SETIAP ANAK ADALAH ANUGRAH
KEHADIRANNYA MEMBUAT ORANG TUA BERGAIRAH
LUPA PAYAH LUPA LELAH
SIRNA MELIHAT ANAK SOLEH-SOLEH
KUWARNAI HAN BERSMA ZAHID dan BAGAS
Jumat tanggal 23 Juli kemarin, Saya seperti biasa
pergi pagi ke Sekolah sambil mengantar istri ke tempat kerjanya di Kimia Farma
Kantor Distribusi Cabang Serang yang lokasinya di Rancatalas Kelurahan
Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, dilanjutkan ke SD Islam Al Azhar 10
Serang yang berlokasi di Kaujon
Kelurahan Serang. Perjalanan biasanya sekitar 20 menit bila lancar dan bila
agak macet hampir 30 menit, menempuh jarak kisaran 15 Km dari rumah yang
berlokasi di Komplek Depag Ciwaru, kelurahan dan kecamatan Cipocok Jaya, Kota
Serang.
Setibanya di Sekolah, Saya melihat teman-teman yang
biasa olahraga bulu tangkis Sabtu-Ahad, beberapa orang sedang seru latihan di
lapangan upacara yang alhamdulillah jelang tahun pelajaran baru sudah kelar di
make over /dicat secara merata, indah sempurna. Terkesan bersih, asri dan bikin
betah untuk berlama lama menikmati hijaunya taman bunga yang selalu di siram Om
Soni di pagi hari.
Ada 3 agenda yang harus saya selesaikan hari ini,
pertama membuat tulisan tentang judul ini, mengunjungi rumah almarhum Pak Zainal
Jaha, dan malamnya ada Bimbingan Menulis Materi 6 yang berbarengan dengan
tahlil virtual 7 hari almarhum Pak Zainal Jaha.
Rupanya karena kawatir kantor untuk mengurus klaim Asuransi
Takafull keburu tutup di masa PPKM ini, maka yang saya lakukan pertama kali adalah kunjungan ke
rumah almarhun terlebih dahulu. Kedatangan saya kesana terkait dana pendidikan
beasiswa Zahid putra almarhum supaya bebas premi hingga menjadi sarjana.
Dari sederet persyaratan yang harus dilampirkan dalam
pengajuan klaim Asuransi Takaful bebas premi, masih ada 3 berkas yang belum ada
: pertama surat keterangan waris, kedua keterangan ahli waris, dan ketiga keterangan
dari RS karena almarhum wafat di RSDP Serang. Bila semua syarat lengkap
biasanya pencairan dana santunan alkhairat/ kematian akan masuk setelah 7 hari
kerja ke rekening ahli waris atau istri almarhum pak Zainal Jaha.
Twibon : Hari Anak Nasional by IGI
Zahid tentu sangat sedih kehilangan
abinya. Sepengetahuan saya, semasa hidupnya, almarhum Pak Zainal Jaha sangat
menyayangi Zahid putra laki laki satu satunya dari 3 anaknya. Tentu ini bukan
karena pilih kasih, namun memang kelahiran putranya sudah dinantikan sejak 20
tahun yang lalu, anak pertamanya Zahra saat ini kuliah di UPI Bandung Semester
7, anak keduanya Zulva mondok di Ponpes Modern Assaadah kelas XII, sedangkan si
Bungsu Zahid masih SD kelas 6 di SD Islam Al Azhar 10 Serang, tempat abinya
mengajar, sekelas dengan anak saya Bagas di kelas 6 Tahfidz.
Setelah persyaratan untuk mengajukan klaim ke Asuransi Takaful saya terima dari istri almarhum Pak Zainal Jaha, saya ijin padanya untuk mengajak
Zahid main di rumah Bagas dan nanti akan diantar pulang sorenya. Di perjalanan
saya tanya : “Zahid maukah temani pak Dail ke Serang City?”, dijawab : “Mau apa
kita kesana pak?”, saya jawab : “Mau ke Kantor Takaful biar Zahid tahu”. Zahid
menyahut : “Mau, sekalian jalan-jalan bosan di rumah terus”. Kalau di rumah kdang kaya melihat ada Abi kata zahid. Saya nasehati : "Abi sudah tiada, kudu diikhlaskan, Zahid anak hebat, kudu kuat, nanti Zahid terusin tugas abi", Zahid menjawab : "Iya pak insya Allah". Kami pun meluncur ke kantor
takaful untuk menyerahkan berkas, dan setelah diterima mba Nizma, kami langsung pamit lalu pulang ke rumah Bagas (anak
saya) di Cipocok Jaya.
Zahid putra almarhum Pak Zainal Jaha
Wow, 2 orang sahabat yang tak ketemu hampir
3 pekan sejak sebelum idul Adha, rupanya
kangen berat dan pas ketemu mereka langsung main akrab di kamar Bagas, saya
merasa lega dan bahagia lihat Zahid tampak senang bermain dengan teman
sekelasnya, sejenak melupakan abinya yang sudah kembali kepada sang pemilik
alam semesta, Allah SWT.
Saya berpesan kepada Zahid dan Bagas supaya mainnya lihat waktu jika sudah ada adzan Jumat maka segera pergi ke Masjid untuk sholat Jumat, alhamdulillah Masjid Almuhajirin Pancasila Komplek Depag sejak Korona ada, baru libur jumatan 1x, setelah itu selalu buka, termasuk Idul Adha pun, Selasa 20 Juli 2021 atau 10 Dzulhijjah tetap mengadakan secara terbatas dengan prokes tentu saja.
Sepulang dari Masjid, Bagas cerita pas kami kumpul di ruang keluarga/ruang tengah. Ayah !, biasa anakku panggil demikian, tadi Zahid pas bubaran dari sholat bilang : "Bagas, tahu gak , biasanya aku Jumatan ke Masjid ini bareng Abi kalau pas ada jadwal ngisi khutbah".
Deg saja jantungku, dan tak terasa air matapun mengalir. Ya Allah kasihan Zahid, kenangan Indah bersama abi yang selalu mengajak Zahid kemana saja pergi termasuk ke tempat ia mengisi khutbah atau ceramah agama rupanya ia ingat dan subhanallah menimbulkan kesan yang mendalam rupanya. Bagi kita yang punya anak kecil usia TK dan SD bila anak ingin ikut kemana kita pergi, maka ajaklah, karena setelah mereka SMP apalagi SMA, pasti tidak akan mau, dan akan pilih tetap di rumah.
Biar Zahid tidak berlarut larut ingat pada almarhum abinya, saya ajak makan siang saja bareng Bagas. Hid, sapa saya padanya "makan sedanya saja ya!", Zahid menjawab : "Iya pak, kata abi kalau makan syukuri saja apa yang dihidangkan, biar makannya enak". Lagi lagi aku berkaca kaca namun aku tahan biar tidak tampak, rupanya almarhum abinya sungguh luar biasa, sebelum makan pun ada nasihat pada anaknya untuk bersyukur dengan rejeki yang diberikan Allah hari ini.
Karena semalam lelah kurang lelap tidur, akupun ketiduran jelag Ashar dan terbangun karena mendengar suara adzan yang keras, kebetulan jarak Masjid ke rumah hanya sekitar 300 meter saja. Setelah Ashar, uminya Zahid telepon bahwa nanti tolong supaya Zahid nunggu di sebrang Jalan, agar pas lewat langsung naik mobil dan pulang ke Dalung Griya Permata Asri. Rupanya umi Zahid baru saja mengantarkan kaka Zulva ke Ponpes setelah ijin 10 harian karena abinya sakit keras hingga wafatnya. Demikian kisah saya di hari anak nasional tahun ini, diisi dengan membersamai Zahid dan Bagas, semogalah mereka kelak bila sudah dewasa dan punya anak, bisa pula menghibur anaknya bila sedang sedih hatinya.
TAHLILAN VIRTUAL 7 HARI ALMARHUM PAK ZAINAL JAHA
Malam pun tiba, bakda sholat Isya sesuai rencana, saya ikuti materi bimbingan belajar menulis materi ke-6 yang disampaikan Ibu Aam sang Bloger Inspiratif tentang "Menulis menjadikan Naik Kelas dan Berprestasi",.
Saya gunakan laptop kerja untuk ikuti materi, dan anakku Bagas ikut tahlil virtual 7 hari wafatnya almarhum Pak Zainal Jaha dengan laptop pinjaman adikku, Saya heran tumben nich Bagas mau ikut zom malam malam, rupanya dia sudah janjian dengan Zahid bahwa mereka akan menyimak zoom tahlil virtual katanya.
Acara pembacaan surat Yasin dan tahlil ditutup dengan doa, berlangsung sekitar 30 menit, disambung penyampaian kesan-kesan dari beberapa orang yang dekat dengan almarhum Pak Zainal, seperti dari Pak Haji Hilmi Iskandar ketua pembina YPI Muawanatusy Syubban Al Azhar Serang, Pak Haji Ashari dari YPI Al Azhar Pusat, Pak Ahmad Yani ketua YPI Muawanatusy Syubban Al Azhar Serang, Pak haji Humaedi rekan guru di SD Al Azhar Serang, dan beberapa orang tua murid serta alumni yang juga bergabung di tahlil virtual tadi malam.
Dari semua paparan yang menyampaikan kesan kesan kepada almarhum pak Zainal Jaha semuanya merasa kaget dengan kabar wafatnya beliau dan merasa sangat berduka serta kehilangan. Beberapa point kesan yang disampaikan dan terekam dalam ingatan saya antara lain :
1. Almarhum Pak Zainal adalah guru luar biasa, serba bisa, dan sangat baik.
2. Almarhum Pak Zainal sosok guru yang jadi panutan karena keramahannya dan tidak pernah marah, selalu tersenyum, akrab dan dekat dengan murid.
3. Almarhum Pak Zainal sosok sahabat yang humoris dan sangat santun, Ia tidak punya masalah dengan siapapun.
4. Almarhum Pak Zainal merupakan motivator hebat yang sanggup menghipnoterapi anak kelas 6 dan kelas 9 saat menjelang ujian nasional, supaya optimis, percaya diri dan sukses.
5. Almarhum Pak Zainal instruktur Pramuka terbaik sejak beliau gabung di SD Islam Al Azhar 10 Serang, dan dalam Jambore Nasional selalu mejadi juara, dan beberapa kali menjadi juara umum.
6. Almarhum Pak Zainal teman yang asyik untuk diajak diskusi bahkn siap mendengar curhat hingga selesai. Dan baru memberi saran kepada yang curhat bila diijinkan. Tidak pernah komentar negatif tentang orang lain, dan selalu positif.
7. Almarhum Pak Zainal selalu siap diberi tugas apa saja dan kapan saja, meskipun ia sudah ada acara keluarga, namun ia utamakan tugas sekolah.
Bahkan saat bertemu Ahad 6 hari sebelum wafatnya beliau (sabtu 17 Juli 2021), di tengah sulitnya bernafas dengan bantuan oksigen di ruang IGD RSDP ia bicara ke Saya : Pak tolong ijinin ke Pak Kepsek, Senin saya belum bisa Ngajar, duh gimana ya anak-anak ?. Ya Allah...!! , meski sudah lemah dan sulit bernafas, namun semangatnya tetap tinggi, dan yang dipikirkan slalu murid muridnya ...
Saya menjadi saksi tentang kebenaran almarhum Pak zainal memang sangat loyal terjhadap Al Azhar, saking tanggung jawabnya sebagai ketua Marawis ALZETTA mendampingi Lomba di Al Azhar Kemang Pratama, waktu itu tahun 2017 kami baru pulang dari acara lomba FESBUD dan tiba di Kaujon pukul 20.30 WIB, Ia bilang, Pak Dail, saya duluan ya tidak jagain murid samapi habis dijemput ortu, ada acara nikahan ponakannya di Anyer. Tanpa mengenal lelah, beliau berangkat ke acara resepsi nikahan Ponakannya di sana, padahal hari sudah larut malam dan tentu badannya lelah karena tadi pagi kami berangkat sebelum subuh alias jam 04.00 agar tiba di lokasi Lomba FESBUD pukul 07.00. Tak tersirat wajah lelah, yang tepancar adalah senyum ceria dan penuh semangat.
Sederet prestasi dan dedikasi yang TEREKAM dalam ingatan penulis selama mengenal beliau dari tahun 2009 hingga hari antar lain :
1.Kepiawaiannya dalam mengelola kelas, mengasuh dan membimbing anak-anak dalam pembelajaran maupun berbagai kegiatan kemuridan.
2. Semangatnya dalam memberikan motivasi kepada murid kelas tahfidz saat acara Tasmi atau ujian hapalan 1 Juz dalam 1 jam.
3.Kepopulerannya di Al Azhar Pusat sebagai Icon Al Azhar Serang, jika saya mengantar lomba, para kepala Sekolah bertanya : Pak Zainal Ikutkah ?, luar biasa.
4. Karyanya membuat lirik lagu "Fil Madrosah".
Membuktikan bahwa Almarhum Pak Zainal adalah guru luar biasa, serba bisa, baik dan santun, serta berdedikasi tinggi, akan menjadi saksi sejarah yang tak dapat dilupakan sepanjang jaman.
Selamat Jalan Pak Zainal, kami semua : sahabatmu, murid-muridmu, alumni SD Islam Al Azhar Serang dan kelurha besar guru Al Azhar Se-Indonesia berdoa semoga engkau bahagia di alam kuburmu, dan kelak mendapatkan surganya Allah SWT. Aamin.