TAKDIRKU
MENJADI PENULIS
Awal Mula
Belajar Menulis
Pertama kali aku ikut latihan kelas menulis
saat masih kuliah semester dua di IKIP Jakarta yang sekarang nama kampusku berubah
menjadi Universitas Negeri Jakarta. Masih teringat dalam benakku yang mengisi materi
saat itu ada Pak Nusa Putra almarhum, Pak Ivan Iskandar, dan Pak Supriyanto. Peserta
yang mengikuti bimbingan menulis ada 20 mahasiswa termasuk aku. Ketertatrikannku
berikutnmya pada menulis saat bergabung di perkaderan LK-2 HMI . Selama 5 hari
ikut LK-2 maka semua peserta diwajibkan membuat resume materi yang disampaikan
narasumber. Dari 2 pengalaman inilah bakat awal menulisku mulai tumbuh,
diaktualisasikan dalam jurnalistik mahasiswa di organisasi mahasiswa Lembaga
Peneliitian Mahasiswa (LPM UNJ) aku menjadi salah satu redaktur di koran
kampusku tersebut.
Selain aktif di LPM UNJ aku juga
aktif di Badan Perwakilan Mahasiswa baca BPM semacam DPR-nya kampus yang mengawasi
dan memberikan masukan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), alhamdulillah
hasil pelatihan di awal semester 2 serta di LK-2 HMI sangat membantuku dalam
menyelesaikan tugas sebagai Sekretaris BPM UNJ. Setelah lulus kuliah aku
bergabung dengan Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan, Ekonomi dan Sosial
baca LP3ES di Slipi Jakarta Barat.
Kembali skill menulisku menunjang pekerjaanku di Lembaga ini. Apalagi
saat ada program Quick Count Pilpres secara langsung, aku merasakan
betapa bermanfaatnya kemampuan menulis
yang kudapatkan dari pelatihan semasa kuliah.
Terputus
Lama Tak Menulis
Setelah
menikah dengan istri tercintaku Ari Murwanti,S.KM rupanya kesibukan mengurus
keluarga sambil mencari nafkah, begitu menyita waktuku hingga tak pernah menulis
hinga sekian lama. Saat aku nikah
di usia 27 tahun pada tahun 2005 hingga tahun 2019 terjadi pandemi covid-19 ,
aku nyaris tak penah menulis kecuali membuat RPP, Silabus, Program Tahunan, Program
Semester, dan laporan perkembangan murid secara berkala, itupun kulakukan
karena kewajiban. Hikmah dari adanya pandemi Covid-19 ini, khusus bagiku adalah
dapat tergabung dalam kelas Belajar Menulis (BM) Angkatan ke-20 asuhan Om Jay. Jika dihitung, ternyata cukup lama juga aku tak
menulis, dari lulus kuliah tahun 2003
hingga tahun 2021. Sekitar 18 tahun aku vakum
dari menulis.
Terdampar
di Kelas Menulis Asuhan Om Jay
Tergabung
di kelas Belajar Menulis (BM) gelombang 20 asuhan Om Jay, menjadi hal istimewa
dalam hidupku. Karena berawal dari kesadaran betapa pentingnya menulis, mulai
aku sadari dan aku pun mulai melaksanakan aktivitas menulis. Di latih oleh para
narasumber dan moderator hebat selama 30 kali pertemuan dengan materi yang
sangat menunjang untuk menjadi seorang penulis, kami ditempa 3 kali dalam sepekan
pada hari Senin, Rabu dan Jum’at malam
pukul 19.00 hingga pukul 21.00 WIB.
Materi disampaikan via WA grup dengan
dibuat satu arah, dan peserta berkewajiban membuat resume materi yang diposting
di blog, lalu tautannya dikumpulkan ke panitia dan ke WA grup kelas Belajar
Menulis. Menjadi ketua kelas di kelas Belajar
Menulis gelombang 20 asuhan Om Jay, menjadikanku lebih semangat karena
bagaimana pun ketua kelas mesti
menunjukan semangat lebih dari anggota lainnya. Maka sesibuk dan selelah
apapun, aku tetap berusaha untuk ikut kelas dam membuat resume lengkap 30
pertemuan. Untuk bisa lulus kelas , setiap peserta diwajibkannya membuat
minimal 20 resume. Dan harus menerbitkan buku solo. Alhamdulillah di
hari dan tanggal bersejarah tepatnya tanggal 29 September 2021, buku solo
pertamaku terbit dengan judul : Jurus
Jitu Menjadi Penulis Bermutu. Sebelum buku solo ini terbit, aku sudah
menerbitkan buku antologi dengan Kurator Bu Aam Nurhasanal dengan judul : Writing
is My Passion, dan Literasi Solusi Saat Pandemi dengan kurator Bu Dwi guru
Bahasa Inggrisnya Mis Phia di SMAN
Sukabumi.
Cita-
cita dan Harapanku
Menjadi
orang tua bagiku sudah impian sejak usia 25 tahun. Alhamdulillah jodohku
dengan istri tercinta Ari Murwanti, S.KM bersatu pada 29 September 2004. Kami
menikah dengan sederhana namun begitu berkesan. Setidaknya kedua orang tuaku
dan bapak-ibu mertua tak punya hutang yang bikin pusing setelah pesta
pernikahan kami. Kini kami sudah menjadi orang tua dari kedua buah hati kami,
putriku Rida Naila saat ini kelas XI IPA1 di MAN-2 Kota Serang, sedangkan putraku Farhan Ali saat ini murid
kelas VI Tahfidz di SD Islam Al Azhar 10
Serang.
Sebagai orang tua tentu cita-citaku adalah menjadi
ayah yang baik bagi kedua anakku, jadi suami yang baik bagi istriku dan bisa
membahagiakan mereka sesuai kemampuanku.
Tak banyak yang kumimpikan dan
kucita-citakan selain menyempurnakan rukun Islam untuk berhaji ke Baitullah,
punya kontrakan dan mobil serta tetap punya kebermanfaat bagi sesama itulah
impianku sepanjang hidupku. Semoga Allah
mengabulkan doa dan harapanku ini.
Buku –
Buku Karyaku
Buku
soloku hingga Januari 2022 ini baru satu : “ Jurus jitu menjadi penulis
bermutu”. Sedangkan buku antologi lumayan banyak diantaranya : Writing is My Passion, Literasi Solusi
di Tengah Pandemi, Belajar Daring OK Bersama Guru Millenial, Hikmah di Balik
Pandemi, Jejak Pena Pengembala Aksara, Bangga Menjadi Bangsa Indonesia, Surat
Cinta Untuk Guruku, Sinergi Dampingi Murid Raih Prestasi, Maulid Nabi Muhammad
SAW di Nusantara, Perjalanan Haji dan Umrah ke Baitullah, Aku Bangga Menjadi
Guru Indonesia, Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku, Untaian Kasih Bunda
Sepanjang Masa, Ibuku Wanita Terhebat, Gerakan Motivator Literasi Digital, Surat
Cinta Guru Untuk Presiden Jokowi dan Guru Hebat Bermartabat jilid 1, 2 dan 3
serta beberapa buku lain yang masih dalam proses penerbitan.
terima kasih telah mampir dan komentar
BalasHapusBetter late than never. Nikmati prosesnya
BalasHapusInspiratif
BalasHapusluar biasa
BalasHapusMakasih Bunda, Om Jay, Prof Ngainun dan semuanya
BalasHapusSemoga rahmat , berkah dan petunjuk Allah selalu menyertai Pak DaiL
BalasHapusAamiin bu Diah sahabatku yang luar biasa. Wanita kuat dan begitu semangat berjuang untuk keluarganya. Sehat dan sukses utk Bu diah n anak-anaknya
BalasHapusMasha Allah...tabarokalloh. Sukses selalu pak Dail.
BalasHapusSubhanallah, pak dail kita sama menulis buku Guruku Idolaku
BalasHapusManjiw luar biasa..semoga jadi penulis best seller, pak Dail
BalasHapusAamiin
BalasHapusSangat menginspirasi.
BalasHapusSebuah keteladanan yang layak ditiru, semoga menjadi penulis besar yang karyanya, dinantikan banyak pembaca setianya,Pak. Salam takzim.
BalasHapusLuar biasa menginspirasi pak
BalasHapusBarokAllah
BalasHapusMenuju penulis nasional
Mantap pak, moga saya bisa mengikuti jejak literasinya.
BalasHapusaamiin
BalasHapusMasya Allah..terus mengispirasi pak...
BalasHapusBarokallah
BalasHapus