ABAHKU IDOLAKU ( Part – 2 Selesai )
Oleh : Damar Yasalam
Abahnya
Damar yang bernama Pak Muhamad Nur atau biasa disapa Abah Nur, setelah menikahi
anak Pak Kiyai bernama Juhariyah yang akrab disapa Bu Inyung, memilih tinggal
di Kampung Caringin. Masuk ke Desa Tunjung Teja Kabupaten Serang. Dulunya
Propinssinya masuk Jawa Barat, kini
sudah menjadi Propinsi Banten, hasil pemekaran dari jabar dimekarkan bareng
Gorontalo, Babel dan Kepri pada tahun 2000. Alhamdulillah setelah jadi
Propinsi, pembangunan Banten lebih merata dan tak termasuk daerah tertinggal
berkah dari reformasi dan otonomi daerah.
Abah Nur memiliki 3 orang anak hasil
dari pernikahnnya dengan Ibu Iyung. Ketiganya laki-laki. Anak pertama Encep
Khotibul Umam (almarhum) wafat usia 37 tahun karena penyakit tumor di otak.
Kedua Dail ma’rud ( Damat ) dan ketiga Muhibudin ( Ending ). Dari ketiga
putranya dikaruniai 3 cucu. Pertama Atuy ( Pathurahman ) anaknya almarhum
Encep, kedua Rida, ketiga bagas atau Farhan anak dari Damar. Atuy dan Rida
seuisia mereka tahun 2022 ini naik ke kelas XII SMA. Sedangkan bagas naik kelas VII diterima di
MTsN 1 Kota Serang.
Seperti pada part 1 kisah Abah Nur,
bahwa sebelum menikah dengan Ibu Inyung, keduanya telah pernah berkeluarga dan
masing-masing punya 2 anak. Sehingga total anak mereka setelah punya 3 putra
dari pernikahan keduanya ada 7 orang.
Anak bawaan Ibu Inyung bernama Dudi Setiawan (almarhum) wafat karena
kecelakaan di Jalan Tol pecah ban tahun 2005 pas Tsunami Aceh. Kedua bernama
Awang Setiawan. Anak almarhum Dudi ada 3
bernama : Zulfa, Noval, dan Rifda. Anak
dari Awang ada 4 bernama Pipit, Opan,
Ipan dan Endah.
Sedangkan anak bawaan abah Nur ada 2
bernama Ahmad Satibi dan siti Sodikoh. Masing-masing punya 2 anak. Anaknya
Satibi berama Faisal dan Arul, sedangkan anak dari Sodikoh bernama Ninik dan
Arif atau Enceng. Sehingga total cucu
abah Nur pada tahun 2022 ini ada 14 orang cucu. Sedangkan dari ketujuh anaknya
yang masih ada tinggal 5 orang. Kami jarang ketemu terutama dengan anaknya
almrhum Dudi karena tinggalnya di Balaraja Kab. Tangerang. Kadang lebaran 1 tahun sekali mereka pulang
ke Caringin untuk silaturahim ke kakek-neneknya.
Kini Abah Nur di usianya yang ke-77
tahun kondisinya sudah sangat lemah bahkan berdiri pun tak mampu. Apalagi
berjalan, setiap hari hanya di rumah. Untuk makan dan ke kamar mandi pun harus
dibantu. Yang salut dari Abah Nur, meski didera penyakit dan berat untuk
bergerak pun seperti lumpuh, namun semangatnya untuk tetap sholat 5 waktu dan
tadarus qur’an tetap tinggi. Ya Allah
sembuhkan abahku, dan berikan kekuatan untuk terus beribadah kepadamu. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar