Rabu, 04 Mei 2022

MENULIS DI KALA SAKIT : RESUME IBNU MUSLIM




19.MENULIS DI KALA SAKIT

Oleh Suharto dan Dail Ma’ruf

 

          Pelatihan belajar menulis pertemuan ke-22 dilaksanakan 7 Maret 2022 dimulai pukul 19.00 WIB dengan judul materi Menulis di Kala Sakit. Kali ini moderator dibawakan oleh Dail Ma'ruf dan narasumbernya Suharto, M Pd.

Ada selingan baca kisah inspiratif ya 1 menit. : 

https://dailalser.blogspot.com/2022/03/pak-yoga-terima-takdir-netra-dan-bahagia.html

 

          “Kita berdoa agar acara ini berjalan lancar dan bagi teman atau keluarga anggota grup BM 23-24 yang sedang sakit, semoga Allah sembuhkan dan pulih seperti semula. Bagi yang muslim  silahkan baca fatikhah dan agama lain menyesuaikan. Berdoa kita mulai…. Berdoa selesai.

 

          Audio. https://youtu.be/uye6FLj30GU

Melihat video tadi rasanya 1001 rasa...atau berjuta rasa. Sungguh sampai saya menahan nafas saking sesak dada ini, benar-benar luar biasa  Cing Ato, benarlah bahwa Allah tak akan menguji hambanya, kecuali sesuai kemampuannya. Dan saya sadar bahwa Cing Ato dan istrinya adalah orang kuat. Kuat kesabaran dan ketabahannya. Mari kita berdiri dan sambut narsumber yang luar biasa Cing Ato dengan materi MENULIS DI KALA SAKIT.  Silahkan Cing Ato masuk kelas dan menyapa para peserta.”

          “Sebelum sakit pun saya sudah punya  1 buku solo. Tahun 2016 awal  ikut belajar menulis, 2017 ikut intens di Cipanas dan kenal penerbit. Awalnya dari Om Jay. Lagi semangat-semangatnya, terkena sakit hingga 1 tahun tak bisa bergerak. Apa saja perasaan yang ada di hati Cang Ato Saat sakit sekian lamanya?.

Tiga tahun delapan bulan saya masih berjuang untuk pulih. Saya tidak tahu sudah berapa biaya yang dikeluarkan. Saya hanya yakin Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Saya nikmati saja ujian dari Tuhan ini sambil terus mensyukuri nikmat lain yang  Tuhan berikan.

          Sakit yang saya alami saya ibaratkan seperti pembuskus permen sebagaimana kata Pak Nasrullah dalam bukunya magnet rezeki. Beliau mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu, Allah  sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, terimalah dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada hikmahnya”.

          “Subhanallah 3 tahun lebih 8 bulan, insya allah Cang ato termasuk maashoobiriin, sungguh ungkapan yang tinggi makna dan sarat hikmah“.

          “Tidak ada yang saya dapat lakukan dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku. Kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone kita bisa membaca dan menulis.”

          “Hmmm.., tapi dengan tangan yang masih sangat terbatas gerakannya, bagaimana Cang Ato menulis?.  Jika baca bisa dari youtube gantinya, nah menulis bagaimana caranya ?”.  

          “Semua berawal dari tidak aktifnya saya, karena tubuh tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang agak stres juga karena tidak ada yang dikerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. Sesekali saya minta televisi dihidupkan. Karena tidak bisa menekan remot televisi tidak pernah ganti channel. Lama-kelamaan boring juga.

          Tiba-tiba ada suara dari gawai istri saya yang tertinggal. Saya pinta asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada saya dengan beralaskan bantal. Saya mencoba menyentuh gawai, ternyata bisa tersentuh. Setelah istri pulang dari mengajar saya bertanya kepada istri dimana  gawai saya. Maklum sudah 1,6 tahun saya tidak melihat gawai. Istri pun langsung mengambilkan gawai. Saya minta dibelikan paket internet dan berganti nomor. Karena nomor yang lama sudah tidak aktif.

          Ya Allah, untung saja punya istri dan keluarga yang juga hebat, sabar dan kuat.  Dari sinilah saya lacak akun Facebook saya. Butuh waktu tiga hari baru ketemu pasword. Mulailah saya menulis dan memposting kondisi saya. Dapat satu pekan menulis timbul dalam pikiran. Kenapa saya tidak menulis apa yang sedang saya alami saja. Akhirnya saya menuliskan Mulai dari saya terserang penyakit, dirawat di rumah sakit, bagaimana saya menjalani selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan saya tutup tulisan sampai kembali ke Madrasah.

          Ini rahasinya, jika ingin punya buku. Saya menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat Dumai. Bahkan tulisan saya dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Pembaca pun saya ajak menentukan judul artikel terakhir. Banyak yang memberikan judul artikel terakhir. Saya memilih "Kembali ke Madrasah".

Kenapa kembali ke madrasah?. Ya, karena saya berawal dari Madrasah lalu ke rumah sakit dan tak pernah kembali selama 18 bulan. dan buku itu judulnya kembali ke madrasah.        Mana cover bukunya cang? Judul artikel terakhir. Ketika di pertengahan jalan ada sahabat sekaligus seorang narasumber yang memberikan ilmu kepada saya ketika saya ikut pelatihan dengan  KSGN.

Beliau menghubungi saya. Beliau sempat mengikuti tulisan saya. Beliau bertanya-tanya tentang tulisan yang saya tulis. Apakah saya sedang menulis kisah orang atau kisah sendiri. Karena tokoh utama saya ganti dengan kata "AKU". Boleh kita lihat buku pertama setelah kembali bisa menulis?. 

          Beliau langsung menghubungi saya lewat vicol. Otomatis beliau melihat kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan saya dari awal. Baru seperempat jalan beliau tidak sanggup lagi membacanya. Sedih dan pastinya banjir air mata...

          Seminggu berselang Om Jay menghubungi saya lewat vicol. Beliau pun terharu tetapi beliau salut dan mengapresiasi tulisan saya. Dari sinilah Om Jay mengajak saya untuk ikutan pelatihan menulis. Saya pun ikut walau terkadang tubuh ini tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa saya baca di siang hari. Selanjutnya materi tersebut saya simpan di blog lalu saya jadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi"  dan buku terbit dengan  judul Belajar Tak Bertepi"

          Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan saya. Dan tulisan saya semakin hidup. Karena semua benda  yang ada di sekitar ruang rumah sakit saya ikut sertakan dan saya visualisasikan seperti suatu yang bernyawa. Kalau kata Om Budiman salah satu narasumber pelatihan ini. Disebut dengan istilah CERPENTING (cerita pendek tidak penting). Bisa bapak dan ibu baca di buku saya. Kalau Bapak dan ibu baca. Saya yakin langsung bisa nulis buku cerita hari itu juga. Hahaha....

          Selanjutnya bagaimana tanggapan pembaca setia blog Cang Ato?  Terus saya cerita dulu, silahkan. Buku tersebut saya beri judul "GBS Menyerangku" kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka. Dengan menulis, ahamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.” 

          “Kalau boleh tahu sudah berapa yang minta buku Cang. Boleh gak peserta BM 23 dan 24 dapat buku itu?”.        “Covernya sangat luar biasa, hubungi saya, Nanti diakhir saja. Baik, lanjutkan kisahnya. Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah saya miliki. Saya simpan di Facebook dan blogspot. Dari artikel inilah saya jadikan buku kedua ketika sakit. Yaitu, Menuju Pribadi Unggul. Untuk memperindah tulisan di buku, saya berguru dan langsung dibimbing oleh bapak Akbar Zaenudin. Setelah jadi beliau menyarankan untuk mencoba dikirim ke penerbit mayor. Saya tidak bersedia, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. 2/3 tulisan di blog saya  belum dibukukan lagi hingga sekarang. Karena saya menulis bentuk buku yang lain.

          Menuju Pribadi Unggul itu buku kedua yang ditulis di saat sakit, sungguh judul yang luar biasa, dan menginspirasi. Hampir setiap hari saya menulis, kebetulan masa pandemi covid-19 terjadi, sehingga hampir dua tahun bekerja dari rumah. Waktu-waktu kosong itulah saya manfaatkan untuk menulis. Saya tidak bisa tidur sebelum mendapatkan ide untuk menulis. Sehingga terkadang saya banyak menerawang sampai dapat ide apa yang besok saya tulis.

          Fotonya Cang ato di buku kedua sudah sangat mantap, ganteng luar biasa. Tadinya ganteng, 180 derajat kebalikan dari buku 1. Oh itu foto sebelum sakit ya Cang?, sekarang pun tetap ganteng malah plus makin Soleh. 

 

Inilah daftar buku karya Cang Ato yang luar biasa :

1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018

2. GBS Menyerangku 2020




3. Menuju Pribadi Unggul 2020

4. Kompilasi kisah inspiratif 2021

5. Belajar Tak Bertepi 2021

6. Aisyeh Menunggu Cinta (Roman Betawi) 2021

7. Menepis Kesulitan Menulis 2021

8. Gadis Pemikat (cerpen) 2022

9. Kado Khusus Sang Bintang (motivasi belajar)2022

10. Lentera Ramadan 2022

 

Sedang digarap :

11. Catatan harian guru blogger madrasah

12. Cing Ato Belajar pantun

13. Cing Ato Belajar puisi

14. Menulis dikala Sakit.”

 

          “Allahu akbar sudah 10 buku solo. Saya masih 1 saja dan 4 yang sedang finishing”. Kata Pak Dail sang moderator.

          “Saya senang nulis buku solo, no. 14 akan best seller tuh. Saya nunggu buku itu sejak 2 bulan lalu. Rencana mau konsentrasi di jurnal ilmiah. Dari 10 yang sudah terbit buku mana yang paling diminati ?. Alhamdulillah, buku GBS Menyerangku pernah diresensi oleh Prof Dr Ngainun Naim. Buku menepis kesulitan diresensi oleh guru dari Kalimantan Barat dan menghantarkan beliau menjadi sang juara.”

          “Empat  buku itu kelarin dong...terutama yang no. 14, luar biasa.           Jadi ini macam buku resep pilihan Cang Ato. Bagaimana hilangkan semua kesulitan menulis?.  Iya kenapa kok kuat banget nulisnya? Apa motivasinya?. 1. Untuk menambah amal ibadah di saat tak berdaya saya berpikir : “Apa ya yang bisa menambah amal ibadah pada saat saya sakit”. Waktu sehat saya sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa saya tidak menulis saja di medsos. Akhirnya saya menulis tentang karakter yang berkaitan membangun diri menjadi manusia unggul. 

          Alhamdulillah, banyak yang memberikan apresiasi dan menunggu-nunggu kehadiran tulisan berikutnya. Dari menulis inilah Tuhan memberikan apa yang saya tidak duga. Justru di saat sakit saya mendapatkannya.

 

1). Saya kebanjiran teman yang ingin bersahabat

2). Banyak yang konsultasi tentang menulis

3). Dapat panggilan menulis dari adik saya di Pusdatin ( gara-gara dia melihat dan membaca  tulisan-tulisan saya di medsos ). 

4). Kedatangan para Youtuber

5). Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI

6). Mendapatkan penghargaan dari Bang Ja’far DKI sebagai "Pahlawan Pendidikan" Jakarta.

7). Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku, dan lain-lain.

Untuk tambah amal soleh, dan ada lebih dari 7 keajaiban atau keistimewaan saat menulis, luar biasa.                                                       Kebetulan saya sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-teman saya sudah mau ke-IV b saya masih di III/ d. Alhamdulillah Januari ini saya mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo. Putri KH Hasan Basri ketua MUI, Betul, Saya tidak tahu tiba-tiba dapat saja, 1). tambah amal soleh, 2) . bisa naik pangkat. karena viral dan ada yang menyampaikan ke ibu Fahira Idris. 3). Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.

     Agar anak-anak saya yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk bergerak dan keluar dari zona nyamannya. Ada LSM yang mengajukan. Mungkin.  Ada lagi yang lain alasan Cang Ato nulis penuh semangat?. 4). Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. Maklum hafalan atau ingatan terkadang lupa, maka itu perlu dipatri di dalam sebuah ikatan yaitu buku. Dan penghahargaan itu makin bikin semangatkah?        Sebenarnya saya sendiri tidak berharap apa-apa. Mungkin itu bonus, sungguh alasan yang SUPER KREN.

          “Tidak berhenti di bidang menulis saja, saya pun merambah ke bidang desain cover buku, flayer, layout buku. Di samping ikut pelatihan menulis saya juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar. Alhamdulillah, setidaknya saya bisa membuat cover buku sendiri..

          Saya juga banyak membantu teman-teman  untuk membuat cover bukunya dengan gratis..tis...tis...juga dipercaya untuk membantu membuat desain cover buku dan flayer di Penerbit YPTD. Sekali lagi gratis..tis...tis.

          Saya siap membantu bapak dan ibu untuk membuatkan cover pada pelatihan ini. Silahkan kirim judul dan sinopsisnya. Cukup dengan gawai melalui aplikasi canva langsung jadi. Kalau mau belajar otodidak silahkan lihat di Youtube saya. Chanel "Suharto MTsN 5 Jakarta" 

1 komentar:

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts