Senin, 13 Juni 2022

FARHAN HAFAL 5 JUZ MESKI KECANDUAN GAWAI.


Bagas / Farhan diapit aku dan istriku



 FARHAN HAFAL 5 JUZ MESKI KECANDUAN GAWAI.

Oleh : Dail Ma'ruf, M.Pd.

 

Anakku Farhan Ali Rido terlahir pada 10 Maret 2010. Pada tahun  2022 ini usianya genap 12 tahun. Sejak lahir kami beri nama Farhan artinya gembira. Yang menarik dari masa kehamilan Farhan adalah sampai usia 8 bulan dalam rahim ibunya, berat badannya belum mencapai angka ideal. Sehingga dokter Amar Sirajudin, SP.OG menyarankan untuk mengkonsumsi beberapa makanan untuk menaikan berat badan sang bayi.

Hal lain yang menarik adalah meski sudah lebih dari  9 bulan, namun belum ada pergerakan sehingga jalan satu-satunya adalah harus dilakukan operasi Sesar. Memang anak pertama kami Rida atau Kakaknya Farhan pun dulu lahir dengan operasi Sesar di RS. Karya Bhakti Bogor pada tanggal 11 Agustus 2005. Rupanya yang namanya operasi Sesar kedua itu lebih rumit dan lebih lama prosesnya daripada operasi pertama. Istriku  masuk ruangan pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB  belum keluar.

Rasa cemas mulai merasuki hati dan pikiranku,  namun aku tetap berusaha tenang dengan banyak zikir dan baca sholawat serta berdo’a utk keselamatan anak dan istriku. Pukul 22.30 WIB alhamdulillah ada perawat yang mencariku dan meminta aku untuk mengadzani bayi yang digendongnya sambil berkata Suami Bu Ari. Saya langsung lari dan bilang iya Sus, saya suami bu Ari. Bagaimana keadaaannya ?.

Suster dengan ramah menjawab : "alhamdulillah semuanya selamat, silahkan bayinya diadzanin dahulu Pak!!. Siap Sus, akupun langsung mengambil bayiku dan mendekatkan telinganya ke dekat mulutku untuk diadzani. Setelah selesai mengumandangkan adzan di telinga anakku, aku berdoa “ semoga engkau menjadi anak yang sholeh”. Aku kembalikan bayiku  kepada perawat. Sus ini nitip Bayi saya. Suter dengan sigap mengambil kembali bayiku dan meletakannya di  tempat tidur khusus bayi yang bisa didorong.

Kala itu aku baru bekerja di SD Islam Al Azhar 10 masuk tahun kedua, dan pada acara akikah anakku, aku undang para guru untuk mendoakan anakku Farhan. Alhamdulillah hampir semuanya hadir, bahkan Bu Dewi Amar istrinya Dokter Amar pun hadir memberikan bingkisan untuk bayiku. Terima kasih Mami, terima kasih Pak Dokter Amar. Seharusnya kambing akikah untuk anak laki-laki 2 ekor, namun karena aku memilih kambing yang paling besar dan harganya cukup untuk beli 2 ekor kambing sedang, maka kewajibanku memotong kambing akikah untuk Farhan baru kutunaikan 1 ekor.  Insya Allah 1 ekor lagi untuk syukuran di momen istimewa yang penyembelihan kambingnya akan aku niatkan untuk menggenapkan  hewan qurban Farhan.

Entah mengapa sejak kelahiran hingga usia 1,5 tahun Farhan ini tidak mau diasuh oleh pengasuh lain, dan maunya kepada saudara kami teh Ni’ah atau mamah Dian. Kebetulan Dian juga belum punya adik sudah usia 4 tahun. Nah setelah 2 tahun mengasuh Farhan, Mamah Dian hamil dan otomatis kami harus mencari pengasuh pengganti. Qodarullah ada Teh Sum yang rumahnya dekat dari Kantor Kimia Farma tempat istriku kerja. Tiap pagi Farhan kecil ikut berangkat bareng mamahnya dan dititipkan di rumah Teh Sum di Sempu.

Satu tahun  diasuh Teh Sum, Farhan tumbuh sehat dan istriku tenang, karena saat senggang atau jam istrirahat lebih mudah melihat buah hatinya yang jaranknya hanya 50 meter saja dari kantor tempat bekerja. Di tahun kedua cobaan datang, Farhan sakit  panas hingga 3 hari setelah diberi obat penurun panas dari yang generic hingga patent namun tak membuahkan hasi. Akhirnya karena semakin tinggi bahkan step maka Farhan dilarikan ke RS Budi Asih. Dan langsung diberi pertolongan. Alhamdulillah di rawat dengan baik dan menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Saking khawatirnya sampai-sampai Mbah kakung dari Klaten datang ke Serang untuk melihat cucunya.

Karena belum punya BPJS Kesehatan atau masuk pasien umum, maka biaya rawat inap Farhan selama 5 hari cukup besar untuk ukuranku waktu itu, sekitar 5 jutaan. Karena harus tetap tebus obat panas yang harga sebotonya mencapai harga 1 jutaan. Hingga 3 tahun berikutnya setelah Farhan dirawat dan sembuh, kondisi kesehatannya baik. Botol obat penurun panas yang mahal itupun expired dan terpaksa aku buang, ditumpahkan ke kamar mandi dan botolnya aku satukan dengan limbah botol lain dan diberikan kepada pemulung yang biasa lewat depan rumah.

Ganti Nama Panggilan

Sepulang dari RS Budi Asih, Mbah Kakung memanggil aku dan istri  lalu menyampaikan maksudnya supaya Farhan Ali Rido nama panggilan di rumah diganti Bagas saja. Bagas artinya waras atau sehat. Semoga dengan nama Bagas, ke depannya sehat terus. Kami pun mengiyakan usulan beliau dan mulai memanggil anak kami Farhan dengan panggilan Bagas. Sejak itulah nama Farhan kurang diketahui di lingkungan tetangga karena kami sering memanggil dengan panggilan Bagas. Hanya Uwa Ikoh, Uwa Bikah dan Uwa Nas serta Mama Dian saja yang tahun bahwa Bagas itu nama sebenarnya adalah Farhan.

Teman -teman dan guru di TK A dan TK B Al Kautsar Kota Serang memanggilnya Farhan. Nah kalau yang di SD Islam Al Azhar Serang, teman-temannya memanggil Bagas karena mengikuti panggilanku kepada putraku Farhan dengan panggilan Bagas. Nah pada saat beberapa rekan guru mengajar di kelas anakku, mereka heran kenapa anak Pak Dail tidak ada di absen. Dari absen nomor 1 hingga nomor 30 tak ada nama Bagasnya?. Barulah setelah dijelaskan bahwa nama resminya adalah Farhan Ali Rido menjadi faham dan menyadari bahwa Bagas hanya nama panggilan. Mereka komentar jauh amat ya nama asli dan panggilannya. Akupun hanya bilang iya begitulah anak antik.

Kebiasaan dilayani asisten rumah tangga bagi seorang anak memang tak bagus. Demikian pula dengan kebiasaan anakku Bagas. Karena sejak usia 4 bulan hingga TK B selalu ada asisten rumah tangga yang menjaga dan melayani kebutuhannya, maka sikap mandirinya belum tampak hingga ia kelas 4. Semuanya harus serna disiapkan Mamah. Memang ada yang bilang mengasuh atau mendidik anak laki-laki jauh lebih sulit daripada mengurus anak perempuan. Dan hal ini aku rasakan, betapa mudahnya mengurusi Rida anakku yang pertama karena anaknya shaleha dan penurut, beda dengan anakku yang kedua Bagas semua hal ditanggapi dan diprotes.

Sebagaimana anak kecil usia 3-12 tahun pada umumnya, anakku Farhan pun sudah kecanduan main game di gadjetnya, karena kadang kami pun seperti tak ada pilihan daripada rewel dan membuat kami terganggu saat kerja, main game selama yang tidak berbahaya kami cenderung  membolehkan namun dengan waktu yang dibatasi.

Beberapa Hal Unik dari Anakku Farhan.

Bagas anak kami yang nama aslinya Farhan Ali Rido pernah juga protes kenapa namanya Farhan Ali Rodo namun dipanggil Bagas?. Sempat karena kasihan dengannya kami bermaksud ubah akta kelahirannya ditambahkan Bagas di depan namanya. Hamun sekarang setelah kelas VI, mulai memahami bahwa hal tersebut biasa dan tak masalah. Di Sebelah rumah ada Omnya bernama Arif Aprijaliani dipanggil Aceng, ada pula Ade Agustian dipanggil Entong, dan aku sendiri Dail Ma’ruf di kampung halamanku dipanggil Ade. Demikian uniknya Indonesia dengan beragam budaya dan karakter warga negaranya.

Sejak TK B  Bagas sudah minta untuk dibelikan HP namun kami tak tanggapi, dan baru boleh pegang HP setelah aku atau mamahnya pulang kerja. Barulah pada saat kami mintakan agar ia bersedia dikhitan pada saat kelas IV SD, ia menangis dan menyatakan mau dikhitan namun harus dibelikan HP. Merengek dan merajuk cerita bahwa teman-temannya di kelas juga sudah pada punya HP. Kami jelaskan Bagas juga nanti punya tapi setelah SMP. Ia tidak mau dan minta dibelikan setelah dikhitan.

Dengan berat hati kami mengabulkan permintaannya dan itu pun kami sampaikan nanti uangnya punya Bagas dari hadiah dikhitan. Jadi memang Bagas beli HP dari uang hadiah ia dikhitan. Di Kelas V ada kejadian yang benar-benar membuat aku dan istri malu luar biasa. Rupaya sesama anak murid itu ada grup WA dan kami luput mengetahuinya. Suatu hari ada orang tua murid yang mengirimkan gambar kartun yang tidak patut ke istriku dan katanya dari grup wa anak-anak, pengirimnya anakku. Sejak itulah kami memutuskan supaya HP Bagas disita Sekolah, dan itu kami rahasiakan, diminta sekolah namun dikembalikan kepadaku.

Kelas VI Bagas minta dibelikan HP lagi dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan, dan ia bercerita bahwa ia pun mendapatkan gambar tak patut itu dari temannya. Sialnya ia yang kena apes mengirim ke grup WA. Kami tetap mengambil hikmah dari peristiwa tersebut, minimal selama 6 bulan sejak HP Bagas disita, main gamenya berkurang. Kami belikan HP kembali namun perjanjiannya harus  menghafalkan qur’an 5 Juz.

Meski kami sering kesal karena jika sudah main game bareng (MABAR) dengan temannya sering lupa waktu, lupa makan, mandi dan sholat dimana kami harus memintanya berulang kali, namun karena perjanjian maka ia tetap menghafal 5 Juz sebelum lulus SD. Bagas  termasuk yang beruntung  LULUS ujian tahfidz qur’an 5 juz disetor selama masa karantina 2 hari 1 malam bersama 21 orang lainnya dari kelas Tahfidz. Poinnya adalah Gawai itu sangat membuat kecanduan dan merusak, namun dengan ketegasan dan aturan yang disepakati, maka tetap bisa dijadikan motivasi bahwa anak tetap harus bertanggung jawab dengan kewajibannya yaitu belajar. Wassalam.


Rida, Bagas dan Aku


 

BIONARASI PENULIS

 

 Dail Ma’ruf adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara dari pasangan Muhamad Nur dan Juhariyah, lahir di Serang pada 13 Mei 1977. Pendidikan SD dan SMP di tempuh di MI dan MTs Nur El Falah di Petir Serang. SMA di MAN 2 Serang lulus tahun 1996 melanjutkan S1 di IKIP Jakarta sekarang UNJ dan wisuda tahun 2003. Menikah dengan Ari Murwanti, SKM alumni UI Depok, dikaruniai 2 orang anak bernama Rida Naila kelas XI di MAN 2 Serang dan Farhan Ali Rido kelas VI di SD Islam Al Azhar 10 Serang. Tinggal di Cipocok Jaya Kota Serang – Banten.

Pernah mengajar di MTs dan SMP Nur El Falah Kubang Petir Serang, SDIT Al Izzah Serang dan SD Islam Al Azhar 10 Serang. Setelah 15 tahun menjadi guru tahun 2022 bersama teman-teman mendirikan Selokah dengan nama YASALAM atau Yayasan Semesta Alam Madani di Kota Serang. Tahun 2022 ini alhamdulillah sudah dimulai kelas Bimba CALISTUNG anak usia 3-6 tahun dan Bimbel Pelajaran SD.

Punya aktivitas menulis dengan komunitas Pegiat Literasi Nusantara dan telah menerbitkan buku solo berjudul : Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu. Kini puluhan buku antologi ia telah hasilkan. Buku kren yang dibuat sampai jilid ke-4 adalah Guru Hebat yang terdiri dari Guru Hebat Bermartabat, Guru Hebat Millenial, Guru Hebat inspiratif, dan Guru Hebat Berprestasi.

Penulis bisa dihubungi di No HP : 087871926678, atau di email : dailmaruf@gmail.com

Atau di Blog : https://dailalser.blogspot.com/

 

9 komentar:

  1. Maa Syaa Allah, barakallah fii ilmi untuk mas Bagas

    BalasHapus
  2. Keren...anak kecanduan mau game ,tetapi tetap bisa belajar. Salam sehat dan sukses

    BalasHapus
  3. Maa syaa Allah, sehat selalu Bagas. Semoga hafalannya terjaga dan bertambah.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah diparingi putra yang terbaik Bapak🙏

    BalasHapus
  5. Waah hebat ternyata bagas seorang hafidz qur'an

    BalasHapus
  6. Masya Alloh sudah hafal 5 juz ...semoga bertambah terus hafalannya anak sholeh

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah...Hebat Ananada Bagas. Semoga menjadi anak yang soleh dan cerdas selalu

    BalasHapus

DI STASIUN PONDOK CHINA JODOHKU BERSATU

Popular posts