Bloger motivator menebar semangat untuk pembacanya, menginspirasi siapa saja.
Sabtu, 01 Januari 2022
SEMBILAN DO'A TERBAIK UNTUK KITA SEMUA
Kamis, 30 Desember 2021
SERUNYA SYUKURAN MAKAN DI SAUNG DOLET LANJUT IWISATA KE MASJID & MUSEUM BANTEN LAMA
Syukuran
atas nikmat yang diterima merupakan kewajiban kita, karena jika kita bersyukur maka
nikmat itu akan ditambah, namun jika kufur sesungguhnya siksa Allah itu amat
pedih.
Kami
Kelompok A PPG PGSD UNTIRTA Gelombang pertama tahun 2021 terdiri dari 12
mahasiswa dari abjad A hingga E (
Ahlani, Anung, Dail, Danik, Dian, Diana, Darmawan, Dedem, Dewi, De-monik, Eka, dan Ena. Selama kuliah PPG didampingi Pak
Ikman dan Bu Hj. Icih. Setelah sekian
lama, sekitar 6 bulan akhirnya masa yang dinantikan pun tiba.
Lulus PPG
semuanya, alhamdulillah. Ini penantian panjang bagi kami, ada yang sudah 5
hingga 25 tahun mengajar, dan pada Desember 2021 ini kami berbahagia akhirnya
lulus PPG. Ujian awal hanya lulus 3 dan
setelah ujian ulang atau retaker semuanya lulus dan ini tentu sebuah karunia
yang kami syukuri.
Bertempat
di SAUNG DOLET jl Raya Palima, arah Pabuaran
ada rumah makan eksotik asri dan hijau.
Kami tiba pukul 10an dan langsung pesan kudapan untuk ganjal perut, nunggu tiba
hidangan makan siang yang biasanya tersaji setelah 1 jam dari memesannya. Ada
yang bawa kripik, ada yang bawa jeruk, ada dukuh, dan lainya.
Moment
ini menjadi sesuatu yang istimewa karena sebelumnya kami telah rencanakan beberapa
kali dan gagal. Baru pada hari Kamis, 30 Desember 2021 inilah moment syukuran
dan perpisahan mahasiswa kelompok A kelas 10 PGSD Untirta Gelombang 1 bisa
terlaksana. Semua atas takdir Allah, karena bisa mudah dan kompak.
Dari 12
yang berhalangan hadir 3 orang yaitu Bu Diana, Bu Dian, dan Bu Dede. Semoga
tetap Bahagia adan hatinya bersama kami yang sedang syukuran dan perpisahan PPG.
Kami yakin momemt ini belum tentu bisa terjadi Kembali. Maka kami manfaatkan
betul untuk seru-seruan. Baik untuk mengobrol santai sambil ketawa, makan, foto bersama maupun tukaran kado istimewa.
Serunya moment tukaran kado tak bisa diceritakan namun bisa dilihat dari fotonya saja. Bagaimana tidak seru... aku bisa dapat daster, dan teman lain juga bisa dapat barang yang amazing. Seperti Pak Darmawan dapat stop kontak karya muridku, ada nama murid serta namaku. Lumayan untuk setrikaan kata Nyonya Darmawan yang ikut ke acara dan bantu kami mengabadikan moment istimewa di saung Dollet dan kampus Untirta pusat.
Acara di tutup dengan penyerahan kenangan-kenangan dan Kadeudeuh dari kami kepada Bu haji Icih.
Acara
selanjutnya kami lanjut ke gerbang kampus UNTIRTA Pusat untuk fose bareng. Ada
miskomunikasi diantara kami, hingga Pak Ahlani sudah ke Kebon jahe duluan. Maaf
deh, jadi gak ada foto pak guru muda yang ganteng dan soleh. Untung ada
mahasiswa regular lewat dan mau Fotoin kami di pintu utama gerbang kampus
UNTIRTA Pabuaran.
Yang ke
Banten lama 8 orang, dan dari foto-fotonya tampak mereka begitu santai, menikmati
dan gembira. Ini sesuatu yang langka dan
istimewa. Terima kasih ya Allah atas semua karunia dan nikmatmu. Punya teman
yang bukan hanya pintar, baik, dan ramah. Namun kami dipertemukan karena ada chemistry sehingga
obrolan pun tak ada kendala.
Ada kisah
seru rumah tangga awal Pak Ahlani namun karam dihempas badai dan alhamdulillah
kini sudah Bahagia dengan istri barunya yayang Mbeb yang soleha.
Kisah
seru pak Darmawan pun tak kalah serunya… dan semoga esok atau lusa kami semua
bisa ketemuan lagi untuk reunian alumni PPG kelas A kelas 10.
MAKAN BARENG DI SAUNG DOLET : SYUKURAN LULUS PPG
KAMIS, 30 Desember 2021 adalah hari
bersejarah bagiku dan bagi kami kelompok A kelas 10 PPG gelomnbang 1 Untirta
tahun 2021. Setelah sekian lama menanti acara peetemuan, akhirnya hari ini
impian untuk syukuran kumpul bareng makan bersana itu jadi kenyataan.
Bertempat di RM. Saung Dolet Pabuaran
kab Serang, kami kumpul sekitar pukul 10.00 pagi WIB. Aku tiba pas pukul 10.00
bawa motorku yang setia PCX silver, semua temanku bawa mobil kecuali pak ahlani
dan aku.
Yang bawa keluarga ada bu Monik, bu Danik, Pak Ahlani, bu Icih dan Mu Ena. Bu monik dengan anak bungsu dan suaminya, bu ena bawa 2 putrinya, pak ahlani dengan anak dan istrinya, pak darmawan dengan 2 anak dan istrinya, sedangkan bu Icih dengan Kakang Prabu yang setia.
Yang datang partai tunggal : Aku, bu Eka,
Bu Dewi, dan Bu Anung. Tadinya kami mau kumpul 10 dengan bu Dian namun
berhalangan karena ada pengarahan PPPK takut ketinggalan katanya. Yang ijin gak
bisa datang Bu Diana dan Bu Dedeh. Meski hanya 9 orang namun ramai karena
anak-anak kecil yang lucu dan kalem.
Acara di mulai obrolan santai tanya –
tanya tentang kisah berumah tangga pak ahlani yang kisahnya bagai Novel Korea.
Penuh konflik dan mendebarkan…namun berakhir dengan perpisahan secara
pengadilan. Istri yang pertama pak Ahlani kini tidak ada komunikasi lagi
katanya. Dan anak dengan mantan istrinya usianya sekitar 5 tahun, sedangkan
denga istri yang sekarang Yayang Mbeb anaknya sekitar 2 tahun.
Ada juga kisah seru pak darmawan di keluarga yang begitu di saying istrinya, gak bisa kemana-mana dan dalam kontrol sang pujaan hati. Saat ditanya apakah Pak Dar Bahagia. Spontan ia jawab ia dong … bahagia.
(to be kintinu…)
Rabu, 29 Desember 2021
SEPENGGAL KISAHKU MENJADI GURU
JALAN BERLIKU MENJALANI PROFESI GURU
Oleh : Dail Ma’ruf, M. Pd
Kalah
Perang dan Pulang Kampung.
Ada
sebuah hadits nabi yang mengatakan bahwa “bencilah apa yang kamu benci
sewajarnya saja, dan cintailah apa yang kamu cintai sewajarnya saja”. Itulah yang mungkin pepatah yang tepat dengan
perjalanan berliku profesiku sebelum menjadi guru. Memang dari sejak aku
sekolah di MAN 2 Serang aku tak bercita-cita menjadi guru. Alasanku waktu itu tak
pilih PGSD karena abah dan ibuku keduanya guru namun kekurangan dalam hidupnya
dan aku merasa banyak keinginan yang tak bisa kudapatkan karena orang tua yang
tak punya uang. Saking sederhananya aku tak pernah beli baju baru jika lebaran.
Baju baruku dibelikan seragam sekolah, dan baju harianku sebagaian besar warisan
dari kakaku yang sudah tidak muat.
Tak
bermaksud menyalahkan abah dan ibu, namun saat aku ditawarkan masuk PMDK IKIP
Jakarta dengan pilihan PGSD dan Bahasa
Arab aku tak pilih PGSD dan pilih Bahasa arab. Dengan bayangan bahwa nanti bisa
kerja di kadubes atau Travel haji dan umrah. Namun semua yang kita jalani
rupanya ujungnya yang terjadi adalah yang sudah ditetapkan Allah SWT sebagai
jalan hidup. manusia merencanakan dan Allah SWT menentukan.
Pasca
kuliah, berbagai profesi kulakoni untuk menemukan jati diri dan mencari
penghidupan yang lebih baik. Jadi bagian administrasi di rental komputer dan
bimbel rakit komputer, pernah kerja di Lembaga survei LP3ES dalam kegiatan Quick
Count Pemilu, jadi peneliti di NDI untuk Pilkada, dan akhirnya menyerah dan
memutuskan pulang kampung agar bisa hidup dekat dengan kedua orang tua.
Mengabdi di
Yayasan Tempat Aku Mondok.
Sepulangnya
dari perantauan dan kembali ke kampung halaman aku tinggal di rumah pinjaman
Ibuku di Kota Serang. Aku mencoba melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan
mobil/ motor, dan ke beberapa sekolah
sejak Januari hingga April 2006, namun tak ada panggilan. Karena bekal
tabungan makin berkurang, akhirnya aku terima tawaran dari Abahku untuk
mengajar di SMP dan MTs tempat aku mondok semasa aku remaja.
Menjadi
guru pelajaran IPS, PKN dan Bahasa Arab di 4 kelas dan mengajar 6 hari, libur
hari Jumat, dengan jarak 20 KM dari rumahku ke tempat aku mengajar, kujalani
hingga 1 tahun. Karena terdesak kebutuhan, sedangkan pihak yayasan hanya bisa
menggajiku Rp.600.000/bulan, aku pamit dan melamar ke sekolah lain yang lebih dekat dan gajinya
lebih bagus, Alhamdulillah diterima di sekolah SDIT Al Izzah di Unyur
Kota Serang.
Mengajar di SDIT Al Izzah Kota Serang
Aku
awalnya mengira bahwa mengajar di sekolah di kota Serang apalagi dengan Gedung
bagus 3 lantai dan muridnya yang ribuan, serta uang pangkalnya di atas 10 juta
dan SPP bulanan di atas 500 ribu, gaji gurunya di atas 2 juta. Aku masuk Juli
2007 di SDIT Al Izzah Kota Serang, kaget saat wawancara disampaikan oleh pihak
Yayasan bahwa gajiku nanti Rp.700.000, hanya beda 100 ribu dibandingkan dengan
mengajar di Yayasan Nur El Fakah Kubang Petir di Serang di pelosok kabupaten
Serang.
Kujalani
profesi menjadi guru di SDIT Al Izzah selama
1,5 tahun saja. Karena ada desakan dari abahku untuk ikut tes CPNS di usiku
ke-35 tahun yang merupakan batas akhir ikut akupun taat perintah orang tua. Dan
aku mengundurkan diri dari lembaga tempat aku bekerja. Tes CPNS bagiku bagaikan
sebuah kerja memasukan benang ke lubang jarum di tengah malam gelap gulita.
Mungkin bagi yang lain tidak, namun itulah kesanku. Setiap orang punya
pengalaman dan kesimpulannya. Setelah hari pengumuman aku tak lolos dan pekerjaanku
mengajar di SDIT Al Izzah telah hilang.
Ada
kabar dari teman guru bernama Pak Salim, bahwa di SD Islam Al Azhar 10 Serang
ada lowongan guru wali kelas. Tanpa pikir panjang dengan modal “bismillah”
akupun langsung antarkan lamaran ke panitia dan ikut seleksi. Rupanya di
sekolah Al Azhar pun sama, ada pemecatan guru sebanyak 7 orang karena diam-diam
ikut CPNS. Dan lowongan ini untuk mengisi kekosongan tersebut. Dalam hatiku aku
berkata “ ini seperti jeruk makan
jeruk” .
Dari Al Izzah aku keluar karena mencoba
ikut CPNS dan masuk Al Azhar menggantikan mereka yang dikeluarkan. Yayasan di
Serang mayoritas aturannya menurutku memang kejam. Bagi guru tetap tak boleh
ikut CPNS. Bila ingin ikut maka harus mengundurkan diri, jika diketahui ikut
diam-diam maka dikeluarkan tidak hormat. Karena itulah maka aku sewaktu mau
ikut CPNS meskipun tidak lolos, aku menguindurkan diri.
Mengabdi di
Al Azhar 10 Serang.
Aku
keluar dari SDIT Al Izzah pada Oktober 2009 dan dan mulai mengajar di SD Islam
Al Azhar 10 Serang Januari 2010. Seleksi atau tes masuk menjadi guru SD Al
Azhar di jamanku luar biasa saingan dan pesertanya. Untuk lowongan 7 orang guru kelas
dan guru Bahasa Inggris, posisi tersebut diperebutkan lebih dari 160 orang. Syukur
alhamdulillah aku termasuk yang diterima. Rupanya doa orang tua itu
penting. Aku niatnya hanya untuk taat pada abah yang ingin aku tes CPNS.
Rupanya inilah jalan Allah supaya aku mengajar di tempat yang sesuai dengan passionku.
Kembali
ke gaji menjadi guru, ekspektasi orang pasti kalau jadi guru di Al Azhar gajinya
tinggi, faktanya 3 tahun pertama gaji pokokku hanya 700 ribu tambah kehadiran
300 ribu/ perbulan. Setelah 2,5 tahun aku bersabar alhamdulillah
diangkat menjadi Guru Tetap Yayasan atau GTY dan meningkat dua kali lipat. Saat ini setelah 11 tahun
mengabdi, alhamdulillah ada peningkatan jadi tiga kali lipat dari tahun
pertama. Sempat aku hampir tidak kuat karena tuntutan mengajar di sekolah anak
orang kaya sangat tinggi, sementara kompensasinya tiada sebanding. Namun ada
teman yang nasehati untuk tetap sabar dan ikhlas, insya allah jika istikomah
maka akan ada berkahnya. Aku ikuti nasehatnya dan bertahan hingga hari ini.
Selama
mengabdi di SD Islam Al Azhar aku mengampu pelajaran IPA kelas 5 selama 4 tahun, kelas 5 selama 4 tahun dan
kelas 6 selama 2 tahun. Di luar tugas pokok sebagai wali kelas aku diberi amanah
tambahan menjadi koordinator lomba bidang studi. Semua perlombaan di sekolahku
dibawah kordinasiku. Menjabat koordinator lomba selama 8 tahun, aku merasa
bahagia karena tak terhitung berapa ratus muridku yang berhasil meraih prestasi
di semua mata lomba.
Lebih
dari 4 lemari pajangan kini penuh oleh piala dan medali, baik piala dari lomba open
house SMP di kota Serang dan Banten, lomba OSN, O2SN, FLSN, KSM bahkan
lomba robotik internasional di Singapura tahun 2016. Muridku juara 1 dan juara
2 atas nama Ahdan dan Elzar. Lomba IPA ada Nadia Sahla juara 2 Sains
internasional di Bali, ada Galih juara 2 pada lomba Matematika internasional di
India pada ajang IMSO. Tahun 2021 ini
ada Aryo juara 1 KSM dan juara 2 KSN bidang matematika. Luar biasa memang cerita tentang serunya
membina prestasi murid di SD Islam Al Azhar, mungkin baru akan habis jika
dituangkan dalam 1 buku solo setebal 200 halaman. Semoga bisa kurealisasikan di
awal tahun 2022.
Hikmah yang aku rasakan dan syukuri mengabdi
di Al Azhar Serang
Jika
kamu bersyukur, niscaya akan aku tambah nikmatku, namun jika kamu kufur
sesungguhnya nikmatku teramat pedih.
Demikian firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Ibrahim ayat 7
mengingatkan pada kita semua. Dengan menjalani profesi sebagai guru di SD Islam
Al Azhar 10 Serang ada beberapa hal yang aku syukuri antara lain :
1.
Telah
berkunjung ke Tanah Suci.
Meski baru umroh dan belum haji, namun
aku sangat bersyukur telah Allah beri kemudahan dan kesempatan melakukan ziarah
“Baitullah” pada tahun 2013. Apa yang selama ini hanya sebatas
pengetahuan tentang Masjidil haram, Ka’bah, Bukit Shafa dan Marwa, Jabal Rahmah
tempat pertemuan nabi Adam dan bunda Hawa dalam umroh semua tempat tersebut
dapat aku kunjungi bahkan hingga laut merah tempat tenggelamnya Fir’aun.
2.
Telah
menyelesaikan sekolah S2
Meski tak punya tabungan dan hanya
bermodalkan “Bismillah”, aku berhasil menyelesaikan S2 Jurusan MIPA
konsentrasi IPA di Universitas Indra Prasta PGRI Jakarta lulus tahun 2016 di
wisuda di TMII Jakarta Timur. Sesuatu yang aneh memang aku S1 Bahasa arab,
namun karena mengajar di Al Azhar Serang pelajaran IPA, aku mengambil magister
IPA. Semua kulakukan untuk peningkatan profesionalime dan pelayanan pada
muridku. Semoga ilmu yang kuberikan pada
mereka bermanfaat dalam kehidupannya.
3.
Telah
menempuh S1 kembali jurusan PGSD
Bukan karena iri hati pada temanku yag
sudah pada cair sertifikasi guru sejak tahun 2010 dan seterusnya namun aku merasa
bahwa aku pun layak mendapatkannya. Hanya karena tak punya ijazah PGSD maka aku
tak linier dan tak kepanggil ikut PLPG dan PPG. Terpaksa ikut kuliah S1 PGSD
dari jalur konversi S, ditempuh 3 tahun
dan wisuda tahun 2019, alhamdulillah tahun 2020 ikut tes calon peserta
PPG dan lulus, mengikuti PPG dalam jabatan
tahun 2021 angkatan 1 di UNTIRTA dan alhamdulillah lulus UP satu kali
ujian.
4.
Anak-anaku
bisa sekolah di sekolah bagus
Bukan bermaksud apapun, sekedar
ungkapan rasa syukur pada nikmat Allah SWT dimana anakku bisa sekolah di
sekolah bagus untuk ukuran daerah tersebut. Anakku Rida yang ikut Mbah Ti di
Klaten TK dan SD di SDIM El Yaomi Ceper, SMP di Fajrul Karim Serang, dan lanjut
di MAN 2 Kota Serang. Dan anak keduaku Farhan sekolah TK di Al Kautsar, dan SD
di Al Azhar Serang. Ada saja jalan Allah supaya aku dan istri bisa membiayai
kedua anak kami. Mungkin inilah keberkahan saat kita banyak memberikan maka
kita pun mendapatkan dalam bentuk yang tidak pernah kita duga.
5.
Kebutuhanku
Allah cukupkan.
Meski secara hitungan matematika antara
income dan outcame tidak seimbang karena lebih besar kebutuhan
dari pendapatan, alhamdulillah segala kebutuhan sehari hari ada saja
solusinya. Dan ini tentu patut disyukuri karena bagaimanapun aku sadar bahwa tiap
manusia sudah ada qadar rizkinya. Sehingga aku hanya berkewajiban untuk bekerja
dan berdoa setelah itu bersyukur atas semua pemberianNya.
Demikian kisahku yang isinya hanya
uraian perjalananku selama menjalani profesi mulia sebagai guru. Tentu tidak
ada hal yang istimewa dari paparanku,
namun kuberharap semoga ada manfaat bagi pembaca buku antologi ini. Aamiin.
Serang,
12 November 2021.
PROFIL
PENULIS
Nama lengkap Dail Ma’ruf, M.Pd, lahir di Serang 13 Mei1 977 dari pasangan Muhamad Nur dan Juhariyah. MI dan MTs di Kabupaten Serang, melanjutkan di MAN 2 di Kota Serang lulus tahun 1996. Kuliah S1 di IKIP Jakarta atau UNJ lulus tahun 2003, Selesaikan S2 di UNINDRA Jakarta tahun 2014 dan menempuh S1 PGSD di STKIP Pelita Pratama Serang lulus 2019. Ikut PPG tahun 2021 angkatan 1 di UNTIRTA dan lulus UP sekali ujian.
Bergabung di kelas Belajar Menulis
Bersama Om Jay mulai Juli hingga September dan Lulus dari gelombang 20. Buku Solo terbit judulnya ; Jurus Jitu
Menjadi Penulis Bermutu. Semasa ikut BM 20 diberi Amanah jadi ketua kelas,
Wakil Mis Phia dan Sekjen Bu Helwiah.
Buku Antologi sudah ada 15 dengan judul
:
1. Writing is My Passion,
2.
Literasi
Solusi di Tengah Pandemi,
3.
Belajar
Daring OK Bersama Guru Millenial,
4.
Hikmah di
Balik Pandemi,
5.
Jejak Pena
Pengembala Aksara,
6.
Bangga
Menjadi Bangsa Indonesia,
7.
Surat Cinta
Untuk Guruku,
8.
Sinergi
Dampingi Murid Raih Prestasi,
9.
Maulid Nabi
Muhammad SAW di Nusantara,
10. Perjalanan Haji dan Umrah ke Baitullah,
11. Aku Bangga Menjadi Guru Indonesia,
12. Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku,
13. Untaian Kasih Bunda Sepanjang Masa,
14. Ibuku Wanita Terhebat,
15. Surat Cinta Guru Untuk Pak Jokowi.
Selasa, 28 Desember 2021
MENJALANI TAKDIR DAN IKHTIAR
Takdir merupakan
hukum sebab akibat yang berlaku secara pasti sesuai dengan ketentuan Allah SWT,
yang baik maupun yang buruk. Sedangkan ikhtiar merupakan kebebasan atau
kemerdekaan manusia dalam memilih serta menentukan perbuatannya.
Dalam bahasa Arab, takdir disebut qadara atau yuqaddiru atau
taqdir. Arti harfiahnya adalah ukuran, ketentuan, kemampuan, dan
kepastian.
Sedangkan ikhtiar dalam bahasa Arab adalah ikhtara atau yakhtaru atau
ikhtiyar yang berarti memilih. Kata ini seakar dengan kata khayr yang berarti
baik. Ikhtiar dapat pula diartikan memilih yang lebih baik diantara yang ada.
Berikut definisi takdir dalam Islam.
1. Definisi Alquran
Takdir dalam
Alquran terdapat dalam Alquran Surah Al Anam ayat 96, Surah Al Furqan ayat 2,
Surah Yasin ayat 38, dan Surah Fussilat ayat 12. Keseluruhan ayat tersebut
terdapat tiga kesimpulan.
Pertama, takdir berlaku untuk fenomena alam, artinya hukum dan ketentuan
dari Tuhan mengikat perilaku alam sehingga hukum sebab akibat yang terjadi di
alam ini dapat dipahami manusia.
Kedua, takdir Tuhan terkait hukum sosial (sunnatullah). Hukum ini
melibatkan manusia di dalamnya. Ketiga, akibat dari takdir dalam arti hukum
kepastian Allah yang baru diketahui setalah berada di akhirat.
Takdir yang seperti ini yang harus diyakini dengan keimanan. Selama
manusia masih di dunia,
dampaknya belum bisa dibuktikan hanya melalui Alquran, manusia membayangkannya
saja. Inilah yang disebut qadarullah, nasib manusia yang ditentukan oleh perbuatannya
selama di dunia.
2, Definisi Teologi Islam
Dalam teologi Islam, Tuhan berkehendak mutlak. Allah yang menciptakan
alam, termasuk manusia. Karena itu, kebebasan manusia sangat kecil di hadapan
Tuhan.
Kehidupan manusia, menurut teologi Asy'ariah, merupakan realisasi dari apa yang
digariskan Tuhan pada saat azali, baik kehidupan yang baik ataupun yang buruk,
beruntung atau merugi, dan senang atau menderita. Manusia akan menjalani semua
ini sejak lahir sampai mati.
3. Takdir Bukan Sekadar Pasrah
Takdir tidak sama dengan menerima nasib secara pasrah, dalam arti tidak
mau berusaha sama sekali. Doktrin tentang takdir dalam Islam tidak mengarahkan
manusia ke sikap fatalistik atau menyerah kalah kepada nasib (fate).
Islam sangat menekankan pentingnya usaha dan amal perbuatan. Dalam
Alquran dinyatakan manusia tidak akan mendapatkan sesuatu selain yang dia
usahakan, dan bahwa hasil usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian
akan dibalas dengan balasan yang setimpal sesuai Surah An Najm ayat
39-41.
Ayat inl sering dijadikan rujukan pandangan bahwa makna takdir harus diletakkan
secara proporsional. Bertopang dagu sambil menerima nasib merupakan salah satu
gejala fatalistik.
Rabu, 15 Desember 2021
TANTANGAN UJI NYALI : MENULIS SURAT KEPADA MR JOKOWI
Pak
Jokowi Presiden Indonesia yang ketujuh adalah sosok fenomenal. Selalu menjadi Tranding
topik pemberitaan baik lokal, nasional bahkan internasional. Ada yang mengagumi
dan ada yang mencacinya. Sikap dan kebijakan Pak Jokowi selalu ada yang pro dan
kontra.
Di akhir
tahun 2021 banyak kalangan yang memberikan penilaian terhadap kinerjanya dan
pemerintahan yang dipimpinnya. Termasuk para pegiat dan pengamat Pendidikan memberikan
raport pada kinerja Mas Mentri Nadim dan jajarannya.
Para guru
se-Nusantara saya undang untuk menulis dengan tema : Surat Cinta Guru Untuk Pak
Jokowi.
Dalam
mengungkapkan segala yang dialami, dirasakan, dihadapi dan diimpikan sebagai
guru. Guru yang sepatutnya digugu dan ditiru. Semoga tulisan para guru hebat yang
dibukukan dalam buku antologi : Surat Cinta Guru/Dosen Untuk Pak Jokowi bermanfaat
untuk memajukan pendidikan di Nusantara.
Bagi yang
minat bergabung silahkan klik tautan untuk masuk grup menulis surat cinta guru
untuk pak Jokowi. Terima kasih dan Salam LITERASI.
Link utk gabung ke WAG :
https://chat.whatsapp.com/Hp7dR2pBuoD4TScHws8Y41
Dan ini persayaratannya :
Buku antologi dengan tema “ SURAT CINTA DARI GURU UNTUK PAK JOKOWI” *PASTI TERBIT
Bersama Kurator : Mr. Dail dan Editor : Bu Sri Sugiastuti/Bu Kanjeng
Ketentuan Naskah
1. Peserta Umum
2. Panjang tulisan Min. 3 Hal, Maks 5 Hal termasuk Profil penulis, Huruf Comic Sans ,Size ‘12. Spasi 1,5
3. Struktur tulisan: Judul, nama penulis, isi tulisan, biodata singkat, sertakan nomor HP yang bisa dihubungi.
4. File dikirim dengan format: Judul tulisan_nama penulis, pada file dan subjek email Contoh: Tol Era Pak Jokowi_Junaidi,MM
5. Tulisan dikirimkan ke email : dail.maruf@gmail.com
Batas akhir penerimaan tulisan: 30 Desember 2021.
6. Biaya Rp.125.000,- Kirimkan melalui rek BRI a.n. Dail Maruf No.Rek *0084-01-114402-506
Setelah transfer Konfirmasi ke Nomor 087871926678. Maksimal tanggal 30/12/2021
7. Untuk bergabung silahkan Join Grup WA :
https://chat.whatsapp.com/Hp7dR2pBuoD4TScHws8Y41
Kita apresiasi hal baik dan kita usulkan perbaikan utk yang belum baik.
Tebar kebaikan meski kepada Mr. Presiden..!!! ❤️
Kuota sd 40 orang dan naskah yang sudah masuk sampai hari ini sudah 25 penulis dari Sabang sampai Merauke
Popular posts
-
Assalamu alaikum anak soleh dan soleha… Pada pekan keempat Oktober 2021 ini ananda belajar IPA dengan Pak Dail bahasannya tentang : Adap...
-
Ibarat dalang dan wayang, demikianlah relasi kita manusia dengan Allah SWT sang khalik. Dia yang maha kuasa dan kita tiada kuasa selain atas...
-
Resume : 7 Materi : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indi Pemateri : Raimund...