Pandemi Covid-19 sejak Maret 2019 hingga hari ini dan
entah sampai kapan, menoreh beragam kisah. Ketatnya pengawalan istana dan
kecanggihan ilmu kedokteran belum bisa menghalau kedatangannya. Ia bisa datang
dan menyerang kapan saja, dan siapa saja.
Siapapun bisa terkena, dan setelah terkena virus
corona kemungkinannya hanya ada 2, pertama
sembuh dan sehat kembali atau wafat tidak tertolong meninggalkan alam dunia.
Senin 14 September 2020. Pak Bambang Suprapto atau ia
sering menyebut dirinya “Boga Lakon” meninggal dunia. Kami masih merasa bahwa
beliau masih ada, dan membersamai kami di pembelajaran dan aktivitas harian.
Kepergiannya yang mendadak dan tidak dikabarkan sakit
sebelumnya sungguh membuat siapapun tak percaya dengan kematiannya. Ada yang
komentar : “ah jangan becanda Pak”, kemarin Jumatan sama saya, ada pula yang
bilang tadi pagi (maksudnya Senin 14 September 2020) saya lihat beliau ada dan
mengajar zoom di kelas anak saya.
Berperawakan tegap gagah melebihi gagahnya Polisi
Militer, tidak membuat orang yang mengenalnya takut bahkan sebaliknya semua
merasa akrab. Tuturkatanya ramah, lembut,
sopan, dan selalu tersenyum kepada siapa saja yang ditemuinya. Mengampu
pelajaran SBK kelas 4, 5, dan 6 tentu menyita banyak waktunya. Murid tiap
paralel di sekolah kami melebihi 100 orang, untuk 3 paralel totalnya sekitar 300 orang. Beliau tak pernah mengeluhkan capek, lelah, dan
sejenisnya. Selalu tampak cerah ceria, dan penuh semangat.
Hal menarik dari alm. Pak Bambang bagi saya ada 4 :
pertama, ia merupakan sosok Ayah yang penuh tanggung jawab terhadap
keluarganya. Kedua, ia tidak mau untuk melayani kebutuhan anak-anaknya diwakili
orang lain, ketiga, ia selalu siap ditugaskan sekolah, dan keempat, ia tak
pernah mengeluh tentang pekerjaan dan rumah tangganya. Meskipun sangat sibuk, ia
tetap punya waktu untuk keluarga, ia luangkan 1 hari yaitu Ahad untuk merapihkan
rumah, dan menyetrika baju seragam semua keluarganya. Ditugaskan sekolah selalu
siap laksanakan, dan jika cerita keluarga selalu bikin saya ngiri mendengarkan
ceritanya. “ Alhamdulillah Pak,
anak saya mah soleh, tidak macam macam, bahkan meski saya tidak target harus
juara kelas, mereka pada peringkat 1 dan 2.
“Istri saya luar biasa,
sebenarnya istri saya sudah ditawarkan untuk jadi Kepsek, tapi ia tolak karena
kudu setor sekian kepada …, dan sederet cerita lain betapa ia senang dan
bersyukur atas apa yang dikarunikan Allah kepadanya.
Tujuh tahun menjadi koordinator lomba, “beliau (alm.
Pak bambang) selalu menjadi pelatih solo vokal dan paduan suara bersama Pak
Endang Suryana guru serba bisa, tanpa mengenal lelah, Pak Bambang menyeleksi murid-murid
berbakat dalam vokal sepulang sekolah untuk menemukan bibit unggul. Lalu
dilatihnya menjadi seorang penyanyi handal. Menjadi juara lomba solo vokal di
tingkat kecamatan, kota, hingga provinsi. Jagoan solo vokal binaan Pak Bambang
tiap tahun masuk juara tiga besar mengalahkan jagoan solo vokal dari sekolah
lain, baik dari SD Negeri maupun SD Swasta. Paduan suara binaan Pak Bambang
bersama Pak Endang selalu tampil memukau, kebulatan suara, kekompakan tim/kreografi,
dan costumnya menjadi point utama kemenanganya.
Dalam perlombaan solo vokal, mewarnai/melukis dan
paduan suara sejak tahun 1996 hingga tahun 2000, puluhan piala dan piagam
pengharhaan telah kami terima atas kepiawaiannya di bidang seni. Tercatat nama
Astrid juara lukis provinsi, ada nama Galih Nur Rizki Juara1 nasional mewarnai
SD Islam Al Azhar se-Indonesia, ada Ratu Utami Dewi juara1 melukis di Fesbud,
ada Fatma Nisauzahra, ada Nindy dan puluhan nama lainnya penyumbang piala dan
piagam penghargaan ke sekolah kami, semuanya binaan almarhum Pak Bambang. Astrid mendupkikat karya lukisannya dan
mengirimkannya ke Pak Bambang, Begitupun karya Ratu Utami Dewi yang menjadi
juara dalam lomba. Ia berikan karyanya saat menjadi juara ke sekolah agar
dipasang di dinding lobi untuk menambah keindahan dan kemegahan sekolah.
Senin tanggal 14 September 2020 adalah hari terakhir
pengabdian Pak Bambang di bidang seni. Agar
kelak mereka punya skill hidup hingga bisa menjalani kehidupannya dengan penuh
percaya diri. Bisa menghargai keindahan dan mau merawat keindahan agar tetap
lestari. Selalu datang pagi, membeli sarapan bubur ayam Bibi kantin
langganannya, duha lalu mengajar dengan media zoom meeting. Pagi itu ia
mengajar kelas 4 Arrozaq/ kelas tahfidz, tak seperti biasanya ia tidak banyak
melatih anak-anak dengan materi baru atau praktek menyanyi.
Ia bercerita tentang bekal terbaik penolong kita di
alam akhirat. Saling tanya jawab dan menyampaikan beberapa joke supaya murid
murid bisa ngakak. Itu kelebihan pak Bambang saat mengajar. Cara inilah yang
menjadikannya selalu dirindukan muridnya. Kebiasaan baik pak Bambang bila ada
OB yang juga sedang makan bubur di tempat ia sarapan, ia mentraktir mereka.
Beli makanan selalu beli 2 paket, untuk ke rumah dan untuk para OB, kasihan
katanya. Maka wajar saja, bila saat Pak Bambang wafat, semua OB datang ke
tempat peristirahatan terakhirnya.
Selepas duhur kami tidak melihat beliau, dan rupanya
setelah beliau cari makan siang ke gado gado Bi Naim sebrang pintu gerbang
sekolah kami. Selanjutnya ia melatih 2 murid di Aula SDI AlAzhar Serang untuk
persiapan lomba solo vokal virtual besok di Al Izzah Serang. Aku lihat pak
Bambang asyik mengiringi kedua murid dengan memainkan Keyboardnya, sesekali aku
lihat tangannya digerak-gerakan seperti meninju ke depan ke samping, ke atas ke
bawah, dan ke belakang. Kupikir pak Bambang pegel, dan aku pulang setelah pamit
ke beliau dan wali murid yang masih hadir di sana.
Setibanya di rumah, aku langsung mandi dan tak lama
berselang adzan maghrib pun tiba. Hpku berdering, lalu aku terima dan
kudengarkan suara di ujung sana. ”Pak Dail ke RS Kencana ya, ini pak Bambang di
UGD”. Nih ngomong dengan pak Bambang ya!, saya jawab : “iya mana?:.
Di ujung
telepon sana saya mendengar suara pak Bambang : “Pak Dacil tolong saya, kesini
dulu ya ke Kencana”. Langsung saya jawab iya pak, saya berangkat nih. Beliau
punya panggilan khusus pak Dacil kepadaku. Bertemu Pak Heri sopir Ambulan di
parkiran. Pak Heri cerita tadi pak Bambang sudah diinfus dan diambil darah
untuk chek Laboratorium apakah ada korona atau tidak?, Ia pamitan untuk pergi
sejenak mengisi Bensin Ambulance.
Di UGD
RS.Kencana, Pak Bambang terlihat rebahan sambil nafasnya seperti berat, namun
masih sadar. Ia menyapaku : ”makasih pa Dacil kesini, maaf ya merepotkan !”. Ah
tidak pak, biasa saja kebetulan saya sempat dan dekat kesini, jadi saya sampai
duluan. Saya sapa : “ Pak Bambang kering bibirnya kering, mimun ya?”. Menjawab
boleh, mana air minumnya, aku berikan air hangat padanya, Ia hanya meminum
sedikit saja dan mengembalikan botol itu padaku.
Pukul 19.35 istri pak Bambang tiba, dan setelah
mengucap salam, ia bertanya apa yang dirasa Ayah?, pak Bambang menjawab : “hanya sesak saja”.
Istrinya bilang sabar ayah, insya Allah ayah kuat. Pukul 20.45 dokter jaga memanggil
istri pak Bambang, menyampaikan bahwa di RS tersebut tidak ada dokter spesialis
Jantung, maka saya rujuk saja ke RS.Sari Asih atau RSUD Drajat Prawiranegara,
mau pilih mana?. Kompak kami jawab : ke Sari Asih saja.
Hanya 5 menit mobil Ambulan sudah ada di depan pintu
UGD, dibantu Scurity yang jaga malam pak Bambang kami gotong dan rebahkan di
Bad Ambulance. Istri pak Bambang ikut serta di mobil Ambulance, sedangkan aku
dan Om soni mengikuti dari belakang, saat saya tiba di IGD sari Asih, pak
Bambang sudah ada di dalam IGD dan sudah dipasangin infusan baru.
Pak Bambang tersengal sengal nafasnya, padahal hasil
uji Lab RS Kenvcana sudah keluar dan pak Bambang negatif korona. Beliau kena
serangan jantung, demikian penjelasan dokter jaga kepada istrinya diteruskan
kepada kami. Berita pak Bambang masuk IGD Sari Asih sudah menyebar ke WAG guru
SDI Al Azhar juga ke WAG Yayasan. Ucapan doa untuk kesembuhan ada puluhan dari
para sahabat . Pukul 21.45 Pak Rifai datang bersama istrinya
Tampak Pak Bambang masih respon dan ngobrol dengan
santainya. Sekitar pukul 22.30 Pak Rifai dan istri pamitan kepada Pak Bambang
serta istri, juga pada kami yang menunggu di luar ruang IGD. Aku sempat
berkabar kepada salah satu muridku Karell dia adalah teman dekat Arya anak
bungsu Pak Bambang. Minta bantu doakan dan maafkan jika Pak Bambang punya salah.
Ternyata ia datang ke IGD dan menanyakan: “Pak Dail, apakah semua keluarga Pak
bambang sudah ada?”. Saya jawab : “baru istrinya”.
Karell langsung minta ke istri pak Bambang supaya
semua anaknya dipanggil cepat datang ke IGD, kasihan bila anak-anaknya tidak
bertemu dengan Ayahnya di saat terakhir kehidupannya. Deg saja, detak
jantungku, bergegup keras. Apa Rel, apa kamu bilang tadi?, perlahan Karell
menjelaskan kondisi pak Bambang sangat lemah, kita doakan yang terbaik
untuknya. Selang 30 menit sejak ditelepon kedua anak beliau sudah tiba di IGD Sari Asih. Yasmin
dan Arya langsung mendekati ayah mereka sambil berisak air mata, sedangkan si
Sulung Panji di Semarang, akan tiba sekitar pukul 10an besok. demikian
penjelasan Arya kepada Karell.
Pak Bambang, dikelilingi istri dan nak tercinta. Di
samping kanan ada istrinya, di sebelah kiri ada dua anaknya. Sepintas aku lihat
pak Bambang tidak tersengal sengal lagi, kupikir mungkin sudah membaik lebih
tenang, namun firasatku mengatakan: “waduh jangan jangan?”. Segera kuhampiri dokter jaga yang sedang
merekap data pasien IGD dan kusampaikan : “maaf dok itu pasien Pak Bambang
mohon di chek tadi saya lihat tidak bergerak saya khawatir!”. Segera dokter
bersama 2 orang perawat jaga memasangkan semu alat ke tubuh pak Bambang.
Berkali kali dokter dibantu perawat merangsang jantung dengan
elektrokardiograf, hidung dan mulut pak Bambang pun dipasang saturnasi pemantau
kadar oksigen. Hanya selang 15 menit dokter dan perawat jaga melakukan tindakan
pertolongan, namun saya perhatikan di layar monitor picu jantung grafiknya
turun lalu datar….!. Segera alat-alat di lepas, dokter menghampiri istri Pak
Bambang, lirih ia berkata : “ inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun, Ibu
maafkan kami tidak bisa menolong suami ibu, Ibu yang kuat dan sabar ya!”. Sang
istri hanya mengangguk, dan menjawab : “iya dok terima kasih, insya Allah kami
kuat dan ikhlas”.
WAG sekolah masih ramai, bunda Idoh belum bisa tidur, kepikiran gimana
pak Bambang, katanya. Dia bertanya di wa : “Pak Dail, gimana keadaan Pak
Bambang? ”. Saya jawab apa adanya. Innalillahi wa Inna ilahi roojiuun,
sudah kembali pada pemiliknya bun. Eh malah balas: “astagfirullah pak, jangan
bercanda ah, ini serius, saya tidak tenang dari tadi tidak bisa tidur
kepikiran”. Saya bingung harus jawab apa, saya foto bad alm. pak Bambang, lalu
buat Voice Note isinya berita duka tentang wafatnya pak Bambang di Sari Asih
pada Senin 24 September 2021, sekira pukul 23.55 WIB.
Pertama dalam sejarah yayasan Al Azhar Serang, ada
seorang Guru yang wafat namun rasa dukanya meliputi semuanya. Semua kaget dan
tidak percaya dengan kepergiannya. Tidak terdengar sakit apa-apa, pagi hingga
sore pun ia masuk sekolah, mengapa tiba tiba terdengar berita bahwa ia telah tiada?.
Yayasan mengumumkan sekolah DILIBURKAN.
Selasa 25 September 2020 menjadi hari berkabung. Murid diminta belajar mandiri.
Semua guru dan karyawan akan takziah, mensholatkan almarhum dan mengantar ke
kuburnya. Pukul 9.00 dimandikan dan
rencana disholatkan pukul 10.00 setelah anak sulungnya Panji tiba di
rumah. Hingga pukul 11.00 yang ditungu
belum juga tiba, pukul 11.30 yang ditunggu konfirmasi baru di Balaraja otw
menuju lokasi. Rupanya Allah berkehendak lain, Panji anak sulung tiba di rumah
duka pukul 12.00. Diputuskanlah bahwa almarhum akan disholatkan setelah duhur
di Masjid KSB.
Subhanallah, Allahu Akbar, jamaah yang ikut sholat
duhur sama banyaknya dengan jamaah jumatan sekitar 500 orang bahkan hingga
koridor masjid pun dipenuhi jamaah. Fenomena
langka biasanya para pelayat setelah beres sholat janazah bubar dan kembali ke
rumah, selasa 25 September 2020 berbeda, para sahabat dari Al Azhar, tetangga,
dan keluarga besarnya sekitar 200an orang berduyun duyun mengantarkan janazah
pak Bambang ke liang lahatnya.
Ada kisah DAHSYAT, saat hampir semua pelayat
meninggalkan kuburan, istri almarhum sambil memegangi tangan ketiga anaknya
lalu ia berkata :
1. “ Ayah, tuntas sudah lakon hidupmu hari ini, dan kami
hanya bisa mengantarmu di sini. Kami akan kembali melanjutkan perjuangan hidup,
agar kami bisa seperti engkau di saat kelak kami harus kembali”.
2. “Ayah, terima kasih atas semua yang telah engkau
berikan pada kami, kami tidak dapat membalasnya, dan biarlah itu jadi pemberat
amal shalehmu di alam baqa”
3. “Ayah, saya bersaksi bahwa engkau orang baik, sejak
kita menikah hingga akhir hayatmu engkau tak pernah bikin kami susah, bahkan
tugasku pun engkau bantu sekedar merapihkan rumah dan menyetrika baju seragam keluarga”
4. “Ayah, bahagilah engkau di alam barzakh karena engkau
sudah berhasil mendidik kami , insya Allah kami selalu berusaha menjadi orang
yang soleh dan shaleha. Sampai ketemu lagi ayah di surga. Aamiin.
Ucapan istri almarhum ini, aku dapatkan dari Pak
Zainal guru Agama Al Quran kelas 6 di sekolah kami. Pak Zainal terilhami
untuk tetap di pemakaman, khawatir bila ada diantara ahli waris, terutama istri
atau anak gadis almarhum (Yasmin), tiba tiba lemas tidak kuat menahan duka karena
ditinggalkan suami/ayah tercinta.
Ternyata tidak terjadi. Mereka keluarga hebat luar
biasa, tiada tetes air mata dan ratapan dari mereka, yang terdengar dan terpancar rasa bangga
menyaksikan kepulangan ayah tercinta diiringi ratusan muslimin yang mendokan
untuk kebaikannya.
Selamat jalan sahabtku, darimu aku belajar bagaimana
menjadi pribadi yang bermanfaat bagi anak istri juga bagi sesama. Bahagilah
engkau di alam kuburmu, pahala kebaikan akan mengalir padamu dari istri dan
anak anakmu. Maafkan aku, yang kadang manggilmu: ” Pak Beng beng”. Itu panggilan sayang dan specialku padamu
yang juga memanggilku : “Pak Dacil” insya Allah kita bertemua kelak di surganya
Allah SWT. Aamiin.
SABTU,
17 JULI 2021 : ENGKAU KEMBALI MEMANGGIL PAK ZAINAL JAHA.
Mendengar kabar duka dari Bu Ovi bendahara yayasan Al
Azhar Serang sekitar tentang wafatnya Pak Zainal pukul 08.00 WIB, jantung
saya terasa DEG, dan terus jantung ini berdetak cepat, sampai-sampai saya
bilang. Iya bu Ovi, kalau berita duka biasanya benar. Nanti dulu bu, saya
lagi degdegan atau berdebar banget ini, rasa gak percaya campur sedih dan
lainnya. Diujung telepon bu Ovi jawab: “iya pak Dail, istigfar dan baca Laa
hawla walaa quwwata illa billah, insya Allah tenang kembali”. Saya jawab
terima kasih infonya bu, telepon saya tutup setelah salam.
Ahad pekan yang lalu, saya mengantarkan uang titipan
dari salah satu wali murid yang simpati mengetahui kabar pak Zainal di rawat
karena positif covid, bantu untuk keperluan anak anaknya. Saya antar titipan
itu ke RSUD Drajat Prawiranegara kota Serang. Saya wa ke istrinya pak Zainal kalau
saya sudah di dekat ATM BRI, saya meminta supaya umi keluar
sebentar, namun umi bilang supaya saya ke depan IGD saja, saya nurut dan beliau
menunggu sambil melambaikan tangannya.
Bergegas saya sapa bagaimana keadaan Abi Zahid?,
dijawab kondisinya mendingan tapi masih tersengal sengal nafasnya berat.
Tadinya mau saya serahkan amplop ke umi, namun umi bilang : masuk saja!. Lihat
dari kejauhan boleh kok, saya heran kenapa bisa pasen covid ditungguin dan
dilihat. Saya masuk dan ketemu pak Zainal di salah satu bad di IGD. Oh
pantas saja bisa ditungguin umi ternyata di IGD.
Saya dan teman-teman mengira di ruangan, rupaya karena
belum ada ruangan yang kosong maka pasien covid pun ditampung sementara
di IGD. Saya hampiri Pak Zainal. Jarak
saya ke Bed beliau berbaring sekiar 1,5 meter dan kami salaman dengan isyarat
saja. Pak Zainal manggil saya dan tangannya berusaha buka corong penutup
hidungnya sedikit supaya terdengar. Saya bilang sudah pak jangan bicara,
isyarat saja insya Allah saya faham. Dan beliau menyampaikan pesan ke saya
supaya saya temui pak Kepsek SD tentang beliau minta maaf kepada semua guru dan
karyawan baik di TK,SD, SMP, dan Yayasan, bilang bahwa ia belum bisa ngajar, saya
mau ngajar tapi masih kaya begini?.
Saya jawab sabar pak, Insya Allah ngajar sudah ada
badal, bapak sehat ya. Dan karena tidak kuat melihat kondisi beliau yang
kecapean sekedar untuk bernafas, saya berikanlah amplop titipan mama Raisa ke
beliau, saya lihat ia menangis, berurai air mata. Lalu bilang : makasih,
makasih ya, salam ke beliau. Iya pak saya pamit, assalamu alaikum.
Terus terang saja, sejak pertemuan
dengan beliau itu persasaan saya mengatakan bahwa hanya keajaiban yang bisa
membuat pak zainal pulih, apalagi saya dengar beliau ada diabet. Namun tetaplah
saya berdoa semoga Allah sembuhkan seperti sediakala dan bisa kembali mengajar
anak-anak murid SD Islam Al Azhar 10 Serang
Hari hari berlalu, senin, selasa dan rabu di sekolah
ada MPLS, masa perkenlan lingkungan sekolah. Teringat betapa beratnya sakit pak
Zainal, saya dan murid selalu membacakan fatihah dan doa untuk kesembuhan pak
zainal yang masih di IGD. Rabu saya dapat kabar sudah dapat ruangan lega
rasanya pak zainal keluar dari ICU, kamis dengar kabar gembira dari wa umi
zahid bahwa pak zainal minta makan sop kambing dan sate. Ada rasa gembira namun
ada was-was juga jangan-jangan mamakasih alias tanda ..”. Astagfirullah, saya
pejamkan mata dan berdoa moga ini tanda pak zainal mau sembuh, aamiin.
Jumat pagi saya pesan mpek-mpek rencana mau antar ke
RSUD Drajat, karena beliau suka makanan ini, walaupun memang aslinya semua
makanan beliau suka. Sayang jumat pembuat empe-empe libur dan baru akan diantar
sabtu ini jam 11. Niat mengantar makanan ke pak zainal dan ke anaknya di
perumahan Dalung hari ini bakda duhur rupaya belum ditakdirkan, pukul 07.15 WIB
beliau sudah berpulang kepada sang pemilik alam semesta Allah SWT dengan tenang
dipangkuan istrinya umi zahid yang nama aslinya Siti Solihat. Sejak pukul 07.30 pasca dapat telepon dari bu Ovi hingga
tulisan ini dibuat semua grup Wa sekolah dan yayasan serta alumni dipenuhi
ucapan turut berduka. Semua status wa pasang foto almarhum bertuliskan semoga
almarhum husnul khatimah.
Selama 1 tahun mengajar di kelas VI
bersama beliau saya bersaksi bahwa beliau sosok guru teladan, selalu ceria dan
menyapa duluan bila bertemu siapa saja dimana saj. Mudah dimintakan tolong, dan
jarang berkeluh kesah. Di mata teman temannya almarhum guru multitalenta. Meski
mengajar Agama dan Alquran, namun ahli ceramah, terbiasa ngisi khutbah,
motivator ulung, ahli hipnoterapi. Bisa bikin anak murid lupa namanya, lupa
kelas berapa?. Yang dia tahu hanya SUKSES, namanya Sukses, kelasnya Sukses. Sangat
mahir dalam Pramuka, giat di KBIH Al Azhar, pedagang di komunitas pedagang
sabtu ahad dan sederet kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
Hari ini beliau sudah tiada, jasadnya akan
dikebumikan, karena memang asal semua manusia dari sana, dan semua akan kembali
kesana. Namun semua kebaikan beliau akan kami kenang dan teladani. Selalu ramah kepada siapa saja, dalam mengajar
sangat digemari anak-anak karena ia pandai bercerita dan bermain drama. Kini
drama itu telah usai, dan kembali kepada pemilik naskah drama yang sejati.
Terima kasih pak zainal, insya allah engkau punya
ketiga amal abadi, rajin sedekah, tiga anak yang sholeh shaleha (zahra, zulva
dan zahid), serta ilmu yang bermanfaat. Semuanya akan terus mengalir hinga
kiamat, Semoga kita bertemu kelak di surganya.
TUJUH HARI KEPERGIAN ABI ZAINAL JAHA/ KUWARNAI HAN BERSMA ZAHID
Jumat tanggal 23 Juli kemarin, Saya seperti biasa pergi pagi ke Sekolah sambil mengantar istri ke tempat kerjanya di Kimia Farma Kantor Distribusi Cabang Serang yang lokasinya di Rancatalas Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, dilanjutkan ke SD Islam Al Azhar 10 Serang yang berlokasi di Kaujon Kelurahan Serang. Perjalanan biasanya sekitar 20 menit bila lancar dan bila agak macet hampir 30 menit, menempuh jarak kisaran 15 Km dari rumah yang berlokasi di Komplek Depag Ciwaru, kelurahan dan kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
Setibanya di Sekolah, Saya melihat teman-teman yang
biasa olahraga bulu tangkis Sabtu-Ahad, beberapa orang sedang seru latihan di
lapangan upacara yang alhamdulillah jelang tahun
pelajaran baru sudah kelar di make over /dicat secara merata, indah sempurna.
Terkesan bersih, asri dan bikin betah untuk berlama lama menikmati hijaunya
taman bunga yang selalu di siram Om Soni di pagi hari.
Ada 3 agenda yang harus saya selesaikan hari ini,
pertama membuat tulisan tentang judul ini, mengunjungi rumah almarhum Pak
Zainal Jaha, dan malamnya ada Bimbingan Menulis Materi 6 yang berbarengan
dengan tahlil virtual 7 hari almarhum Pak Zainal Jaha.
Rupanya karena kawatir kantor untuk mengurus klaim
Asuransi Takafull keburu tutup di masa PPKM ini, maka yang saya lakukan pertama
kali adalah kunjungan ke rumah almarhun terlebih dahulu. Kedatangan saya kesana
terkait dana pendidikan beasiswa Zahid putra almarhum supaya bebas premi hingga
menjadi sarjana.
Dari
sederet persyaratan yang harus dilampirkan dalam pengajuan klaim Asuransi
Takaful bebas premi, masih ada 3 berkas yang belum ada : pertama surat
keterangan waris, kedua keterangan ahli waris, dan ketiga keterangan dari RS
karena almarhum wafat di RSDP Serang. Bila semua syarat lengkap biasanya
pencairan dana santunan alkhairat/ kematian akan masuk setelah 7 hari kerja ke
rekening ahli waris atau istri almarhum pak Zainal Jaha.
Zahid tentu sangat sedih kehilangan abinya. Sepengetahuan saya, semasa hidupnya, almarhum Pak Zainal Jaha sangat menyayangi Zahid putra laki laki satu satunya dari 3 anaknya. Tentu ini bukan karena pilih kasih, namun memang kelahiran putranya sudah dinantikan sejak 20 tahun yang lalu, anak pertamanya Zahra saat ini kuliah di UPI Bandung Semester 7, anak keduanya Zulva mondok di Ponpes Modern Assaadah kelas XII, sedangkan si Bungsu Zahid masih SD kelas 6 di SD Islam Al Azhar 10 Serang, tempat abinya mengajar, sekelas dengan anak saya Bagas di kelas 6 Tahfidz.
Setelah persyaratan untuk mengajukan klaim ke Asuransi Takaful saya terima dari istri almarhum Pak Zainal Jaha, saya ijin padanya untuk mengajak Zahid main di rumah Bagas dan nanti akan diantar pulang sorenya. Di perjalanan saya tanya : “Zahid maukah temani pak Dail ke Serang City?”, dijawab : “Mau apa kita kesana pak?”, saya jawab : “Mau ke Kantor Takaful biar Zahid tahu”. Zahid menyahut : “Mau, sekalian jalan-jalan bosan di rumah terus”. Kalau di rumah kdang kaya melihat ada Abi kata zahid. Saya nasehati : "Abi sudah tiada, kudu diikhlaskan, Zahid anak hebat, kudu kuat, nanti Zahid terusin tugas abi", Zahid menjawab : "Iya pak insya Allah". Kami pun meluncur ke kantor takaful untuk menyerahkan berkas, dan setelah diterima mba Nizma, kami langsung pamit lalu pulang ke rumah Bagas (anak saya) di Cipocok Jaya.
Wow, 2 orang sahabat yang tak ketemu hampir 3 pekan sejak sebelum idul Adha, rupanya kangen berat dan pas ketemu mereka langsung main akrab di kamar Bagas, saya merasa lega dan bahagia lihat Zahid tampak senang bermain dengan teman sekelasnya, sejenak melupakan abinya yang sudah kembali kepada sang pemilik alam semesta, Allah SWT.
Saya berpesan kepada Zahid dan Bagas
supaya mainnya lihat waktu jika sudah ada adzan Jumat maka segera pergi ke
Masjid untuk sholat Jumat, alhamdulillah Masjid Almuhajirin Pancasila Komplek
Depag sejak Korona ada, baru libur jumatan 1x, setelah itu selalu buka,
termasuk Idul Adha pun, Selasa 20 Juli 2021 atau 10 Dzulhijjah tetap mengadakan
secara terbatas dengan prokes tentu saja.
Sepulang dari Masjid, Bagas cerita
pas kami kumpul di ruang keluarga/ruang tengah. Ayah !, biasa
anakku panggil demikian, tadi Zahid pas bubaran dari sholat bilang :
"Bagas, tahu gak , biasanya aku Jumatan ke Masjid ini bareng Abi kalau pas
ada jadwal ngisi khutbah".
Deg saja jantungku, dan tak terasa
air matapun mengalir. Ya Allah kasihan Zahid, kenangan Indah bersama abi yang
selalu mengajak Zahid kemana saja pergi termasuk ke tempat ia mengisi khutbah
atau ceramah agama rupanya ia ingat dan subhanallah menimbulkan kesan yang mendalam
rupanya. Bagi kita yang punya anak kecil usia TK dan SD bila anak ingin ikut
kemana kita pergi, maka ajaklah, karena setelah mereka SMP apalagi SMA, pasti
tidak akan mau, dan akan pilih tetap di rumah.
Biar Zahid tidak berlarut larut
ingat pada almarhum abinya, saya ajak makan siang saja bareng Bagas. Hid, sapa
saya padanya "makan sedanya saja ya!", Zahid menjawab : "Iya
pak, kata abi kalau makan syukuri saja apa yang dihidangkan, biar makannya
enak". Lagi lagi aku berkaca kaca namun aku tahan biar tidak tampak,
rupanya almarhum abinya sungguh luar biasa, sebelum makan pun ada nasihat pada
anaknya untuk bersyukur dengan rejeki yang diberikan Allah hari ini.
Karena semalam lelah kurang lelap tidur,
akupun ketiduran jelag Ashar dan terbangun karena mendengar suara adzan yang
keras, kebetulan jarak Masjid ke rumah hanya sekitar 300 meter saja. Setelah
Ashar, uminya Zahid telepon bahwa nanti tolong supaya Zahid nunggu di sebrang
Jalan, agar pas lewat langsung naik mobil dan pulang ke Dalung Griya Permata
Asri. Rupanya umi Zahid baru saja mengantarkan kaka Zulva ke Ponpes setelah
ijin 10 harian karena abinya sakit keras hingga wafatnya. Demikian kisah saya
di hari anak nasional tahun ini, diisi dengan membersamai Zahid dan Bagas,
semogalah mereka kelak bila sudah dewasa dan punya anak, bisa pula menghibur
anaknya bila sedang sedih hatinya.
TAHLILAN VIRTUAL 7 HARI ALMARHUM PAK ZAINAL JAHA
Malam pun tiba, bakda sholat Isya sesuai rencana, saya ikuti
materi bimbingan belajar menulis materi ke-6 yang disampaikan Ibu Aam sang
Bloger Inspiratif tentang "Menulis menjadikan Naik Kelas dan
Berprestasi",.
Saya gunakan laptop kerja untuk
ikuti materi, dan anakku Bagas ikut tahlil virtual 7 hari wafatnya almarhum Pak
Zainal Jaha dengan laptop pinjaman adikku, Saya heran tumben nich Bagas
mau ikut zom malam malam, rupanya dia sudah janjian dengan Zahid bahwa mereka
akan menyimak zoom tahlil virtual katanya.
Acara pembacaan surat Yasin dan tahlil ditutup dengan doa, berlangsung sekitar 30 menit, disambung penyampaian kesan-kesan dari beberapa orang yang dekat dengan almarhum Pak Zainal, seperti dari Pak Haji Hilmi Iskandar ketua pembina YPI Muawanatusy Syubban Al Azhar Serang, Pak Haji Ashari dari YPI Al Azhar Pusat, Pak Ahmad Yani ketua YPI Muawanatusy Syubban Al Azhar Serang, Pak haji Humaedi rekan guru di SD Al Azhar Serang, dan beberapa orang tua murid serta alumni yang juga bergabung di tahlil virtual tadi malam.
Dari semua paparan yang menyampaikan
kesan kesan kepada almarhum pak Zainal Jaha semuanya merasa kaget dengan kabar
wafatnya beliau dan merasa sangat berduka serta kehilangan. Beberapa point
kesan yang disampaikan dan terekam dalam ingatan saya antara lain :
1. Almarhum Pak Zainal adalah guru luar biasa, serba
bisa, dan sangat baik.
2. Almarhum Pak Zainal sosok guru yang jadi
panutan karena keramahannya dan tidak pernah marah, selalu tersenyum, akrab dan
dekat dengan murid.
3. Almarhum Pak Zainal sosok sahabat yang humoris
dan sangat santun, Ia tidak punya masalah dengan siapapun.
4. Almarhum Pak Zainal merupakan motivator hebat
yang sanggup menghipnoterapi anak kelas 6 dan kelas 9 saat menjelang ujian
nasional, supaya optimis, percaya diri dan sukses.
5. Almarhum Pak Zainal instruktur Pramuka terbaik
sejak beliau gabung di SD Islam Al Azhar 10 Serang, dan dalam Jambore Nasional
selalu mejadi juara, dan beberapa kali menjadi juara umum.
6. Almarhum Pak Zainal teman yang asyik untuk
diajak diskusi bahkn siap mendengar curhat hingga selesai. Dan baru memberi
saran kepada yang curhat bila diijinkan. Tidak pernah komentar negatif tentang
orang lain, dan selalu positif.
MP4 Suara Terakhir Abi di SDIA10 Serang
7. Almarhum Pak Zainal selalu siap diberi tugas apa saja dan kapan saja, meskipun ia sudah ada acara keluarga, namun ia utamakan tugas sekolah.
Bahkan saat bertemu Ahad 6 hari
sebelum wafatnya beliau (sabtu 17 Juli 2021), di tengah sulitnya bernafas
dengan bantuan oksigen di ruang IGD RSDP ia bicara ke Saya : Pak tolong ijinin
ke Pak Kepsek, Senin saya belum bisa Ngajar, duh gimana ya anak-anak ?. Ya
Allah...!! , meski sudah lemah dan sulit bernafas, namun semangatnya tetap
tinggi, dan yang dipikirkan slalu murid muridnya ...
Saya menjadi saksi tentang kebenaran almarhum Pak zainal memang sangat loyal terjhadap Al Azhar, saking tanggung jawabnya sebagai ketua Marawis ALZETTA mendampingi Lomba di Al Azhar Kemang Pratama, waktu itu tahun 2017 kami baru pulang dari acara lomba FESBUD dan tiba di Kaujon pukul 20.30 WIB, Ia bilang, Pak Dail, saya duluan ya tidak jagain murid samapi habis dijemput ortu, ada acara nikahan ponakannya di Anyer.
Tanpa mengenal lelah, beliau berangkat ke acara
resepsi nikahan Ponakannya di sana, padahal hari sudah larut malam dan tentu
badannya lelah karena tadi pagi kami berangkat sebelum subuh alias jam 04.00
agar tiba di lokasi Lomba FESBUD pukul 07.00. Tak tersirat wajah lelah, yang
tepancar adalah senyum ceria dan penuh semangat.
Sederet prestasi dan dedikasi yang
TEREKAM dalam ingatan penulis selama mengenal beliau dari tahun 2009 hingga
hari antar lain :
1.Kepiawaiannya dalam mengelola kelas, mengasuh dan
membimbing anak-anak dalam pembelajaran maupun berbagai kegiatan kemuridan.
2. Semangatnya dalam memberikan motivasi kepada murid
kelas tahfidz saat acara Tasmi atau ujian hapalan 1 Juz dalam 1 jam.
3.Kepopulerannya di Al Azhar Pusat sebagai Icon Al
Azhar Serang, jika saya mengantar lomba, para kepala Sekolah bertanya : Pak
Zainal Ikutkah ?, luar biasa.
4. Karyanya membuat lirik lagu "Fil
Madrosah".
Membuktikan bahwa Almarhum Pak
Zainal adalah guru luar biasa, serba bisa, baik dan santun, serta berdedikasi
tinggi, akan menjadi saksi sejarah yang tak dapat dilupakan sepanjang
jaman.
Selamat Jalan Pak Zainal, kami
semua : sahabatmu, murid-muridmu, alumni SD Islam Al Azhar Serang dan kelurha
besar guru Al Azhar Se-Indonesia berdoa semoga engkau bahagia di alam kuburmu,
dan kelak mendapatkan surganya Allah SWT. Aamin.