Minggu, 12 Desember 2021

Kota Rangkas Bitung ke Rumah Abahku Kini Cukup 10 Menit

 


Kemarin aku dan adikku Muhib kondangan ke acara nikahan Amel ponakan kami di Gedung PGRI Rangkas Bitung. Amel anak Teh          Ema putri almarhum wa haji Jubaedah. Mendapatkan jodohnya seorang pria ganteng asal Palembang Sumatra Selatan. Berjodoh di tempat kerja mereka di kantor PT. Telkom Pusat Jakarta.


Bicara masalah jodoh, bagiku hanya ada 3 cirinya. Pertama pertemuannya tak disangka-sangka, kedua prosesnya mudah dan ketiga segala rintangan bisa dilalui. Semua kuamati demikian, termasuk diriku berjodoh dengan pasanganku. Aku kuliah di IKIP Rawamangun, istri kuliah kelas karyawan di UI Depok.

Bertemu di kampus UI saat perkaderan HMI di kosan ketum cabang HMI Depok Kamaluddin Latif  lalu berjodoh hanya dalam waktu 6 bulan. Kami menikah, prosesnya cepat dan mudah padahal rumah abahku di Tunjung Teja kabupaten Serang dan rumah orang tua istriku di Dlanggu Klaten.

Kini rumah abahku tidak lagi kampung namun sudah menjadi kota pinggiran yang lalu lalang kendaran roda 2 dan roda 4 berlangsung 24 jam. Harga tanah pun melesat naik sejak ada pengecoran jalan dan pada tahun 2020 ada pintu Tol Tunjung Teja. Tanah yang semula permeter hanya 5.000 rupiah/ meter  kini sudah melesat di harga 500.000/meter yang di pinggir jalan raya.




Jika sebelum ada jalan tol Tunjung Teja, kami ke kota Rangkas Bitung harus mutar lewat Warung gunung dengan jarak 15 Km dan butuh waktu 45 menit, kini  via Tol Tunjung Teja jaraknya hanya 10 Km dan ditempuh hanya 10 menit. Inilah salah satu dampak postif pembangunan dimana kita dimudahkan dan dibuat lebih efektif efesien.




Sedikit dilemanya,  untuk membayar Tol biaya  lumayan mahal bagi yang ekonomi menengah biasa, jarak 10 Km harus merogok kocek 20.000 rupiah bayangkan kalau PP dan setiap hari. Lebih mahal lagi. Jika dari Rangkas Bitung ke Serang dengan jarak 40 Km harus membayar 48.000 rupiah bagaimana jika PP dan setiap hari. Maka meski sudah ada jalan Tol, bagi yang tidak buru buru dan ingin hemat tetap saja pilih jalur biasa. Demikian Damar melaporkan pada warga Banten dan Nusantara.



 

5 komentar:

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts