Senin, 20 Juni 2022

GURU HEBAT JILID 4 : GURU BERPRESTASI

 



DAFTAR ISI

GURU HEBAT BERPRESTASI

1. Lamaran Ditolak  Tekad Bertindak oleh : Saniah. S.Ag

2. Menjadi Guru Impian Masa Depan oleh :  Nina Yuliana, S.Pd.

3. Ayahku Inspirasiku oleh : Inayah Hanum, S.Pd

4. Lelaki Dalam Senja oleh : Venice Rahayu

5. Pergulatan Dalam Panggilan Hidup oleh : Theresia Martini.

6. Menggapai Sekolah Impian oleh : Sulaima, S.Pd

7. Perjuangan dalam Meraih Prestasi oleh Revoliawan

8. Terima kasih guruku oleh Madina, S.Pd., M.Pd

9. Mendidik Dengan Hati oleh : Elmi Safridati, S.Pd.I

10. Penghargaan terhebatku  oleh :  Linggar Lestari

11. MMenjemput pagi Nan Indah di Jogjakarta oleh : Indri Prayanti Taiyeb, S.Pd.,M.Pd

12. Amunisi Penyemangatku oleh :  Titis Madyaning Ratri, S.Pd

13. Tantangan Baru di tempat baru leh:Rr. Retno Murtiningsi Affandi, S.Pd.

14. Perjuanga Bu Guru Sri Jelang Purna Bakti oleh : Sri Yamini

15. Sertifikat Flinders University Gara-gara Sampah oleh : Hernawati, S.Pd

16. Cita-cita Masa Kecilku oleh : Nita Mulyani

17. Yo Konco Donanan jamuran oleh : Dianita Maya Kurniawati

18. Geliat  Pasca “Learning Loss” Pandemi di Kaki Rinjani oleh Asrol Uyuni

19. Jejak Romantika Terbingkai Aksara oleh : Menik Dwi Astuti

20. Kudidik engkau Dengan Cinta oleh : Rosweni

21. Hadih Kecil dari Tuhan Yang Penyayang oleh : Alvia Quronita Ayuninisai Sholihah

22. Impian Menembuh langit Ketujuh Bersama Do’amu oleh : Sri Wulandari

23. Guru Hebat Berprestasi Selalu di Hati oleh : Dail Ma’ruf, M.Pd.

24. Bu Umi dan Prestasi  MTs Negeri  1 Kota Serang oleh :  Umi Kulsum Umayah, M.Pd.

25. Mendidik dengan Ikhlas Kunci Kesuksesan Guru oleh : Ummi Athiyyah

26. Menggapai Asa oleh : Rr. Rusdiana Kadaryanti.

27. Kesabaran Yang Berbuah manis oleh : Lely Suryani, S.Pd.SD

28. Ada Prestasi di Setiap langkah Guru oleh : Raliyanti

29. Refleksi Diri Menuju Guru Berprestasi oleh: Sri Sugiastuti, M.Pd



SEKILAS TENTANG PARA PENULIS

GURU HEBAT BERPRESTASI

1

 


Penulis Saniah, S.Ag merupakan Pejuang Pendidikan yang di tolak saat melamar karena tidak linier  di beberapa sekolah, Putri dari Bapak Wagiman dan Ibu Sukarti, menjadi Kepala Sekolah di sekolah yang diirikannya sejak tahun 2013. Bermula dari MDTA (Sekolah non formal) namun berizin di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Siak, pada  tahun 2015 atas dasar usulan wali murid berubah menjadi SD Islam Plus Al-Hikmah Kandis, Penulis sangat menyukai dunia menulis dan dunia anak-anak.

Meskipun tidak linier, penulis tetap mencintai dunia pendidikan dan terus berusaha membuat inovasi dan program-program praktik baik yang dapat di ATM Amati, Tiru dan Modifikasi oleh sekolah lain. Penulis juga sudah menulis buku antologi yang sudah diterbitkan berjudul Kelucuan Mengajar Kala Pandemi , Kangen Siswaku , Satwa Dalam Cerita .

Penulis dapat dihubungi melalui wa : 081371079702, IG:  alhikmahkandis, facebook : alhikmahkandis

Emai:  saniah96@admin.sd.belajar.id

2

 


Penulis bernama Nina Yuliana S.Pd lahir di Subang 9 Juli 1982 .Merupakan anak ke 7 dari 7 bersaudara.Penulis merupakan alumni Universitas Terbuka Bandung tahun 2021.

Saat ini penulis  berstatus sebagai Guru Tetap di sekolah SD PIT Bhaskara di kota Subang. Penulis merupakan salah satu Guru Motivator Literasi Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Menulis. Memiliki hobi mengikuti seminar dan pelatihan. Saat ini sedang senang menulis menyalurkan bakat yang terpendam.

Penulis saat ini telah berhasil menulis beberapa buku Antologi: Rintik Sedu Tahun Baru pada bulan Januari 2022, Indahnya Kotaku “Kota Subang JAWARA (Jaya Istimewa dan Sejahtera) bulan April 2022, Geliat Literasi Mencerahkan Hati bulan April 2022.

 

3

 


Inayah Hanum, S.Pd lahir  di Wargomulyo, 20 April 1974. Alamat tinggal di Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Tamat SMA Negeri 1 Pringsewu 1992, S-1 di STKIP Muhammadiyah Pringsewu. Guru honorer di 3 sekolah yaitu  SMP Al Fajar Pringsewu tahun1996,  Madrasah Aliyah YPPTQ Ambarawa tahun 1998, dan di MAN Pringsewu tahun 1998.

Diangkat menjadi Guru Bantu APBN tahun 2003 di SMPN 1 Limau di Pekon Antar Brak, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Dan diangkat menjadi PNS tahun 2006 di tempat tugas yang sama yaitu SMPN 1 Limau. Memiliki 3 anak yaitu Fikri Azis, Qonita Nurul Izzah, dan Raisha Alamhyra Izzah.

Sudah empat buku antologi yang telah diterbitkan yaitu Sahabat Sejati Selalu Di Hati, Bunga Literasi Nusantara, Lantunan Syair Cinta, dan Garis Takdir Asmaraloka.  No HP yang bisa dihubungi 081272898558. FB Inayah Hanum.

 

 

 

4

  

Venice Rahayu, lahir di K.M. Venice Charter, 2 Maret 1970.  Penulis menempuh pendidikan di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Bandung.  Saat ini tercatat sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Bogor. Bersama para penulis lainnya, tercatat sudah sembilan buku antologi cerpen dan puisi yang sudah dipublikasikan.  Dalam buku Jilid 4:  Guru Hebat Berprestasi ini, Penulis mencoba mencari makna “berprestasi” secara hakiki melalui amanat seorang “Lelaki dalam Senja”.  

Motto hidupnya adalah tetaplah menulis, karena menulis menjadikan kita kuat dan kekal.  “Sebagai pengarang, saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik.”  (Pramoedya Ananta Toer).

Penulis bisa dihubungi di venicerahayu05@gmail.com atau di whatsApp : 081288312030.

 

 

         5

 


 Theresia Martini, S.Ag., M.M. Lahir di Palembang, 07 Agustus 1970, Profesi PNS sebagai Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti  di SMP Negeri 6 Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Pendidikan Dasar di SD Xaverius III Palembang, tahun 1984, SMP Xaverius III Palembang, tahun 1987. SPG Xaverius Belitang - OKU, tahun 1990.

Pendidikan S1 di IPI Malang, tahun 1995. Setelah berhasil lulus menjadi seorang PNS, diminta oleh Kementerian Agama Pusat melalui Pembimas Katolik Kepulauan Bangka Belitung untuk melanjutkan S2 dengan konsentrasi jurusan Manajem SDM di STIE Pertiba Pangkalpinang, tahun 2011. Menikah dengan Roberthus Januarinto, S.Pd dan dikarunia dengan 2 jagoan tercinta Fr. P. Bagus. R dan Kr. D. Bagas N. 

Media Sosial yg dapat dihubungi : FB dengan nama Theresia Martini,  WA/Telegram di no 081368466610. Email : bonytha351@gmail.com Blogg : http://theresiamartinioke.blogspot.com

   6

 


  Nama lengkap Sulaima, S.Pd, lahir di Kijang (Kepulauan Riau) pada tanggal 25 Agustus 1970 dari pasangan H. Mustafa Halil dan Hj. Masnawiyah. Pendidikan Dasar di SD Negeri 001 Kijang dan SMP Negeri 1 Kijang Kecamatan Bintan Timur, melanjutkan  di SPG Negeri Tanjung Pinang, lulus tahun 1990. Kuliah D2 di PGSD IKIP Padang, lulus tahun1993. Melanjutkan pendidikan S1 Administrasi Pendidikan di UNRI Pekanbaru dan lulus tahun 2009.  

Riwayat Pekerjaan: Tahun 1993 - 1998 guru di SD Negeri 008 Numbing, Tahun 1998 - 2012 guru di SD Negeri 006 Belutu, Tahun 2012 - 2014 guru di SD Negeri 05 Samsam dan Juli Tahun 2014 diberi amanah  sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 04 Samsam Kandis-Siak sampai sekarang. SD Negeri 04 Samsam Kecamatan Kandis Kabupaten Siak telah terpilih sebagai sekolah penggerak tahap I tahun 2021.  

 Buku Antologi yang sudah ada berjudul:  Story and Inspirasi Guru SD Negeri 04 Samsam. Penulis dapat dihubungi di :  WA :08127660235,  

Email : sulaima.mustafa@gmail.com

      

                                       7

 


 

Repoliawan,S.Ag.,M.Pd.I,dilahirkan dari pasangan Dardin Hatta dan Komariyati pada tanggal 25 Oktober 1975 di desa Simpang Jaya Kecamatan Muara Dua Kisam Kabupaten OKU Selatan provinsi Sumatera Selatan.

Sekarang bekerja sebagai PNS Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 76 Prabumulih Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan.

Pendidikan SD Negeri 1 Muara Dua Kisam tahun 1988, kemudian SMP Negeri 1 Muara Dua Kisam tahun 1991, Pendidikan MA Negeri Baturaja tahun 1994, Pendidikan S1 di IAIN Raden Fatah Palembang tahun 2000 Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, melanjutkan S2 di Pasca Sarjana IAIN Raden Fatah Palembang tahun 2011 Konsentrasi Ilmu Pendidikan Islam jurusan Manajemen Pendidikan Islam.

     8


 
 MADINA, lahir di Maros pada tanggal 18 Desember 1986. Lahir sebagai anak kedua dari dua bersaudara, buah cinta Mansur dan Hj. Hasanah.

Penulis menempuh pendidikan S1 di STKIP Yapim Maros ( kini menjadi UMMA) pada jurusan pendidikan matematika. Menyelesaikan pendidikan terakhir di pasca sarjana Universitas Negeri Makassar dengan gelar magister pendidikan pada jurusan pendidikan matematika.

Saat ini penulis adalah pengajar di salah satu sekolah menengah di Kabupaten Maros.

 

  

                          9


 

Nama yang diberikan orang tua dari kecil adalah Elmi Safridati. Lahir di Padang Tongah pada tanggal 8 Februari 1977,  salah satu desa yang ada di kecamatan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. 

Pendidikan formal saya di mulai dari SD Inpres 377 Baru Gunung  ( tahun  1984-1990 ), kemudian melanjutkan ke Mts Padang Japang ( tahun 1992-1995 ) dan MAN Padang Japang   tahun  ( 1995-1998 ). Setelah itu melanjutkan pendidikan S1 di IAIN Imam Bonjol Padang Fakultas Tarbiyah, jurusan Pendidikan Agama Islmam  tahun  ( 1998-2003 ). 

Sekarang hijrah ke Provinsi Riau. Berdomisili di Kecamatan Kandis Kelurahan telaga sam-sam Kabupaten Siak, dan mengabdikan diri sebagai kepala sekolah di SMP Muhammadiyah Kandis dari tahun 2008 sampai sekarang. 

Selama berada di SMP Muhammadiyah Kandis  pelajaran yang sangat berharga buat saya terutama dalam menghadapi anak didik yang super unik. Semoga tetap diberi kekuatan, kesabaran, keikhlasan dan kesehatan oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal'alamiin. 

 

 

 

    10


 

 Linggar Lestari, seorang perempuan yang lahir di Blitar 47 tahun silam. Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kademangan ini bercita – cita ingin menjadi seorang penulis.

Meski belum tercapai keinginan menulisnya, namun semangat belajarnya masih ada. Belajar dan belajar adalah kegemarannya. Saat ini, penulis tinggal di Kademangan, Blitar Jawa Timur.

Penulis dapat dihubungi di Hp/Wa : +62 813-3390-3608.

 

 

 

 

11

 

 

 Indri Prayanti Taiyeb, S.Pd.,M.Pd. lahir di Kabupaten Maros pada tanggal 6 Februari 1985. Saat ini menetap di kota Maros. Anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Taiyeb dan Andi Faridah. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri No.60 Perumnas Tumalia Maros pada tahun 1997, dan melanjutkan pedidikan di SMP Negeri 2 Maros tahun 2000.

Alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Asing Jerman di Universitas Negeri Makassar (UNM). Pada tahun 2009-2015 mengajar mata pelajaran bahasa Jerman di SMAN 10 Bulukumba, lalu pada tahun 2015 sampai sekarang mengajar di SMAN 1 Maros. Dapat dihubungi melalui Email indriprayantitaiyeb@gmail.com

 

                                                            12


 
Titis Madyaning Ratri, S.Pd lahir di Bandung tanggal 29 Mei 1986. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Bpk. Supoyo dan Ibu Ngatemah Surati. Menikah dengan Yulianto, Ibu dari 2 anak. Menempuh pendidikan formal di SDN Sukahaji 1, SMPN 1 Cileunyi, SMAN 16 Bandung, D2 PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia, dan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia.

Diangkat menjadi PNS tahun 2009 di Kota Bandung. Dengan pengalaman mengajar di TK Rhema Intelektus-Cimahi, SDK Baptis-Bandung, SDN Cibuntu 3, dan kini berdinas di SDN 029 Cilengkrang Kota Bandung sejak tahun 2011.

 

                                                    13

 


Nama lengkap Rr. Retno Murtiningsih Affandi, S.Pd, lahir di Kebumen 25 Februari 1977. Puteri pertama dari empat bersaudara pasangan R. Ngadilan Affandi Putra (alm) dan Supriyati (almh).  Lulus SD di SDN Grenggeng 01, Karanganyar, SMPN 1 Karanganyar,  SMAN 1 Gombong, D2 PGSD di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kuliah S1 PGSD di UNNES Semarang lulus tahun 2010.  Ikut PLPG tahun 2013.

Menjadi guru PNS di SDN Tambakreja 06, Kedungreja, Cilacap tahun 1999.  SDN Tambakreja 02, Kedungreja, Cilacap tahun 2008.  Sejak November 2021 mutasi di SDN Sidanegara 03, Kedungreja, Cilacap.Menikah dengan Sukamto, S.Pd, M.Pd. dikaruniai  puteri bernama Alya Ratna Palupi.  Alamat tempat tinggal di Desa Tambakreja RT 05 RW 04, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap.

Beberapa buku antologi karya penulis berjudul: Jejak Guru Hebat Millenial, Mutiara di Balik Korona, Guru Hebat Inspiratif. Beberapa buku solo  berjudul: Belajar IPA dengan Metode Movie Based Learning, Model Realistic Mathemathics Education (RME) pada Materi Volume Prisma Segitiga dan Tabung di SD, Senandung Kembang Ilalang (Kumpulan Puisi). Penulis dapat dihubungi di no HP/WA: 081215632183 dan email: retnoaffandi16@gmail.com

                        14

  


Sri Yamini, S.Pd Perempuan kelahiran Garut, 1966. Pendidikan  S1PGSD  UPI Bandung. Praktisi pendidikan ini menjadi Guru PNS dengan masa  kerja 34 tahun 9 bulan di  SD Negeri 210 Babakan Sinyar Kel.Sukapura Kec. Kiaracondong Kota Bandung. Bergabung di berbagai Grup Menulis dari tahun 2016 sampai saat ini. Hasil menulis buku yaitu 2 buku tunggal, 64  buku antologi , 1 buku menulis guru & siswa kegiatan selama PJJ Daring dalam pandemi Covid.19. dan 3  buku jadi kurator

Penerima Anugerah Apresiasi Pendidikan Tahun 2018 Kategori Guru Penulis Terbanyak dari Kepala Dinas Kota Bandung. Penerima  Penghargaan Tahun 2020 Dalam Pengabdian, dan Prestasi Kerja  dari Kepala Dinas Kota Bandung.

Penulis dapat dihubungi melalui : Facebook: Sri Yamini https://www.facebook.com/sri.yamini.391

Channel Youtobe :    https://www.youtube.com/channel/UCbxQmEFOr9rO5bC9nBcWopQ

 

                                                                                      15


 

 Hernawati, S.Pd. Lulus S1 di Program Studi Biologi FKIP Universitas Mataram tahun 1999. Pernah bersekolah di SMAN 1 Selong, SMPN 1 Selong dan SDN 4 Pancor. Saat ini menjadi Kepala Sekolah di SDN 4 Paok Motong, sebelumnya 22 tahun menjadi guru IPA di SMPN 3 Masbagik.

Pernah menjadi Finalis Inobel Nasional 2017, Juara 1 Gupres Kabupaten Lombok Timur 2018, terpilih sebagai peserta Sekolah Antikorupsi Guru 2019, dan  lolos sebagai peserta “Australia Awards in Indonesia-Short Term Award, 2021. Buku pertama yang ditulis berjudul, “Cerita Alumni Spentimas” dan menulis Buku Antologi Puisi Lombok Berkisah “Embun Rinjani” 2019 dan Bunga Rampai Pembelajaran Berkarakter di Era Perubahan 2020.

 

16

 


Nita Mulyani adalah nama terindah yang diberikan kedua orang tua saya, Ita nama panggilan kecilku. Saat jadi guru di panggil Bu Nita. Saat ini saya mengajar di SDN SUKOREJO I sebagai wali kelas 2 sejak tahun 2011, sebelumnya saya mengajar di SDI Uswatun Hasanah Kecamatan Purwodadi. Saya di lahirkan di Pasuruan tanggal 03 Agustus 1983 saat ini saya tinggal di Desa Glagahsari Kecamatan Sukorejo yang sebelumnya orang orang menyebutnya Desa Panyangan. Bergabung dalam kelompok Belajar Menulis Jilid 4 Guru Hebat.

Pendidikan yang pernah saya ampuh dalam perguruan tinggi yaitu Pendidikan S1 Teknik Komputer di Univeesitas Yudharta Pasuruan, D2 Pendidikan Keguruan Sekolah Dasar  di Univesitas Kanjuhan Malang dan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Terbuka Malang. Email saya : nindramaulana16@gmail.com HP : 085730276167.

 

 

                                                                                     17



 Dianita Maya Kurniawati, lahir 28  Juni 1973 di Jakarta, Berpendidikan SDN Cilangkap 2 1982 – 1987, SMP Semangat Genta Rohani –Sidakmukti1987 – 1989, SMEA PGRI 11 – Jakarta Timur 1989 – 1992.   STKIP Albana– Bogor 2010 – 2015.  Universitas Terbuka Program Linier  PGSD 2019 – 2020.

Kumpulan antologi yang pernah diikuti antara lain :  Puasa Ramadhan Bermakna  Sehat, bugar dan Taqwa (2019), Mendidik Anak di Era 4.0 (2020), Kumpulan cerita anak (Pesawat Kertas) (2020), Curhat Guru (Gara- Gara Jadi Guru )  (2020) Aku dan Kucingku (2020), Filosofi Uang  (2019), Urban Farming (2019),  Ketika Guru Berbagi Pengalaman (2020), Kisah di Balik Covid-19 (2020), Permainan Tradisional (2020), Ini Buku  (2020), Asyik dan Seru Berkunjung ke Musium (2020), Mantan Terindah (2020), Cerita di balik Makanan (2021), Harapan dan Kenyataan (2020), Sahabat untuk Selamanya (2020), Dear Menantu Dear Mertua (2020), Cerita Seru Aku dan Hapeku (2021), Air dan kehidupan (2021), Jangan Pernah Berhenti Mengajar (2021). Goresan Rindu (2021), Hobi Dalam Kehidupan (2021), Kisah-kisah Keluarga di Depok (2021), This Is Us! (2021), Theory Of Love (2021), Harmonisasi Lara (2021), Corona Melanda Guru Tetap  Berkarya Demi Cerdasnya Anak Bangsa (Kisah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Belajar dari Rumah (BDR).



                                                       18


 

Nama : ASROL UYUNI, TTL : Selong, 15 Maret 1976. Alamat: Selong Lombok Timur NTB. Pendidikan : S2. Riwayat Pendidikan : SDN 3 Selong melanjutkan ke MTs. Muallimat N W Pancor Lotim. Selanjutnya di MA Muallimat NW Pancor. Kuliah D2 PGSD Universitas Mataram. S1 PAI IAIH Pancor. S1 PGSD STKIP Hamzanwadi Selong. S2 Magister Pendidikan Dasar Universitas Hamzanwadi Selong Lotim NTB.

Motto hidup : Segala sesuatu yang dimulaikan dengan "Bismillah" akan berbuah "Hamdallah". Alamat lengkap: jln. Prof M.Yamin RT 18bKarang Sukun Selong Lombok Timur NTB. Kode pos 83612.

Pengalaman mengajar: 1. Guru honorer di Mts. Muallimat NW Pancor th 1997-2003. 2. Guru Bantu MI NW Rekat Lauk Lotim NTB th 2003-2004. 3. Guru SDN 1 Montong Tangi 2004-2021. 4. Guru SDN 1 Lenting Kecamatan Sakti Lotim NTB. Th 2021- sekarang.  Email: asrolu7uni@gmail.com      WA: 081997773047.

 

 

                                19


 

          Menik Dwi Astuti, mengikuti jejak ayah bundanya sebagai guru. Lahir di Kota Kebumen Jateng. Mengenyam pendidikan  di SD N Peniron 1, SMP 5 Kebumen, SMA 2 Kebumen , UMP Muhammadiyah PurworejoSaat ini mengajar di MAN Kota Palangka Raya. Pernah mengajar di SMA dan PGSD Muhammadiyah Palangka Raya, SMK N 1 Palangka Raya, MTs N 2 Palangkaraya, SMK Al ISHLAH Palangka Raya dan MAN Model saat ini MAN Kota Palangka Raya sampai sekarang.

Tinggal di Jalan Rajawali 8 No 2 Palangka Raya. Gemar menulis Puisi untuk kalangan sendiri.

Konta pribadi/ wa 082151958936,

Email : menikdwi03@gmail.com

 Chanel Youtube Menik Astuti, FB Menik Dwi Astuti

 

 

 

20

 


Rosweni, S.Pd  lahir  Tolitoli, 01 Oktober 1987 dari Ibu Nurpaida dan ayah Moh.Issa, anak kedua dari  lima bersaudara. Menempuh pendidikan sekolah Dasar di SDN 6 Basi tolitoli, SMPN 1 Liliriaja Soppeng, SMA 2 Tolitoli.

S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  DI Universitas Vetran Makassar yang sekarang berganti menjadi Universitas Karya Darma Makassar.

Sekarang mengabdi di SMP Negeri  8 Tolitoli.

Email : rosweni3845@gmail.com

Instagram weni_issa, Fb Ros Weni.

 

 

 

 

                                                                21


 

Alvia Quronita Ayuninisai Sholihah merupakan seorang guru muda kelahiran Agustus 1999. Beliau mulai diperkenalkan dengan dunia sastra sejak usia belia oleh ibunya yang juga merupakan seorang penulis.

Kecintaanya terhadap dunia sastra mengantarkan beliau memperdalam ilmu tulis menulis dari berbagai organisasi yang pernah diikuti seperti KIR, Mading dan sebagainya. Beliau juga sempat menjadi duta jurnalistik saat dibangku SMA.

Berbagai macam perlombaan telah diikutinya, beberapa diantaranya ia menangkan saat usia remaja. Dengan bekerja sama dengan Dra.Hj.Juariah, M.Pd, beliau telah menerbitkan buku berjudul “Cahaya Hati Penyejuk Jiwa” yang telah berstandar ISBN.

 

 

 

 

22

 


  Sri Wulandari, S.Si adalah seorang guru pendidik,yang merupakan staff pengajar di  SDN Sapeken 2,yang alhamdulillah lulus  ASN PPPK 2021, Berdomisili di Desa sapeken, kamp.bukut Rt/Rw 003/Rw 004, karangkongo, kec sapeken, kabupaten sumenep, provinsi Jawa Timur. Bahasa sehari hari kami mayoritas bahasa Bajo, bugis, mandar, sebagian kecil bahasa Madura dan Jawa.

Pendidikan terakhir di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakakarta (UIN SUKA), Fakultas Saintek, Jurusan Biologi. Status sudah menikah, memiliki suami yang bekerja di Cruise  Ship, Serta memiliki 2 anak ganteng juga cantik lahir dikota Gudeg. Penulis tepatnya genap berusia 36 tahun. Prestasi disekolah  pembimbing  OSN IPA Tingkat Kabupaten dan  Kecamatan, Alhamdulillah 2 tahun berturut-turut tahun 2017 dan 2019 SDN SAPEKEN 2 mewakili  OSN IPA tingkat kecamatan.

Karya- karya Antologi :  Melati Ditaman Hati, Gebrakan Motivator Literasi Digital, Menumbuhkan Budaya Literasi di Masa Pandemi, Melejitnya Potensi Menulis, Guru hebat Berprestasi.

Email : gurumudabelajar.85@gmail.com.  Fb: Sri Ayu Wulan, Instagram: wulandarisri7, Youtube : Wowowulan-ch

23

 


Nama lengkap Dail Ma’ruf pun bukan orang hebat namun terus berusaha untuk terus belajar dan belajar. Pendidikan SD dan SMP di tempuh di Mi dan MTs Nur El Falah di Petir Serang. SMA di MAN 2 Serang lulus tahun 1996 melanjutkan S1 di IKIP Jakarta sekarang UNJ dan wisuda tahun 2003. Menikah dengan Ari Murwanti, SKM alumni UI Depok, dikaruniai 2 orang anak bernama Rida Naila kelas XI di MAN 2 Serang dan Farhan Ali Rido kelas VI di SD Islam Al Azhar 10 Serang. Tinggal di Cipocok Jaya Kota Serang – Banten.

Pernah mengajar di MTs dan SMP Nur El Falah Kubang Petir Serang, SDIT Al Izzah Serang dan SD Islam Al Azhar 10 Serang. Tahun 2022 bersama teman-teman mendirikan Selokah dengan nama YASALAM atau Yayasan Semesta Alam Madani di Kota Serang. Punya aktivitas menulis dengan komunitas Pegiat Literasi Nusantara dan telah menerbitkan buku solo berjudul : Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu dan Puluhan buku antologi lainnya. Buku kren hingga dibuat jilid ke-4 adalah Guru Hebat (Guru Hebat Bermartabat, Guru Hebat Millenial, Guru Hebat inspiratif, dan Guru Hebat Berprestasi).

Penulis bisa dihubungi di No HP : 087871926678, atau di email : dailmaruf@gmail.com, Atau di Blog : https://dailalser.blogspot.com/

24

 


Nama lengkap : Hj. Umi Kulsum Umayah, M.Pd, TTL : : Bandung, 16 Juli 1974. Pekerjaan Guru ASN di Kemenag Kota Serang Banten dengan Jabatan terakhir sebagai Kepala  MTsN 1 Kota Serang.  Riwayat Pendidikan  SDN Pandeglang VI,  SMP/MTs P3SB Cililin Kabupaten Bandung,  MAN Darussalam Ciamis,  D3 ABA LPI Jakarta,  S1 Universitas Terbuka,  S2 Universitas Negeri  Sultan Ageng Tirtayasa.

Alamat di  Komplek Yayasan Darul Irfan Rt 01/10 No 26 Lebak Gempol – Penancangan- Cipocok Jaya Kota Serang. Penulis dapat dihubungi di HP :  081310621130. Email :  muizza75@gmail.com

 

25

 


Ummi Athiyyah lahir di Rembang Jawa Tengah. Pendidikan formal mulai TK-MTs di Riyadlotut Thalabah Sidorejo Sedan Rembang, MAN Rembang sembari mondok di Raudlotut Thalibin Letah Rembang.

Pendidikan sarjana di IAIN Walisongo Semarang yang saat ini menjadi UIN Walisongo Semarang. Suka mengikuti pelatihan mulai dari kursus Bahasa Inggris, Komputer, Salon dan Rias Pengantin bahkan kursus setir mobil. Dan saat ini mengikuti pelatihan Belajar Menulis (BM) PGRI asuhan Omjay  karena ingin mengasah dan mengembangkan kemampuan menulis dengan harapan bisa menjadi seorang penulis agar hidup lebih bermakna.

 

26

               


              

Rr. Rusdiana Kadaryanti, S.Pd., M.Pd,  lahir di Yogyakarta. Di kota ini ia menamatkan pendidikan formalnya dari SD Negeri 1 Pripih tahun 1984, SMP Negeri 1 Temon tahun 1987, SPGM Sentolo tahun 1990, PGSD IKIP Negeri Yogyakarta tahun 1997, S-I IKIP PGRI Semarang tahun 2003. Kemudian melanjutkan Pendidikan S-2 (Pasca Sarjana) Program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Surakarta. Memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada tahun 2007.

Sejak tahun 1999 menjadi abdi negara saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Semampir, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Adapun karya yang sudah dipublikasikan antara lain : (1) Menulis 103 bh berupa cerita pendek, artikel pendidikan dan puisi ke surat kabar/majalah lokal dan nasional, buku solo juga buku antologi, (2) Menulis Penelitian Tindakan Sekolah dan Best Practice dipublikasikan di Jurnal Ilmiah.

CP : HP / WA  0896-7131-7592  

E-mail : rusdianaky@gmail.com  

 

27

 


 

  LELY SURYANI, S.Pd.SD Lahir di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Pendidikan SD N II Berta 1985. SMP Negeri 3 Banjarnegara  tahun  1988.  Pendidikan SMA di  tempuh melalui Pendidikan Kejar Paket C 2004. Setelah itu,  melanjutkan Pendidikan D II PGSD di Universitas Terbuka, 2008, kemudian mengikuti Pendidikan S1 PGSD di Universitas Terbuka, tahun 2012. Saat ini sebagai guru kelas di SDN 1 Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kemudian pada saat ini juga sedang melengkapi buku solo yang berjudul  "Perjalanan  Menembus Langit Cinta dan Cita" serta   6  buah buku Antologi. Tiga diantara buku -  buku tersebut sedang dalam pengajuan ISBN. MOTTO: Menulislah dengan hati  agar hasilnya berarti

 

Media Sosial penulis : 1. FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=100068809581410

2. IG : https://www.instagram.com/lely.suryanii/

3. BLOG : http://lelysuryanikreatifinspiratif.blogspot.com

4.KOMPASIANA : https://www.kompasiana.com/lelysuryaniofficial8799/dashboard/setting

 

28


 

Raliyanti, Seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri Jakarta. Memiliki hobby membaca, menulis, dan jalan-jalan. Beliau adalah ibu dari seorang putri dan seorang putra.

Saat ini beliau memiliki delapan buku antologi dan satu buku karya sendiri. Buku solo pertamanya berjudul “Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku”.  Moto hidupnya adalah: “Berpikir Positif, Melakukan hal yang bermanfaat dan jadi diri sendiri.”  

Pemilik akun blog http://dsaintek.blogspot.com dan Youtube Channel : dee saintek ini dapat dihubungi di email: raliyanti@man4-jkt.sch.id.

 

29


 

Sri Sugiastuti, berprofesi sebagai guru dan penulis dan motivator. Menjadi seorang editor, dan aktif memberi motivasi juga sebagai narasumber  di dunia literasi.

Ia dijuluki Ratu Antologi. Buku SPM Bahasa Inggris SMK, The Stories of Wonder Woman,agar  WOW English is So Easy Kids, The Power of Mother's Prayers, Perempuan Terbungkas, Merawat Harapan, Masuk Surga Karena Anak, Cinta Allah Cinta Binatang, Tipuan Asmara, dan Catatan Religi Bu Kanjeng

Penulis dapat dihubungi melalui

Surel srisugiastuti1961@gmail.com.  WA 089692593804

www.srisugiastutipln.com astutiamudjono.wordpress.com


KINI BUKU JILID 4 GURU HEBAT INI COVERNYA SUDAH ADA NAMA PENULIS BERIKUT FOTO MEREKA 




 


Kamis, 16 Juni 2022

ABAHKU INSPIRASIKU DALAM BERKARYA (PART 1)


 

Abahku Inspirasiku Dalam Berkarya

Oleh : Damar Yasalam

 

Tiap manusia tentu punya tokoh yang diidolakan, tokoh itu bisa orang terkenal semacam pahlawan, presiden, ulama, pengusaha, ilmuwan, professional atau malah kadang orang biasa. Demikian pula denganku yang mengidolakan Abahku sendiri. Memang di masa kecil aku sangat mengidolakan Pak Habibie, sosok jenius yang membuat pesawat dan dibanggakan bangsa Indonesia bahkan bangsa lain. Kekaguman pada sosok pak Habibie selain karena kejeniusannya, juga pada akhlak baiknya dan kesalehannya serta amalan sunnah yang rutin dilakukan seperti puasa senin – kamis dan tahajudnya. Dalam beberapa literasi tentang pak Habibie beliau sangat gemar membaca sehingga konsumsi otaknya sangat baik. Tiada hari tanpa membaca dan berkarya serta melakukan inovasi.

Di masa remaja, aku kagum dengan beberapa founding father NKRI seperti Bung Karno, Bung Hata, Bung Sahrir, Muhamad Nasir, Jendral Besar Soedirman, Buya Hamka dan sederet pahlawan lain yang banyak berjasa bagi bangsa dan negara. Pada masa kuliah aku mengenal HMI dan membaca Filsafat sehingga aku mengagumi beberapa tokoh pembaharuan pemikiran Islam seperti Muhamad Abduh, Sayid Husen Nasr, Al Maududi, Iqbal, Ali Syariati dan lainnya. Jika dari tokoh pembaharuan pemikiran Islam kagum dengan Harun Nasution, Nurcholis Majid, Gur Dur, Amien Rais, Dawam Raharjo, Deliar Noer, Aa Gym, Ustad Adi Hidayat dan lainnya.

Bukan tanpa alasan bagiku menjadkan abahku sebagai tokoh idola atau orang yang menginspirasi hidupku.  Siapa pun bisa menjadikan Ibu atau Bapaknya sebagai tokoh inspitarif baginya, dengan catatan ada alasan atau fakta keteladanan dari tokoh tersebut yang dapat dijadikan contoh bagi orang lain. Abahku  bernama Muhamad Nur yang lair tanggal 1 Februari  1945 lahir dari pasangan Pak. H. Samlawi dan Ibu Nurwah Almarhum. Lahir sebagai anak ke-6 dari 13 bersaudara. Kini dari semua saudara kandung abah Nur (sapaan kami dan warga), tinggal beliau yang masih ada. Dua bulan yang lalu adiknya bernama Sadiah yang tinggal dekat rumah abah meninggal dunia, semoga husnul khotimah.

Abah tanpa diminta jika sedang berkumpul dengan anak-anaknya suka bercerita tentang masa kecilnya yang kurang bahagia, kalau tak bisa membahasakan penuh derita. Punya kakak 6 dan adik 6, sebagai anak ketujuh merasa kecewa dengan Kakek yang tak mendukungnya masuk STM Negeri bahkan memarahinya. Lihat tuh, yang lain juga lulus SMP mereka pada kuli (kerja) ke Tanjung Priuk. Buat apa sekolah tak menghasilkan, mending kuli dapat duit dan bantu biaya sekolah adik-adikmu.

Dengan tekad tetap ingin sekolah ia menghadap ke Pak. Kiyai ditemani Nenek dan menyampaikan maksudnya untuk mondok sabil sekolah di Mualimin Nur El Falah Kubang pimpinan KH. Abdul kabier. Ponpes tempat abah tinggal ke Sekolah jaraknya sekitar  3 Km dan setiap hari abah jalan kaki, kadang tak sempat sarapan karena beres mengaji pagi sudah pukul 06.00 sedangkan sekolah masuk pukul 07.00 WIB. Tak sarapan, tak bawa bekal makanan, apalagi uang jajan.

Untunglah karena di kelasnya paling pintar beberapa temannya ada saja yang memberikan sebagian bekalnya ke abah sambil berbisik:

“ jangan lupa kalau ada soal ulangan yang aku gak bisa, nanti bantuin ya Nur?. Abahku hanya tersenyum dan menjawab :

“tenang saja”.

                Setelah kenaikan kelas abahku mendapatkan peringkat pertama, dan dikenal para guru serta kepala sekolahnya termasuk pimpinan Mualimin Nur El Falah Kubang bernama KH. Abdul Kabier. Saat pak Kiyai mengajar di kelas II, beliau menyampaikan tawarannya supaya abah pindah mondoknya di Kubang saja. Abah menolak karena tak punya biaya, karena do Popes tempat semula ia tak membayar bahkan ikut makan di dapur pak Kiyai dengan cara bekerja mengisi bak mandi, mencuci piring dan menyediakan kayu bakar untu memasak setiap harinya.

            Mendengar paparan dari abahku, tak terasa air mata Pak Kiyai membasahi pipinya, ia berjalan menghampiri abahku lalu berkata :

“ Nur di sini pun kamu bisa melakukan hal yang sama” ,  silahkan makan di dapur, nanti Bu Yai menyiapkannya.

Abahku menjawab :  “insya Allah pak Yai”.




            Bulan depannya abah pindah ke ponpes Nur El Falah Kubang, pamit dari Ponpes sebelumnya. Sebagai rasa terima kasih abahku mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan oleh office boy tanpa rasa malu atau gengsi. Baginya bisa sekolah dan tinggal serta dapat makan saja itu sudah karunia tak terhingga.

            Meski sibuk dengan kerja kebersihan ponpes dan mengisi bak mandi Pak Kiyai serta mencari kayu bakar untuk memasak, prestasi abah tak menurun tetap meraih juara 1 saat kenaikan kelas hingga lulus dari Mualimin ( setara SMA). Bahkan saat diumumkan oleh Kepala Sekolah tentang lulusan terbaik 1,2, dan 3 nama Muhamad Nur atau abahku pada urutan kesatu. Sebagai bentuk penghargaan dari sekolah maka abah langsung dimintakan kesediaan untuk mengajar di Mualimin dan diberikan SK PNS Guru agama merangkap bendahara Yayasan.

            Tahun 1970 gaji PNS hanya 50 rupiah saja sedangkan gaji kuli /buruh di Pelabuhan Tanjung Priuk sudah 2.500 rupiah. Tak heran jika banyak guru PNS yang menjual SK miliknya kepada temannya yang mau. Mereka memilih menjadi kuli di Pelabuhan. Abahku beruntung di sayang pak Kiyai bahkan dianggap anak angkatnya. Saking dipercaya langsung diangkat bendahara. Pesannya Pak Kiyai dari semua ang masuk, setelah dihitung tolong catat tiap akhir bulan dan sisihkan untukgaji semua guru dan karyawan serta belanja rutin. Sisanya ambil gaji bendahara 250 rupiah dan sisanya simpan. Jaman itu menyimpan uang ya di Kotak amal terbuat dari kayu paling dialasin kertas atau lipatan kain putih saja dan di kunci.

            Dinikahkan pun, jodohnya abah dipilihkan oleh Pak Kiyai, dan sebagai bentuk taatnya abah kepada Sang Kiyai makai ia tak berani menampik. Menikah untuk membentuk keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah tak menjadi nyata, yang ada malah prahara meski ikatan suci mahligai rumah tangga telah dikarunia 2 anak purta dan putri.

            Mau bercerai malu kepada pak Kiyai, abah pun minta cuti 2 tahun dari mengajar untuk mendalami kitab tafsir qur’an, hadits dan ilmu-ilmu agama di Ponpes khusus calon para Kiyai di Lebak, tepatnya di Cilisung, Desa Girilaya, Kecamatan Cipanas. Alasn yang disampaikan abah ditereima Pak Kiyai untuk mendalami kitab kuning supaya kapan saja Allah memanggil pak Kiyai, maka dirinya sudah siap melanjutkan estafet perjuangan.

            Padahal ia ingin titirah atau healing, untuk menenanngkan diri mencari kedamaian hati. Meninggalkan istri yang menurut pengakuan abah tak tahu diri dan tak bisa mengurus anak serta tak bisa memasak. Anak sering dititipkan di kakek dan nenek, padahal pulang mengajar duhur. Anak dijemput jelang magrib, istrinya abah malah asyik ngerumpi. Saat suami pulang tak siap lauk untuk makan dan meminta lauk dari nenek. Inilah yang membuat abah jengkel. Padahal uang gaji full diberikan dan sudah pulang dari duhur, suami pulang pukul 16.00 WIB, bahkan nasi pun nasi dingin yang dimasak tadi pagi tak dihangatkan.

            Setahun tak pulang meski uang gaji diberikan Full, namun tak diberi nafkah batin serta menjenguk ke Ponpes abah pun abah tak berkenan menemui istrinya. Membuat istrinya tak dipedulikan dan dibuang, sehingga ia mengajukan cerai ke pengadilan. Aha .., rupaya tujuan abah berhasil, ia dapat berpisah dari istri tanpa menceraikannya namun inisiatif dari istrinya dengan menggugat cerai. Kini abah pun menduda dan menikmatinya dengan menimba ilmu agama.

            Skenario atau jalan Allah SWT memang tak dapat diprediksi dan dipahami manusia, karena memang relasi kita dan diriNya adalah mahluk dan Khaliq artinya yang diciptakan dan pencipta. Baru cerai beberapa bulan saja, abah yang memang tampan rupawan bagaikan artis Reza Rahadian, dan dinobatkan sebagai Arjuna di Ponpes khusus calon para Kiyai, rupanya terpaut hatinya pada putrinya pak Kiyai. Namun cinta keduanya merupakan cinta terlarang, karena ia sudah bersuami bahkan punya 2 orang anak laki-laki. Kelak putri sang kiyai ini menjadi Ibuku .

            Rupanya putri sang Kiyai bernasib sama dengan abahku, dijodohkan sejak usia 9 tahun atau disebut dengan nikah gantung. Menikah tapi tak serumah dan menunggu sang gadis dewasa serta mau diajak berumah tangga. Suami dari putri Pak Kiyai ini sudah tua, saat menikah sudah 30 tahun, sehingga saat usia putri Pak Kiyai 20 tahun dan sudah dewasa, makai ia baru sadar bahwa ia jatuh cinta pada abahku. Tdak mencintai suaminya. Aneh ya, jaman dulu  tak cinta saja punya anak dua?. Bagaimana kalau saling mencinta?.  

            Karena tak nyaman menyaksikan cinta terlarang ini, pak Kiyai memanggil menantunya dan menyampaikan permasalah putrinya yang mangkir dan tak berkenan melanjutkan rumah tangga. Mantunya dinasihati bahwa dilanjutkan pun tak akan bahagia, karena itu dipaksakan, pasti akan ada korban. Bisa saja istri kamu atau anak saya bunuh diri.  Disampaikan gambaran demikian suami dari putri pak Kiyai menangis, dan dengan terisak ia menyampaikan. Demi kebaikan dan kebahagiaan istrinya maka ia ceraikan purti pak Kiyai hari ini juga talak tiga.

            Alhamdulillah kata Pak Kiyai, dan ia memeluk mantunya sambil minta maaf. Kamu orang soleh dan hebat , insya allah dapat ganti yang lebih baik. Sejak kejadian itu, besoknya pak Kiyai memanggil putrinya dan menanyakan :

“ Apalagi keinginanmu putriku, selain ingin pisah dengan suamimu?”

Dengan tertunduk malu, sambil tersipu putri kiyai menjawab :

“ semoga abahku kali ini tak menjodohkan dengan pria yang bukan pilihanku, dan aku sudah punya pilihan yaitu santri abah yang paling ganteng dan pintar”

            Sampai di sana, Pak Kiyai bertanya : “maksud kamu siapa?”

Putri Pak kiyau menjawab : “ ustad M. Nur” yang katanya juga duda abah !

            Pak Kiya tersenyum melihat tingkah dan keberanian putrinya. Dengan cintanya ia kini berani menyampaikan isi hatinya. Bagaimanakah kisah selanjutnya??. Tunggu di bagian kedua.  Sabar ya !!

TOBE CONTINUE ….

Senin, 13 Juni 2022

AIR MATA DARAH BU GURU

 




Air Mata Darah Bu Guru

Oleh : Damar Yasalam

 

Namaku Umi, aku seorang guru di SD Negeri di sebuah kota di Sumatra. Setelah mengabdi selama 15 tahun dan golongan kepangkatanku cukup serta hasil tes calon kepala Sekolah dinyatakan lulus aku pun mendapat tugas tambahan sebagai Kepala sekolah baca KS.  Mengemban amanah menjadi KS awalnya kurasakan sesuatu yang berat, seiring waktu aku mencoba merangkul semua guru dan mengajak mereka saling bertukar pendapat tentang bagaimana memajukan sekolah dan meningkatkan prestasi.

Keterbukaanku pada semua rekan guru menumbuhkan suasana kerja yang lebih hangat dan seperti keluarga. Beberapa kali aku sengaja membawakan beberapa bungkus nasi uduk dan gorengan dan aku simpan di meja ruang guru lalu diberi tulisan : “silahkan bagi yang guru yang belum sarapan di rumah untuk mengambil 1 bungkus dan sarapan dahulu”.  Ada salah satu guru yang bertanya :

“Ibu Umi Ultah Ya?” .

Saya jawab : “iya Bu, sambil melempar senyuman”.

Dia pun mendoakan :

 “ Barokallah fii umrik ya bunda ! “.  

“Terima kasih bun”.

Di lain waktu kadang aku membawa rebusan kacang tanah dipadu jagung manis, dan sesekali aku membawa pisang atau singkong rebus. Semua yang aku bawa alhamdulillah laris manis, para guru di sekolah menyukainya, entah karena enak rasanya, kelaparan atau karena gratisnya. Aku senang mereka tampak ceria menjalankan tugas mulianya mencerdaskan anak-anak bangsa. Semoga dengan suasana kerja yang kekeluargaan, murid-murid di sekolah menjadi nyaman dan senang.

Belum 1 tahun mengemban Amanah, ada bu guru rekan kerjaku yang mohon ijin minta waktu untuk menyampaikan sesuatu. Setelah aku persilahkan ia pun datang ke ruangan KS dan aku persilahkan untuk duduk dan minum air mineral yang ada di meja. Aku pun tak lupa menanyakan kabar bu Nia dan keluarganya. Tanpa kuduga ia menjawab :

“ Kabar saya lagi kurang baik Bu Umi, bahkan semakin memburuk”.  

Mendengar jawaban bu Nia yang menyampaikan hal demikaian sambil segukan dan menangis, aku pindah tempat duduk ke sampingnya dan memeluknya sambil berkata :

 “ Sabar ya Bu Nia, semoga Allah memberi kekuatan pada Ibu dan masalah keluarga ibu segera membaik”.

“ Ia bu Umi, terima kasih sudah berkenan mendengar cerita sedih saya dan keluarga”.

Setelah apa yang ingin disampaikannya padaku selesai, Bu Nia pamit karena jam dinding menunjukan pukul 13.00 WIB. Semua guru dan murid sudah pulang pada pukul 12.00 dan hanya kami berdua  serta penjaga sekolah yang masih di Sekolah.  Aku memanggil Pak Eman penjaga sekolah dan berpesan supaya semuanya dikunci dan jangan lupa pagar digembok. Aku langsung pulang menuju rumah. Sebelum tiba di rumah tak lupa aku mampir ke Warung Makan membeli lauk untuk makan siang keluarga. Maklum setelah lelah begini, enaknya tiba di rumah langsung makan bukan memasak. Hehehe…

Sepanjang jalan menuju rumah aku kepikiran dengan Bu Nia, dalam hatiku aku berdoa :

“ Ya Allah beri kekutan kepada Bu Nia untuk menghadapi cobaan berat dalam keluarganya” .  

Pikiranku menerawang jauh ke awan : “ andaikan cobaan itu menimpaku, belum tentu akau sekuat  Bu Nia”.  

Aku membaca hamdalah, bahwa keluargaku baik-baik saja, suamiku sangat menyayangiku dan anak-anaknya.

Luuar biasa derita bu Nia, ia bekerja keras mengajar dan mengurus anak, sementara suaminya selingkuh dengan Wanita lain. Yang paling membuat aku marah dan dadaku terasa sesak adalah ia menjual kebun karet yang selama ini menjadi tumpuan keluarga.  Uangnya tak sepeser pun di berikan pada bu Nia, dihabiskannya bersama Wanita selingkuhannya.

Sepekan setelah bu Nia curhat padaku, tampak fisiknya semakin kurus dan matanya tak berbinar lagi.  Sering aku dekati dan peluk sambil membiskan mantra ajaib:

“ sabar ya Bu Nia, insya Allah semua ada balasannya”.  Dan Ibu harus kuat demi anak-anak.

Bu Nia menjawab :

“Iya Bu Umi, terima kasih”.

Badan bu Nia sebulan berikutnya semakin ringkih dan terdengar batuk-batuk. Pernah suatu kali aku lihat ia tertidur di meja guru di kelasnya pada jam istirahat. Meski bel masuk sudah berdering, saking lelahnya Bu Nia tak mendengar bahkan anak-anak anak sudah masuk dan duduk pun beliau masih tampak tidur dengan posisi kepala seperti sujud mencium meja disanggak kedua tangannya yang dilipat ditempelkan ke jidatnya.

KM kelas menadatangi ruang guru dan kebetulan aku sedang ikut obrolan para guru dan akan segera bubar ke kelas masing-masing. Sang KM melaporkan bahwa Bu Nia ketiduran, dan kami tak berani membangunkan.  Sambil tersengum aku sampaikan ucapan terima kasih pada KM :

“ Terima kasih ya Irul, kamu KM yang bertanggung jawab, iya biar bu guru nanti ke kelas kamu”.

Dengan pelan aku usap usap punggung bu Nia sambil berbisik ke telinganya : “ Bunda, bunda bangun ..!!”.

Bu Nia perlahan bangun sambil matanya menatapku heran ia berkata : “ maaf ya Bu umi, saya ketiduran, semalam saya tak bisa tidur hingga subuh”. Ya sudah ibu istirahat saja pulang sekarang boleh”.  Biar anak-anak bersama saya sampai jam terakhir.

Dengan mengangguk Bu Nia pamitan pada ku dan pada anak-anak :

“anak-anak maafkan bu guru ya, ibu lagi kurang sehat, doakan bu guru ya?”.

Serempak anak-anak menjawab : “ Semoga lekas sehat ya bu guru !!”.

Aku dan bu Nia serempak menjawab : “ Aamiin”.

Sejak kejadian tersebut bu Nia, sering tak masuk. Kadang sepekan hanya 2 atau 3 hari dan biasanya saat tidak masuk sekolah anak putrinya yang kelas VIII SMP pagi-pagi sebelum ke sekolah mampir ke ruanganku menyampaikan permohonan maaf bahwa ibunya sakit dan tak kuat ke sekolah. Atas inisiatif kami para guru kami mendatangi rumah bu Nia, dan menyarakan supaya beliau dirawat inap agar cepat ditangani dan sembuh.

Bu Nia pun menuruti saran kami para sahabatnya, ia dilarikan ke IGD dan diperiksa intens. Setelah dirawat selama hampir 2 pekan, pada upacara hari senin berikutnya bu Nia tampak hadir, berdiri di barisan belakang dengan wajah yang agak segar.  Aku kebagian pembina upacara dan dalam amanatku sebagai pembina upacara aku berpesan  supaya kita tetap menjaga kekompakan dan sealu peduli dengan penderitaan teman.  Hari ini kita senang bu Nia sudah sehat dan bergabung lagi, semoga sehat terus !!”. Seluruh peserta upacara kompak menjawab : “aamiin”.

Setelah upacara kebetulan kelas bu Nia giliran pelajaran Olahraga dengan guru olahraga dan aku hampiri beliau lalu memapahnya, kuajak ke ruangan KS, dan aku segera persilahkan beliau duduk. Tak lupa aku ambilkan minum untuknya.  Setelah tenang, aku mulai bertanya : “ bagaimana hasil diagnosa dokternya Bu?”.

Bagaikan mendengar petir di siang bolong, aku hampir teriak :

“apa…??”, kanker servic !!.

Aku segera memeluk bu Nia dengan erat, kudekap dan kucoba rasakan apa yang ada dalam hati dan pikiran bu Nia, dan hatiku terpukul karena sahabatku bu Nia yang baik, menderita kanker service. Kata dokter biasanya karena sering gonta ganti pasangan. What??.

Tak mungkinlah bu Nia demikian, dan itu pasti dari suaminya yang bejat, berselingkuh dan bisa jadi sering gonta ganti pasangan. Karena masih menjadi istrinya maka bu Nia menanggung resiko tepapar dari suaminya. Ibarat kata pepatah “suami bejat  makan nangkanya, bu Nia yang kena getahnya”.

Kanker service yang diderita bu Nia, termasuk katagori ganas, sebulan sejak dirawat, aku dapat telepon dari putrinya bu Nia, bahwa beliau dilarikan ke IGD RS terdekat oleh para tetangga karena pingsan di rumah saat putrinya membeli bubur ayam pesanan bu Nia, karena tak selera makan. Biasanya kalau bubur ayam hangat ada kaldunya beliau mau, dan sekalian mau minum obat.

Aku hanya mendoakan bu Nia dari rumah karena memang prosedur RS di Riau tak ada jam kunjungan. Dan pasien hanya boleh ditunggu 1 orang yang memakai ID Card. Aku tanyakan pada purtinya Bu Nia gimana kabar beliau?.  Dari putrinya dapat balasan via WA bahwa kondisinya mankin drop bahkan sudah sulit berkata-kata di pindah ke ruang ICU.

Karena telah larut malam, aku bilang kepada putrinya bu Nia, yang sabar Ya Nak. Terus berdoa semoga Bu Nia segera diangkat penyakitnya. Putri bu Nia menjawab melalui Wa Chat : “aamiin”. Paginya aku datang agak siang biasa pukul 07.00 ini telat 20 menit karena  ada sedikit urusan membayar iuran kebersihan ke Bu RT.

Di ruang guru kulihat para guru berkumpul dan beberapa bu guru nangis ada yang segukan ada pula yang tesedu-sedu. Bu Kepsek , teman kita bu…. bu Nia telah tiada. Sepontan aku berucap :

“Inna lillahi wa Inna ilahi rooji’uuun”.  Ya Allah begitu sayang Engkau pada sahabat kami Bu Nia, dan tak kau relakan ia lama-lama menderita, lalu kau panggil dirinya, semoga engkau tempatkan di tempat terbaikMu. Para guru yang lain kompak menjawab : “aamiin”.

Sekolah kegiatan belajar hari ini hanya asampai istirahat pukul 09.30 dan anak-anak dinfokan bahwa bu Nia telah tiada, dan kita berduka, yang mau takziah ke rumah almarhum dipersilahkan. Dan kita pulang lebih awal pulang saat jam istirahat. Sepontan anak-anak menjawab : “assiikk, pulanmg cepat” . Hus kamu mah maunya pulang saja, mau cepat main game ya?. Sambil tersipu malu anak tesebut menjawab : “hehehe…, iya bu guru”.

Selamat jalan bu Nia, semoga deritamu di dunia di balas kebahagiaan di akhirat. Aamiin.



 

FARHAN HAFAL 5 JUZ MESKI KECANDUAN GAWAI.


Bagas / Farhan diapit aku dan istriku



 FARHAN HAFAL 5 JUZ MESKI KECANDUAN GAWAI.

Oleh : Dail Ma'ruf, M.Pd.

 

Anakku Farhan Ali Rido terlahir pada 10 Maret 2010. Pada tahun  2022 ini usianya genap 12 tahun. Sejak lahir kami beri nama Farhan artinya gembira. Yang menarik dari masa kehamilan Farhan adalah sampai usia 8 bulan dalam rahim ibunya, berat badannya belum mencapai angka ideal. Sehingga dokter Amar Sirajudin, SP.OG menyarankan untuk mengkonsumsi beberapa makanan untuk menaikan berat badan sang bayi.

Hal lain yang menarik adalah meski sudah lebih dari  9 bulan, namun belum ada pergerakan sehingga jalan satu-satunya adalah harus dilakukan operasi Sesar. Memang anak pertama kami Rida atau Kakaknya Farhan pun dulu lahir dengan operasi Sesar di RS. Karya Bhakti Bogor pada tanggal 11 Agustus 2005. Rupanya yang namanya operasi Sesar kedua itu lebih rumit dan lebih lama prosesnya daripada operasi pertama. Istriku  masuk ruangan pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB  belum keluar.

Rasa cemas mulai merasuki hati dan pikiranku,  namun aku tetap berusaha tenang dengan banyak zikir dan baca sholawat serta berdo’a utk keselamatan anak dan istriku. Pukul 22.30 WIB alhamdulillah ada perawat yang mencariku dan meminta aku untuk mengadzani bayi yang digendongnya sambil berkata Suami Bu Ari. Saya langsung lari dan bilang iya Sus, saya suami bu Ari. Bagaimana keadaaannya ?.

Suster dengan ramah menjawab : "alhamdulillah semuanya selamat, silahkan bayinya diadzanin dahulu Pak!!. Siap Sus, akupun langsung mengambil bayiku dan mendekatkan telinganya ke dekat mulutku untuk diadzani. Setelah selesai mengumandangkan adzan di telinga anakku, aku berdoa “ semoga engkau menjadi anak yang sholeh”. Aku kembalikan bayiku  kepada perawat. Sus ini nitip Bayi saya. Suter dengan sigap mengambil kembali bayiku dan meletakannya di  tempat tidur khusus bayi yang bisa didorong.

Kala itu aku baru bekerja di SD Islam Al Azhar 10 masuk tahun kedua, dan pada acara akikah anakku, aku undang para guru untuk mendoakan anakku Farhan. Alhamdulillah hampir semuanya hadir, bahkan Bu Dewi Amar istrinya Dokter Amar pun hadir memberikan bingkisan untuk bayiku. Terima kasih Mami, terima kasih Pak Dokter Amar. Seharusnya kambing akikah untuk anak laki-laki 2 ekor, namun karena aku memilih kambing yang paling besar dan harganya cukup untuk beli 2 ekor kambing sedang, maka kewajibanku memotong kambing akikah untuk Farhan baru kutunaikan 1 ekor.  Insya Allah 1 ekor lagi untuk syukuran di momen istimewa yang penyembelihan kambingnya akan aku niatkan untuk menggenapkan  hewan qurban Farhan.

Entah mengapa sejak kelahiran hingga usia 1,5 tahun Farhan ini tidak mau diasuh oleh pengasuh lain, dan maunya kepada saudara kami teh Ni’ah atau mamah Dian. Kebetulan Dian juga belum punya adik sudah usia 4 tahun. Nah setelah 2 tahun mengasuh Farhan, Mamah Dian hamil dan otomatis kami harus mencari pengasuh pengganti. Qodarullah ada Teh Sum yang rumahnya dekat dari Kantor Kimia Farma tempat istriku kerja. Tiap pagi Farhan kecil ikut berangkat bareng mamahnya dan dititipkan di rumah Teh Sum di Sempu.

Satu tahun  diasuh Teh Sum, Farhan tumbuh sehat dan istriku tenang, karena saat senggang atau jam istrirahat lebih mudah melihat buah hatinya yang jaranknya hanya 50 meter saja dari kantor tempat bekerja. Di tahun kedua cobaan datang, Farhan sakit  panas hingga 3 hari setelah diberi obat penurun panas dari yang generic hingga patent namun tak membuahkan hasi. Akhirnya karena semakin tinggi bahkan step maka Farhan dilarikan ke RS Budi Asih. Dan langsung diberi pertolongan. Alhamdulillah di rawat dengan baik dan menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Saking khawatirnya sampai-sampai Mbah kakung dari Klaten datang ke Serang untuk melihat cucunya.

Karena belum punya BPJS Kesehatan atau masuk pasien umum, maka biaya rawat inap Farhan selama 5 hari cukup besar untuk ukuranku waktu itu, sekitar 5 jutaan. Karena harus tetap tebus obat panas yang harga sebotonya mencapai harga 1 jutaan. Hingga 3 tahun berikutnya setelah Farhan dirawat dan sembuh, kondisi kesehatannya baik. Botol obat penurun panas yang mahal itupun expired dan terpaksa aku buang, ditumpahkan ke kamar mandi dan botolnya aku satukan dengan limbah botol lain dan diberikan kepada pemulung yang biasa lewat depan rumah.

Ganti Nama Panggilan

Sepulang dari RS Budi Asih, Mbah Kakung memanggil aku dan istri  lalu menyampaikan maksudnya supaya Farhan Ali Rido nama panggilan di rumah diganti Bagas saja. Bagas artinya waras atau sehat. Semoga dengan nama Bagas, ke depannya sehat terus. Kami pun mengiyakan usulan beliau dan mulai memanggil anak kami Farhan dengan panggilan Bagas. Sejak itulah nama Farhan kurang diketahui di lingkungan tetangga karena kami sering memanggil dengan panggilan Bagas. Hanya Uwa Ikoh, Uwa Bikah dan Uwa Nas serta Mama Dian saja yang tahun bahwa Bagas itu nama sebenarnya adalah Farhan.

Teman -teman dan guru di TK A dan TK B Al Kautsar Kota Serang memanggilnya Farhan. Nah kalau yang di SD Islam Al Azhar Serang, teman-temannya memanggil Bagas karena mengikuti panggilanku kepada putraku Farhan dengan panggilan Bagas. Nah pada saat beberapa rekan guru mengajar di kelas anakku, mereka heran kenapa anak Pak Dail tidak ada di absen. Dari absen nomor 1 hingga nomor 30 tak ada nama Bagasnya?. Barulah setelah dijelaskan bahwa nama resminya adalah Farhan Ali Rido menjadi faham dan menyadari bahwa Bagas hanya nama panggilan. Mereka komentar jauh amat ya nama asli dan panggilannya. Akupun hanya bilang iya begitulah anak antik.

Kebiasaan dilayani asisten rumah tangga bagi seorang anak memang tak bagus. Demikian pula dengan kebiasaan anakku Bagas. Karena sejak usia 4 bulan hingga TK B selalu ada asisten rumah tangga yang menjaga dan melayani kebutuhannya, maka sikap mandirinya belum tampak hingga ia kelas 4. Semuanya harus serna disiapkan Mamah. Memang ada yang bilang mengasuh atau mendidik anak laki-laki jauh lebih sulit daripada mengurus anak perempuan. Dan hal ini aku rasakan, betapa mudahnya mengurusi Rida anakku yang pertama karena anaknya shaleha dan penurut, beda dengan anakku yang kedua Bagas semua hal ditanggapi dan diprotes.

Sebagaimana anak kecil usia 3-12 tahun pada umumnya, anakku Farhan pun sudah kecanduan main game di gadjetnya, karena kadang kami pun seperti tak ada pilihan daripada rewel dan membuat kami terganggu saat kerja, main game selama yang tidak berbahaya kami cenderung  membolehkan namun dengan waktu yang dibatasi.

Beberapa Hal Unik dari Anakku Farhan.

Bagas anak kami yang nama aslinya Farhan Ali Rido pernah juga protes kenapa namanya Farhan Ali Rodo namun dipanggil Bagas?. Sempat karena kasihan dengannya kami bermaksud ubah akta kelahirannya ditambahkan Bagas di depan namanya. Hamun sekarang setelah kelas VI, mulai memahami bahwa hal tersebut biasa dan tak masalah. Di Sebelah rumah ada Omnya bernama Arif Aprijaliani dipanggil Aceng, ada pula Ade Agustian dipanggil Entong, dan aku sendiri Dail Ma’ruf di kampung halamanku dipanggil Ade. Demikian uniknya Indonesia dengan beragam budaya dan karakter warga negaranya.

Sejak TK B  Bagas sudah minta untuk dibelikan HP namun kami tak tanggapi, dan baru boleh pegang HP setelah aku atau mamahnya pulang kerja. Barulah pada saat kami mintakan agar ia bersedia dikhitan pada saat kelas IV SD, ia menangis dan menyatakan mau dikhitan namun harus dibelikan HP. Merengek dan merajuk cerita bahwa teman-temannya di kelas juga sudah pada punya HP. Kami jelaskan Bagas juga nanti punya tapi setelah SMP. Ia tidak mau dan minta dibelikan setelah dikhitan.

Dengan berat hati kami mengabulkan permintaannya dan itu pun kami sampaikan nanti uangnya punya Bagas dari hadiah dikhitan. Jadi memang Bagas beli HP dari uang hadiah ia dikhitan. Di Kelas V ada kejadian yang benar-benar membuat aku dan istri malu luar biasa. Rupaya sesama anak murid itu ada grup WA dan kami luput mengetahuinya. Suatu hari ada orang tua murid yang mengirimkan gambar kartun yang tidak patut ke istriku dan katanya dari grup wa anak-anak, pengirimnya anakku. Sejak itulah kami memutuskan supaya HP Bagas disita Sekolah, dan itu kami rahasiakan, diminta sekolah namun dikembalikan kepadaku.

Kelas VI Bagas minta dibelikan HP lagi dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan, dan ia bercerita bahwa ia pun mendapatkan gambar tak patut itu dari temannya. Sialnya ia yang kena apes mengirim ke grup WA. Kami tetap mengambil hikmah dari peristiwa tersebut, minimal selama 6 bulan sejak HP Bagas disita, main gamenya berkurang. Kami belikan HP kembali namun perjanjiannya harus  menghafalkan qur’an 5 Juz.

Meski kami sering kesal karena jika sudah main game bareng (MABAR) dengan temannya sering lupa waktu, lupa makan, mandi dan sholat dimana kami harus memintanya berulang kali, namun karena perjanjian maka ia tetap menghafal 5 Juz sebelum lulus SD. Bagas  termasuk yang beruntung  LULUS ujian tahfidz qur’an 5 juz disetor selama masa karantina 2 hari 1 malam bersama 21 orang lainnya dari kelas Tahfidz. Poinnya adalah Gawai itu sangat membuat kecanduan dan merusak, namun dengan ketegasan dan aturan yang disepakati, maka tetap bisa dijadikan motivasi bahwa anak tetap harus bertanggung jawab dengan kewajibannya yaitu belajar. Wassalam.


Rida, Bagas dan Aku


 

BIONARASI PENULIS

 

 Dail Ma’ruf adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara dari pasangan Muhamad Nur dan Juhariyah, lahir di Serang pada 13 Mei 1977. Pendidikan SD dan SMP di tempuh di MI dan MTs Nur El Falah di Petir Serang. SMA di MAN 2 Serang lulus tahun 1996 melanjutkan S1 di IKIP Jakarta sekarang UNJ dan wisuda tahun 2003. Menikah dengan Ari Murwanti, SKM alumni UI Depok, dikaruniai 2 orang anak bernama Rida Naila kelas XI di MAN 2 Serang dan Farhan Ali Rido kelas VI di SD Islam Al Azhar 10 Serang. Tinggal di Cipocok Jaya Kota Serang – Banten.

Pernah mengajar di MTs dan SMP Nur El Falah Kubang Petir Serang, SDIT Al Izzah Serang dan SD Islam Al Azhar 10 Serang. Setelah 15 tahun menjadi guru tahun 2022 bersama teman-teman mendirikan Selokah dengan nama YASALAM atau Yayasan Semesta Alam Madani di Kota Serang. Tahun 2022 ini alhamdulillah sudah dimulai kelas Bimba CALISTUNG anak usia 3-6 tahun dan Bimbel Pelajaran SD.

Punya aktivitas menulis dengan komunitas Pegiat Literasi Nusantara dan telah menerbitkan buku solo berjudul : Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu. Kini puluhan buku antologi ia telah hasilkan. Buku kren yang dibuat sampai jilid ke-4 adalah Guru Hebat yang terdiri dari Guru Hebat Bermartabat, Guru Hebat Millenial, Guru Hebat inspiratif, dan Guru Hebat Berprestasi.

Penulis bisa dihubungi di No HP : 087871926678, atau di email : dailmaruf@gmail.com

Atau di Blog : https://dailalser.blogspot.com/

 

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts