Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah mulai berlangsung di
sejumlah wilayah Tanah Air. Perlu diingat belajar di sekolah bukan berarti sama
seperti kondisi normal.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam model PTM terbatas ini,
yakni blended learning dan hybrid learning. Untuk
para guru, mau pilih metode yang mana dalam melaksanakan tugasnya?
Metode hybrid learning adalah kombinasi antara tatap muka dan tatap
maya. Jadi, ada yang belajar di sekolah dan sebagian lewat online di waktu yang
bersamaan.
“Hybrid learning, itu pembelajaran kombinasi antara pembelajaran tatap
maya dan tatap muka. Tatap muka di sekolah 50 persen, tatap maya 50 persen. Itu
dibutuhkan kemampuan guru untuk mengajar metode ini,”
Sementara itu, metode blended learning adalah perpaduan
antara tatap muka langsung di waktu dan ruang yang sama dengan pembelajaran
tidak langsung di ruang serta waktu yang berbeda.
“Contoh Blended learning di SD Islam Al Azhar Serang adalah mr. Anwar di
kelas 3 mengajar muridnya 50 persen di sekolah, dan sebagian dikasih tugas,
mereka belajar mandiri, nanti mereka kumpulkan tugasnya dan akan dikasih
komentar gurunya,”
Adapun, blended learning ini merupakan kombinasi antara synchronous learning dengan mekanisme tatap muka atau live synchronous learning dan asynchronous learning dengan skema belajar mandiri. Sementara hybrid learning adalah synchronous learning dengan mekanisme tatap muka dan tatap maya.
Kata dia, untuk memperagakan hybrid learning dalam
sistem pembelajaran agak memberatkan para guru dan juga murid. Sebab, itu
membutuhkan infrastruktur, seperti kamera, microphone dan juga papan tulis
digital.
“Guru lebih berat tantanganannya mengajar yang metode hybrid.
Lebih baik blended learning,” pungkasnya.
mampir dan tinggalkan jejak
BalasHapus