T.T.M dan
TERUSLAH TTM …. !!!
Oleh
: Dail Ma’ruf Yasalam
Awal mula Damar mendengar
kata TTM dari temannya di Asrama di Jl. Bunga No. 21 Matraman Jakarta Timur. Ada
sekitar 13 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia tinggal di rumah besar
milik Yayasan Asrama Pelajar Islam (
YAPI ), ada Idris anak Elektro UI dari Aceh, ada Mulyadi LIPIA dari Padang, ada
Wakil Kamal Hukum UID dari Madura, Ada Ubedillah, Atmo dan Kennedy UNJ dari
Indramayu, ada Zakir UNJ dari Ciamis , ada Faisal UNJ dari Banjar Jawa Barat, Heri dan Damar UNJ
dari Banten, Emil UNIAT dari Pekalongan, Fulthoni UNIAT dari Boyolali, Erfi UNJ
darinPalembang, Syifa Amin UIN Jakarta
dari Kediri dan Zainudin STIA Al Akidah dari Medan. Mereka adalah teman
seperjuangan Damar di Jakarta yang kami terlibat dalam aksi reformasi tahun
1998.
Dalam obrolan santai selepas sholat
ashar atau bada Isya berjama’ah kami biasa duduk santai di ruang baca atau
ruang Nobar (nonton bareng) merangkap ruang makan bareng. Obrolan seputar
kuliahan, tugas, HMI dan kadang masalah teman yang menarik hati. Aku termasuk
yang suka menyimak saja obrolan kawan-kawan yang saling menimpali satu sama
lain. Kadang mereka tertawa ngakak bersama jika ada hal lucu…, sungguh momen
indah yang tak terlupa. Keakraban itu menjadikan kami merasa seperti saudara
atau seperti keluarga. Kadang ada teman asrama yang ikut mudik denganku dan
setelah tahu rumah orang tuaku, mereka bilang : “ ternyata kamu benar-benar anak Kampung “. Aku kira
Damar orang Serang tuh di kota, ternyata masih 25 KM atau butuh 1 jam ke
rumahnya dari kota Serang.
Deretan nama teman Damar yang
tinggal di Asrama YAPI atau Asrama Sunan Gunung
Jati (ASGJ) kini sudah 100% berkeluarga, malah Mas Syifa Amin sudah
Doktor, S2 dan S3 dari Amerika. Bahkan dua putri mas Syifa Amin di negeri Paman
Sam. Saat ini beliau mengabdi sebagai dosen di UIN Sunan Kali Jaga Jogjakarta.
Banyak kisah bersamanya namun secara global terkait berburu ilmu. Kami pernah
ikut kajian politik Islam dengan Prof. Deliar Noer ke rumahnya di Komplek Dosen
IKIP Duren Sawit, ikut kajian Islam Modern cak Nur ( Nur Cholis Majid ) di
Paramadina, pernah ngaji ke Bunda Farida Hanum Pondok Gede sambil transkrip
kaset ceramahnya menjadi buku “ Mengenal Jati Diri Manusia”. Buku pertama yang
saya terlibat dalam prosesnya. Buku yang bagus dibaca untuk mendapatkan jawaban
terhadap pertanyaan : “ apa dan siapa saya?, apa tujuan saya ada ke dunia ?,
bagaimana supaya saya bisa bahagia?, dan seterusnya.
Saat ikut perkaderan puncak di HMI
di Jogjakarta tahun 2000, Damar dan
Syifa juga mengikuti pelatihan tersebut, kami menjadi peserta yang kelulusannya
mendapatkan predikat Sangat baik. Kami berdua sudah seperti keluarga saja,
sering curhat, saling pinjam uang saat kehabisan bekal. Qodarullah
beliau menikah di Bogor di tengah guyuran hujan deras, Damar bisa hadir menyaksikan
hari bahagianya Saat Damar menikah di Klaten, Mas Syifa Amin pun hadir bersama teman-teman HMI lainnya. Sebelum
berangkat ke Amerika beliau mampir ke rumah Damar di Serang dan pamitan serta kami berpelukan.
Macam teletabis saja..!!.
Kisah Damar yang tak dapat dilupakan
dengan teman tapi mesra (TTM) lain yaitu kedekatannya dengan gadis Betawi asli
bernama Evi (bukan nama sesungguhnya) orang Utan Kayu Jakarta Timur, ponakan
Ibu Tuti Alawiyah mantan mentri agama zaman Gus Dur. Evi adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Djakarta ( UID ). Kenal Damar karena ikut HMI. Karena
merasa nyaman saat konsultasi kuliah dan kegiatan, sebagai anak pertama dalam
keluarganya ia bilang ingin menjadikan Damar sebagai abangnya. Tanpa merasa ada
beban Damar mengiyakan saja, Dikiranya jadi abang dan adik dalam konteks
keorganisasian. Memang kami biasa memanggil kepada senior pria dengan sapaan
“abang” dan kepada senior yang wanita dengan sapaan “mba”.
Tak merasa ada apa-apa Damar merasa
biasa saja setelah kesepakatan itu. Tiga bulan berikutnya pas ada kajian
bulanan di HMI rupanya Evi tidak hadir, salah satu temannya bilang bahwa Evi
lagi kurang sehat dan salam untuk Damar. Minta kesediaan Damar untuk
menjenguknya. Beres acara kajian, bersama dua temannya Damar pun berangkat
menuju rumah Evi di Utan Kayu. Entah bagaimana 2 teman lain pamit duluan dan Damar
ditahan supaya pulangnya ba’da ashar saja. Karena ortunya Evi dan adiknya pergi
kondangan maka Damar merasa tak enak berasa di rumah besar berduaan. Ia takut
kalau yang ketiganya Syetan. Damar pun
pamitan dan tidak boleh kata Evi, ia takut kalau ditinggal sendiri di rumah.
Akhirnya Damar pindah dari ruang tamu ke
meja kursi yang ada di teras rumah saja, supaya tak menimbulkan fitnah. Melihat
kecemasan Damar yang pindah ke teras rumah malah seperti sengaja nyamperin dan
duduk di kursi sebelah Damar.
To be Continue …. !!!
Inilah Lanjutan Kisah TTM tersebut !!!
https://dailalser.blogspot.com/2022/05/mah-ini-damar-yang-diajak-nikah-ma-neng.html
SELAMAT MEMBACA !!! --- Klik saja yang biru, nanti kebuka
Menarik mesteri damar ,dalam cerita dan siapakah gerakan damar itu ?
BalasHapusIni kisah Damar punya penggemar hehe
BalasHapusMisteri lakon Danar...hehehe. Mantap pak Dail
BalasHapusSudah jamak.dan menjadi rahasia umum jika para aktivis itu selalu lantang dan gahar dalam menyuarakan hati nuraninya atas nama rakyat yang tertindas khususnya didepan otoritas rezim yang berkuasa, Akan tetapi dalam menyuarakan hati nuraninya terkait dengan soal kisah kasih mesra nya justeru berbalik 180 derajat ditambah pula dengan sport jantung dan keringat dingin tatkala berhadapan dengan sang wanita pujaan hatinya. Oleh karena demikian, tidaklah mengherankan bila sosok Damar tersebut agak tersipu malu bila didekati mahluq Tuhan teristimewa dalam benak hatinya, karena para aktivis zaman itu lebih idealis mengedepankan (fokus) pada persoalan yang menyangkut dengan hajat hidup orang (rakyat) mustad'afin daripada memikirkan kehidupan peribadi nya.
BalasHapusDamar oh Damar gahar dan lantang ketika menjadi aktivis tp begitu didekati seorang makhluk Tuhan yg paling seksi langsung keringat dingin. Tetaplah menjadi seorang idealis Damar 👍
BalasHapusPertanyaannya yg jadi damar siapa 🤣
BalasHapusBu May n Bu aam tahu tuh
BalasHapusPenasaran kisah selanjutnya pak😃
BalasHapus