Senin, 06 September 2021

BLENDED LEARNING DI SD ISLAM AL AZHAR 10 SERANG

 



Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah mulai berlangsung di sejumlah wilayah Tanah Air. Perlu diingat belajar di sekolah bukan berarti sama seperti kondisi normal.

Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam model PTM terbatas ini, yakni blended learning dan hybrid learning. Untuk para guru, mau pilih metode yang mana dalam melaksanakan tugasnya?

Metode hybrid learning adalah kombinasi antara tatap muka dan tatap maya. Jadi, ada yang belajar di sekolah dan sebagian lewat online di waktu yang bersamaan.

“Hybrid learning, itu pembelajaran kombinasi antara pembelajaran tatap maya dan tatap muka. Tatap muka di sekolah 50 persen, tatap maya 50 persen. Itu dibutuhkan kemampuan guru untuk mengajar metode ini,”

Sementara itu, metode blended learning adalah perpaduan antara tatap muka langsung di waktu dan ruang yang sama dengan pembelajaran tidak langsung di ruang serta waktu yang berbeda.

“Contoh Blended learning di SD Islam Al Azhar Serang adalah mr. Anwar di kelas 3 mengajar muridnya 50 persen di sekolah, dan sebagian dikasih tugas, mereka belajar mandiri, nanti mereka kumpulkan tugasnya dan akan dikasih komentar gurunya,”



Adapun, blended learning ini merupakan kombinasi antara synchronous learning dengan mekanisme tatap muka atau live synchronous learning dan asynchronous learning dengan skema belajar mandiri. Sementara hybrid learning adalah synchronous learning dengan mekanisme tatap muka dan tatap maya.

Kata dia, untuk memperagakan hybrid learning dalam sistem pembelajaran agak memberatkan para guru dan juga murid. Sebab, itu membutuhkan infrastruktur, seperti kamera, microphone dan juga papan tulis digital.

“Guru lebih berat tantanganannya mengajar yang metode hybrid. Lebih baik blended learning,” pungkasnya.

1 komentar:

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts