https://dailalser.blogspot.com/2022/01/biografi-para-penulis-buku-guru-hebat.html
Buku tersebut sudah tiba di pangkuan penulisnya dan mereka mendapatkan banyak apresiasi dari pembaca buku tersebut. Kisahnya benar - benar LUAR BIASA, bikin meneteskan air mata dan senyum bahagia, bearcampur dalam hati pembaca.
Dan Jilid 2 Jejak Guru Hebat Millenial sedang proses penyelesaian edit , lay out dan ISBN , semoga akhir Februari ini sudah tiba di pangkuan 43 penulisnya.
Sedangkan bagaimana kisahku dalam buku tersebut dapat dibaca di uraian di bawah ini :
JALAN BERLIKU MENJALANI PROFESI GURU
Oleh : Dail Ma’ruf, M. Pd
Kalah
Perang dan Pulang Kampung.
Ada
sebuah hadits nabi yang mengatakan bahwa “bencilah apa yang kamu benci
sewajarnya saja, dan cintailah apa yang kamu cintai sewajarnya saja”. Itulah yang mungkin pepatah yang tepat dengan
perjalanan berliku profesiku sebelum menjadi guru. Memang dari sejak aku
sekolah di MAN 2 Serang aku tak bercita-cita menjadi guru. Alasanku waktu itu tak
pilih PGSD karena abah dan ibuku keduanya guru namun kekurangan dalam hidupnya
dan aku merasa banyak keinginan yang tak bisa kudapatkan karena orang tua yang
tak punya uang. Saking sederhananya aku tak pernah beli baju baru jika lebaran.
Baju baruku dibelikan seragam sekolah, dan baju harianku sebagaian besar warisan
dari kakaku yang sudah tidak muat.
Tak
bermaksud menyalahkan abah dan ibu, namun saat aku ditawarkan masuk PMDK IKIP
Jakarta dengan pilihan PGSD dan Bahasa
Arab aku tak pilih PGSD dan pilih Bahasa arab. Dengan bayangan bahwa nanti bisa
kerja di kadubes atau Travel haji dan umrah. Namun semua yang kita jalani
rupanya ujungnya yang terjadi adalah yang sudah ditetapkan Allah SWT sebagai
jalan hidup. manusia merencanakan dan Allah SWT menentukan.
Pasca
kuliah, berbagai profesi kulakoni untuk menemukan jati diri dan mencari
penghidupan yang lebih baik. Jadi bagian administrasi di rental komputer dan
bimbel rakit komputer, pernah kerja di Lembaga survei LP3ES dalam kegiatan Quick
Count Pemilu, jadi peneliti di NDI untuk Pilkada, dan akhirnya menyerah dan
memutuskan pulang kampung agar bisa hidup dekat dengan kedua orang tua.
Mengabdi di
Yayasan Tempat Aku Mondok.
Sepulangnya
dari perantauan dan kembali ke kampung halaman aku tinggal di rumah pinjaman
Ibuku di Kota Serang. Aku mencoba melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan
mobil/ motor, dan ke beberapa sekolah
sejak Januari hingga April 2006, namun tak ada panggilan. Karena bekal
tabungan makin berkurang, akhirnya aku terima tawaran dari Abahku untuk
mengajar di SMP dan MTs tempat aku mondok semasa aku remaja.
Menjadi
guru pelajaran IPS, PKN dan Bahasa Arab di 4 kelas dan mengajar 6 hari, libur
hari Jumat, dengan jarak 20 KM dari rumahku ke tempat aku mengajar, kujalani
hingga 1 tahun. Karena terdesak kebutuhan, sedangkan pihak yayasan hanya bisa
menggajiku Rp.600.000/bulan, aku pamit dan melamar ke sekolah lain yang lebih dekat dan gajinya
lebih bagus, Alhamdulillah diterima di sekolah SDIT Al Izzah di Unyur
Kota Serang.
Mengajar di SDIT Al Izzah Kota Serang
Aku
awalnya mengira bahwa mengajar di sekolah di kota Serang apalagi dengan Gedung
bagus 3 lantai dan muridnya yang ribuan, serta uang pangkalnya di atas 10 juta
dan SPP bulanan di atas 500 ribu, gaji gurunya di atas 2 juta. Aku masuk Juli
2007 di SDIT Al Izzah Kota Serang, kaget saat wawancara disampaikan oleh pihak
Yayasan bahwa gajiku nanti Rp.700.000, hanya beda 100 ribu dibandingkan dengan
mengajar di Yayasan Nur El Fakah Kubang Petir di Serang di pelosok kabupaten
Serang.
Kujalani
profesi menjadi guru di SDIT Al Izzah
selama 1,5 tahun saja. Karena ada desakan dari abahku untuk ikut tes CPNS di
usiku ke-35 tahun yang merupakan batas akhir ikut akupun taat perintah orang
tua. Dan aku mengundurkan diri dari lembaga tempat aku bekerja. Tes CPNS bagiku
bagaikan sebuah kerja memasukan benang ke lubang jarum di tengah malam gelap
gulita. Mungkin bagi yang lain tidak, namun itulah kesanku. Setiap orang punya
pengalaman dan kesimpulannya. Setelah hari pengumuman aku tak lolos dan pekerjaanku
mengajar di SDIT Al Izzah telah hilang.
Ada
kabar dari teman guru bernama Pak Salim, bahwa di SD Islam Al Azhar 10 Serang
ada lowongan guru wali kelas. Tanpa pikir panjang dengan modal “bismillah”
akupun langsung antarkan lamaran ke panitia dan ikut seleksi. Rupanya di
sekolah Al Azhar pun sama, ada pemecatan guru sebanyak 7 orang karena diam-diam
ikut CPNS. Dan lowongan ini untuk mengisi kekosongan tersebut. Dalam hatiku aku
berkata “ ini seperti jeruk makan
jeruk” .
Dari Al Izzah aku keluar karena mencoba
ikut CPNS dan masuk Al Azhar menggantikan mereka yang dikeluarkan. Yayasan di
Serang mayoritas aturannya menurutku memang kejam. Bagi guru tetap tak boleh
ikut CPNS. Bila ingin ikut maka harus mengundurkan diri, jika diketahui ikut
diam-diam maka dikeluarkan tidak hormat. Karena itulah maka aku sewaktu mau
ikut CPNS meskipun tidak lolos, aku menguindurkan diri.
Mengabdi di Al Azhar 10 Serang.
Aku
keluar dari SDIT Al Izzah pada Oktober 2009 dan dan mulai mengajar di SD Islam
Al Azhar 10 Serang Januari 2010. Seleksi atau tes masuk menjadi guru SD Al
Azhar di jamanku luar biasa saingan dan pesertanya. Untuk lowongan 7 orang guru kelas
dan guru Bahasa Inggris, posisi tersebut diperebutkan lebih dari 160 orang. Syukur
alhamdulillah aku termasuk yang diterima. Rupanya doa orang tua itu penting.
Aku niatnya hanya untuk taat pada abah yang ingin aku tes CPNS. Rupanya inilah
jalan Allah supaya aku mengajar di tempat yang sesuai dengan passionku.
Kembali
ke gaji menjadi guru, ekspektasi orang pasti kalau jadi guru di Al Azhar
gajinya tinggi, faktanya 3 tahun pertama gaji pokokku hanya 700 ribu tambah kehadiran
300 ribu/ perbulan. Setelah 2,5 tahun aku bersabar alhamdulillah
diangkat menjadi Guru Tetap Yayasan atau GTY dan meningkat dua kali lipat. Saat ini setelah 11 tahun
mengabdi, alhamdulillah ada peningkatan jadi tiga kali lipat dari tahun
pertama. Sempat aku hampir tidak kuat karena tuntutan mengajar di sekolah anak
orang kaya sangat tinggi, sementara kompensasinya tiada sebanding. Namun ada
teman yang nasehati untuk tetap sabar dan ikhlas, insya allah jika istikomah
maka akan ada berkahnya. Aku ikuti nasehatnya dan bertahan hingga hari ini.
Selama
mengabdi di SD Islam Al Azhar aku mengampu pelajaran IPA kelas 5 selama 4 tahun, kelas 5 selama 4 tahun dan
kelas 6 selama 2 tahun. Di luar tugas pokok sebagai wali kelas aku diberi amanah
tambahan menjadi koordinator lomba bidang studi. Semua perlombaan di sekolahku
dibawah kordinasiku. Menjabat koordinator lomba selama 8 tahun, aku merasa
bahagia karena tak terhitung berapa ratus muridku yang berhasil meraih prestasi
di semua mata lomba.
Lebih
dari 4 lemari pajangan kini penuh oleh piala dan medali, baik piala dari lomba open
house SMP di kota Serang dan Banten, lomba OSN, O2SN, FLSN, KSM bahkan
lomba robotik internasional di Singapura tahun 2016. Muridku juara 1 dan juara
2 atas nama Ahdan dan Elzar. Lomba IPA ada Nadia Sahla juara 2 Sains
internasional di Bali, ada Galih juara 2 pada lomba Matematika internasional di
India pada ajang IMSO. Tahun 2021 ini
ada Aryo juara 1 KSM dan juara 2 KSN bidang matematika. Luar biasa memang cerita tentang serunya
membina prestasi murid di SD Islam Al Azhar, mungkin baru akan habis jika
dituangkan dalam 1 buku solo setebal 200 halaman. Semoga bisa kurealisasikan di
awal tahun 2022.
Hikmah yang aku rasakan dan syukuri mengabdi
di Al Azhar Serang
Jika
kamu bersyukur, niscaya akan aku tambah nikmatku, namun jika kamu kufur
sesungguhnya nikmatku teramat pedih.
Demikian firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Ibrahim ayat 7 mengingatkan
pada kita semua. Dengan menjalani profesi sebagai guru di SD Islam Al Azhar 10
Serang ada beberapa hal yang aku syukuri antara lain :
1.
Telah
berkunjung ke Tanah Suci.
Meski baru umroh dan belum haji, namun
aku sangat bersyukur telah Allah beri kemudahan dan kesempatan melakukan ziarah
“Baitullah” pada tahun 2013. Apa yang selama ini hanya sebatas
pengetahuan tentang Masjidil haram, Ka’bah, Bukit Shafa dan Marwa, Jabal Rahmah
tempat pertemuan nabi Adam dan bunda Hawa dalam umroh semua tempat tersebut
dapat aku kunjungi bahkan hingga laut merah tempat tenggelamnya Fir’aun.
2.
Telah
menyelesaikan sekolah S2
Meski tak punya tabungan dan hanya
bermodalkan “Bismillah”, aku berhasil menyelesaikan S2 Jurusan MIPA
konsentrasi IPA di Universitas Indra Prasta PGRI Jakarta lulus tahun 2016 di
wisuda di TMII Jakarta Timur. Sesuatu yang aneh memang aku S1 Bahasa arab,
namun karena mengajar di Al Azhar Serang pelajaran IPA, aku mengambil magister
IPA. Semua kulakukan untuk peningkatan profesionalime dan pelayanan pada
muridku. Semoga ilmu yang kuberikan pada
mereka bermanfaat dalam kehidupannya.
3.
Telah
menempuh S1 kembali jurusan PGSD
Bukan karena iri hati pada temanku yag
sudah pada cair sertifikasi guru sejak tahun 2010 dan seterusnya namun aku merasa
bahwa aku pun layak mendapatkannya. Hanya karena tak punya ijazah PGSD maka aku
tak linier dan tak kepanggil ikut PLPG dan PPG. Terpaksa ikut kuliah S1 PGSD
dari jalur konversi S, ditempuh 3 tahun
dan wisuda tahun 2019, alhamdulillah tahun 2020 ikut tes calon peserta
PPG dan lulus, mengikuti PPG dalam jabatan
tahun 2021 angkatan 1 di UNTIRTA dan alhamdulillah lulus UP satu kali
ujian.
4.
Anak-anaku
bisa sekolah di sekolah bagus
Bukan bermaksud apapun, sekedar
ungkapan rasa syukur pada nikmat Allah SWT dimana anakku bisa sekolah di
sekolah bagus untuk ukuran daerah tersebut. Anakku Rida yang ikut Mbah Ti di
Klaten TK dan SD di SDIM El Yaomi Ceper, SMP di Fajrul Karim Serang, dan lanjut
di MAN 2 Kota Serang. Dan anak keduaku Farhan sekolah TK di Al Kautsar, dan SD
di Al Azhar Serang. Ada saja jalan Allah supaya aku dan istri bisa membiayai
kedua anak kami. Mungkin inilah keberkahan saat kita banyak memberikan maka
kita pun mendapatkan dalam bentuk yang tidak pernah kita duga.
5.
Kebutuhanku
Allah cukupkan.
Meski secara hitungan matematika antara
income dan outcame tidak seimbang karena lebih besar kebutuhan
dari pendapatan, alhamdulillah segala kebutuhan sehari hari ada saja
solusinya. Dan ini tentu patut disyukuri karena bagaimanapun aku sadar bahwa tiap
manusia sudah ada qadar rizkinya. Sehingga aku hanya berkewajiban untuk bekerja
dan berdoa setelah itu bersyukur atas semua pemberianNya.
Demikian kisahku yang isinya hanya
uraian perjalananku selama menjalani profesi mulia sebagai guru. Tentu tidak ada
hal yang istimewa dari paparanku, namun
kuberharap semoga ada manfaat bagi pembaca buku antologi ini. Aamiin.
Serang,
2 Januari 2022.
Nama lengkap Dail Ma’ruf, M.Pd, lahir di Serang 13 Mei1 977 dari pasangan Muhamad Nur dan Juhariyah. MI dan MTs di Kabupaten Serang, melanjutkan di MAN 2 di Kota Serang lulus tahun 1996. Kuliah S1 di IKIP Jakarta atau UNJ lulus tahun 2003, S2 di UNINDRA Jakarta tahun 2014 dan menempuh S1 PGSD di STKIP Pelita Pratama Serang lulus 2019. Ikut PPG tahun 2021 angkatan 1 di UNTIRTA dan lulus UP sekali ujian.
Bergabung
di kelas Belajar Menulis Bersama Om Jay mulai Juli hingga September dan Lulus
dari gelombang 20. Buku Solo terbit
judulnya ; Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu. Semasa ikut BM 20 diberi Amanah
jadi ketua kelas, Wakil Mis Phia dan Sekjen Bu Helwiah.
Buku
Antologi sudah ada 15 dengan judul :
1. Writing is My Passion,
2.
Literasi
Solusi di Tengah Pandemi,
3.
Belajar
Daring OK Bersama Guru Millenial,
4.
Hikmah di
Balik Pandemi,
5.
Jejak Pena
Pengembala Aksara,
6.
Bangga
Menjadi Bangsa Indonesia,
7.
Surat Cinta
Untuk Guruku,
8.
Sinergi
Dampingi Murid Raih Prestasi,
9.
Maulid Nabi
Muhammad SAW di Nusantara,
10. Perjalanan Haji dan Umrah ke Baitullah,
11. Aku Bangga Menjadi Guru Indonesia,
12. Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku,
13. Untaian Kasih Bunda Sepanjang Masa,
14. Ibuku Wanita Terhebat,
15. Surat Cinta Guru Untuk Pak Jokowi.
16. Guru Hebat Bermartabat
Jilid
1 dan Jilid 2
Penulis
dapat dihubungi di : Hp/WA :
087871926678, Email : dailmaruf@gmail.com Blog : dailmaruf@blogspot.com
BAGI PEMBACA YANG BERMINAT MEMBACA 4O KISAH LAINNYA DARI PENULIS BUKU GURU HEBAT JILID 1, BISA MEMESAN KEPADA SAYA DI NO. HP/ WA : 087871926678.
SALAM LITERASI, JAYALAH NKRI ... !!!
terima kasih sudah mampir dan komentar
BalasHapussemangat
BalasHapusPengabdian membawa berkah berlimpah dari Allah. Sukses selalu pak...
BalasHapusMKSH PAK FRANS YANG BAIK, SEMOGA KITA BAHAGIA DENGAN PENGABDIAN DIMANA PUN
BalasHapusKisah yang membuat merinding , banyak jenjang yg ditempuh dengan keberhasilan dan kemudahan Allah, banyak contoh teladan yg ditorehkan dan berbuah kemudahan dari Allah.
BalasHapusBanyak kebaikan yg diukir dan berbalas rasa syukur. Guru inspiratif
Masya Allah, kisah luar biasa pak, jalan berliku sangat menginspirasi, ternyata proses setiap guru tidak ada yg mulus ya, tetapi selalu bangkit, hingga sukses
BalasHapusiya byu Nur, itu kl di syukuri terasa indah
BalasHapusHihi sama Pak saya juga kabur dari kerja guru karena lihat orangtua dan paman yang kerja sebagai guru namun kesejahteraannya kurang. Akhirnya bisa menemukan passion saya disini dan belajar untuk ikhlas dan menjadi guru yang berdaya.
BalasHapus