Beberapa kali kejadian untuk menuliskan nama dalam list, beberapa temanku termasuk aku mulai menuliskan namanya mulai dari nomor urut 1 dan seterusnya. Dan terakhir terjadi pada saat kurator di grup kursus belajar menulis (KBM) angkatan 19 dan 20 meminta kami menuliskan nama-nama penulis untuk buku antologi " menulis in my passion ".
Nomor urut 1 hingga 12 sudah terisi, dan giliran pak Mangatur temanku dari Kepri yang dapat giliran menuliskan namanya. Beliau menuliskan namanya di nomor 14 dan dilewatilah nomor 13. Sontak aku komentar di bawah list nama tersebut : " wah kenapa nomor 13 diloncat pak ? " . Dengan santai dan bernada diplomasi beliau menjawab : " tidak mengapa pa Dail, saya maunya ya nomor 14 saja !".
Ah Bapak takut ya kalau nulis nama di nomor 13 nanti sial, hehehe...!. di chat berikutnya, bu Phia balas : " ada apa dengan nomor 13, padahal it is my Favorite number lho..!". Tenang bu Phia, nanti saya jelasin dalam Blog saya.
Tak kuduga, bu phia membalas lagi : " siap pak, ditunggu, penasaran saya kenapa beberapa temannku juga seperti pak Mangatur, tidak mau nomor 13?".
Dari dulu hingga kini tetap marak orang yang tidak mau memakai nomor 13. Misalnya tidak ada evalator atau lift dan kamar hotel yang tidak ada kamar nomor 13 namun memakai nomor 12 dan 12 A, dan tidak memakai nomor 13.
Angka 13 dalam bahasa Yunani disebut Kres Deka. Dan orang yang takut dengan angka 13 dikenal dengan kres deka phobia yaitu rasa ketakutan berlebihan dengan segala hal yang berbau angka 13. Kres artinya 3 dan deka artinya 10 serta phobia artinya takut berlebihan.
Orang yang punya penyakit ini bukan hanya takut namun juga cemas luar biasa dan bisa menimbulkan mual serta penyakit lainnya bila berhubungan dengan angka 13. Dan ia akan berusaha menghindarinya sekuat mungkin, agar tidak mendapatkan angka tersebut.
Pertama, berawal dari kode Hammurabi atau prinsip hukum masa raja Firaun dimana dalam prasasti tertua di muka bumi ini tidak menuliskan angka 13 karena dianggap angka yang menakutkan atau membawa sial. Dan dari prasasti itulah maka keyakinan bahwa angka 13 harus dihindari berkembang dari dahulu hingga kini.
Banyak gedung pencakar langit dan
hotel baik di Indonesia maupun di manca negara yang tidak ada Lt.13 dan tidak
ada kamar hotel nomor 13. Ini akibat dari tradisi kepercayaan sejak jaman
Babilonia yang terus terwariskan hingga kini.
Penampakan Prasasti tertua di dunia
yang berada di Babilonia, sejak jaman Firaun atau nabi Musa AS, dan pada
prasasti itu tidak ada angka 13 dan segala hal yang terkait angka 13.
Kedua
karena tahayul yang berawal dari dewa
ke-13 di Jerman Timur, dimana dewa ke-1 hingga ke-12 adalah dewa yang baik
baik, lalu hadirlah dewa ke-13 bernama Dewa Loki yang meski
awalnya dia bukan dewa, namun karena kedekatannya dengan ketua para Dewa Modin, maka
ia dinobatkan menjadi dewa, dan pada akhirnya malah banyak membuat tipu
muslihat dan kejahatan bagi manusia pada masa itu.
Keempat
dalam perjamuan agung antara Yesus Kristus dalam keyakinan orang Kristen. Atau
bagi orang Islam nabi Isa As dengan kedua belas muridnya, pada saat perjamuan
kepada murid ke13 bernama Yudas eskariot, maka terjadilah peristiwa
penghianatan sang murid yang menjual kepercayaannya kepada Yahudi sehingga
Yesus dibunuh dan disalib.
Dalam
keyakinan orang Islam yang disalib adalah Yudas si penghianat yang Allah
serupakan seperti Isa AS. Sedangkan nabi Isa AS diselamatkan naik ke langit dan
akan turun kembali menjelang kiamat. Perhatikan yang diwarnai hitam itu Yudas !
Dalam primbon atau hitungan orang Jawa, angka tiga belas, dari sekian banyak angka,
urutan, angka 13 ini yang memiliki nasib paling tidak enak.
Angka ini
dikenal sebagai angka pembawa sial bagi orang-orang yang kebetulan memilikinya, tidak soal apakah mereka percaya atau
tidak. Dimanapun angka ini berada ia akan membawa kesialan katanya.
Jika angka
tiga belas pada nomor rumah, disebutkan akan selalu menimbulkan kerugian bagi
para pemiliknya misalnya, terbakar, kecurian, sasaran perompok, perselisihan
rumah tangga, menimbulkan penyakit bagi para penghuninya, akan dijadikan tempat
roh-roh halus yang jahat.
Jika angka
tiga belas pada nomor kendaraan, disebutkan akan selalu menimbulkan kerugian
bagi para pemiliknya misalnya membawa kesialan dan petaka bagi para pemiliknya.
Misalnya, tabrakan, kecelakaan, selalu mogok pada saat dibutuhkan dan lain
sebagainya.
Jika angka
tiga belas pada nomor kamar hotel, disebutkan kamar hotel ini tidak akan membawa
ketentraman, karena aka selalu didatangi oleh roh halus yang mengganggu para
penghuninya.
Jika angka tiga belas pada gedung, disebutkan akan selalu
menimbulkan kerugian kepada para penghuninya, seperti kebakaran, dan jika ia
gedung perkantoran maka para penyewa di gedung tersebut tidak akan pernah
menglami kemajuan dalam usahanya. Aku sih gak percaya...!!, Kamu bagaimana ??.
Yang mau lebih jelas tentang ulasan saya di atas, dapat menyaksikan video di bawah ini :
Dalam khazanah Islam angka 13, pada tahun 13 hijriyah terjadi perang yarmuk
Ketika itu suasana perang berubah, maskas laskar Islam
menghadapi kesulitan yang sangat berat, sehingga panglima-panglimanya
mengadakan musyawarah untuk mencari jalan keluarnya.
Dalam
musyawarah itu ‘Amru bin al’Ash menguslkan agar laskar Islam berkumpul pada
suatu tempat untuk menghadapi kekuatan Romawi bersama-sama dengan satu pimpinan
yaitu Khalid bin Walid.
Tempat yang
ditunjukkannya yaitu tepi sungai Yarmuk (anak sungai Sei. Yordania) bernama
Wakusah, Pendapat ‘Amru binal’Ash ini disetujui oleh Khalifah. Maka
berkumpullah di Wakusah 40.000 laskar Islam menghadapi 240.000 tentara Romawi.
Dan
pertempuran berkecamuk dengan hebatnya. Pertempuran di Yarmuk ini berakhir dengan kekalahan di pihak
Romawi dan sejumlah besar tentaranya terbunuh. Kekalahan ini mematahkan hati
Heraklius dan menimbulkan rasa putus asa di kalangan tentaranya. Dan peristiwa
ini membuahkan jatuhnya Siria ke tangan bangsa Arab.
KESIMPULAN :
Hidup dan segala yang terjadi dalam kehidupan seseorang adalah keberuntungan atau anugrah. Baik peristiwa yang baik maupun yang buruk semuanya anugrah, karena baik buruk itu hanya persepsi saja.
Buruk bila diterima sebagai ujian dan yakin ada hikmah setelahnya, yakinlah akan berbuah kebaikan. Buktinya kita para penulis dalam KBM gelombang 19 dan 20 ini bertemu saat pandemi korona ini.
Inna maal usri yusro, bersama kesulitan ada kemudahan. Korona di mayoritas persepsi manusia adalah laknat, mematikan banyak orang, dan merenggut hampir semua kenikmtan dan kebahagiaan.
Namun bila kita terima korona sebagai suatu keniscayaan yang telah ditetapkan Tuhan, sambil terus berdoa dan berusaha menciptakan peluang, maka akan menimbulkan optimisme, keberkahan dan kebahagiaan. Aamiin.