Pak Damar yang mengajar di SDS di kota Serdang selain mengajar IPA Ia memegang tugas sebagai wali kelas 6. Karakternya quick respons dan care terhadap murid.
Aturan
baru di SDS Serdang karena sekolah swasta yang gaji gurunya dari SPP murid,
menetapkan bahwa anak yang belumlunas uang daftar ulang dan SPP maka namanya
tidak ticantumkan dalam absen kelas.
Demikian
pula di grup WA kelas tidak boleh dimasukkan. Tahun pembelaajaran 2021/2022
sudh di mulai tanggal 19 Juli 2021. Pekan masa perkenalan lingkungan sekolah
baca: MPLS sepekan sudah selesai. Grup WA kelas pun sudah ada, dari 28 nama
murid yang didapatkan dari TU, pak Damar melihat baru ada 25 yang masuk grup
dan 3 lagi belum.
Setelah
dicocokkan antara dftar murid dan nama murid yang sudah ada di dalam grup WA
kelas 6. Dan ketemulah nama 3 murid yang belum masuk namanya ZN, AS, dan
SA. Tak lama berselang, ada WA masuk ke
pak Damar dari 3 orang tua murid yang anaknya belum masuk wA grup kelas 6.
Minta agar anaknya dimasukan.
Karena
mengira sudah beres urusan dengan keuangan,karena sebelumnya pak Damar 2 tahun
lalu pernah mengajar di kelas 4 dan pernah megang 3 nama murid tersebut, maka
ia percaya bahwa orang tuanya komitmen dan tidak masalah, meskipun kadang terlambat
menyelesaikannya.
Maka
pak damar meng-add ketiga murid tersebut dan ketiganya pun dapat belajar dan
mengerjakan tugas tugas dari semua guru bidang.
Setelah
berjalan 1 bulan ada Wa dari bagian TU untuk melengkapi nama murid yang belum
masuk grup kelas, pak Damar pun mengisi tidak ada. Malamnya ada Wa masuk dari
pak Ginting bagian TU dan Bu Alia Pimpinan SDS Serdang, bahwa data kelas 6
tidak sesuai, harusnya ada tiga anak yang tidak boleh ada di dalam WA grup kelas
karena belum lunas DPP dan SPP.
Paginya
pak Damar berjumpa dengan Ibu Alia dan
beliau berpesan agar ke ruangannya setelah mengajar. Pukul 09.00 pak Damar
menuju ruang bu Alia untuk menghadap. Dan terjadilah obrolan dan bu Alia
bercerita bahwa tindakan pak Damar yang memasukan 3 murid yang belum lunas DPP
dan SPP itu ilegal, melanggar aturan, dan tidak menghargai bagian administrasi
TU dan keuangan. Ini berbahaya, bila
ketahuan ketua Yayasan bisa murka, apalagi bila bendahara tahu, bisa habis
saya dimarahi kata bu Alia.
Merasa dirinya begitu dipersalahkan, pak Damar tidak terima dan menjelaskan bahwa alasannya karena dapat Wa dari orang tua murid dari 3 anak tersebut agar anaknya di masukan ke grup Wa murid. Katanya pelayanan, bila tidak quick response khawatir mengecewakan dan malah pindah sekolah.
Murid baru sudah susah carinya, masa yang sudah jadi murid tidak dipertahankan ??. Akhirnya bu Alia membawa pak Damar ke Tu biar dengar langsung bahwa memang memasukan murid yang belum lunas DPP dan SPP itu pelanggaran.
Tia di TU rupanya semua sedang sibuk, dan karena tidak ada penjelasan, tiba tiba saja pak Damar banting buku tulis yang dipegangnya ke meja TU. Brak... suara mengagetkan. Bu Alia mukanya merah padam..., astagfirullah pa Damar, kenapa bapak Marah marah ?? . Salah saya apa?, dan seterusnya ...!!
Pak Damar teriak : sudah diam semuanya !!, mau kalian itu apa sih??. mau berkutat di masalah apa mau cari solusi. Intinya apa??
Apa biarkan anak- anak tersebut menunggak dan jangan diberi akses belajar??..., baik kalau harus begitu, saya akan keluarkan sekarang dari grup Wa murid??.
Sabar pak Damar, sabar, ...ayo duduk sebentar kita bicara pelan dan baik baik. Semua ada solusinya. Melihat bu Alia nangis segukan, pak Damar iba dan duduk.
Setelah bicara dengan nada lembut, maka pak Damar minta maaf karena sudah langgar aturan Yayasan dan sekolah. Ibu Alia pun minta maaf.
Setelah kejadian itu terdengar kabar bahwa ternyata :
1. anand AS sudah bayar dan data yang dikirim ke pa Damar bahwa tunggakan 2,4 adalah data awal Juli. Padahal mamanya AS bayar akhir Juli. Kok gak up date ya??
2. Ananda ZN, ternyata punya perjannian bahwa tunggakan 2,4 akan dibayar September 2021. artinya anak tsb mestinya tetap diajak belajar. Kecuali setelah september ingkar janji.
3. Ananda SA ternyata mamanya baru lahiran bayi, baru sebulanan, belum sempat TF.
Kesimpulan :
Masih perlu pembenahan dan jangan terlalu kaku ... karena sekolah swasta butuh murid. rawat dan berikan pelayanan terbaik. Jangan cari murid baru, nanti murid lama tidak nyaman pada pindah ...!!
edisi curhat
BalasHapusREHE ... GAK ADA YANG MAU MAMPIR DAN BACA APALAGI KOMEN
BalasHapus