Golden Age Aku Malah Ngebolang
Oleh : Dail Ma’ruf
Tawa riang dari
bocah-bocah gembira hati
Melompat, berlari,
menari tiada henti
Seakan air bah yang membuncah kesana kemari
Mengalir terus
mengalir menyejukan pikiran dan hati
Ceria bermain bersama
teman sebaya
Dari pagi hingga
petang tiada terasa
Kumandang adzan
magrib bahkan terlupa
Dijemput bunda baru
tersadarkan semua
Demikian masa kecilku
di sebuah desa
Tunjung Teja nama
desanya
Aku bermain bersama
adik dan kaka
Karena rumahku jauh
dari para tetangga
Keceriaan saat
sekolah di Madrasah masih ku ingat
Ada saja sahabat yang
isengin dan berbuat jahat
Mengambil tugas PR ku
lalu disembunyikan tak terlihat
Aku pun nangis karena
takut dibilang PR ku belum buat
Pulang sekolah jalan
kaki 1 kilometer jaraknya dari rumah
Berdua Kakakku yang juga sekolah di Madrasah
Abahku tak sekolahkan
kami di SD dekat rumah
Alasannya agar kamu
nanti tidak hidup susah
Alah-alah kami bisa tidur siang atau bermain indah
Kami langsung diminta
makan dan solat di rumah
Tugas kami
selanjutnya menggembala kambing ke sawah
Pulang petang bila perut
kambing sudah penuh dan begah
Kami jalani lakon
masa kecil yang harusnya indah
Kami berusaha mengembala
sambil tertawa meriah
Seakan dunia milik
kami dan yang lain hanya singgah
Tugas itu baru
berakhir setelah kami tidak di rumah
Kami SMA di kota
Serang jauh dari rumah
Kaka ku tinggal di
pesantren namun suasana rumah
Aku kost dekat sekolah agar bisa lebih murah
Masa kecilku tetap
indah meski bagi anak lain tak mudah
Kini aku sadar hikmah
dari tugas Abah
Aku, kakak dan adik
dilatih disiplin dan Amanah
Mengawasi kambing 20
ekor tentu tak mudah
Namun terbukti bahwa
pengalaman guru paling ramah
Duka lara masa kecil
tak perlu ku unggah
Menjadi kenangan dan orang lain tak perlu ikut susah
Anakku tak
kuperlakukan hal yang bisa buat hidupnya gelisah
Bahkan untuk sekolah, aku ikuti kemana ia akan singgah
Masa golden age kata
orang kaya yang hidup mewah
Bagiku masa kecil
tetap terasa indah kujalani dengan pasrah
Terima keadaan orang
tua sebagai sesuatu berkah
Masa tuaku kini
bahagia dan penuh berkah. Alhamdulillah.
Cipocok Jaya, 10
Juni 2022
Wah jadi ingat masa kecil aku pak ustadz
BalasHapusSusunan kata yang indah, mengajak pembaca turut mengingat masa kecilnya jg yang indah
BalasHapusPuisi kereen.
BalasHapusKisah masa kecil jadi buku solo keberapa pak guru ?
Seru membacanya Pak.
BalasHapusDengan rima yang sama disetiap akhir bait.
Menambah terhanyut terasa ketika membacanya.
Sehat selalu Pak Dail
Terhayut pak dail,kata kata yang begitu indah
BalasHapusPuisi apa ya ini, saya agak lupa namanya, klo telelet sepertinya bukan,. yang jelas Indah untuk dibacanya
BalasHapusLuar biasa
BalasHapusTp semoga yg terkenang adalah yg indah saja, ada pun kepahitan yg dialami itilah yg menempa diri dan menjadi pelajaran berharga yg mendatangkan hikmah luar biasa..
BalasHapusIndah sekali puisinya Pak Dail dan mantabbe
BalasHapusMasa kecil yang tertuang dalam puisi yang indah.. mantab.
BalasHapusMasa kecil yang paling bahagia walau kita punya hewan untuk mengembalai tetap ikut dan bermain dengan teman- teman sebaya ,oh indahnya masa kecil
BalasHapusTulisan yang sangat indah pak dail
BalasHapusKeeeeeren pak ...
BalasHapusMasa kecil yang penuh kenangan Pak Dail
BalasHapus