Minggu, 20 Februari 2022

TAKDIRKU MENJADI PENULIS




  

 

TAKDIRKU MENJADI PENULIS 

 

Awal Mula Belajar Menulis

                Pertama kali aku ikut latihan kelas menulis saat masih kuliah semester dua di IKIP Jakarta yang sekarang nama kampusku berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta. Masih teringat dalam benakku yang mengisi materi saat itu ada Pak Nusa Putra almarhum, Pak Ivan Iskandar, dan Pak Supriyanto. Peserta yang mengikuti bimbingan menulis ada 20 mahasiswa termasuk aku. Ketertatrikannku berikutnmya pada menulis saat bergabung di perkaderan LK-2 HMI . Selama 5 hari ikut LK-2 maka semua peserta diwajibkan membuat resume materi yang disampaikan narasumber. Dari 2 pengalaman inilah bakat awal menulisku mulai tumbuh, diaktualisasikan dalam jurnalistik mahasiswa di organisasi mahasiswa Lembaga Peneliitian Mahasiswa (LPM UNJ) aku menjadi salah satu redaktur di koran kampusku tersebut.

               Selain aktif di LPM UNJ aku juga aktif di Badan Perwakilan Mahasiswa baca BPM semacam DPR-nya kampus yang mengawasi dan memberikan masukan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), alhamdulillah hasil pelatihan di awal semester 2 serta di LK-2 HMI sangat membantuku dalam menyelesaikan tugas sebagai Sekretaris BPM UNJ. Setelah lulus kuliah aku bergabung dengan Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan, Ekonomi dan Sosial baca LP3ES  di Slipi Jakarta Barat. Kembali skill menulisku menunjang pekerjaanku di Lembaga ini. Apalagi saat ada program Quick Count Pilpres secara langsung, aku merasakan betapa  bermanfaatnya kemampuan menulis yang kudapatkan dari pelatihan semasa kuliah.

Terputus Lama Tak Menulis

               Setelah menikah dengan istri tercintaku Ari Murwanti,S.KM rupanya kesibukan mengurus keluarga sambil mencari nafkah, begitu menyita waktuku hingga tak pernah menulis hinga sekian lama.        Saat aku nikah di usia 27 tahun pada tahun 2005 hingga tahun 2019 terjadi pandemi covid-19 , aku nyaris tak penah menulis kecuali membuat RPP, Silabus, Program Tahunan, Program Semester, dan laporan perkembangan murid secara berkala, itupun kulakukan karena kewajiban. Hikmah dari adanya pandemi Covid-19 ini, khusus bagiku adalah dapat tergabung dalam kelas Belajar Menulis (BM) Angkatan ke-20 asuhan Om Jay.  Jika dihitung, ternyata cukup lama juga aku tak menulis,  dari lulus kuliah tahun 2003 hingga  tahun 2021. Sekitar 18 tahun aku vakum dari menulis.

 

Terdampar di Kelas Menulis Asuhan Om Jay

               Tergabung di kelas Belajar Menulis (BM) gelombang 20 asuhan Om Jay, menjadi hal istimewa dalam hidupku. Karena berawal dari kesadaran betapa pentingnya menulis, mulai aku sadari dan aku pun mulai melaksanakan aktivitas menulis. Di latih oleh para narasumber dan moderator hebat selama 30 kali pertemuan dengan materi yang sangat menunjang untuk menjadi seorang penulis, kami ditempa 3 kali dalam sepekan pada  hari Senin, Rabu dan Jum’at malam pukul 19.00 hingga pukul 21.00 WIB.

               Materi disampaikan via WA grup dengan dibuat satu arah, dan peserta berkewajiban membuat resume materi yang diposting di blog, lalu tautannya dikumpulkan ke panitia dan ke WA grup kelas Belajar Menulis. Menjadi ketua kelas di kelas Belajar Menulis gelombang 20 asuhan Om Jay, menjadikanku lebih semangat karena bagaimana pun ketua  kelas mesti menunjukan semangat lebih dari anggota lainnya. Maka sesibuk dan selelah apapun, aku tetap berusaha untuk ikut kelas dam membuat resume lengkap 30 pertemuan. Untuk bisa lulus kelas , setiap peserta diwajibkannya membuat minimal 20 resume. Dan harus menerbitkan buku solo. Alhamdulillah di hari dan tanggal bersejarah tepatnya tanggal 29 September 2021, buku solo pertamaku terbit dengan judul : Jurus  Jitu Menjadi Penulis Bermutu. Sebelum buku solo ini terbit, aku sudah menerbitkan buku antologi dengan Kurator Bu Aam Nurhasanal dengan judul : Writing is My Passion, dan Literasi Solusi Saat Pandemi dengan kurator Bu Dwi guru Bahasa Inggrisnya Mis Phia  di SMAN Sukabumi.

Cita- cita dan Harapanku

               Menjadi orang tua bagiku sudah impian sejak usia 25 tahun. Alhamdulillah jodohku dengan istri tercinta Ari Murwanti, S.KM bersatu pada 29 September 2004. Kami menikah dengan sederhana namun begitu berkesan. Setidaknya kedua orang tuaku dan bapak-ibu mertua tak punya hutang yang bikin pusing setelah pesta pernikahan kami. Kini kami sudah menjadi orang tua dari kedua buah hati kami, putriku Rida Naila saat ini kelas XI IPA1 di MAN-2 Kota Serang,  sedangkan putraku Farhan Ali saat ini murid kelas VI Tahfidz di SD Islam Al Azhar 10  Serang.

               Sebagai  orang tua tentu cita-citaku adalah menjadi ayah yang baik bagi kedua anakku, jadi suami yang baik bagi istriku dan bisa membahagiakan mereka sesuai kemampuanku.  Tak banyak yang kumimpikan dan kucita-citakan selain menyempurnakan rukun Islam untuk berhaji ke Baitullah, punya kontrakan dan mobil serta tetap punya kebermanfaat bagi sesama itulah impianku sepanjang hidupku.  Semoga Allah mengabulkan doa dan harapanku ini.

Buku – Buku Karyaku

Buku soloku hingga Januari 2022 ini baru satu : “ Jurus jitu menjadi penulis bermutu”. Sedangkan buku antologi lumayan banyak diantaranya : Writing is My Passion, Literasi Solusi di Tengah Pandemi, Belajar Daring OK Bersama Guru Millenial, Hikmah di Balik Pandemi, Jejak Pena Pengembala Aksara, Bangga Menjadi Bangsa Indonesia, Surat Cinta Untuk Guruku, Sinergi Dampingi Murid Raih Prestasi, Maulid Nabi Muhammad SAW di Nusantara, Perjalanan Haji dan Umrah ke Baitullah, Aku Bangga Menjadi Guru Indonesia, Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku, Untaian Kasih Bunda Sepanjang Masa, Ibuku Wanita Terhebat, Gerakan Motivator Literasi Digital, Surat Cinta Guru Untuk Presiden Jokowi dan Guru Hebat Bermartabat jilid 1, 2 dan 3 serta beberapa buku lain yang masih dalam proses penerbitan. 

19 komentar:

  1. terima kasih telah mampir dan komentar

    BalasHapus
  2. Makasih Bunda, Om Jay, Prof Ngainun dan semuanya

    BalasHapus
  3. Semoga rahmat , berkah dan petunjuk Allah selalu menyertai Pak DaiL

    BalasHapus
  4. Aamiin bu Diah sahabatku yang luar biasa. Wanita kuat dan begitu semangat berjuang untuk keluarganya. Sehat dan sukses utk Bu diah n anak-anaknya

    BalasHapus
  5. Masha Allah...tabarokalloh. Sukses selalu pak Dail.

    BalasHapus
  6. Subhanallah, pak dail kita sama menulis buku Guruku Idolaku

    BalasHapus
  7. Manjiw luar biasa..semoga jadi penulis best seller, pak Dail

    BalasHapus
  8. Sebuah keteladanan yang layak ditiru, semoga menjadi penulis besar yang karyanya, dinantikan banyak pembaca setianya,Pak. Salam takzim.

    BalasHapus
  9. BarokAllah
    Menuju penulis nasional

    BalasHapus
  10. Mantap pak, moga saya bisa mengikuti jejak literasinya.

    BalasHapus
  11. Masya Allah..terus mengispirasi pak...

    BalasHapus

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts