Selasa, 23 November 2021

MENGENAL KIPRAH RADEN RIDWAN HASAN SAPUTRA DI DUNIA PENDIDIKAN & OLIMPIADE MATEMATIKA

 



TOKOH PENDIDIKAN KELAS DUNIA

Ir. R. Ridwan Hasan Saputra, M.Si lahir di Bogor, 16 April 1975. Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA ini aktif mengajar siswa kelas berbakat di Klinik Pendidikan MIPA, melatih guru di berbagai daerah maupun di luar negeri dan menjadi pembuat soal serta juri pada kompetisi di dalam maupun di luar negeri. Semua aktivitas dilakukan dengan sistem seikhlasnya.

Selain menjadi pembina olimpiade matematika tingkat nasional dan internasional untuk SD maupun SMP, Raden Ridwan juga menjadi pelatih berbagai tim olimpiade. Diantaranya:

1.     Pelatih tim International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) SD, 2003-2016;

2.     Pelatih tim Elementary Mathematics International Contest (EMIC) (Thailand, India, Philipina,

3.     Indonesia, Hongkong, Korea Selatan, Cina), 2003 -2016;

4.     Pelatih tim Invitational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC), (Taiwan, Thailand, Afrika Selatan, Korea Selatan, Indonesia, Bulgaria, Cina), 2005 – 2016; Pelatih tim Po Leung Kuk (Hongkong), 2007 – 2016;

5.     Pelatih tim Wizards at Mathematics International Competition (WIZMIC) Lucknow, India, 2007, 2009, 2011, 2014, dan 2016;

6.     Pelatih Asia Inter-Cities Teenagers Mathematics Olimpiad, Philipina 2009, Nepal 2011, Indonesia 2013 dan Malaysia 2015;

7.     Pelatih tim Junior Balkan Mathematics Olimpiad, Rumania 2010, Turki 2013, Rumania 2016;

8.     Pelatih tim South East Mathematics Olimpiad, Taiwan 2010;

9.     Pelatih tim International Young Mathematicians' Convention (IYMC) 2010, 2012, 2014 dan 2016 Lucknow – India;

10. Pelatih tim International Mathematics Competition 'The Clock Tower School' 2011, 2014 Rumania;

11. Pelatih tim Malaysia Primary School Mathematics Competition, Malaysia 2013.

Prestasi Pak Raden Ridwan juga diapresiasi oleh Mentri Pendidikan Nasional Anis Baswedan dengan meresmikan kampung Matematika tahun 2012, diapresiasi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono dengan pemberian penghargaan Satya Lencana Mahaputra tahun 2007, dari dunia Press beliau mendapat penghargaan Republika Award tahun 2014.

Apa yang dilakukan Ridwan memang tak wajar. Berawal dari rumah tipe 21 di Kompleks Taman Pagelaran, Jalan Cempedak Raya, Ciomas, Bogor, Jawa Barat, Ridwan memantapkan tekad mendidik anak-anak ajarnya go international.

Cita-citanya pada 2003 ketika memulai Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dengan metode seikhlasnya memang terdengar muskil terwujud: menjadikan anak didiknya berprestasi hingga ke level internasional. Apalagi, sistem biaya yang dikenakan dengan membayar seikhlasnya. "Saya cuma bisa bermimpi. Mumpung mimpi masih gratis," kata pria kelahiran 16 April 1975 itu.

 



Sayangnya, sesumbar itu tak langsung gayung bersambut. Alih-alih anak didiknya makin semangat, sebagian besar justru tak lagi meneruskan belajar di klinik yang didirikannya pada April 2001 tersebut. Hanya dua murid yang tersisa setelah Ridwan menerapkan metode belajar tanpa patokan tarif itu.

Ridwan tak patah arang. Bapak dua anak ini makin mendekatkan diri dengan Sang Maha Berkehendak. Filosofi berpikir bahwa hidup memang untuk berbuat kebaikan dia mantapkan. Perpaduan baik kepada sesama manusia dan menggiatkan ibadah kepada Sang Khalik, bagi Ridwan, merupakan cara lain dari upayanya memperluas rezeki.

"Kalau kapasitas kita tidak ditambah, rezeki sebanyak apa pun tidak akan tertampung, rezeki itu justru meluber, tumpah. Nah, ibadah itu cara untuk meluaskan kapasitas kita," kata Ridwan, yang juga salah satu pembina tim Olimpiade Matematika Nasional ini.

Apa yang membuat pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, ini mengubah cara berpikir, dari mengenakan tarif tinggi kepada anak didiknya menjadi membayar seikhlasnya? Itu tak terlepas dari pengalaman spiritual ketika pada 2003 Ridwan terserang penyakit yang mengharuskannya dirawat. Kesedihannya bertambah karena tak satu pun dari anak didik Ridwan yang berempati dengan menjenguk, hal yang menjadikannya penasaran. "Mungkin mereka berpikir, saya sudah bayar untuk ikut belajar, buat apa menjenguk guru yang tak terkait dengan kegiatan belajar," kenang presiden direktur KPM ini.

Di saat bersamaan, Ridwan sedang mengalami krisis kepercayaan diri. Sebagai guru matematika dengan predikat terbaik nasional, dia justru dinyatakan tidak lulus ujian matematika untuk penerimaan pegawai negeri sipil (PNS). Keimanannya pun guncang. Dia menganggap Tuhan tak sayang padanya. "Saya sempat musuhan sama Allah," katanya.

Dalam keterpurukan itu, Ridwan mengevaluasi diri. Perenungan mendalam membawanya pada jalan hidayah. Dia menyadari sikapnya yang menyalahkan Tuhan itu keliru. Dibandingkan dengan nikmat yang Allah berikan padanya, sikapnya jelas tak sepadan. "Mata saya bisa berkedip saja, ibadah saya 60 tahun enggak akan bisa membalasnya. Saya merasa banyak utang kepada Tuhan dan saya ingin membalas dengan cara bersyukur."

Sejak saat itu, Ridwan menapaki jalan baru. Nuansa bersyukur dia aplikasikan dalam pengabdian. Dia mengusung pendidikan matematika dengan sistem tarif seikhlasnya. Awalnya dia mengaku kesal karena ada yang membayar dalam jumlah kecil. Tetapi, lama kelamaan, sejalan dengan makin dipahaminya filosofi seikhlasnya, Ridwan tak mempermasalahkan itu. "Mau untung atau mau rugi, saya tak peduli. Saya serahkan semuanya pada Allah. Nanti Allah yang akan mengganti," katanya.

Siswa di KPM tak hanya melulu belajar ilmu sains semenjak itu. Ridwan menerapkan metode berbeda dengan sistem sebelumnya. Ada syarat bagi siswa Muslim untuk memulai proses belajar-mengajar dengan membaca doa terlebih dahulu. Ada pula kartu shalat, PR akhlak, target hafalan Alquran, dan program melaksanakan minimal satu dari tujuh sunah, yaitu tadabbur Alquran, shalat Tahajud, shalat Dhuha, puasa Senin dan Kamis, menjaga wudhu, shalat berjamaah, dan bersedekah.




Bagaimana dengan siswa non-Muslim? Di KPM ada sejumlah siswa yang memang non-Muslim. Sebelum diterima menjadi siswa, Ridwan terlebih dahulu mengungkapkan syarat tersebut kepada orang tua siswa. "Mereka menjawab tidak masalah mengikuti persyaratan yang ada saja," kata Ridwan.

Hingga akhirnya embrio mimpi itu mewujud pada medio 2007. Empat anak didiknya mengikuti olimpiade matematika bertajuk Wizard at Mathematics International Competition (Wizmic) di India. Dengan biaya sendiri, tanpa ada bantuan pemerintah, empat anak SD didikan KPM bertarung. Hasilnya sungguh membanggakan. Tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu berhasil mereka gondol.

Kisah keberhasilan siswa KPM itu pun menyebar dari mulut ke mulut. Makin banyak orang tua yang menitipkan anak-anak mereka. Tak hanya dari Bogor, peserta les KPM meluas hingga ada yang dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kini, KPM bahkan membuka cabang di Surabaya, Solo, Semarang, Bekasi, dan Depok. Diah (35 tahun), warga Kemanggisan, Jakarta Barat, mengaku rutin setiap akhir pekan mengantarkan anaknya, Ikhsan, untuk belajar di KPM Bogor. “Metode pengajarannya bagus dan memang sudah terbukti. Selain itu juga murah, cukup bayar seikhlasnya,” ujar karyawan swasta tersebut.

Raihan medali olimpiade matematika tingkat SD di India itu menjadi bukti metode yang digagas KPM bukanlah cara biasa. Sistem belajar di KPM ternyata mampu bersaing dengan metodologi dari negara lain. 



Lalu, apa yang membedakan KPM dengan lembaga pendidikan serupa lainnya? Dua hal yang hanya ada di KPM yakni sistem metode seikhlasnya (SMS) dan matematika nalaria realistik (MNR). Sistem metode seikhlasnya membuat anak miskin tapi berprestasi bisa tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. "Makin banyak anak yang ikut les seikhlasnya di berbagai kota, tentu makin baik. Dan saya ingin menyebarkan ini," kata alumnus Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tersebut.

Sedangkan, melalui MNR, Ridwan mengajak anak didiknya memahami matematika dengan menggunakan nalar, bukan hanya menghafal. Dalam metode pengajarannya, MNR menyajikan soal-soal yang terkait dengan keseharian. Guna memudahkan terekamnya pelajaran dalam ingatan anak, guru harus membangun suasana dengan menggunakan bahasa gerak tubuh.

Mengenai MNR, tak hanya metode pengajaran yang diunggulkan. Guru juga memberi andil penting. Sang pengajar, kata Ridwan, mesti memiliki kekuatan spiritual yang lebih. Bagian dari membangun spiritual pengajar itu, setiap pagi pukul 07.30 semua guru memulai aktivitasnya dengan doa bersama. Dilanjutkan dengan shalat Dhuha, mengaji bersama, dan ibadah lainnya. Seluruh prosesi ibadah ini membutuhkan waktu sekitar satu jam.

"Seorang guru harus lebar 'wadahnya'," kata Ridwan. Wadah di sini mengacu pada kekuatan spiritual agar Allah mempermudah anak didik menerima bahan ajar. Sang guru juga mesti memiliki wadah ilmu yang luas dengan cara mendekat kepada Yang Maha Ilmu.

Ridwan menanamkan kepada para tenaga pengajar untuk tidak mencari uang. Motivasi menjadi guru di KPM adalah mencari pahala dengan bayaran masuk surga. Biasanya, tenaga pengajar yang tak sevisi, akan mundur teratur. "Saya enggak mikir bayaran dari manusia, tapi bayaran dari Allah saja," katanya.




KPM juga membuat seleksi berjenjang bagi siswa. Murid yang diproyeksikan mengikuti olimpiade tingkat internasional tak hanya berprestasi secara akademik. Mereka juga mesti unggul secara spiritual. Siswa terpilih olimpiade akan dicek hafalan Alqurannya dan ibadah lainnya. Selain untuk membentuk siswa menjuarai lomba internasional, tapi juga diharapkan menjadi anak yang berperilaku mulia. "Sehingga, semakin banyak anak yang cerdas dan saleh yang akan mengubah bangsa ini," kata Ridwan.

Kesalehan sang anak dia harapkan bisa merembet kepada orang tua mereka. Apalagi, jika sistem metode seikhlasnya ini menyebar ke berbagai daerah. Mimpi Ridwan adalah menjadikan KPM ada di setiap RW.

Siswanya pun tak hanya belajar matematika. Saat ini, Ridwan sedang merintis pendidikan bahasa Inggris dan taekwondo dengan metode seikhlasnya. Berikutnya les bahasa Arab, pun dengan metode seikhlasnya.

Di ruko tempatnya mengajar saat ini, Ridwan membuka Toko Jarang Untung. Di sini, orang bebas menitipkan barang sesukanya dengan harga yang mereka tetapkan sendiri. Pihak KPM tak mengambil untung dari penitipan barang ini kecuali diberi seikhlasnya. Dia hanya memberi syarat bagi yang menitipkan barang agar rajin shalat dan mengaji serta anaknya harus les di KPM.

Satu lagi yang sedang dirintis Ridwan adalah Pinjam-Simpan Bangkrut. Tujuannya memberi pinjaman kepada usaha kecil menengah, tapi tidak dikenakan bunga. Ada lagi Kafe Basi, dengan bayar seikhlasnya. "Ini satu paket yang kita harapkan bisa memperbaiki umat di kota-kota. Orang kan mau ya kalau bayar seikhlasnya, tapi harus juga mau dong kalau diminta shalat dan mengaji," katanya.

Dalam gagasan Ridwan, prinsip seikhlasnya ini bisa menjadi jalan untuk menciptakan perubahan besar di Indonesia. “Bayangkan, ketika prinsip seikhlasnya menyebar luas, akan semakin banyak anak Indonesia yang cerdas sekaligus berakhlak mulia. Kalau semua ini berjalan, dampaknya akan besar," ujar Ridwan antusias.

Kiprah Ridwan dengan keropak seikhlasnya bergaung tak hanya di dalam negeri. Di luar negeri, Ridwan kerap diudang sebagai pelatih matematika ataupun juri kompetisi. Sebagai bentuk apresiasi, Satya Lencana Wira Karya langsung diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007.

Harapan terakhir Ridwan, KPM yang dia dirikan bersama para staf menjadi ladang amal jariyah yang terus mengalir. "Sepeninggal saya, KPM tidak saya wariskan ke istri atau anak-anak saya, tapi buat umat," kata Ridwan, yang masih rela tinggal bersama orang tua setelah berpindah-pindah tempat kosan.




Keajaiban Keropak Seikhlasnya

"Saya enggak pakai cash flow. Kalau saya bisnis bener, saya sudah ribut dengan bagian keuangan kali," kata Ridwan Hasan Saputra, presiden direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM), berkelakar.

Dari mengajar sendiri pada 2003, Ridwan Hasan Saputra (39 tahun) kini dibantu 25 staf dan lebih dari seratus pengajar. Berapa biaya yang mesti KPM keluarkan untuk menggaji mereka? Ridwan mengaku tak tahu persis angkanya. Namun, seratusan juta rupiah per bulan sudah pasti.

Dari mana Ridwan mendapatkan dana operasional itu? Lagi-lagi, Ridwan tak bisa menjawab pasti. Yang Ridwan yakini, beribadah merupakan cara terbaik mendatangkan rezeki. Dalam pandangan Presiden Direktur KPM ini, tugas manusia adalah memperbanyak ibadah, bukan mencari uang.

Agar rezeki bertambah besar, maka 'wadah' penampung rezeki itu pun harus besar supaya bisa menampung tambahan rezeki. Untuk memperbesar 'wadah' itu, harus mendekat dengan memperbanyak ibadah. Dengan bekerja dan beribadah, rezeki itu akan tumpah dengan sendirinya. "Semakin besar wadahnya, semakin besar saya bisa menampung rezeki," kata Ridwan.

Namun, Ridwan menolak anggapan dirinya bekerja. Dia lebih suka mengistilahkan apa yang dilakukannya melalui KPM itu sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada Allah karena telah dikaruniai ilmu matematika. Dengan bersyukur, Allah akan tambah nikmat-Nya. "Soal uang, asli saya enggak mikir," katanya.

Lagipula, dalam pandangan Ridwan, orang yang kaya bukanlah yang banyak hartanya. Ridwan pun berfilosofi, orang akan lebih percaya menitipkan sesuatu kepada orang yang tidak menyukai sesuatu itu supaya barang itu aman. "Begitupun rezeki, Tuhan akan menitipkannya kepada mereka yang tidak menyukai harta,” kata pria kelahiran Bogor ini. Baginya, ada saja cara Tuhan memberi rezeki, yang membuat lembaga binaannya terus berkembang hingga menginjak tahun kesepuluh.

Terkadang, Ridwan terpaksa berutang, seperti dua ruko yang kini dia sewa, masih berstatus utang Rp 2 miliar. Dia mengaku belum tahu akan melunasinya dengan cara apa. "Saya sudah enggak pakai otak memikirkan uang. Kalau pakai otak, saya sudah selesai dari dulu. Saya berdoa saja pada Tuhan, 'Tuhan, saya berbuat untuk menegakkan kalimat-Mu, masak engkau hinakan aku'," begitu Ridwan berdoa.

Rumah tipe 21 yang dia punya di Jalan Cempedak Raya, Kompleks Taman Pagelaran, Ciomas, Bogor, kini sudah menjadi salah satu tempat belajar-mengajar. Ada rezeki tambahan, dia beli rumah tipe yang sama di sebelahnya. Jadilah dua rumah itu kini menjadi kantor. Ridwan pun rela bersama keluarganya menjadi kontraktor alias berpindah-pindah tempat kontrakan.

Hingga KPM punya cabang di Surabaya, Solo, Semarang, Depok, dan Tangerang, Ridwan mengaku gampang-gampang susah menemukan mitra yang sevisi. Apalagi, cabang KPM itu bukanlah franchise atau kantor cabang yang wajib setor ke KPM pusat di Bogor. Dia hanya melatih gurunya, membuka cabang, lalu silakan membiayai sendiri. Kalau butuh bantuan, dia siap membantu.

Namun, cabang-cabang itu tidak ada kewajiban membayar apa pun ke KPM pusat di Bogor. Yang ada, mereka hanya pesan buku silabus ajar. "Saya harus mencari orang dengan frekuensi yang sama. Bisnis ini kita kerjanya dengan Allah, ya sudah, Allah yang memberi kita. Tapi, tidak semua orang memahami itu," katanya.

Belum lagi jika KPM menggelar lomba di kalangan internal. Semuanya didanai melalui uang yang setiap dua pekan dibuka dari keropak, istilah kantong kencleng dalam bahasa Sunda. Dana dari seluruh keropak yang ada diakumulasi dalam sebulan.

Kendati hanya meminta imbal jasa seikhlasnya, manajemen keuangan tetap berjalan profesional. Para staf dan pengajar mendapatkan gaji yang mengacu pada upah minimum kota (UMK). Salah satu orang tua siswa yang tinggal di Depok, Jawa Barat, mengaku membayar biaya les anaknya ke keropak sekali dalam sebulan. Besarannya mengacu pada biaya les di bimbingan lain.

Aktivitas harian  Mengajar siswa berbakat di Klinik Pendidikan MIPA, melatih guru di berbagai daerah dan di luar negeri, pembuat soal dan juri pada kompetisi di dalam dan luar negeri. Semua aktivitas ini dilakukan dengan sistem seikhlasnya.  Pembina olimpiade matematika tingkat nasional dan internasional untuk SD dan SMP.

Penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Namun demikian, Pak Raden Ridwan lebih suka penghargaan dari Allah SWT kelak di alam akhirat.  Terima Kasih.

 

TOKOH PENDIDIKAN KELAS DUNIA ADA DI BOGOR

 



Ir. R. Ridwan Hasan Saputra, M.Si lahir di Bogor, 16 April. Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA ini aktif mengajar siswa kelas berbakat di Klinik Pendidikan MIPA, melatih guru di berbagai daerah maupun di luar negeri dan menjadi pembuat soal serta juri pada kompetisi di dalam negeri maupun di luar negeri. Semua aktivitas dilakukan dengan sistem seikhlasnya.

Selain menjadi pembina olimpiade matematika tingkat nasional dan internasional untuk SD maupun SMP, Raden Ridwan juga menjadi pelatih berbagai tim olimpiade. Di antaranya: 

 

1.     Pelatih tim International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) SD, 2003-2016;

2.     Pelatih tim Elementary Mathematics International Contest (EMIC) (Thailand, India, Philipina,

3.     Indonesia, Hongkong, Korea Selatan, Cina), 2003 -2016;

4.     Pelatih tim Invitational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC), (Taiwan, Thailand, Afrika Selatan, Korea Selatan, Indonesia, Bulgaria, Cina), 2005 – 2016; Pelatih tim Po Leung Kuk (Hongkong), 2007 – 2016;

5.     Pelatih tim Wizards at Mathematics International Competition (WIZMIC) Lucknow, India, 2007, 2009, 2011, 2014, dan 2016;

6.     Pelatih Asia Inter-Cities Teenagers Mathematics Olimpiad, Philipina 2009, Nepal 2011, Indonesia 2013 dan Malaysia 2015;

7.     Pelatih tim Junior Balkan Mathematics Olimpiad, Rumania 2010, Turki 2013, Rumania 2016;

8.     Pelatih tim South East Mathematics Olimpiad, Taiwan 2010;

9.     Pelatih tim International Young Mathematicians' Convention (IYMC) 2010, 2012, 2014 dan 2016 Lucknow – India;

10. Pelatih tim International Mathematics Competition 'The Clock Tower School' 2011, 2014 Rumania;

11. Pelatih tim Malaysia Primary School Mathematics Competition, Malaysia 2013.

Prestasi Pak Raden Ridwan juga diapresiasi oleh Mentri Pendidikan Nasional Anis Baswedan dengan meresmikan kampung Matematika tahun 2012, diapresiasi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono dengan pemberian penghargaan Satya Lencana Mahaputra tahun 2007, dari dunia Press beliau mendapat penghargaan Republika Award tahun 2014. 

 

Insya Allah akan kirim naskah untuk antologi : SURAT CINTA GURU UNTUK PRESIDEN JOKOWI.


Bagi yang ingin bergabung di grup antologi menulis buku : Surat Cinta Guru untuk Pak Jokowi klik link berikut :


https://chat.whatsapp.com/Hp7dR2pBuoD4TScHws8Y41


Dan  buku ini akan dikirim kepada :

1. Presiden RI Ir. Joko Widodo

2. Wapres KH. Ma'ruf Amin

3. Ketua DPR RI Puan Maharani

4. Ketua MPR Dr. Bambang Susetyo

5. Ketum PGRI Prof. Dr. Unifah Rasjidi.

Buku ini juga akan ada di Perpustakaan Nasional


Rabu, 17 November 2021

GURU AL QURAN SDI AL AZHAR 10 SERANG JUARA 1 TAHFIDZ NASIONAL

 



Alhamdulillah,  SD Islam Al Azhar 10 Serang  tahun 2021 ini meraih juara 1 dalam lomba tahfidz guru SD Islam Al Azhar Se-Indonesia yang diselenggarakan pada Sabtu 13 November 2021.

Ustad Yayan Hariyanto S.Ud guru Al Quran kelas 5 dan 6 yang menjadi PJ tahfidz kelas 4 merupakan guru di SD Islam Al Azhar 10 Serang telah mengukir prestasi yang luar biasa.

Semoga dengan prestasi ini SD Islam Al Azhar 10 Serang  semakin berkilau dan animo orang tua murid untuk menyekolahkan anaknya di SD Islam Al Azhar 10 Serang meningkat. Aamiin.

Ini link berita di Facebook dan Instagram :

https://www.facebook.com/311842492794249/posts/922585205053305/?flite=scwspnss 


https://www.instagram.com/tv/CWNwJ4NgNPU/?utm_medium=copy_link













Senin, 15 November 2021

PEMBINAAN GURU SD ALSER OLEH PENGAWAS YPI AL AZHAR

 





Pembinaan dari YPI Al Azhar Pusat bagi guru -guru SD Islam Al Azhar 10 Serang dilaksanakan hari ini Selasa 15 November 2021.  Bertempat di Aula Alser, mulai pukul 13.00 sampai dengan ashar. Susunan acara dimulai dengan prakata dari kepala SD Islam Al Azhar 10 Serang Bapak Sufyan Tsauri, M.Pd, dilanjutkan dengan pembinaan dari Pak. Sudarmo, M.M selaku perngawas YPI Al Azhar Pusat.

Dilakukan secara daring melalui zoom meeting, dihadiri oleh Pak H. Sudibyo, M.Pd selaku Dirat YPI Muawanatusy Syubban, Bu Ratu Iif selaku pengawas SD dan SMP YPI Muawanatusy Syubban, Pak Mad Yusuf, M.Pd selaku kepala SMP Islam Al Azhar 11 Serang.

Pak Sudarmo, MM mengawali dengan Salam dan Basmalah. Dilanjutkan dengan pembacaan QS Al Anfal ayat 27 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya :  Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

Tujuan dari Lembaga Pendidikan Al Azhar :

Pertama : Mencari ridla Allah SWT, bekerja karena Allah bukan karena yang lain. Tetap amanah bersungguh sungguh bdekerja baik saat ada kepala sekolah maupun tidak ada. Karena Allah selalu mengawasi.

Kedua : Meneruskan dakwah, mengemban amanah. Tidak banyak mengeluh apalagi menyerah. Niatkan untuk mengabdi

Sekolah Al Azhar yang sukses ada 4 yaitu :

1. Orang tua puas menyekolahkan anaknya di Al Azhar

2. Orang tua puas karena capaian prestasinya. Juara KSN, dan KSM

3. Sebagai rujukan bagi sekolah lain.

4. Jumlah murid bertambah terus PMB selalu menolak murid.

Biarpun uang pangkalnya 35 juta dan SPP 2 juta, orang tua merasa puas, karena hasilnya tampak, ada perubahan pada sikap anaknya. Akhlak mereka makin baik, tanggung jawabnya makin bagus seperti menjaga sholat, kedisiplinan dalam belajar, adab makan dengan tidak makan berdiri, dan sebagainya.

Sholat anak Al Azhar baiknya jadi perhatian para guru, sholatnya anak Al Azhar harus tertib. Tidak main-main apalagi bercanda. Karena dari itulah orang tua akan melihat hasil Al Azhar itu berhasil atau tidak.

Empat kompetensi yang harus ada pada guru Al Azhar adalah :

1.      Pedagogik

2.      Kepribadian

3.      Profesional

4.      Sosial

Prestasi ada 2 jenis yaitu akademik dan non akademik. Ada pelajaran ada pula non pelajaran seperti akhlak atau sikap karakter murid. Akhlak anak Al Azhar  tetaplah harus rendah hati meski juara olimpiade internasional, mandiri,  jujur, dan bisa berkolaborasi.

Sesi tanya jawab diawali oleh Pak Rifai Kabi Kurikulum yang menanyakan apakah di Alpus sudah PTM secara penuh?. Informasi dari Pak Sudarmo adalah bahwa masuknya masih bertahap karena di DKI perijinannhya ketat. 

Pertanyaan kedua dari Pak Dail, ada 2 point yang ditanyakan : pertama bagaimana Al Azhar ke depan menyikapi era digital 4.0 dimana serba IT?.  Kedua bagaimana upaya meningkatkan budaya literasi di Al Azhar supaya terbiasa menulis dan menerbitkan buku?.

Jawaban dari Pak Darmo adalah bahwa Al Azhar terus berupaya mengikuti perkembangan termasuk dengan kemajuan IT era digital 4.0. Untuk SMP dan SMA sudah mulai, dan kedepannya insya Allah akan dilanjutkan untuk SD. Mohon doa dan kerjasamanya. 







 


Jumat, 12 November 2021

ARYO MEDALI PERAK, TAMI PERUNGGU DI KSN 2021

 



Kaka beradik dari pasangan dokter Buchori dan dokter Novi ini bernama Tami dan Aryo. Keduanya dari kelas 1 hingga kini kelas 8 SMP dan kelas 6 SD selalu semangat dalam belajar dan ikut pembinaan. Pulang peetang hingga jelang magrib dan masih tambahan hari Sabtu dijalani dengan riang gembira.

Meski keduanya jago di bidang Ipa dan Matematika namun bidang pelajaran lain pun tetap terbaik. Bahkan keduanya punya talenta di bidang Olahraga dan Seni. Tami kakaknya Aryo dari kelas 1 hingga kelas 5 selalu juara dalam bidang Mewarnai dan Lukis.

Tami pernah menjadi juara 1 lomba  melukis tingkat nasional dalam  event Festival Seni dan Budaya baca FESBUD Al Azhar Se-Indonesi .  Sedangkan kesamaan antara keduanya yaitu pernah menjuarai lomba renang tingkat Kecamatan  dan Kota Serang untuk 3 gaya sekaligus.

Prestasi lain Tami di bidang Sains adalah peraih Perak dalam Kompetisi Sains Madrasah baca KSM tahun 2018 di Manado. Pernah pula Tami menjadi juara 1 lomba cepat tepat Matematika bersama Antania dan Alya Faeza di UIN Jakarta tahun 2017. Di Bali  pernah meraih juara harapan dalam ajang Primagama  Mencari Juara baca PMJ tahun 2018 dan sederet prestasi lainnya.

Aryo sejak kelas 3 sudah ikut lomba Matematika dan selalu juara. Mulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat nasional. Lebih dari 20 medali Aryo raih selama lomba, medali emas, perak, perunggu ia kumpulkan, dan lebih dari 50 piala juara 1, 2, dan 3 menghiasi lemari kaca di rumahnya.

Ikut lomba OLKA selama 3 tahun dan selalu raih medali Aryo tidak berubah sikap jadi sombong. Tetap ramah dengan semua temannya. Sekali meraih medali perunggu, dan 2 kali emas nama Aryo cukup terkenal di Al Azhar Se-Indonesia.


Dalam Kompetisi Sains Madrasah baca KSM tahun 2021, keduanya pun meraih medali tingkat nasional. Aryo raih medali emas bidang Matematika terintegrasi jenjang SD/MI, dan Tami raih medali perak bidang IPA terintegrasi jenjang SMP/MTs. 

Puncaknya di ajang paling bergengsi dalam lomba nasional Kompetisi Sains Nasional baca KSN pengganti Olimpiade Sains Nasional baca OSN, kembali Tami dan Aryo raih medali. Aryo raih perak Matematika SD, dan Tami raih perunggu IPA SMP. SELAMAT DAN SEMOGA MAKIN SHALEH -SHALEHA.




Rabu, 10 November 2021

SILATURAHMI MEMBAWA RIZKI

 



Silaturahmi atau bekunjung ke tempat teman baik ke rumah atau ke kantornya mudah diucapkan namun berat dilaksanakan.  Mengapa?. Karena silaturahmi adalah perintah Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW.  Dalam hadits shahih disebutkan bahwa : “ Laisa Min Ummati Man Qoti’ar Rohiim ”. Artinya : Bukanlah ummatku orang yang memutuskan silaturahim.

Selasa 8 November 2021 aku sempatkan silaturahmi dengan 4 orang sekaligus di 2 tempat. Orang pertama adalah Bu Tini sepupuku di RS. Sari Asih yang sedang nunggui ibunya sakit mendadak lunglai. Setelah bertemu di kantin, kami mengobrol dan beliau bercerita bahwa mulanya Bibiku alias ibunya Tini jatuh dari kursi dan saat mau dibangunkan oleh Yuli cucunya tidak keangkat, lalu jatuh lagi bertumpukan.

Paginya menggigil dan kesakitan, dibawa ke UGD  RS. Sari Asih Serang dan hasil observasi pihak dokter jaga dinyatakan harus di rawat, karena mengalami keretakan pada tulang. Usia Bibiku sudah 65 tahun. Aku hanya bisa mendoakan semoga beliau cepat sembuh kembali. Tidak bisa ketemu, karena aturan RS memang tidak ada jam besuk, dan yang nungguin pasen pun hanya 1 orang harus di Antigen dahulu sebelum ke ruangan untuk nunggu pasien.

Setelah pamit dan menitipkan amplop untuk Bibiku aku pamitan., langsung menuju ke kampus Universitas Prima Graha baca UPG  di Kawasan Cinanggung. Tiba di ruangan dosen, aku hendak ketemu Pak Haero sang pemilik UPG, ketemu  Pak H. Ari, dan Pak Roy.  Namun mereka masih rapat dan aku menunggu sambal balas Wa yang masuk.  10 menit kemudian rapat beres dan aku ketemu Pak H. Ari terleih dahulu di ruangannya. Ruang Dekan FKIP UPG.

Beliau adalah atasanku semasa masih di SD Islam Al Azhar 10 Serang. Waktu aku masuk jaman beliau masih kepada di SD tersebut, kini nasibnya makin baik menjadi dekan FKIP di kampus swasta ternama di kota Serang Banten. Pesan beliau yang selalu kuingat adalah : dedikasi, prestasi dan apresiasi.  Rupanya ia buktikan hal tersebut kini ia melompat dari Kepsek SD menjadi Dekan FKIP UPG.

Pak Ari memberikan hadiah buku : Kampus Merdeka, dan cerita bahwa buku tersebut disusun oleh Pak Roy Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.  Beliau manggil  Pak Roy, kalua ada saya di ruangannya. Kebetulan ruang Dekan FKIP dan Ekbis sebelahan, Saya diantarkan ke ruangan Pak Roy. Aku perkenalkan diri dan terjadilah obrolan dan alhamdulillah langsung enjoy. Karena ada kesamaan pada kami, yaitu alumni HMI dan penulis buku.



Sebelum pamit dari ruang dekan Fakultas EKBIS, aku diberi hadiah buku oleh Pak Roy. Buku yang disusunnya bersama penulis lainnya dengan judul Banten dalam ragam perspektif. Ditulis oleh kaum cendikiawan dan para tokoh Banten mulai dari kiyai, ulama , ketua ormas dan pengusaha. Buku Kren yang di terbitkan oleh ICMI Banten.

Ternyata benar kubuktikan bahwa silaturahmi itu membawa rizki. Yuk kita rajin silaturahmi. Semoga dengan rajin silaturahmi, kita termasuk ummat Rasulullah Muhammad Saw dan kelak akan bertemu dengannya di surga bersamanya. Aamiin.

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts