Kisahku, Awal Mula Menjadi Guru
Oleh : Zakiyah Darajat
Guru...,
Dulu tak pernah terpikirkan jika aku akan menjadi guru, sosok yang digugu dan ditiru sedangkan Aku merasa bahwa tak pantas untuk ditiru, Karena kepribadianku yang kurang baik. Namun nyatanya,
takdir berkata lain, inilah kisahku.
Aku lulus dari SMK Kesehatan dengan
jurusan keperawatan. Yang artinya itu akan bekerja di Rumah Sakit bukan? Dengan
posisi sebagai Asisten Perawat, itulah yang aku fikirkan. Pada awalnya setelah
lulus aku memang bekerja disalah satu Rumah Sakit, namun hal itu tidak berlangsung lama. Aku bertahan di rumah sakit itu hanya 2 tahun.
Alasannya...... cukup standart seperti jenuh, tertekan, tak nyaman, dan aku
merasa tidak bisa berada di posisi
itu terus. Meskipun dengan gaji yang cukup besar menurutku namun tetap saja aku
tak sanggup bila tetap terus bertahan diposisi seperti itu, sehingga aku
memutuskan untuk resign. Setelah resign aku sempat menganggur sekitar 1 tahun.
Aku sudah menyebar surat lamaran pekerjaan ke semua Klinik ataupun Rumah sakit di sekitar kota
tempat tinggalku, bahkan dari daerah Bogor hingga Jakarta.
Dari semua lamaraan yang disebar
hanya 1
panggilan yang aku terima, itu termasuk Rumah Sakit baru di daerah Jakarta. Setelah mendapat panggilan tersebut
aku langsung izin pada ayah dan mamahku, tapi izin itu tidak berjalan mulus karena mereka tidak satu suara. Ayahku mengizinkan, dan mamahku tidak karna ada
beberapa pertimbangan sehingga mamahku
tidak menyetujuinya. Akhirnya
aku memutuskan untuk tidak hadir pada panggilan kerja tersebut, karena aku yakin pilihan orangtua pasti
yang terbaik untuk anaknya jadi aku harus menunggu panggilan pekerjaan yang
lain lebih sabar lagi.
Selama menganggur, keseharianku di rumah bantu mamahku rapih – rapih rumah, mencuci baju atau piring,
dan sesekali memasak. Setelah pekerjaan rumah selesai yang aku lakukan ialah
bersantai saja seperti menonton atau main game, dan jika ada info lowongan
kerja aku pergi ke tempat tersebut untuk menaruh surat
lamarannya. Di fase
ini aku menaruh lamaran kemana saja yang sedang
membuka lowongan kerja meskipun itu bukan di Rumah Sakit. Akhirnya ada panggilan
lagi untuk ikut tes bekerja di salah
satu Supermarket, aku menghadiri panggilan
tes tersebut dan mengikuti tes yang ada. Namun aku masih belum beruntung, karna
tinggi badanku tidak sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sehingga aku tidak
lolos pada tes tersebut,
aku pulang dengan kegagalan. Sempat sedih, bingung, dan putus asa. Tapi aku
tidak boleh menyerah pada keadaan.
Dengan lamanya
tak bekerja, saat itu Aku bisa dikatakan sudah merasa di fase tawakal, sampai mamah mengajak aku
untuk buka usaha saja atau mungkin menikah saja. Meskipun diminta begitu hati
kecilku tetap ingin bekerja seperti yang lain, agar bisa bertemu orang baru dan
bersosialisasi dengan orang orang di tempat
kerja.
Ketika berada di fase tawakal, Allah mengirimkan salah satu dokter
yang ku kenal saat bekerja dirumah sakit, awalnya beliau meminta bantuanku
untuk menemani anaknya di rumah
karena beliau harus menghadiri seminar yang
harus berangkat dini hari dan pulang larut malam karena tidaak ada yang menjaganya. Saat itu
pun kami sempat mengobrol dan beliau menawarkan dan menyarankan aku pada sebuah yayasan
pendidikan yang sedang membuka lowongan. Bisa dibilang itu adalah sekolah alam,
sangat menarik saat aku berkunjung ke sekolah tersebut. Aku melamar. Aku tak bisa berkata-kata lagi karena takjub dengan rencana yang Allah susun
untukku
Akhirnya aku pergi ke Sekolah yang sudah disarankan oleh
dokter tersebut. Padahal rencanaku hanya menaruh lamarannya saja. Setibanya di Sekolah
itu, aku diajak ke dalam
untuk ditanya-tanya
(tapi bukan wawancara) lalu aku disuruh
mengisi tes talent maping. Setelah aku mengisi akupun diberi penjelasan atas
hasil talent maping tersebut. Kemudian aku diminta untuk hadir kembali pada
hari Sabtu untuk diwawancara. Lalu ketika
hari sabtu itu tiba aku benar benar
merasa bersyukur, terharu, dan takjub akan rencanya-NYA. Padahal awalnya aku
hanya berencana menaruh lamaran, ternyata
di luar
dugaan, begitu mulus jalanku untuk menjadi seorang pengajar. Aku diterima untuk
bekerja, Alhamdulillah, betapa
indahnya rencana Allah....
And now, hari hari ku menjadi seorang
pengajar akan dimulai.
Di Sekolah
alam ini hanya ada tingkat nursery, kelompok bermain, TK A, dan TK B. Aku
ditempatkan pada kelas nursery dengan usia anak yang beragam, Dari usia 1 tahun
sampai 4 tahun. Tantangan baru untukku, tapi aku juga khawatir, karena sama sekali belum mempunyai ilmu
mengenai dunia anak anak. Meskipun begitu aku diberi kepercayaan untuk belajar
oleh pembina dan ketua yayasan.
Selama aku belajar mengajar, Aku fikir mengajar anak anak kecil itu
hanya sekedar bernyanyi, menari, mewarnai, mengenal huruf, mengenal angka dan
hal yang seperti itu saja.
Ternyata setelah dijalani
tidak semudah itu, karna di sekolah
ini cara mengajarnya sangat unik bagiku, artinya
itu berbeda dengan sekolah yang lain pada
umumnya. Aku jadi makin tertarik, karena
yang kita lakukan ialah menstimulasi anak sesuai dengan usianya dan
kebutuhannya. Karena
namanya Sekolah alam, kami mengajarnya pun dari berbagai benda
benda alam dengan sistem bermain sambil belajar, dari bermain kita dapat
mempelajari banyak hal.
Yang lebih unik lagi cara penyampaian
pembelajaranya dilakukan dengan beberapa games yang dapat menstimulasi motorik
kasar, motorik halus, kogntif, pembiasaan, dan banyak kecerdasan lainnya. Jadi selain membuat suatu fun
games harus disertai dengan beberapa item yang dibutuhkan anak anak sesuai
dengan usianya. Di Sekolah ala mini, aku bertemu dengan anak-anak berkebutuhan khusus yang luar biasa. Akupun semakin tertarik untuk
terus belajar menangani anak berkebutuhan khusus.
Selain kergiatan mengajar akupun diajak
untuk mengikuti pelatihan mengenai parenting, dari cara menangani anak normal hingga anak berkebutuhan khusus. Selain
bekerja sebagai pengajar, akupun
mendapatkan segudang ilmu yang melimpah untuk aku pelajari kemudian
mengaplikasikan ilmu tersebut untuk
anak anakku. Aku
senang dan
sangat bersyukur telah diberi kesempatan untuk menjadi pengajar. Yang luar
biasa, menjadi pengajar itu adalah sebuah dakwah pula. Masyaallah.... terima kasih Ya Allah, Engkau
berikan alur yang sangat indah ini.
Meskipun di luar sana, ada saja yang berfikiran seperti
“emang tidak sayang dengan ilmu kesehatannya?”, “kan
gaji guru tak
seberapa, tak
sebanding dengan gaji saat
kamu bekerja di Rumah
Sakit” dan pertanyaan lainnya yang kurang setuju dengan caraku banting stir ini, dari dunia kesehatan
menjadi dunia pendidikan. Mungkin bisa dikatakan ketidak sengajaan aku jatuh ke air terjun.
Tapi dari ketidak sengajaan
itu aku benar-benar
menikmati bahkan jatuh cinta dengan dunia pendidikan.
Alur menjadi pengajar itu dari belajar
kemudian mengajar, lalu kembali lagi untuk belajar setelah itu mengajar lagi.
Pernah sempat merasa takut, takut salah, dan takut tidak sesuai dengan cara
mengajar pada
anak anak. Tapi aku tetap berusaha dengan banyak belajar kembali serta menerima
kritik dan saran dari rekan kerja
agar bisa
mengajar dengan lebih baik lagi.
Berbagai macam cara mengajar di masa pandemi telah aku coba. Dari metode mengajar satu kelas
dengan berbagai macam usia, lalu mengajar kelas private dengan kunjungan ke rumah,
dan kelas on line. Semua perlu adaptasi sampai aku merasa pede
dan nyaman saat mengajar di beberapa
unit tersebut. Kalau kata naura sih “aku bisa jadi apa saja” dan aku suka itu.
Selain dengan berbagai macam cara
metode mengajar, aku pun belajar mengamati karakteristik anak karena semua anak memiliki karakter yang
berbeda maka beda pula gaya belajarnya, dan ini salah satu tantangan bagiku. Bahkan setelah mempelajari tentang anak
berkebutuhan khusus,
aku pun jadi tau cara memahami karakteristiknya juga cara menanganinya, alhamdulillah.
Betapa serunya ya menjadi pengajar. Ilmu yang bermanfaat akan bisa menuntun
kita ke surganya Allah SWT, tetapi belum bisa dikatakan ilmu bermanfaat jika
ilmu itu belum diamalkan. Jadi tetap semangat dalam hal mengamalkan ilmunya
Jangan lupa juga untuk selalu meminta
pada Allah SWT agar senantiasa diberikan ilmu yang bermanfaat dan dijauhkan
dari ilmu yang tidak bermanfaat, semoga ilmu yang didapat dan ilmu yang
dibagikan menjadi ladang amal yang dapat menuntun kita ke surganya Allah SWT.
Aamiin ya rabbal alamin.
Zakiyah Darajat
Lahir di kota Jakarta tanggal 02 November 1996. Kelas 1 - 3 Sekolah di SDN Bojong Gede 1, kelas 4 pindah ke Jakarta dan bersekolah di daerah Jembatan Besi SDN 01, kelas 5 – 6 pindah kembali ke daerah Bojong Gede namun dengan sekolah yang berbeda yaitu SDIT Daarul Fataa. Lulus SD bersekolah di SMP Mahardika, Selanjutnya bersekolah di SMK Kesehatan Logos. Lulus SMK langsung bekerja di RSU Hermina Bogor selama 2 tahun. Setelah resign bekerja di Yayasan Atifa Cendikia dengan konsep sekolah alam. Dari sinilah Aku mulai bertemu dengan orang orang hebat yang mampu membuat dan mengembangkan diri saya dari target yang ingin aku capai. Salah satunya yang sudah aku coba yaitu belajar mendongeng dan mulai membuat naskah antologi lewat informasi dari orang orang hebat yang bekerja di Yayasan Atifa Cendikia ini. Terimakasih orang orang hebat.
Gmail: zakiyahdarajat1996@gmail.com
WA: 083819368768
Fb: Zakiyah Darajat
IG: zakiyahdarajat96.
Ini jarang terjadi
BalasHapusSungguh suatu Ilham yang Allah berikan ya Pak Dail semakin banyak menimba ilmu semakin banyak pula pengalaman berharga yang menjadikan Bapak sukses aamiin teruslah belajar dan berkarya👍
BalasHapusiya bunda
BalasHapusmakasih bu zakiyah
BalasHapusIya ,saya dulu mengajar itu .ingat tetangga jadi guru pergi pagi dan jam 12 sudah pulang ,begitu makan dan sholat Dzuhur mereka pergi ke sawah atau ladang .Dan saya lihat mereka begitu hidup tentram dan adem ayem atau merasa ya nyaman .maka saya terlintas ingin jadi guru .masalah mengajar saya pun sambil belajar dan bakat alam mengajar karena juga sambil belajar materi yang akan di sampaikan esok hari . Alhamdulillah sekarang sudah nyaman untuk materi ,sesekal ok banyak dan menulis .
BalasHapusluar biasa pak Rusmana
BalasHapusLuar biasa, banyak karya
BalasHapusluar biasa kisahnya
BalasHapus