 10 harian karena abinya sakit keras hingga wafatnya. Demikian kisah saya di hari anak nasional tahun ini, diisi dengan membersamai Zahid dan Bagas, semogalah mereka kelak bila sudah dewasa dan punya anak, bisa pula menghibur anaknya bila sedang sedih hatinya.

TAHLILAN VIRTUAL 7 HARI ALMARHUM PAK ZAINAL JAHA


    Malam pun tiba, bakda sholat Isya sesuai rencana, saya ikuti materi bimbingan belajar menulis materi ke-6 yang disampaikan Ibu Aam sang Bloger Inspiratif tentang "Menulis menjadikan Naik Kelas dan Berprestasi",. 

    Saya gunakan laptop kerja untuk ikuti materi, dan anakku Bagas ikut tahlil virtual 7 hari wafatnya almarhum Pak Zainal Jaha dengan laptop pinjaman adikku, Saya heran tumben nich Bagas  mau ikut zom malam malam, rupanya dia sudah janjian dengan Zahid bahwa mereka akan menyimak zoom tahlil virtual katanya.

  Acara pembacaan surat Yasin dan tahlil ditutup  dengan doa,  berlangsung sekitar 30 menit, disambung penyampaian kesan-kesan dari beberapa orang yang dekat dengan almarhum Pak Zainal, seperti dari Pak Haji Hilmi Iskandar ketua pembina YPI Muawanatusy Syubban Al Azhar Serang, Pak Haji Ashari dari YPI Al Azhar Pusat, Pak Ahmad Yani ketua YPI Muawanatusy Syubban Al Azhar Serang, Pak haji Humaedi rekan guru di SD Al Azhar Serang, dan beberapa orang tua murid serta alumni yang juga bergabung di tahlil virtual tadi malam.

    Dari semua paparan yang menyampaikan kesan kesan kepada almarhum pak Zainal Jaha semuanya merasa kaget dengan kabar wafatnya beliau dan merasa sangat berduka serta kehilangan. Beberapa point kesan yang disampaikan dan  terekam dalam ingatan saya antara lain :

1. Almarhum Pak Zainal adalah guru luar biasa, serba bisa, dan sangat baik.

2. Almarhum Pak Zainal sosok guru yang jadi panutan karena keramahannya dan tidak pernah marah, selalu tersenyum, akrab dan dekat dengan murid.

3. Almarhum Pak Zainal sosok sahabat yang humoris dan sangat santun, Ia tidak  punya masalah dengan siapapun.

4. Almarhum Pak Zainal merupakan motivator hebat yang sanggup menghipnoterapi anak kelas 6 dan kelas 9 saat menjelang ujian nasional, supaya optimis, percaya diri dan sukses.

5. Almarhum Pak Zainal instruktur Pramuka terbaik sejak beliau gabung di SD Islam Al Azhar 10 Serang, dan dalam Jambore Nasional selalu mejadi juara, dan beberapa kali menjadi juara umum.

6. Almarhum Pak Zainal teman yang asyik untuk diajak diskusi bahkn siap mendengar curhat hingga selesai. Dan baru memberi saran kepada yang curhat bila diijinkan. Tidak pernah komentar negatif tentang orang lain, dan selalu positif.

            MP4 Suara Terakhir Abi di SDIA10 Serang

7. Almarhum Pak Zainal selalu siap diberi tugas apa saja dan kapan saja, meskipun ia sudah ada acara keluarga, namun ia utamakan tugas sekolah. 

    Bahkan saat bertemu Ahad 6 hari sebelum wafatnya beliau (sabtu 17 Juli 2021), di tengah sulitnya bernafas dengan bantuan oksigen di ruang IGD RSDP ia bicara ke Saya : Pak tolong ijinin ke Pak Kepsek, Senin saya belum bisa Ngajar, duh gimana ya anak-anak ?. Ya Allah...!! , meski sudah lemah dan sulit bernafas, namun semangatnya tetap tinggi, dan yang dipikirkan slalu murid muridnya ...

    Saya menjadi saksi tentang kebenaran almarhum Pak zainal memang sangat loyal terjhadap Al Azhar, saking tanggung jawabnya sebagai ketua Marawis ALZETTA mendampingi Lomba di Al Azhar Kemang Pratama, waktu itu tahun 2017 kami baru pulang dari acara lomba FESBUD dan tiba di Kaujon pukul 20.30 WIB, Ia bilang, Pak Dail, saya duluan ya tidak jagain murid samapi habis dijemput ortu,  ada acara nikahan ponakannya di Anyer. 

Tanpa mengenal lelah, beliau berangkat ke acara resepsi nikahan Ponakannya di sana, padahal hari sudah larut malam dan tentu badannya lelah karena tadi pagi kami berangkat sebelum subuh alias jam 04.00 agar tiba di lokasi Lomba FESBUD pukul 07.00. Tak tersirat wajah lelah, yang tepancar adalah senyum ceria dan penuh semangat.

    Sederet prestasi dan dedikasi yang TEREKAM dalam ingatan penulis selama mengenal beliau dari tahun 2009 hingga hari antar lain :

1.Kepiawaiannya dalam mengelola kelas, mengasuh dan membimbing anak-anak dalam pembelajaran maupun berbagai kegiatan kemuridan.

2. Semangatnya dalam memberikan motivasi kepada murid kelas tahfidz saat acara Tasmi atau ujian hapalan 1 Juz dalam 1 jam.

3.Kepopulerannya di Al Azhar Pusat sebagai Icon Al Azhar Serang, jika saya mengantar lomba, para kepala Sekolah bertanya : Pak Zainal Ikutkah ?, luar biasa.

4. Karyanya membuat lirik lagu "Fil Madrosah".

    Membuktikan bahwa Almarhum Pak Zainal adalah guru luar biasa, serba bisa, baik dan santun, serta berdedikasi tinggi, akan menjadi saksi sejarah yang tak dapat dilupakan sepanjang jaman. 

    Selamat Jalan Pak Zainal, kami semua : sahabatmu, murid-muridmu, alumni SD Islam Al Azhar Serang dan kelurha besar guru Al Azhar Se-Indonesia berdoa semoga engkau bahagia di alam kuburmu, dan kelak mendapatkan surganya Allah SWT. Aamin.





Minggu, 01 Agustus 2021

DUA GURU TERBAIK KAMI PERGI DI MASA PANDEMI

                                                    Almarhum pak Bambang : TENGAH.


Kepergian Guru Seni Terbaik Kami.       

    Pandemi Covid-19 sejak awal Maret 2019 hingga hari ini dan entah sampai kapan lagi, menoreh beragam kisah bagi tiap manusia di seantero jagat raya tanpa terkecuali termasuk diriku. Mulai dari rakyat jelata hingga selebriti bahkan para kepala negara dan para raja, bisa terkena. Kehebatan pengawalan istana dan kecanggihan ilmu kedokteran belum bisa menghalau kedatangannya, ia bisa datang dan menyerang kapan saja pada siapa saja. Siapapun bisa terkena, dan kemungkinan yang terjadi setelah terkena atau hasil tesnya dinyatakan positif  hanya 2 pertama sembuh dan sehat lagi atau malah tak tertolong alias meninggal dunia.

      Satu semester sejak pandemi korona mengguncang dunia, tanpa gejala sakit apa apa, dan tanpa adanya keluhan yang diderita, sahabat kami pergi untuk selamanya. Kepergiannya tepat pada hari Senin 14 September 2020. Pak Bambang Suprapto atau ia sering menyebut dirinya “Boga Lakon” meninggal dunia. Kami hingga kini bahkan masih merasa bahwa Pak beliau masih ada, dan membersamai kegiatan kami di pembelajaran di SD Islam Al Azhar 10 Serang.

    Kepergiannya yang mendadak dan tidak dikabarkan sakit sebelumnya sungguh membuat siapapun tak percaya dengan kematiannya. Ada yang komentar : “ah jangan becanda Pak”, kemarin Jumatan sama saya, ada pula yang bilang tadi pagi (maksudnya Senin 14 September 2020) saya lihat beliau ada dan mengajar zoom di kelas anak saya.  Dan puluhan ungkapan tak percaya lainnya yang dilontarkan para murid dan wali murid dengan kepergiannya.

    Berperawakan tegap gagah melebihi Polisi Militer sekalipun, sosok Pak Bambang tidak membuat orang yang mengenalnya takut bahkan sebaliknya semua merasa akrab karena tuturkatanya ramah, lembut,  sopan, dan selalu tersenyum kepada siapa saja yang ditemuinya. Mengampu pelajaran SBK kelas 4, 5, dan 6 tentu menyita banyak waktunya.

    Murid tiap paralel di sekolah kami melebihi 100 orang, artinya beliau menangani 300 murid. Sepanjang saya mengenalnya, beliau tak pernah mengeluhkan capek, lelah, dan sejenisnya. Selalu tampak cerah ceria, dan penuh semangat. Kita yang kadang tampak loyo bila bertemu dengannya, biasanya menjadi bersemangat terbawa auranya yang selalu bersemangat tak kenal lelah apalagi loyo.

    Hal menarik yang membuat saya kagum dan selalu terkenang dengan alm. Pak bambang ada 4 hal : pertama, ia merupakan sosok Ayah yang penuh tanggung jawab terhadap keluarganya. Kedua, ia tidak mau untuk melayani kebutuhan anak-anaknya diwakilkan pada orang lain, ketiga, ia selalu siap ditugaskan mendampingi anak murid lomba, dan keempat, ia tak pernah mengeluh tentang pekerjaan dan rumah tangganya.

    Sesibuk apapapun dalam mengerjakan tugas Sekolah, ia tetap punya waktu untuk keluarga, malah ia luangkan 1 hari yaitu Ahad untuk merapihkan rumah termasuk menyetrika baju seragam semua anaknya, istri dan dirinya. Dalam kesibukannya, ia tetap sempatkan waktu untuk antar jemput anaknya, bahkan membelikan makan siang untuk anaknya pun dilakukan sendiri. Ditugaskan sekolah selalu siap laksanakan, dan jika cerita keluarga selalu bikin saya ngiri mendengarkan ceritanya.

    Alhamdulillah ya Pak, anak saya mah soleh, tidak macam macam, bahkan meski saya tidak target harus juara kelas, mereka pada peringkat 1 dan 2, demikian pula ceritanya tentang sang Istri : “istri saya luar biasa, di Sekolah SMPN Cipocok Jaya 1 kota Serang, sebenarnya istri saya sudah ditawarkan untuk jadi Kepsek, tapi ia tolak karena kudu setor sekian kepada …, dan sederet cerita lain yang menunjukan betapa ia senang dan bersyukur atas apa yang diterimanya berupa sebuah keluarga. Seakan ia ingin menunjukan bahwa harta yang paling berharga baginya adalah keluarga.

    Selama 7 tahun menjadi koordinator lomba, dalam pengamatannku : “beliau (alm. Pak bambang) selalu menjadi pelatih solo vokal dan paduan suara bersama Pak Endang Suryana guru serba bisa, tanpa mengenal lelah, Pak Bambang menyeleksi murid-murid berbakat dalam vokal sepulang sekolah untuk menemukan bibit unggul.

                           Padus 2020 putra : Falen, Biyan, Refanza, Kevan, elzar, dan Amar
                    

    Setelah bibit terbaik ditemukan lalu dilatihnya hingga menjadi seorang penyanyi handal dan menjadi juara dalam lomba solo vokal. Baik juara di tingkat kecamatan, kota, hingga provinsi. Jagoan solo vokal binaan Pak Bambang tiap tahun masuk juara tiga besar mengalahkan jagoan peserta solo vokal dari sekolah lain, baik dari SD Negeri maupun SD Swasta.

    Paduan suara binaan Pak Bambang bersama Pak Endang selalu tampil memukau, kebulatan suara, kekompakan tim/kreografi, dan costumnya menjadi point utama kemenanganyad. Beberapa event pemerintah kota, Bawaslu Kota, dan Bawaslu Provinsi tim paduan suara sekolah kami diminta mengisi acara tersebut.

    Dalam perlombaan solo vokal, mewarnai/melukis dan paduan suara sejak tahun 1996 hingga tahun 2000, puluhan piala dan piagam pengharhaan telah kami terima atas kepiawaiannya dalam membina murid di sekolah kami dalam bidang seni, baik seni olah vokal, seni musik, dan seni rupa. Ia bilang kepada saya, bahwa dirinya bekerja kepada Allah SWT.

    Tercatat ada nama Astrid yang jadi juara hingga provinsi, namun pindah ke Jawa Timur, dan ternyata dalam seleksi sekolah disana ia terpilih, lalu meraih juara 1 di kecamatan, kabupaten, dan provinsi serta nasional. Ada nama Galih Nur Rizki Juara1 nasional mewarnai SD Islam Al Azhar se-Indonesia, ada Ratu Utami Dewi, ada Fatma Nisauzahra, Nindy dan puluhan nama lainnya yang sudah menyumbangkan banyak piala dan piagam penghargaan pada sekolah atas kemahiran almarhum Pak Bambang.

    Saking senangnya menjadi juara,  Astrid  mendupkikat karya lukisannya dan mengirimkannya ke Pak Bambang, dan saking baiknya beliau lukisan itu malah disimpan di sekolah sebagai kenang kenangan katanya. Begitupun karya Ratu Utami Dewi yang menjadi juara dalam lomba tingkat kota, propinsi dan nasional, diduplikat dan diberikan ke sekolah dan dipasang di dinding lobi ruang tamu, menambah keindahan dan kemegahan sekolah.

    Senin tanggal 14 September 2020 adalah hari terakhir pengabdian Pak Bambang dalam menjalankan tugas suci menempa murid-muridnya di bidang seni.  Agar kelak mereka punya skill hidup hingga bisa menjalani kehidupannya dengan penuh percaya diri. Bisa menghargai keindahan dan mau merawat agar keindahan itu tetap lestari menghiasi alam raya hingga kiamat terjadi nanti.

    Selalu datang pagi, lalu membeli sarapan bubur ayam di Bibi kantin langganannya, dilanjut duha lalu bersiap mengajar virtual dengan media zoom meeting. Pagi itu ia mengajar kelas 4 Arrozaq/ kelas tahfidz, dan tak seperti biasanya ia tidak banyak melatih anak-anak dengan materi baru atau praktek menyanyikan sebuah lagu.

    Malah almarhum bercerita tentang bekal terbaik yang akan menolong kita di alam akhirat. Saling tanya jawab dan menyampaikan beberapa joke atau candaan supaya murid murid bisa tertawa terbahak bahak. Dengan cara inilah maka kehadiran Pak Bambang selalu dirindukan muridnya, kalau mereka mencari pak Bambang ke ruang guru dan ketemu saya. Biasa saya tanyakan ke mereka : “kenapa sih cari-cari Pak Bambang?”, mereka menjawab : “karena Pak Bambang seru katanya.

    Senin pagi, ketika itu tanggal 14 September 2020, kami berkantor di ruang guru Lt.2. Seperti biasanya saya lihat kebiasaan Pak Bambang setelah memarkir motornya, ia membeli bubur ayam depan Masjid Syubban langganannya, dan kebiasaan baiknya bila kebetulan ada OB yang juga sedang makan ia senang mentraktir mereka. Beli makanan selalu beli 2 paket, untuk ke rumah dan untuk para OB, kasihan katanya. Maka wajar pas meninggalnya semua OB datang ke tempat ia disholatkan dan dikuburkan.

    Hingga pukul 11. 50 kami masih ketemu di ruang guru, kalau kami zoom di satu ruangan ada 2 atau lebih biasanya suara kami saling beradu, ketika itu beliau mengalah pindah ke ruang kelas Pak Dasep yang bersebelahan dengan ruang guru.

    Bahkan saat kami makan siang di ruang guru beliau masuk untuk ambil sandal mau ambil air wudlu. Kami sempat minta difotokan ke beliau, namun tidak jadi karena mules hayang rekaman katanya. Maksudnya rekanan bagi beliau adalah buang air besar, beliau memang kami kenal suka mengeluarkan istilah yang beda.

    Selepas duhur kami tidak melihat beliau, dan rupanya setelah beliau cari makan siang ke warung makan padang dekat sekolah dan ternyata tutup, maka ia membeli gado gado Bi Naim sebrang pintu gerbang sekolah kami. Selanjutnya ia melatih 2 murid kami di Aula SDI AlAzhar Serang yang besoknya atau Selasa 15 September 2020 akan mengikuti lomba solo vokal virtual di Al Izzah. Latihan dilakukan selama setengah hari dari puluk 13.00 hingga mentok pukul 17.00 WIB.

    Biasanya Aku pulang pukul 15.30 bakda sholat ashar dan langsung ke parkiran, entah siapa yang menuntun kakiku menuju ruang Aula dan tiba tiba saja pikirannku mengatakan “ah mampir dulu sebentar, kasih semagat pada anak murid yang besok akan lomba. Ada Hikari dan ada Neng adiknya Rakha sedang asyik berlatih bersama guru seni idolanya : Pak Bambang.

    Aku duduk sejenak di Aula sambil menyemangati yang sedang latihan. Aku lihat pak Bambang asyik mengiringi kedua murid dengan memainkan Keyboardnya, sesekali aku lihat tangannya di gerak-gerakan seperti meninju ke depan ke samping, ke atas ke bawah, dan ke belakang. Kupikir pak Bambang pegel kali, dan aku pulang setelah pamit ke beliau dan wali murid yang masih hadir di sana.

                                                          Kiri : Om Soni dan Saya (penulis)

    Setibanya di rumah, aku langsung mandi dan tak lama berselang adzan maghrib pun tiba. Sedang asik makan dengan kuah sop kesukaanku di ruag TV, tiba tiba Hpku berdering, saat dilihat nama yang muncul SONI,  beliau adalah OB paling rajin yang pulangnya kadang bakda maghrib. Aku terima dan kudengarkan apa yang dibicarakan di ujung sana, setelah salam om Soni bilang begini : ”pak Dail ke RS Kencana ya, ini pak Bambang di sini di UGD”.

    Aku heran dengan omongan om Soni tersebut karena setahuku pak Bambang saat aku pulang masih melatih 2 murid yang besok akan lomba, apa om Soni mau ngeprank aku?. Eh malah om Soni bilang, nih ngomong ama pak Bambang ya!, saya jawab : “iya mana?:.  Di ujung telepon sana saya mendengar suara pak Bambang : “Pak Dacil tolong saya, kesini dulu ya ke Kencana”. Langsung saya jawab iya pak, saya berangkat nih. Beliau punya panggilan khusus pak Dacil kepadaku, dan aku senang saja karena memang beliau jago bikin istilah khusus.

    Sebelum masuk ruang UGD RS. Kencana aku ketemu Pak Heri sopir Ambulan sekolah di parkiran. Pak Heri bersama dengan om Soni, dan om Sani jaga malam menggotong pak Bambang yang ditemkan oleh om Soni jatuh tertelungkup di depan kelas Bunda Eulis setelah dari kamar Mandi.

    Pak Heri cerita di parkiran tadi pak Bambang sudah diinfus dan diambil darah untuk chek Laboratorium apakah ada korona atau tidak?, dan pak Heri pamitan untuk pergi sejenak mengisi Bensin Ambulance sebentar ke pom bensin terdekat di depan Polres Serang kota.

    Aku masuk ke UGD dan aku lihat Pak Bambang rebahan sambil nafasnya seperti berat, namun masih sadar. Aku datang pun ia langsung menyapa :”makasih pa Dacil kesini, maaf ya merepotkan !”. 

    Ah tidak pak, biasa saja kebetulan saya sempat dan dekat kesini, jadi saya sampai duluan. Saya sapa : “ Pak Bambang kering bibirnya kering, mimun ya?”. Menjawab boleh, mana air minumnya, aku berikan air hangat padanya, tadi sebelum berangkat aku sempat tuangkan ke botol Tupperware. Beliau hanya meminum sedikit saja dan mengembalikan botol itu padaku.

    Selang 1 jam dari kedatanganku ke UGD RS. Kencana, sekitar pukul 20.35 istri pak Bambang tiba, dan setelah mengucap salam langsung ke dekat suaminya. Bertanya apa Pak yang dirasa?,  pak Bambang menjawab : “ini hanyak sesak saja, nafas berat rasanya”. Istrinya bilang sabar ya Pak, insya allah kuat. Ini ada istrimu, sebentar lagi anak-anak kita Yasmin dan Arya nyusul, tadi tanggung belum beres kerjakan PR. Pak Bambang menyahut : “iya gak apa-apa”.

    Sekitar pukul 20.45 dokter jaga memanggil istri pak Bambang, menyampaikan bahwa kalau di RS tersebut tidak ada dokter spesialis Jantung, maka saya rujuk saja ke RS.Sari Asih atau RSUD Drajat Prawiranegara, mau pilih mana?. Kompak kami jawab : ke Sari Asih saja.

    Segera aku telepon pak Heri dan ternyata sudah stanby di parkiran, saya sampaikan pak tolong bawa lagi pak bambang ke Sari Asih, disini gak ada dokter Jantung dan alatnya, siap pak kata pak Heri.  Hanya 5 menit mobil Ambulan sudah ada di depan pintu kamar UGD dan dibantu Scurity yang jaga malam pak Bambang kami gotong dan rebahkan di Bad Ambulance.

    Istri pak Bambang ikut serta di dalam mobil, sedangkan aku dan Om soni mengikuti dari belakang karena saya dan om Soni tadi ke Kencana bawa motor. Alhamdulillah pas saya tiba, pak Bambang sudah ada di dalam IGD RS. Sari Asih dan sudah dipasangin infusan baru.

    Kulihat pak Bambang tersengal sengal nafasnya, padahal sebelum kami pindah dari Kencana hasil Lab sudah keluar dan menunjukan bahwa pak Bambang negatif, menurut hasil observasi selama 15 menit pas pasien tiba,  beliau kena serangan jantung kata dokter jaga.

                            kiri ujung : Alm Pak Bambang, Tengah Pak Ojos
                                                

    Berita pak Bambang masuk IGD Sari Asih sudah menyebar ke WAG guru SDI Al Azhar Serang juga ke WAG yayasan yang di dalamnya ada guru TK, SD, dan SMP Al Azhar Serang. Ramai ucapan mendoakan, serta menyampaikan maaf  sudah larut malam tidak bisa besuk, saya jawab iya jangan, gak boleh, lagi korona. Pukul 21.45 pak Ojos alias Pak Rifai datang bersama istrinya, dan pak Bambang masih respon dan ngobrol dengan santainya. Sekitar pukul 22.30 pak Ojos dan istri pun pulang pamit ke semuanya, ke Pak bambang dan istri, ke aku dan om Soni.

Tobe Continue…

Sebelum pak Ojos datang, Aku sempat berkabar kepada salah satu muridku Karell dia adalah teman dekat Arya anak bungsu Pak Bambang, minta bantu doakan dan maafkan jika punya kesalahan. Ternyata ia datang ke IGD dan menanyakan pada saya: “Pak Dail, apakah semua keluarga Pak bambang sudah ada?”. Saya jawab : “baru istrinya”.

Karell langsung minta kepada istri pak Bambang supaya semua anaknya dipanggil cepat datang ke IGD Sari Asih, kasihan bila anak-anaknya tidak bertemu dengan Ayahnya di saat terakhir kehidupannya. Deg saja, detak jantungku, bergegup keras. Apa Rel, apa kamu bilang tadi?, dengan perlahan Karell menjelaskan bahwa kondisi pak Bambang sudah sangat lemah, kita doakan yang terbaik untuknya.

            Selang 30 menit sejak anak-anaknya ditelepon istri pak Bambang,  2 anak  beliau sudah tiba di IGD Sari Asih. Yasmin dan Arya langsung mendekati ayah mereka sambil berisak air mata, sedangkan si Sulung Panji karena jauh di Semarang, baru akan tiba sekitar jam 10an besok pagi, demikian penjelasan Arya kepada Karell.

Di WAG sekolah yang isinya semua guru dan karyawan SD Islam Al Azhar, terus bertanya: “bagaimana kondisi pak Bambang saat ini?”. Saya jawab apa adanya:  “mohon doakan yang terbaik baginya, kondisinya makin melemah. Sontak pada komentar, pak jangan bercanda!. Insya Allah pak Bambang sehat kembali, saya jawab : “aamiin”.

Aku lihat ke arah bed pak Bambang, di samping kanannya ada istrinya, dan sebelah kiri ada dua anaknya, pak Bambang tidak tersengal sengal lagi, kupikir mungkin sudah membaik lebih tenang, namun firasatku mengatakan : “waduh jangan jangan…?”.  Segera kuhampiri dokter jaga yang sedang merekap data pasien IGD dan kusampaikan : “maaf dok itu pasien Pak Bambang mohon di chek tadi saya lihat tidak bergerak seperti sebelumnya!”.

  Segera dokter bersama 2 orang perawat jaga mendorong alat picu jantung dan pengukur oksigen, dengan sigap mereka memasangkan semuanya ke tubuh pak Bambang. Berkali kali dokter dibantu perawat merangsang jantung pak Bambang dengan elektrokardiograf, hidung dan mulut pak Bambang pun dipasang saturnasi pemantau kadar oksigen.

Hanya selang 15 menit dokter dan perawat jaga melakukan tindakan pertolongan, namun saya perhatikan di layar monitor picu jantung grafiknya turun lalu datar….!. Segera alat-alat yang terpasangpun di lepas satu demi satu, dokter menghampiri istri Pak Bambang dan dengan lirih ia berkata : “ inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun, Ibu maafkan kami tidak bisa menolong suami ibu, pak Bambang sudah kembali pada pemiliknya, Ibu yang kuat dan sabar ya!”.

Sang istri hanya mengangguk, dan menjawab : “iya dok terima kasih, insya Allah kami kuat dan ikhlas”. Sungguh luar biasa istri pak Bambang, begitu tegar dan tenang. Sejurus kulihat Yasmin anak putrinya dari berdiri ambruk terduduk, lalu dengan sigap Aku, Arya dan Karell menuntunnya ke luar IGD.

Aku buka WAG sekolah dan bunda Ratu Hurratul Mardiyah belum bisa tidur, kepikiran gimana pak Bambang, katanya. Dia bertanya di wa : “Pak Dail, gimana keadaan Pak Bambang? ”. Saya jawab apa adanya. Innalillahi wa Inna ilahi roojiuun, sudah kembali pada pemiliknya bun. Eh malah balas: “astagfirullah pak, jangan bercanda ah, ini serius saya, saya tidak tenang dari tadi tidak bisa tidur kepikiran”.

Saya bingung harus jawab apalagi, ya sudah saya foto saja bad pak Bambang yang sudah jadi almarhum sambil saya rekam Voice Note isinya ya berita duka tentang wafatnya pak Bambang di Sari Asih pada Senin 24 September 2021, sekira pukul 23.55 WIB dengan berseragam dinas Al Azhar pakaian hari Senin, seperi ilustrasi Foto awal di atas tulisan ini.

Baru pertama dalam sejarah Yayasan Al Azhar Serang, ada seorang Guru yang wafat namun rasa dukanya meliputi semua insan Al Azhar baik guru, karyawan, murid, orang tua murid bahkan alumninya.  Semua kaget dan tidak percaya dengan adanya berita wafatnya pak Bambang yang tidak sakit,  tidak dirawat, bahkan dari pagi, siang hingga sore ada di sekolah dan aktif mengajar SBK di kelas 4 tahfidz, tiba tiba saat mereka bangun subuh, dan buka HP tiba tiba ada info tentang wafatnya beliau.

Saking berduka dan banyaknya telepon dari orang tua murid TK, SD dan SMP Al Azhar Serang kepada pengurus Yayasan, kepada pimpinan SDI Al Azhar, dan kepada para guru, maka Yayasan mengumumkan LIBUR pada hari Selasa 25 September 2020. Murid dimina belajar mandiri di rumah, karena semua guru dan karyawan akan takzih, mensholatkan almarhum dan mengantar ke kuburannya.

Aku datang kembali ke rumah duka di perumahan Kota Serang Baru baca KSB, dari pukul 8.00 sudah ramai pelayat. Ada yang seragam dinas dan banyak pula yang berpakaian non dinas. Pukul 9.00 dimandikan dan rencananya jenazah akan disholatkan pukul 10.00 setelah anak sulungnya Panji tiba di rumah.  Hingga pukul 11.00 yang ditungu belum juga tiba, bahkan hingga pukul 11.30 yang ditunggu konfirmasi masih di Balaraja otw menuju lokasi.

Rupanya Allah berkehendak lain, Panji anak sulung almarhum tiba di tempat atau rumah duka tepat pukul 12.00. Maka diputuskanlah bahwa almarhum pak Bambang akan disholatkan di Masjid Jami KSB langsung setelah sholat. Subhanallah, dan  Allahu Akbar, jamaah yang ikut sholat duhur sama banyaknya dengan jamaah duhur sekitar 500 orang bahkan hingga ke koridor masjid pun ada, jamaah full hinga ke luar masjid.

 Kekaguman tiada tara, manakala saya saksikan fenomena langka dimana biasanya para pelayat setelah beres sholat janazah bubar dan kembali ke rumah atau kantor masing masing, pada selasa 25 September 2020 sungguh berbeda, para sahabat dari Al Azhar, para tetangga, dan keluarga besarnya sekitar 200an orang berduyun duyun mengantarkan janazah pak Bambang ke liang lahatnya. Hingga kuburan diurug kembali dengan tanah galian lalu ditutup dengan tabur bunga dan doa bersama, masih banyak yang berdiri termangu di kuburan almarhum.

Ada kisah DAHSYAT, saat hampir semua pelayat meninggalkan kuburan, istri almarhum sambil memegangi tangan ketiga anaknya lalu ia berkata :

1.      “ Ayah, tuntas sudah lakon hidupmu hari ini, dan kami hanya bisa mengntarmu di sini. Kami akan kembali melanjutkan perjuangan hidup, agar kami bisa seperti engkau di saat kelak kami harus kembali”.

2.      “Ayah, terima kasih atas semua yang telah engkau berikan pada kami, kami tidak dapat membalasnya, dan biarlah itu jadi pemberat amal shalehmu di alam baqa”

3.      “Ayah, saya bersaksi bahwa engkau adalah orang baik, sejak kita menikah hingga akhir hayatmu engkau tak pernah bikin kami susah, bahkan tugasku pun engkau bantu sekedar merapihkan rumah dan menyetrika baju seragam kita”

4.      “Ayah, bahagilah engkau di alam barzakh karena engkau sudah berhasil mendidik kami , insya Allah kami selalu berusaha menjadi orang yang soleh dan shaleha. Sampai ketemu lagi ayah, kelak di surga. Aaamiin.

Penuturan empat ucapan dari istri almarhum ini, aku dapatkan dari Pak Zainal guru Agama Al Quran kelas 6 di sekolah kami. Pak Zainal terilhami untuk tetap di pemakaman, khawatir bila ada diantara ahli waris, terutama istri atau anak gadis almarhum (Yasmin), jika tiba tiba lemas tidak kuat menahan duka karena ditinggalkan suami atau ayah tercinta.

Ternyata hal itu salah, mereka adalah keluarga hebat luar biasa, tiada tetes air mata dan ratapan terucap dari mereka,  yang terdengar dan terpancar adalah rasa bangga dari wajah mereka menyaksikan kepulangan ayah mereka diiringi ratusan muslimin yang mendokan untuk kebaikan almarhum di alam kuburnya.

Selamat jalan sahabtku, kakakku yang luar biasa, darimu aku belajar bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat bagi anak istri juga bagi sesama. Bahagilah engkau di alam kuburmu, karena pahala kebaikan akan mengalir padamu dari istri dan anak anakmu yang selalu taat pada perintah Allah dan Rosulnya. Maafkan aku, yang kadang manggil : ” Pak Beng beng”.  Itu kulakukan sebagai panggilan sayang dan special padamu yang juga memanggilku : “ Pak Dacil” insya Allah kita bertemua kelak di surganya Allah SWT. Aamiin.

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts