“ MAH INI DAMAR, YANG DIAJAK NIKAH MA NENG
GAK MAU…!!!
Oleh
: Dail Ma’ruf Yasalam.
Dengan
santainya Evi menghampiri Damar yang pindah duduk dari ruang tamu ke teras
rumah dan langsung duduk di kursi samping sambil meletakan 2 cangkir teh hangat. Setelah berdehem Evi mempersilahkan
Damar untuk meminum the buatannya. “ Silahkan diminum Bang Damar, maaf jika kurang pas, maklum saja Neng kan …anak Mami
belum bisa masak, biasanya juga dibuatin Bibi “. Dengan sigap Damar pun menyeruput secangkir teh
yang ada di hadapannya, sambil menjawab, mantap nih pas manis dan panasnya
tidak terlalu. Evi pun menimpali, “ bila kurang manis, Bang Damar minumnya
sambil lihat Neng saja “.
“
Wadaw ”, dalam hati Damar bergumam “ ini anak Betawi wanten amat ya..?”.
Semilir angin sore jelang kembalinya sang Mentari ke peraduan tak terasa waktu 1
jam telah berlalu, dan jam dinding yang ada di ruang garasi tampak menujukan
pukul 17.30 WIB. Sambil merapihkan tas peralatan
perangnya (tas kuliah), Damar berdiri dan berpamitan. Ya sudah Neng, Bang Damar
pamit ya… , tuh Bibi juga sudah pulang dari warung, dah gak takut kan?. Evi pun
menjawab : “ Ya sudahlah… kalau Bang Damar gak betah di sini mah, terserah
saja. Kirain mau nunggu Mamih pulang dari kondangan. Damar pun pamit dan
memanggil abang Bajaj yang mangkal di
pertigaan komplek tak jauh dari rumah
Evi. Setelah Damar masuk dan mengucap
salam dan dijawab wa alaikum salam oleh Evi, Bajaj pun melaju menuji asrama
mahasiswa Sunan Gunung Jatai ( ASG) di jalan Bunga nomor 21 Mataraman.
Hari
berganti pekan, berganti bulan dan tibalah momen bulan Ramadhan tahun 2000.
Damar yang menjadi ketua HMI UNJ berencana mengadakan buka bersama dengan semua
anggota sekitar 50 mahasiswa dari berbagai Fakultas, masalah tempat dan waktu
sudah selesai dan yang untuk tajil pun dengan semangat swadaya sudah ada. Yang belum
siap masalah makan besar. Dengan maksud menanyakan apakah di kampusnya Evi di UIJ, ada bukber ataukah tidak pada tanggal
13 Mei 2000, Damar bertujuan mengundang namun Evi bilang bang
kalau Neng yang nyumbang makannya boleh gak?” . Waduh jawab apa ya?. Damar
spontan jawab boleh saja. Tapi Neng ikut bukber ya di UNJ sekalian mau ketemu
ratu dan Yiying. Sesama anggota HMI putri meski beda kampus mereka punya
kedekatan tersendiri. Damar menjawab : “Ya sudah, silahkan datang saja “.
Pada
hari Bukber, Evi datang bertiga ke UNJ dengan 2 pengawalnya anak HMI dari UIJ
dan lumayan bisa mencairkan suasana, mereka rupanya kalau berkelompok makin
berani. Jadi ingat kisah geng Bu Widya Arema Malang yang selalu kompak bahkan hingga
untuk tentukan jadian dengan cowo mana, yang tentukan harus semua anggota crew
Cewe macan. Itulah dinamika semasa perkuliahan, dan memang masa indah tersebut
menjadi suatu kenangan dan tersimapn baik dalam ingatan tiap insan yang melakoninya. Beberapa
orang berbisik, eh enak ya… bukbernya lengakap ada makan beratnya. Bang Damar
lobi alumni mana nih?. Damar menjawab
dengan santainya bukan dari alumni tapi dari Neng Evi.
Beres
acara setelah sholat magrib dan do’a bersama serta sesi Foto, semua berpamitan dan
salam-salaman idul fitri, seperti biasa kami dengan yang lawan jenis tak jabatan
tangan. Eh malah dua orang teman Evi bilang ; “ Bang Damar, tuh Evi mau salaman
cium tangan tuh” sambil ketawa
cekikikan. Iya nanti di rumah saja ke Mami
balas Damar. Sontak Evi pun memerah pipinya Manahan malu dikerjain
pengawalnya, dan berkata : “ Bo-ong Bang
Damar, mereka mah usil saja tuh “. Iya percaya gak apa-apa biar awet mud akita perlu
bahagia dan ketawa seperlunya. Asal jangan ketawa sendiri kata Damar. Yang lain
nimpali “ iyalah Bang, kalau ketawa sendiri mah namanya orang gelo”.
Dua peristiwa lain yang tak dapat dilupakan
Damar dengan kebaikan Evi adalah saat Damar ditawari umroh olehnya. Damar
bingung umroh pakai apa, untuk ongkos dari asrama ke UNJ saja kadang harus pinjam
teman. Dengan polos Evi bilang gak bayar Bang, asal mau jadi muhrim saya. Waduh
apaan tuh muhrim?. Evi kesal, rupanya sudahlah Bang Damar mah pura-pura gak
tahu saja..!, Setelah kejadian itu 3 bulan Damar tak komunikasi dengan Evi
karena kesibukan jadi Sekjen Badan Perwakilan Mahasiswa (BMP UNJ). Karena kelelahan
dan kurang asupan gizi seimbang, Damarpun sakit hingga 3 hari. Ada teman Evi
yang mengetahui dan mengabarkan padanya, hari keempat datanglah Evi ke asrama dan
langsung minta Damar ikut dengannya berobat. Dibawa ke RS Mitra Keluarga Jatinegara
dan setelah hasil observasi keluar ternyata kena sakit kuning/ liver. Lalu
dirawat 3 hari.
Damar
bingung bayarnya bagaimana, saat pulang Evi jemput dan bilang Ayo Bang Damar sudah
boleh pulang dan ini obatnya diminum ya, sambil menyerahkan pada Damar. Damar
menerima bungkusan obat tersebut lalu pulang lagi ke Asrama diantar Evi. Evi
langsung pamit sambil pesan habiskan ya minum obatnya. Jangan kecapean lagi…!!.
Iya terima kasih Ya Neng. Evi menjawab “
Kembali kasih “. Dari momen itu lama tak
ketemu dan hanya salaing sapa via SMS
dan sesekali telepon saling tanya kabar. Evi selalu pesan jangan lupa jaga Kesehatan,
jangan telat makan dan jangan kecapean… !!.
Setahun
berganti Evi telepon dan bertanya, Bang Damar boleh gak Evi main ke rumah abang
ke Serang. Damar jawab nanti saya tanyakan dulu ke babeh ya?. Bailk kata Evi di
ujung telepon. Saat Damar pulang kampung, cerita kalau ada temannya Evi mau main ke rumah bawa mobil
sendiri. Babeh Damar yang hanya seorang Guru atau Kepala MTs
Swasta di pelosok Kabupaten Serang, merasa tak sekufu jika Damar berjodoh
dengan Evi. Maka dinasehati agar menyampaikan baik-baik, dan tetap berteman
saja. Saat Evi menanyakan “ bagaimana jawaban Babehnya Bang Damar ? “. Damar
ceritakan bahwa malu katanya, dan seterusnya. Setelah tuntas mendengarkan …di
ujung telepon seperti hening taka da suara. Dikira Damar ditutup. Ya sudah kal
ditutup mah, terima kasih Ya Neng, maafkan bang Damar !!”. Tiba tiba ada jawaban seperti yang kaget…” Iya
bang gak apa-apa” . Wa laaikum salam.
Enam bulan setelah kejadian itu, ada
SMS dari Evi : “ Bang Damar datang ya nanti ke syukuran Neng”. Damar menjawab “Iya insya Allah, syukuran apa
nih S2 apa berangkat haji lagi?”. Datang saja nanti juga tahu, sambil memberi
tahu hari dan tanggalnya. Damar yang terima telepon langsung bulatin tuh tanggal di kalender yang ada di dinding kamarnya
di ASGJ. Saatnya tiba tanggal yang ditentukan Damar pun datang ke ru,mah Evi,
ia bingung semua ditutup tenda. Termasuk jalan depan rumah dialihkan karena
jadi panggung dan pelaminan. Setelah sadar rupaya Evi menikah, ya sudah
lanjutkan saja pikirnya. Damar pun naik ke pelaminan dan memberikan ucapan
selamat sambil salaman khas merapatkan kedua telapak tangan di depan dadanya.
Pas tiba di depan Maminya Evi, sambil senyum Evi bilang ke Maminya : “ Mih ini Bang Damar yang gak mau sama Evi nih Mih…, “.
Damar merasa gak enak dengan suami Evi, malah Mami menimpali. “ Iya Neng Bang
Damar tega ya, sambil mereka kompak tertawa. Damar pun celingukan, dan berkata
pada suaminya Evi, “maaf ya Mas, Evi mah
suka canda terus”. Beliau ke saya akrab memang. Suami Evi menjawab : “ Iya Bang
Damar santai saja…, Evi sudah cerita semua ke saya.
Mohon
doakan ya Bang, supaya kami Sakinah
Mawaddah Warahmah. Damar spontan jawab : Aamiin. The End….
Jodohku tah ketemu karena ortu yang merasa tak sekufu. Namun kami telah saling mengikhlaskan...
ini Part -1 :
https://dailalser.blogspot.com/2022/05/ttm-dan-teruslah-ttm.html
Luar biasa bahasanya renyah
BalasHapus6 huruf saja smg cukup mewakili komen saya ya Bang Damar. T O P B G T
BalasHapusMantap ,damar untuk selanjutnya di tunggu dan bisa berseri nih .damar
BalasHapusAkhirnya Evi punya pilihan...
BalasHapusSeruu
BalasHapusMenegangkan n dikemas jd penasaran
BalasHapusWaaah,...abang ini trga sama eneng. Emang eneng kurang apa bang?
BalasHapus