Kamis, 16 Juni 2022

ABAHKU INSPIRASIKU DALAM BERKARYA (PART 1)


 

Abahku Inspirasiku Dalam Berkarya

Oleh : Damar Yasalam

 

Tiap manusia tentu punya tokoh yang diidolakan, tokoh itu bisa orang terkenal semacam pahlawan, presiden, ulama, pengusaha, ilmuwan, professional atau malah kadang orang biasa. Demikian pula denganku yang mengidolakan Abahku sendiri. Memang di masa kecil aku sangat mengidolakan Pak Habibie, sosok jenius yang membuat pesawat dan dibanggakan bangsa Indonesia bahkan bangsa lain. Kekaguman pada sosok pak Habibie selain karena kejeniusannya, juga pada akhlak baiknya dan kesalehannya serta amalan sunnah yang rutin dilakukan seperti puasa senin – kamis dan tahajudnya. Dalam beberapa literasi tentang pak Habibie beliau sangat gemar membaca sehingga konsumsi otaknya sangat baik. Tiada hari tanpa membaca dan berkarya serta melakukan inovasi.

Di masa remaja, aku kagum dengan beberapa founding father NKRI seperti Bung Karno, Bung Hata, Bung Sahrir, Muhamad Nasir, Jendral Besar Soedirman, Buya Hamka dan sederet pahlawan lain yang banyak berjasa bagi bangsa dan negara. Pada masa kuliah aku mengenal HMI dan membaca Filsafat sehingga aku mengagumi beberapa tokoh pembaharuan pemikiran Islam seperti Muhamad Abduh, Sayid Husen Nasr, Al Maududi, Iqbal, Ali Syariati dan lainnya. Jika dari tokoh pembaharuan pemikiran Islam kagum dengan Harun Nasution, Nurcholis Majid, Gur Dur, Amien Rais, Dawam Raharjo, Deliar Noer, Aa Gym, Ustad Adi Hidayat dan lainnya.

Bukan tanpa alasan bagiku menjadkan abahku sebagai tokoh idola atau orang yang menginspirasi hidupku.  Siapa pun bisa menjadikan Ibu atau Bapaknya sebagai tokoh inspitarif baginya, dengan catatan ada alasan atau fakta keteladanan dari tokoh tersebut yang dapat dijadikan contoh bagi orang lain. Abahku  bernama Muhamad Nur yang lair tanggal 1 Februari  1945 lahir dari pasangan Pak. H. Samlawi dan Ibu Nurwah Almarhum. Lahir sebagai anak ke-6 dari 13 bersaudara. Kini dari semua saudara kandung abah Nur (sapaan kami dan warga), tinggal beliau yang masih ada. Dua bulan yang lalu adiknya bernama Sadiah yang tinggal dekat rumah abah meninggal dunia, semoga husnul khotimah.

Abah tanpa diminta jika sedang berkumpul dengan anak-anaknya suka bercerita tentang masa kecilnya yang kurang bahagia, kalau tak bisa membahasakan penuh derita. Punya kakak 6 dan adik 6, sebagai anak ketujuh merasa kecewa dengan Kakek yang tak mendukungnya masuk STM Negeri bahkan memarahinya. Lihat tuh, yang lain juga lulus SMP mereka pada kuli (kerja) ke Tanjung Priuk. Buat apa sekolah tak menghasilkan, mending kuli dapat duit dan bantu biaya sekolah adik-adikmu.

Dengan tekad tetap ingin sekolah ia menghadap ke Pak. Kiyai ditemani Nenek dan menyampaikan maksudnya untuk mondok sabil sekolah di Mualimin Nur El Falah Kubang pimpinan KH. Abdul kabier. Ponpes tempat abah tinggal ke Sekolah jaraknya sekitar  3 Km dan setiap hari abah jalan kaki, kadang tak sempat sarapan karena beres mengaji pagi sudah pukul 06.00 sedangkan sekolah masuk pukul 07.00 WIB. Tak sarapan, tak bawa bekal makanan, apalagi uang jajan.

Untunglah karena di kelasnya paling pintar beberapa temannya ada saja yang memberikan sebagian bekalnya ke abah sambil berbisik:

“ jangan lupa kalau ada soal ulangan yang aku gak bisa, nanti bantuin ya Nur?. Abahku hanya tersenyum dan menjawab :

“tenang saja”.

                Setelah kenaikan kelas abahku mendapatkan peringkat pertama, dan dikenal para guru serta kepala sekolahnya termasuk pimpinan Mualimin Nur El Falah Kubang bernama KH. Abdul Kabier. Saat pak Kiyai mengajar di kelas II, beliau menyampaikan tawarannya supaya abah pindah mondoknya di Kubang saja. Abah menolak karena tak punya biaya, karena do Popes tempat semula ia tak membayar bahkan ikut makan di dapur pak Kiyai dengan cara bekerja mengisi bak mandi, mencuci piring dan menyediakan kayu bakar untu memasak setiap harinya.

            Mendengar paparan dari abahku, tak terasa air mata Pak Kiyai membasahi pipinya, ia berjalan menghampiri abahku lalu berkata :

“ Nur di sini pun kamu bisa melakukan hal yang sama” ,  silahkan makan di dapur, nanti Bu Yai menyiapkannya.

Abahku menjawab :  “insya Allah pak Yai”.




            Bulan depannya abah pindah ke ponpes Nur El Falah Kubang, pamit dari Ponpes sebelumnya. Sebagai rasa terima kasih abahku mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan oleh office boy tanpa rasa malu atau gengsi. Baginya bisa sekolah dan tinggal serta dapat makan saja itu sudah karunia tak terhingga.

            Meski sibuk dengan kerja kebersihan ponpes dan mengisi bak mandi Pak Kiyai serta mencari kayu bakar untuk memasak, prestasi abah tak menurun tetap meraih juara 1 saat kenaikan kelas hingga lulus dari Mualimin ( setara SMA). Bahkan saat diumumkan oleh Kepala Sekolah tentang lulusan terbaik 1,2, dan 3 nama Muhamad Nur atau abahku pada urutan kesatu. Sebagai bentuk penghargaan dari sekolah maka abah langsung dimintakan kesediaan untuk mengajar di Mualimin dan diberikan SK PNS Guru agama merangkap bendahara Yayasan.

            Tahun 1970 gaji PNS hanya 50 rupiah saja sedangkan gaji kuli /buruh di Pelabuhan Tanjung Priuk sudah 2.500 rupiah. Tak heran jika banyak guru PNS yang menjual SK miliknya kepada temannya yang mau. Mereka memilih menjadi kuli di Pelabuhan. Abahku beruntung di sayang pak Kiyai bahkan dianggap anak angkatnya. Saking dipercaya langsung diangkat bendahara. Pesannya Pak Kiyai dari semua ang masuk, setelah dihitung tolong catat tiap akhir bulan dan sisihkan untukgaji semua guru dan karyawan serta belanja rutin. Sisanya ambil gaji bendahara 250 rupiah dan sisanya simpan. Jaman itu menyimpan uang ya di Kotak amal terbuat dari kayu paling dialasin kertas atau lipatan kain putih saja dan di kunci.

            Dinikahkan pun, jodohnya abah dipilihkan oleh Pak Kiyai, dan sebagai bentuk taatnya abah kepada Sang Kiyai makai ia tak berani menampik. Menikah untuk membentuk keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah tak menjadi nyata, yang ada malah prahara meski ikatan suci mahligai rumah tangga telah dikarunia 2 anak purta dan putri.

            Mau bercerai malu kepada pak Kiyai, abah pun minta cuti 2 tahun dari mengajar untuk mendalami kitab tafsir qur’an, hadits dan ilmu-ilmu agama di Ponpes khusus calon para Kiyai di Lebak, tepatnya di Cilisung, Desa Girilaya, Kecamatan Cipanas. Alasn yang disampaikan abah ditereima Pak Kiyai untuk mendalami kitab kuning supaya kapan saja Allah memanggil pak Kiyai, maka dirinya sudah siap melanjutkan estafet perjuangan.

            Padahal ia ingin titirah atau healing, untuk menenanngkan diri mencari kedamaian hati. Meninggalkan istri yang menurut pengakuan abah tak tahu diri dan tak bisa mengurus anak serta tak bisa memasak. Anak sering dititipkan di kakek dan nenek, padahal pulang mengajar duhur. Anak dijemput jelang magrib, istrinya abah malah asyik ngerumpi. Saat suami pulang tak siap lauk untuk makan dan meminta lauk dari nenek. Inilah yang membuat abah jengkel. Padahal uang gaji full diberikan dan sudah pulang dari duhur, suami pulang pukul 16.00 WIB, bahkan nasi pun nasi dingin yang dimasak tadi pagi tak dihangatkan.

            Setahun tak pulang meski uang gaji diberikan Full, namun tak diberi nafkah batin serta menjenguk ke Ponpes abah pun abah tak berkenan menemui istrinya. Membuat istrinya tak dipedulikan dan dibuang, sehingga ia mengajukan cerai ke pengadilan. Aha .., rupaya tujuan abah berhasil, ia dapat berpisah dari istri tanpa menceraikannya namun inisiatif dari istrinya dengan menggugat cerai. Kini abah pun menduda dan menikmatinya dengan menimba ilmu agama.

            Skenario atau jalan Allah SWT memang tak dapat diprediksi dan dipahami manusia, karena memang relasi kita dan diriNya adalah mahluk dan Khaliq artinya yang diciptakan dan pencipta. Baru cerai beberapa bulan saja, abah yang memang tampan rupawan bagaikan artis Reza Rahadian, dan dinobatkan sebagai Arjuna di Ponpes khusus calon para Kiyai, rupanya terpaut hatinya pada putrinya pak Kiyai. Namun cinta keduanya merupakan cinta terlarang, karena ia sudah bersuami bahkan punya 2 orang anak laki-laki. Kelak putri sang kiyai ini menjadi Ibuku .

            Rupanya putri sang Kiyai bernasib sama dengan abahku, dijodohkan sejak usia 9 tahun atau disebut dengan nikah gantung. Menikah tapi tak serumah dan menunggu sang gadis dewasa serta mau diajak berumah tangga. Suami dari putri Pak Kiyai ini sudah tua, saat menikah sudah 30 tahun, sehingga saat usia putri Pak Kiyai 20 tahun dan sudah dewasa, makai ia baru sadar bahwa ia jatuh cinta pada abahku. Tdak mencintai suaminya. Aneh ya, jaman dulu  tak cinta saja punya anak dua?. Bagaimana kalau saling mencinta?.  

            Karena tak nyaman menyaksikan cinta terlarang ini, pak Kiyai memanggil menantunya dan menyampaikan permasalah putrinya yang mangkir dan tak berkenan melanjutkan rumah tangga. Mantunya dinasihati bahwa dilanjutkan pun tak akan bahagia, karena itu dipaksakan, pasti akan ada korban. Bisa saja istri kamu atau anak saya bunuh diri.  Disampaikan gambaran demikian suami dari putri pak Kiyai menangis, dan dengan terisak ia menyampaikan. Demi kebaikan dan kebahagiaan istrinya maka ia ceraikan purti pak Kiyai hari ini juga talak tiga.

            Alhamdulillah kata Pak Kiyai, dan ia memeluk mantunya sambil minta maaf. Kamu orang soleh dan hebat , insya allah dapat ganti yang lebih baik. Sejak kejadian itu, besoknya pak Kiyai memanggil putrinya dan menanyakan :

“ Apalagi keinginanmu putriku, selain ingin pisah dengan suamimu?”

Dengan tertunduk malu, sambil tersipu putri kiyai menjawab :

“ semoga abahku kali ini tak menjodohkan dengan pria yang bukan pilihanku, dan aku sudah punya pilihan yaitu santri abah yang paling ganteng dan pintar”

            Sampai di sana, Pak Kiyai bertanya : “maksud kamu siapa?”

Putri Pak kiyau menjawab : “ ustad M. Nur” yang katanya juga duda abah !

            Pak Kiya tersenyum melihat tingkah dan keberanian putrinya. Dengan cintanya ia kini berani menyampaikan isi hatinya. Bagaimanakah kisah selanjutnya??. Tunggu di bagian kedua.  Sabar ya !!

TOBE CONTINUE ….

4 komentar:

  1. Cieee kisah Abah sama ummi nya pak damar kaya film aja

    BalasHapus
  2. Wah keren abahnya bpk.sangat agamais mampu belajar kitab dll. Patut dicontoh. Mksh kisahnya yg inspiratif.

    BalasHapus
  3. Saya terhipnotis membacanya, sampai akhirnya timbul rasa penasaran akan kelanjutannya.

    Salam LIterasi Pak
    Sehat selalu yaa

    BalasHapus
  4. Dari banyak kisah, orang "dahulu" rasa syukurnya terhadap apa yang diterimanya sangat tinggi.

    BalasHapus

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts