Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat baca PPKM yang berlaku hingga 20 Juli 2021 atau pada saat ummat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1422 hijriyah, oleh pemerintah diperpanjang hingga ke tanggal 26 Juli 2021, dan kembali diperpanjang lagi hingga 2 Agustus 2021. Setelah tanggal 2 Agustus itu, kita ragu apakah akan diperpanjang lagi?. Hanya pak Jokowi dan orang Istana yang tahu.
Penolakan perpanjangan masa PPKM sudah marak di
berbagai daerah baik di kota hingga ke pelosok desa. Hanya saja pada saat ini, sebagian
media massa kurang mau meliput dan mempublikasikan berita tentang masalah protes
warga kepada pemerintah. Entah karena mulai takut ataukah sudah mendapatkan
ancaman yang cukup mengerikan baik bagi dirinya sebagai wartawan maupun pada
pihak keluarganya. Namun yang jelas hari ini Pak Jokowi sudah mengumumkan bahwa pemberlakukan PPKM level 4 diberlakukan hingga 2 agustus 2021, kita berharap pemerintah melihat dampak makin sengsaranya rakyat dan tidak memperpanjang kembali masa PPKM.
Bila menyampaikan protes terhadap kebijakan yang bikin rakyat menderita saja sudah tidak bisa mendapatkan ruang untuk menyalurkannya, pertanyaan yang kemudian muncul : apakah NKRI sudah menjadi negara yang anti demokrasi alias berubah menjadi Negara otoriter?. Silahkan anda jawab berdasarkan fakta dan pengalaman pribadi yang anda rasakan, ingat menurut penilaian pribadi. Padahal kebebasan kita menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan dijamin dalam UUD 1945 pasal 28, dan pasal teesebut belum dicabut alias masih berlaku, namun faktanya mengapa setiap pendapat berbeda selalu dipenjara atau dibungkam untuk selama lamanya?
Banyaknya angka jumlah terpapar korona
dan korban meninggal karena covid19 varian delta dijadikan alasan untuk
memberlakukan PPKN dan terus memperpanjangnya. Padahal derita rakyat baik di
Kampungpung maupun di Ibukota adalah sama sudah susah dan menderita. Yang
mereka takutkan bukan mati karena korona namun karena tidak makan alias
kelaparan.
Tukang sayur yang tidak laku akibat
pembeli yang takut dihadang satgas PPKM dan kawatir kena denda dan seterusnya
menyebabkan tukang sayur membuang semua barang dagangannnya di pasar sambil
bercelote, tuh ambil saja daripada busuk tiada guna, kalau mau ambil saja !.
Ilustrasi pedagang yang kesusahan hingga tertidur nunggu pembeli yang menawar
dagannya dapat dilihat pada gambar dan video di bawah ini:
https://drive.google.com/file/d/1-k_traBM11v7peg_cUX9C3ITNjGos-QX/view?usp=sharing
Dan ini link video pedagang di atas menunjukan bahwa si Pedagang sayur membuang sayur dagangannya karena tidak laku, dan ini terjadi akibat pemberlakuan PPKM yang selalu diperpanjang entah sammpai kapan dan dalam pelaksanaannya begitu ketat hingga orang tidak berani berpergian kemana mana. Takut kena denda dan malah menimbulkan masalah bagi diri dan keluarga.
Sebagai penutup dari tulisan ini, saya meminghimbau dan memohon kepada Pak Jokowi selaku presiden rakyat Indonesia : "JANGAN PERPANJANG PPKM LAGI", rakyatmu sudah banyak yang mati karena terpapar korona yang tidak tertangani dengan baik. Mahasiswa dan massa menolak PPKM pun ricuh di Jakarta :
https://youtu.be/f5MGM5IXFlY
Saya tegaskan kembali pesan rakyat jelata : janganlah engkau tambah duka dan lara kami rakyatmu ini dengan tidak bisa bekerja dan berusaha. Jika engkau jujur, mengapa tidak berlakukan lockdown saja sehingga kami yang tak punya penghasilan ini minimal dapat jatah Rp. 300.000 untuk sekedar bertahan hidup bersama keluarga.
Mungkin dengan uang itu, kami bisa makan sehari sekali meski hanya dengan tahu atau tempe saja. Namun dengan engkau berlakukan PPKM ini, sungguh derita di atas derita, sudah tidak ada dana, usaha tidak boleh, dan bantuan pun tidak ada. Moga masih ada tersisa sedikit nuranimu wahai pak Presiden untuk rakyat yang telah memilihmu.
Kaujon, 27 Juli 2021.
πππkritis dan menohok...semua tidak menutup mata inilah fakta..lagi2 org kecil yg paling terdampak...ππ
BalasHapusmumet PPKM dan tak bisa bantu yang susah, bisanya nulis ya nulislah
BalasHapusSedih ya Allah. Pemimpin negara ini benar2 buta, bisu , tuli....
BalasHapusSemakin menderita rakyat yang mencari nafkah di pinggiran jalan, para PKL, banyak buruh di PHK
BalasHapus