Selasa, 15 Februari 2022

ASRAMA YAPI MENJADIKANKU AKTIVIS ISLAM DAN GURU INSPIRATIF

 



ASRAMA YAPI MENJADIKANKU AKTIVIS ISLAM DAN GURU INSPIRATIF

Oleh : Dail Ma’ruf, M.Pd

 

Sekilas kisahku di Asrama Sunan Gunung Jati

          Perkenalkan namaku Dail Ma’ruf, lahir di Serang Banten 13 Mei 1977, aku anak keenam dari tujuh bersaudara, dari pasangan H. Muhamad Nur dan Hj. Juhariyah. Dari ketujuh anak abah dan ibuku yang masih hidup 5 orang, dua orang telah wafat mendahului kami. Aa Dudi dan Aa Encep, semoga keduanya husnul khatimah. Pendidikanku MI  hingga MTs  di Petir, kabupaten Serang, melanjutkan di MAN 2 Serang setelah lulus tahun 1996 meneruskan  S1 di IKIP Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa Arab melalui jalur  PMDK atau undangan Rektor.

          Jalan berliku aku lalui selama menjalani perkuliahan di IKIP Jakarta dari tahun 1996 hingga lulus tahun 2002. Saking betahnya kuliah di IKIP Jakarta bahkan hingga kampusku berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) barulah aku wisuda. Aku merasa senang punya kesempatan belajar di kampus negeri yang terkenal kedisiplinannya dalam nilai, dan merupakan kampus pencetak para guru hebat. Tahun pertama kuliah,  aku tinggal menumpang di salah satu kerabat dari abahku, namanya Pak Fuad juragan daging orang Batu Bantar Pandeglang, aku tinggal di rumahnya  di Jalan Kamojang, Kelurahan Pulogadung Jakarta Timur.

          Tahun kedua, aku berkesempatan tinggal di Panti Asuhan Putra Mulia Kayu Putih, Pulogadung, punya Pak Haji Agus pensiunan Pertamina, aku tingal di Panti asuhan ini bersama sahabatku Wahid orang Lampung dan Mustopa orang Ciamis. Kami tinggal selama 1 tahun. Hal paling berkesan selama di panti asuhan ini adalah saat membersamai anak-anak yatim mandi, ganti baju, sisirin rambut, makan bersama, dan menemani belajar malam yang di tutup dengan dongeng sebelum tidur. Selain aku, Wahid dan Mustopa, ada guru lain yang kuliah di LIPIA Pak Ali Rido dan Pak Ahmad serta mahasiswa  FT-UNJ kang Yadi namanya, kami bersama-sama mengasuh sekitar 70 anak yatim yang sebagian besar berasal dari Pulau Mentawai.

          Mendapat kabar dari Syamsi dan Wawan Setiawan bahwa ada lowongan untuk tinggal di Asrama Sunan Gunung Jati ( ASGJ ) di Jalan Bunga No. 21 Matraman Jakarta Timur, aku segera melamar bersama kawanku Wahid dan kami berdua diterima. ASGJ adalah asrama pertama yang dimiliki Yayasan Asrama Pelajar Islam ( YAPI ). Saat itu ketua asramanya adalah Ahmad Muzakir orang Ciamis, yang juga ketum Korkom IKIP Jakarta tahun 1998.  Masa menjadi Warga Percobaan baca Warcob kujalani dengan segala suka dukanya. Setelah 1 tahun akupun ditetapkan jadi warga tetap dan langsung jadi sekertaris asrama, selanjutnya ketua ASGJ.

Dari Kader HMI Menjadi Pengader HMI

          Efek pergaulan atau lingkungan sangat menentukan karakter seseorang, dan ini relevan dengan ajaran Islam bahwa setiap anak itu lahir dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang membentuknya menjadi seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Demikian pula yang terjadi denganku selama di ASGJ.  Rupaya tugas – tugas yang diberikan pengurus kepadaku, itu menjadikan aku mengalami peningkatan rasa percaya diri, punya skill organisasi dan punya karakter pemimpin.

          Sebelum aku masuk ASGJ, alhamdulillah aku telah menjadi anggota HMI bersama Wahid, Syamsi, dan Mahfan, ketiganya alumni MAPK Lampung yang super cerdas. Sehingga ketika aku masuk ASGJ tak terlalu diplonco karena sebagian senior asrama sudah mengenalku. Hanya orang Madura bernama Ahmad Wakil Kamal saja yang lumayan super kren dalam memplonco para warcob. Namun demikian kami merasakan manfaatnya dalam membentuk mental seorang aktivis Islam di Ibukota Jakarta yang katanya lebih kejam dari ibu tiri.

          Bang Yusuf Hidayat, bang Ubedillah Badrun, Bang Erfi, Bang Taufik Syah, bang Tohir, dan bang Jakfar serta ketua Asrama Ahmad Muzakir berjasa menasehati serta memotivasiku untuk melanjutkan ke perkaderan HMI selanjutnya yaitu Intermediate Training (LK-2), aku ikuti anjuran mereka dan alhamdulillah, makin terbuka dan makin sadarlah aku bahwa aku masih bodoh dan banyak yang belum kuketahui daripada yang sudah kuketahui. Inilah mungkin hikmah dari pelatihan HMI menjadikan kadernya makin rendah hati.

          Terlibat dalam beberapa kepanitiaan Idul Fitri, Idul Qurban dan kegiatan diskusi serta seminar di Markas HMI Cabang Jakarta di Asramaku, membuatku memiliki daya tahan dari guncangan persoalan. “Alah bisa karena biasa”, karena sering alami kesulitan dalam masalah mengelola kegiatan baik di Asrama YAPI maupun HMI , maka sesulit apapun masalah yang terjadi padaku, aku menghadapinya dengan biasa saja. Jarang aku panik jika mendapat masalah, karena selalu berprinsip bahwa setiap masalah pasti ada solusinya.

          Setelah lulus dari LK 2 , tiga bulan berikutnya aku melanjutkan ke kursus calon pengader ( Senoir Course ) dan lulus dengan predikat baik. Setelah magang 2 kali jadi pemandu, berikutnya langsung menjadi Master of Training ( MoT) di perkaderan awal Basic Training HMI di Villa Faisal Motik Bogor. Dari 21 peserta yang ikut LK-1, alhamdulillah sekitar 17 orang aktif di HMI, bahkan ada yang menjadi ketua kornas KOHATI bernama Maftuhah Umami dari Universitas Islam Jakarta.

Beberapa Pelajaran Hidup Dari Asrama YAPI

          Banyak pelajaran hidup yang aku dapatkan selama tinggal di Asrama Sunan Gunung Jati yang beralamat di Jalan Bunga No. 21 Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur diantaranya :

a.     Jadi pelopor bukan pengekor

Prinsip ini yang aku dapatkan selama di asrama YAPI, para senior ketika mengajak kegiatan, mereka memberikan contoh terlebih dahulu, ketua asrama pun demikian. Saat aku menjadi ketua asrama sunan gunung jati tahun 2000, aku terbiasa mencontohkan dahulu berbuat, berikutnya warga ASGJ mengikuti.

b.     Jangan takut mengeluarkan ide dan bertanya

Sebagaian orang merasa bahwa malu berpendapat atau mengeluarkan ide, khawatir ditertawan, atau bahkan tak berani bertanya khawatir pertanyaannya tidak berbobot. Pikiran ini keliru, karena belum tentu orang lain punya ide yang kita pikirkan, dan punya pertanyaan seperti yang kita tanyakan. Maka sampaikan saja ide dan ajukan pertanyaanmu, insya allah bermanfaat.

c.     Siap dengan tugas/ pekerjaan apasaja

Setiap manusia tidak ada yang langsung berjalan atau berlari, namun melalui tahapan atau proses tengkurap, duduk, berdiri, berjalan ditatih, berjalan dan barulah berlari. Demikian pula dalam kehidupan ini, tidak ada yang langsung bisa mengerjakan sesautu yang belum pernah dikerjakannya. Maka anak asrma YAPI harus siap dengan apa yang ditugaskan kepadanya atau menerima pekerjaan apasaja. Prinsipnya belajarlah dari orang yang sudah berpengalaman, kita pun akan bisa melakukannya.

d.     Berperan di Kampus dan di Masyarakat

“Khairunnas anfauhun linnas” atau  sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Inilah perinsip kader HMI dan warga asrama YAPI, selalu melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi komunitasnya. Saat mahasiswa maka aktiflah di organisasi kampus bahkan menjadi ketuanya, dan saat berkeluarga berperan aktiflah di masyarakatnya bahkan menjadi  ketua RT atau ketua DKM di lingkungan sekalipun.

e.     Rajin silaturahmi.

Anjuran silaturahmi begitu kuat dalam ajaran Islam, demikian pula yang aku rasaka di asrama YAPI selama tinggal disana beberapa alumni seangkatannya menjalin silaturahmi saling menghubungi via telepon, wa, bahkan saling mengunjungi/mampir saat ada salah satu alumni yang berpergian ke daerah yang disana ada kawannya tinggal.

Menggagas Pola Kaderisasi Kepemimpinan Asrama YAPI

          YAPI saat ini telah memiliki 4 asrama terdiri dari Asrama Sunan Gunung  Jati, Asrama Sunan Giri,  Asrama Wali Songo, dan Asrama Putri. Keempat asrama tersebut totalnya dapat menampung 80 mahasiswa. Ada beberapa bentuk pembinaan yang telah dilakukan pengurus YAPI terhadap warga asrama  guna menempa mereka agar kelak tumbuh menjadi calon pemimpin masa depan yang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Selama ini yang telah dilakukan untuk membina warga asrama YAPI dengan mewajibkan semua warganya masuk organisasi mahasiswa Islam, aktif di intra kampus, sholat berjamaah, ikut pengajian dan kajian rutin di asrama, kegiatan PHBI, dan kepanitaan lainnya. Semua aktifitas tersebut bertujuan agar kelak mereka terbiasa dengan kegiatan positif di masyarakatnya dan lingkungan tempat bekerjanya.

          Melihat dan mengevaluasi tentang keberehasilam pola pembinaan kader pemimpin ummat dan bangsa yang dilakukan pengurus YAPI terhadap warga binaannya, sebagai pribadi atau mantan warga ASGJ, saya berpendapat bahwa perlu adanya perubahan pola perkaderan dan pembinaan bagi adek warga asrama. Pembinaan kepada warga asrama YAPI bukan hanya mengandalkan program pembinaan yang telah ada sejak lama, namun perlu terus berinovasi membuat pola pembinaan yang akan mampu menjawab tantangan dan tuntutan jamannya. Dimana semuanya sudah terintegrasi dalam teknologi informasi dan komunikasi atau dikenal dengan era digital 5.0.  Pertahankan pola pembinaan  yang lama, namun teruslah berupaya mencipatakan terobosan baru agar lulusan asrama YAPI bukan hanya mampu menjadi aktivis gerakan saat mahasiswa atau pasca HMI.

Namun lebih  kepada pembinaan live skill yang dibutuhkan dalam kehidupan keseharian seperti kemampuan baca tulis alquran, kemampuan bahasa Inggis dan Bahasa Arab, keretampilan program komputer dan keterampilan menulis opini koran/ majalah dan keterambilan membuat buku bahkan kemampuan untuk menjadi khatib sholat jumat, khatib idul fitri-idul adha serta mengisi pengajian di masjlis taklim sekitar rumhanya kelak jika telah berkeluarga, dimanapun mereka berkarya dan bekerja. Pelatihan dengan 13 kali pertemuan yang diadakan pengurus YAPI menjadi bukti bahwa pembinaan kepada adek asrama telah dilaksanakan secara serius, konsisten serta berdaya guna. Semoga keberadaan asrama YAPI di Jakarta dan Depok dapat  dirasakan manfaatnya oleh ummat terutama oleh warga asrama YAPI. Aamiin.

Beberapa Momen Tak Terlupakan Saat tinggal di ASGJ .

          Sebagai Warcob tentu akan mengalah saja saat senior menyuruh ini dan itu, dan rasanya tidak adil juga jika tugas membersihkan kamar mandi dan WC diberikan kepada Warcob sedangkan warga tetap tidak berani menjadwalkannya. Jaman saya ketua ASGJ, semu warga dari dapat gilirannnya piket bersihkkan kamar mandi dan kloset. Saat Idul qurban, karena kebagian posisi PJ qurban , maka saat ada pequrban tak sempat belikan kambing, atau sapi namun menitipkan uang, maka satu hari jelang takbiran, aku berkewajiban belanjakan uang titipan untuk beli kambing itu ke Pasar Pramuka, dan membawa pulang Si kambing dengan bajaj dari India. Malu sebenarnya naik bajaj campur kambing, namun bisa menghibur diri bahwa ini hanya 1 atau 2 kali saja  selama tinggal di asrama YAPI.

Momen idul Fitri dan Idul adha itu pun jadi pengalaman indah bagiku. Menyiapkan lapangan Urip Sumoharjo berikut jalan menuju Jatinegara bukanlah hal mudah, karena kita perlu berkirim surat ke kantor Kodam Jaya. Dan aku pernah diusir tidak boleh masuk karena tidak pakai sepatu. Terpaksa besoknya kembali lagi  dengan costum yang sesuai lengkap sepatunya. Peristiwa lain yang menjadi kenangan yaitu saat dipilih menjadi ketua PHBI, karena aku bisa memberi sambutan atas nama PHBI Jakarta Timur, dan dibarisan utama jamaah ada walikota Jakarta Timur, ada Kapolres  Jakarta Timur, para kiyai dan habaib dan tokoh ummat lainnya. Waktu itu ada pula dosenku hadir di barisan utama, Ust.Safruddin Tajudin, M.A. yang rumahnya memang di Jatinegara. Momen reformasi 1998 itulah pengalaman yang paling tak bisa aku lupakan selama  NKRI masih ada, banyak terjadi penjarahan di ibukota dan pembakaran.

Hal lain yang cukup berkesan adalah saat menjadi sekretaris BPM UNJ, saat jadi calon presiden UNJ, saat di utus ke LKMM nasional dan lulus terbaik, saat wisuda S1 aku dipilih menjadi pembaca ikrar wisudawan, dikuti sekitar 5.000 peserta gabungan dari D3, S1 dan S2 bahkan S3 UNJ. Terima kasih untuk semua teman sejatiku baik seangkatan maupun beda Angkatan.

 

 

 

 

 

Bionarasi Penulis

 


 

Nama lengkap Dail Ma’ruf, M.Pd, lahir di Serang 13 Mei1 977 dari pasangan Muhamad Nur dan Juhariyah. MI dan MTs di Kabupaten Serang, melanjutkan  di MAN 2 di Kota Serang lulus tahun 1996. Kuliah S1 di IKIP Jakarta atau UNJ lulus tahun 2003, S2 di UNINDRA Jakarta tahun 2014 dan menempuh S1 PGSD di STKIP Pelita Pratama Serang lulus 2019. Ikut PPG tahun 2021 angkatan 1 di UNTIRTA dan lulus UP sekali ujian.

Bergabung di kelas Belajar Menulis Bersama Om Jay mulai Juli hingga September dan Lulus dari gelombang 20.  Buku Solo terbit judulnya ; Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu. Semasa ikut BM 20 diberi Amanah jadi ketua kelas, Wakil Mis Phia dan Sekjen Bu Helwiah.

Buku Antologi sudah ada  16 dengan judul : Writing is My Passion, Literasi Solusi di Tengah Pandemi, Belajar Daring OK Bersama Guru Millenial, Hikmah di Balik Pandemi, Jejak Pena Pengembala Aksara, Bangga Menjadi Bangsa Indonesia, Surat Cinta Untuk Guruku, Sinergi Dampingi Murid Raih Prestasi, Maulid Nabi Muhammad SAW di Nusantara, Perjalanan Haji dan Umrah ke Baitullah, Aku Bangga Menjadi Guru Indonesia, Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku, Untaian Kasih Bunda Sepanjang Masa, Ibuku Wanita Terhebat, Surat Cinta Guru Untuk Pak Jokowi, Guru Hebat Bermartabat Jilid 1 dan Jilid 2.     

Penulis dapat dihubungi di :  Hp/WA : 087871926678, 

Email : dailmaruf@gmail.com  

Blog : dailmaruf@blogspot.com

 

3 komentar:

  1. terima kasih sudah mampir dan komentar

    BalasHapus
  2. Maa sya Allah pengalman hidup yg keren bermnfaat dan berprestasi .
    Jadi pelopor bukan pengekor 👍 paptut dicontoh pak master

    BalasHapus
  3. hayo nulis tentang pengalamannmu di asrama YAPI

    BalasHapus

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts